You are on page 1of 9

Nama : Ariani Adipraja NPM : 095009090 Prodi : Agribisnis Kelas : B Take Home Test MATA KULIAH DASAR PERLINDUNGAN

TANAMAN Program Studi Agribisnis 1. Mengapa mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman diperlukan dalam kurikulum Agribisnis? Jawab : Mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman diperlukan dalam kurikulum Agribisnis.Karena perlindungan tanaman mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari produk-produk pertanian. Yang merupakan tujuan sistem Agribisnis untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dari usaha sistem agribisnis.Selain itu, ada beberapa peran penting lainnnya diantaranya sebagai berikut : 1.Mendorong peningkatan kuantitas dan mutu produk Dapat dikendalikan kerusakan dan kehilangan hasil akibat dari seranagan hama tersebut. Sehingga dengan dikendalikannya hama-hama yang merusak tanaman itu maka kuantitas hasil pertanian akan meningkat. Selain itu, adanya gejala penyakit pada tanaman akibat serangan patogen seperti jamur, bakteri, dan virus, juga dapat mengurangi kualitas dari produk pertanian. Hal ini karena buah dan sayuran terkena serangan patogen sehingga menjadi busuk dan kualitasnya menurun akibatnya konsumen tidak mau membeli. 2.Mempertahankan produktivitas pertanian pada taraf tinggi Kegiatan perlindungan tanaman dengan mengendalikan OPT, secara umum akan mempertahankan produktifitas. Karena intensitas serangan hama dan penyakit dapat berkurang sehingga kuantitas produksi dapat ditingkatkan. 3.Meningkatkan kontinuitas produk, antara lain menjamin keberhasilan penanaman

Dengan perlindungan tanaman maka keberhasilan penanaman komoditas pertanian dapat dijamin keberhasilannya. Hal ini karena hama dan penyakit yang menyerang biji dapat dikurangi dan dikendalikan sehingga biji akan berdomansi dan berkecambah akibatnya tanaman akan tumbuh dengan baik. 4.Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi sehingga harga lebih dapat bersaing Pengendalian terhadap serangan hama dan patogen pada komoditas pertanian dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan memperkirakan serangan OPT akan mengefektifkan penggunaan pestisida sehingga biaya produksi akan berkurang. Jika serangan OPT dapat dikendalikan maka fokus dan konsentrasi terhadap budidaya tanaman akan meningkat sehingga kuantitas produksi dan kualitasnya dapat diperkirakan. 5.Meningkatkan keamanan produk dan menurunkan kandungan residu cemaran berbahaya (pestisida dan logam berat) pada produk pangan sehingga tidak berbahaya bagi konsumen 6.Meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan global terhadap produk pertanian Indonesia Jika produk pertanian kita tidak terserang oleh hama maupun penyakit atau dengan kata alin terbebas dan OPT maka produk kita akan dipercaya oleh luar negeri sehingga mereka akan mengimpor produk kita secara berkelanjutan. Mendorong peningkatan kualitas manajemen usaha, kemandirian dan volume usaha Pembagian kerja atau manajemen kerja dapat dilakukan dengan dengan baik sehingga tercipta manajemen usaha yang berkualitas. 1.Memberdayakan dan memandirikan petani sebagai pengelola usaha tani yang profesional dan berorientasi pasar serta selera konsumen. 2.Meningkatkan kemampuan kelompok tani menjadi unit pembelajaran, unit produksi dan unit pemasaran. 3.Meningkatkan kesadaran dan komitmen petani terhadap pelestarian lingkungan hidup lokal, nasional, dan global. 4.Meningkatkan kemampuan petani dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi khas lokasi, memanfaatkan sumberdaya lokal, berwawasan lingkungan dan berdaya saing.

Maka, Mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman Diperlukan dalam kurikulum Agribisnis. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa dalam melakukan usaha agribisnis di lapangan/masyareakat sehingga dapat memaksimalkan usaha agribisnis. 2. Bagaimana posisi karantina antara dalam proses perlindungan tanaman? Apa kriteria suatu lokasi dijadikan karantina antara? Sertakan pula jenis OPTK yang termasuk dalam keputusan mentri pertanian Nomor 627 tahun 2003?

3. Mengapa aplikasi pestisida menjadi pilihan terakhir dalam Intregrated Pest Control? Standar apa yang digunakan untuk menggunakan untuk memutuskan bahwa pestisida boleh digunakan? Jawab : Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali. Selama ini, kita mengetahui bahwa pestisida sangat berguna dalam membantu petani merawat pertaniannya. Pestisida dapat mencegah lahan pertanian dari serangan hama. Hal ini berarti jika para petani menggunakan pestisida, hasil pertaniannya akan meningkat dan akan membuat hidup para petani menjadi semakin sejahtera. Dengan adanya pemahaman tersebut, pestisida sudah digunakan di hampir setiap lahan pertanian. Namun sekarang ini banyak pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah, akibatnya Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah: Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati Efisien untuk mengendalikan hama tertentu meninggalkan residu dalam waktu yang tidak

diperlukan Tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus

memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)

- harga terjangkau bagi petani.

Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan. 4.Uraikan tentang satuan ambang ekonomi OPT hama yang tercantum dalam artikel pengendalian OPT yang anda susun? Jawab : Ambang ekonomis serangan hama dan penyakit adalah : 1. Jika serangan hama dan penyakit tersebut menurunkan biaya produksi tanaman secara kualitas. Jika suatu hama dan penyakit tidak menyebabkan kerugian atau menurunkan produksi tanaman secara kualitas maka serangan hama dan penyakit tidak perlu dilakukan pemberantasan. Penurunan kualita produksi tanaman ini akan berkabit pada nilai ekonomis terhadap hasil produksi tanaman tersebut. Serangan hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan kegiatan pemberantasan bila telah menurunkan kualitas produksi hasil pertanian atau menurunkan nilai ekonomis hasil tanaman. Penurunan kualitas atau nilai ekonomi hasil tanaman akan berdampak terhadap petani yang mengusahakan tanaman tersebut penurunan pendapatan atau dapat menyebabkan gagal panen. 2. Jika serangan hama dan penyakit mengadakan suatu persaingan terhadap kepentingan manusia. Persaingan terhadap kepentingan manusia atau petani jika serangan hama dan penyakit mengakibatkan peningkatan biaya produksi seperti pengadaan benih untuk mengganti tanaman yang terserang hama. Dengan terganggunya kepentingan petani atau manusia akibat serangan hama dan penyakit maka perlu dilakukan kegiatan penanggulangan. 3. Jika serangan hama dan penyakit tersebut sudah menjadi permasalahan dalam usaha pertanian. Serangan hama dan penyakit dikatakan sudah menjadi permasalahan dalam pertanian jika serangan hama dan penyakit tersebut mengakibatkan terganggunya produksi hasil tanaman baik secara kualitas maupun kuantitas, persentase tumbuh tanaman, dan biaya perawatan tanaman. Jika serangan hama dan penyakit telah menyebabkan hal tersebut perlu dilakukan tindakan pengendalian sehingg dapat meminimalisir permasalahan tersebut. 4. Jumlah populasi organisme penyebab hama dan penyakit lebih dari 10 ekor pada setiap tanaman. jika populasi vektor hama dan penyakit pada setiap tanamaan melebihi 10 ekor perlu dilakukan kegiatan tindakan pengendalian hama dan penyakit. Jika populasi masih dibawah 10 ekor pertanaman tidak perlu dilakukan pengendalian karena maih dibawah ambang batas ekonomis. Jika dilakukan pengendalian akan menyebabkan kerugian yang meliputi biaya produksi semakin meningkat, musnahnya musuh-musuh alami hama dan penyakit.

Ambang ekonomi OPT hama pada tanaman tebu yaitu 5 %, Jika serangan hama pada tanaman tebu tidak melebihi ambang ekonomis sebesar 5% maka tindakan penanggulangan tidak perlu dilakukan. Sedangkan jika serangan hama melebihi ambang batas ekonomis tanaman maka perlu dilakukan kegiatan penanggulangan. 5.Terangan patogen yang menyebabkan penyakit South American Leaf Blight pada tanaman karet dan jelaskan cara pengendaliannya baik secara preventif maupun kuratif? Jawab : Penyakit hawar daun pada tanaman karet yang disebakan oleh Cendawan Microcyclus ulei mempunyai indikasi tertentu. Pada daun muda, penyakit menyebabkan timbulnya bercak-bercak hijau pirangkehitaman pada permukaan bawah daun. Bercak membentuk konidia sangat banyak sehingga memberikan berkas warna hitam pada jari yang menyinggungnya. Daun mudayang terserang berat akan gugur. Daun yang terserang ringan dapat berkembang terus.Bercak yang semula berwarna hijau pirang kehitaman akhirnya berlubang dengan tepiberbintik-bintik hitam akan tampak jelas pada permukaan daun bagian atas. Bintik-bintik tersebut adalah piknidia dan peritesia cendawan dan di dalamnya berturut-turut terbentuk piknosporadan askospora. Piknidia dan Peritesia tersebut keadaannya keras sehingga daun terasa kasar bila diraba. Gejala tersebut merupakan tanda yang khas pada penyakit rapuh daun. Penyakit dapat pula berjangkit pada rantingranting muda dan buah-buahmuda. Tidak seperti penyakit gugur daun Oidium yang hanya berjangkit selama beberapaminggu (bulan), penyakit rapuh daun ini dapat dikatakan berkembang sepanjang tahun,dengan demikian daun-daun muda selalu gugur sehingga tanaman menjadi merana. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Konidia M. ulei dapat bertahan lebih baik pada keadaan kering, tetap imemerlukan kelembaban yang tinggi bagi pembentukan perkecambahannya. Serangan M.ulei yang berat terjadi apabila terdapat 12 hari atau lebih dalam sebulan dengankelembaban relatif lebih dari 95 % sekurang-kurangnya selama 10 jam berturut-turut.Hujan gerimis yang terputus-putus sangat membantu berkembangnya penyakit daripadahujan lebat yang terus-menerus. Kelembaban yang tinggi disertai hujan gerimis yangterputus-putus akan membantu perkembangan dan penyebaran penyakit. Angin mempunyai peranan yang penting dalam penyebaran penyakit. Penyakit rapuh daun akanberjangkit apabila temperatur harian kurang dari 22 derajat C selama lebih dari 13 jam,kelembaban relatif lebih dari 92 % selama lebih dari 10 jam, dan curah hujan lebih dari 1mm per hari selama 7 hari sebelumnya.

Cara pengendalian secara reventif: Usaha pencegahan dimaksudkan untuk menangkal masuknya patogen ke wilayah Indonesia melalui tindakan karantina yang sangat ketat. Usaha pengendalian terpadu berupa pemusnahan bagian tanaman atau seluruh tanaman yang terserang apabila telah diketahui secara pasti akan adanya infeksi M. ulei. Usaha pemusnahan secara kimia dan atau mekanis harus dilakukan secara tepat, cermat dan cepat serta diikuti dengan tindakan karantina regional yang sangat ketat dengan usaha-usaha manipulasi lingkungan agar patogen tidak berkembang dan dengan usaha perbaikan kondisi kesehatan tanaman di sekitarnya agar menjadi relatif resisten terhadap serangan patogen. Sedangkan cara pengendalian secara kuratif: yaitu dengan menanam tanaman yang disukai oleh cendawan microcyclus ulei yaitu jagung,dimana tanaman jagung ditanam berdekatan dengan perbandingan 1 ha tanaman karet yang terkena penyakit hawar daun dengan beberapa m 3 tanaman jagung,sehingga microcyclus ulei tersebut berpindah menyerang tanaman jagung. 6.Berikan penjelasan mengenai perbedaan antara parasi dan parasitod dalam pengendalian serangan hama. Jawab: Parasitoid adalah serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. Parasit and Parasitoid Parasit adalah organism yang hidup menumpang pada inangnya yang berukuran lebih besar. Parasit mengambil makanan dari tubuh inangnya, parasit juga dapat melemahkan inangnya dan membunuh inangnya, Parasitoid adalah serangga yang memparasitisasi serangga atau arhtropoda lainnya. Biasanya bersifat parasitic pada fase immature dan hidup bebas ketika memasuki fase dewasa,. Pada umumnya, parasitoid membunuh inang, namun dalam beberapa keadaan, inang bisa hidup dulu sebelum mengalami kematian. Parasitoid juga melakukan penetrasi pada dinding tubuh dan bertelur di dalam tubuh inang atau meletakkan telurnya di luar tubuh inang. Kemudian dari telur tersebut menetas larva yang kemudian menetas dalam tubuh inang. Parasitoid umumnya digunakan sebagai agen biocontrol, karena memiliki keuntungan sebagai berikut :

1. Daya survivalnya cukup baik 2. Hanya memerlukan satu (atau beberapa inang) untuk melengkapi perkembangan parasitoid 3. Populasi parasitoid bisa sustain pada jumlah inang yang sedikit. 4. Kebanyakan parasitoid memiliki kisaran inang yang sempit, seringkali menghasilkan respon numeric yang baik terhadap kepadatan inang. 5. Sedangkan beberapa kekurangan penggunaan parasitoid, adalah sebagai berikut : Kapasitas pencarian inang dapat berkurang dengan cepat karena sangat dipengaruhi oleh suhu atau sedikit factor lainnya. telur. Hanya betina melakukan pencarian, dan seringkali pencari yang baik hanya menghasilkan Sinkronisasi juga merupakan suatu masalah sulit yang dihadapi parasitoid,. Untuk menjadi efektif, siklus hidup parasitoid harus bertepatan dekat dengan inangnya sebelum menjadi stabil dan terjadi supresi. Sinkronisasi bisa tergantung oleh beberapa kondisi lingkungan, yang menyebabkan parasitoid gagal untuk mengurangi jumlah inang secara signifikan. 7.Dalam pengendalian OPT berwujud serangga hama yang menggunakan sex pheromone, bagian tubuh serangga jantan mana yang merespon sex pheromon serangga betina? Jawab: Secara umum feromon dapat dideteksi oleh penerima bau yang berlokasi terutama di antena. Penerima feromon sex di antena terdiri atas satu atau dua sel saraf yang dibungkus dalam sebuah seta atau rambut halus pada antena, keseluruhan struktur tersebut disebut sensilium. Keberhasilan penggunaan feromon dipengaruhi oleh kepekaan penerima, jumlah dan bahan kimia yang dihasilkan dan dibebaskan per satuan waktu, penguapan bahan kimia, kecepatan angin dan temperatur. Serangga betina ulat sutera hanya mengandung 0,01 g feromon didalam tubuhnya. Walaupun demikian berdasarkan teori atau konsep ruang aktif, maka betina tersebut dapat mempengaruhi jantan sampai dengan jarak 4,5 km. Jika feromon tersebut didistribusikan secara merata oleh betina dalam ruang aktif tersebut, maka betina dapat menarik lebih kurang satu miliar ngengat ulat sutera. Walaupun demikian, distribusi feromon secara merata di alam tidak pernah terjadi akibat perubahan arah angin, adanya penghalang seperti bangunan, pepohonan dan objek lain yang terdapat diantara jantan dan betina yang menghalangi peredaran feromon agar diterima oleh lawan atau sejenisnya. Disamping itu, feromon juga dapat diabsorsi oleh tanaman dan sejumlah bahan, sehingga dapat

menurunkan jumlahnya di udara (Naton, 2002). Selain disebarkan lewat udara, terdapat juga feromon yang bersifat kontak dan terbawa air seperti pada serangga atau binatang air.

You might also like