You are on page 1of 2

Belajar Secara Kooperatif atau Kolaboratif?

oleh Winastwan Gora Banyak yang menganggap pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah sama dengan pembelajaran kolaboratif (collaborative learning). Namun beberapa p akar ada juga yang membedakannya. Nah, manakah yang benar? Tulisan ini sebenarnya mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang muncul dari par a pendidik yang pernah mengikuti pelatihan pembelajaran aktif yang saya fasilita si. Pertanyaannya adalah Samakah pembelajaran kooperatif dengan kolaboratif? Lantas dimanakah perbedaannya? . Untuk lebih jelasnya, mari kita kupas satu persatu. Beberapa pakar memang membedakan antara belajar yang kooperatif dan kolaboratif. Panitz (1987) mendefinisikan belajar yang kolaboratif sebagai falsafah tentang tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar bertanggung ja wab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Disini, guru bertindak sebaga i fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak menyetir kelompok ke arah h asil yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk peer-assessment (asesmen/pen ilaian oleh sesama murid) digunakan untuk melihat hasil prosesnya. Sedangkan belajar kooperatif (cooperative learning) adalah konsep yang lebih lua s, yang meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih d ipimping oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum, belajar kooperatif dia nggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaannya serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu murid dalam menyelesaikan permasalahan yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Nah, perbedaan antara kedua pendekatan (approach) ini timbul adanya fakta bahwa keduanya dikembangkan untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Gaya kolaboratif dikem bangkan untuk murid-murid yang lebih tua dengan penguasaan subyek yang lebih lua s dan didasarkan pada falsafah dan pandangan tentang pengajaran efektif yang aga k berbeda (Bruffee, 1995). Pandangan dikotomik ini dianggap sebagai pernyataan yang berlebihan oleh penelit i-peneliti lain, yang melihat gaya kolaboratif dan kooperatif seperti yang dides kripsikan di atas sebagai sesuatu yang membentuk ekstrem-ekstrem pada sebuah kon tinuum, sedangkan pada praktiknya lebih mendekati bagian tengah distribusi ini ( Millis dan Cottell, 1998). Rockwood (1995) menggambarkan kedua konsep/pendekatan ini secara lebih praktis. Kedua konsep sama yang menegaskan pada pendekatan pembelajaran melalui kerja sa ma kelompok. Keduanya menetapkan pekerjaan yang spesifik, dan keduanya menegaska n pentingnya curah pendapat dan membandingkan prosedur dan kesimpulan dalam akhi r pertemauan. Yang membedakan keduanya dalan fakta bahwa istilah cooperative leb ih mencerminkan ilmu pengetahuan yang populer dalam jaman kolonial sedangkan kol aboratif lebih menegaskan keterkaitannya dengan gerakan konstruktivisme sosial s ebagai dampak dari perubahan ilmu pengetahuan yang dramatis dalam abad ini. Persamaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif adalah siswa sama-sama belajar dalam kelompok kecil dengan struktur aktivitas yang spesifik dan dalam keduanya siswa mencurahkan potensinya setiap individu untuk berkontribusi pada prestasi kelompok. Nah, bagaimana dengan paparan diatas? Masih bingung dengan keduanya? A tau anda punya pemikiran sendiri? Sumber : Panitz, T. (1987) Collaborative Versus Cooperative Learning: Comparing the T wo Definition Helps Understand the Nature of Interactive Learning. Cooperative L earning and College Teaching 8(2).

Bruffee, K. (1995) Sharing our Toys Cooperative learning versus collaborative learning. Change, 27(3), 12-18. Millis, B. dan Cottel, P. (1998) Cooperative Learning for Higher Education F aculty. Phoenix: American Council of Education. Series on Higher Education. Oryx Press. Rockwood, R. (1995) National Teaching and Learning Forum. Vol. 4#6.

You might also like