Professional Documents
Culture Documents
Fokus utama wacana hak asasi manusia (HAM) adalah kemartabatan, kehormatan dan keberlangsungan hidup manusia, karena secara teologis, manusia memang makhluk yang terhormat. Secara sosial-historis, pemikiran tentang HAM mengingatkan pada sejarah panjang pergumulan manusia melawan segala bentuk ketidakadilan, kedzaliman, penindasan, penjajahan dari berbagai hegemoni kekuasaan, dan kekuatan ideologi elit yang berkuasa. Dari sisi ini, usia HAM dalam arti luas sebaya dengan umur kesadaran manusia untuk meningkatkan kualitas hidup yang optimal sebagai refleksi individual atau kolektif untuk menghargai kemartabatannya, dan secara teologis sebagai aktualisasi pesan-pesan dasar ilahiah (ketuhanan) yang sangat menghormati manusia, dan secara politis bertujuan untuk melindungi individu dari penyalahgunaan kekuasaan negara oleh sistem kekuasaan otoriter, dan para penguasa tiran.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HAM
Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang tersebut bersifat mendasar, pemenuhannya bersifat imperatif (perintah yang harus dilakukan). Artinya hak-hak itu wajib dipenuhi karena hak-hak ini menunjukkan nilai subjek hak Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak Asasi tersebut dibawanya bersamaan dengan kelahirannya, atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001). Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah Allah SWT (Mustafa Kemal Pasha). Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Undangundang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia).
SIFAT HAM
INHEREN; secara kodrati melekat pada diri manusia UNIVERSAL; berlaku untuk semua tanpa diskriminasi INALIENABLE; tidak dapat diingkari INDIVISIBLE; tidak dapat dibagi INTERDEPENDENT; saling tergantung HARUS DILINDUNGI, DIHORMATI & DIPERTAHANKAN TIDAK BOLEH DIKURANGI / DIRAMPAS OLEH SIAPAPUN
o Deklarasi Wina tahun 1993 yang merupakan deklarasi universal dari negaranegara yang tergabung dalam PBB.
o 1. 2. 3.
o o o o o
7/1984) 2. Konv. Anti Apartheid dlm olahraga (UU No 48/1993) 3. Konv. Hak Anak (Kepres 36/1990) Periode Reformasi(1998). Kebijakan Orde Baru yg melanggar HAM di kaji dan diperbaharuhi : Keluarnya TAP MPR NO XVII/MPR/1998 Merubah konstitusi dan perundang-undangan. Meratifikasi instrumen HAM internasional A. Konv ILO No 87 ttg kebebasan berserikat (Kepres No 83/1998) B. Konv menentang Penyiksaan dan perlakuan kejam (UU No 5/1999 C. Konv Penghapusan segala bentuk disk rasial (UU No 29/1999). Rencana Aksi Nasional HAM, 1998 Lahirnya UU No 39/1999 Pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM thn 1999, lalu menjadi Depkumdang, kemudian menjadi Dep Kehakiman dan HAM. UU No 23/2002 : perlindungan Anak UU No 23/2004 KDRT
KATEGORI HAM
1. Hak-hak sipil dan politik (civil and political rights), biasa disingkat SIPOL/CIPOL. o Hak sipil terkait dengan "physical integrity rights (ex. hak hidup dan dilindungi dari penyiksaan) dan hak atas prosedur hukum yang adil (ex. hak atas peradilan yang jujur, praduga tidak bersalah, dan hak untuk diwakili secara hukum). Hak politik terkait dengan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul, dan hak untuk memberikan suara dalam pemilu yang bebas dan rahasia. o Hak sipol dibagi dua: Non derogable rights (UR) dan derogable rights (DR). o UR meliputi; rights to life, rights to be free from torture and inhuman
treatment, hak tahanan untuk diperlakukan secara manusiawi, rights to be free from slavery; hak atas pengakuan yang sama di hadapan hukum; hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama; hak untuk bebas dari pemidanaan yang berlaku surut. o DR (ada ancaman/situasi darurat dan tidak diterapkan secara diskriminatif, alasan: 1. menjaga kemananan atau ketertiban umum; 2. menjaga kesehatan atau moralitas umum; 3. menjaga hak dan kebebasan orang lain), meliputi: (1) hak atas kebebasan berkumpul; (2) hak untuk berserikat; (3) kekebasan untuk berpendapat dan berekspresi; (4) kebebasan berpindah dan memilih domisili; (5) kebebasan bagi warga negara asing. 2. Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (economic, social, and cultural rights), biasa disingkat ECOSOC/EKOSOB Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya terkait dengan kesejahteraan material, sosial dan budaya, meliputi: hak untuk bekerja (termasuk hak atas kondisi kerja yang aman dan sehat, upah yang adil, bayaran yang sama untuk pekerjaan yang sama), hak atas pemilikan, hak atas jaminan sosial, hak atas standar hidup yang layak, hak atas pendidikan (pendidikan dasar wajib dan bebas bagi semua), hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan penikmatan keuntungan kemajuan ilmu pengetahuan.
PELANGGARAN HAM
Setiap perbuatan seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara baik sengaja atau tidak ataupun karena kelalaian yg secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseorang yg dijamin oleh UU ini, dan tidak mendapatkan / dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hak yang adil & benar, berdasarkan mekanisme hak yang berlaku (Psl 1 butir 6).
UU 26/2000: Genosida & Kejahatan terhadap kemanusiaan o Pelanggaran HAM ringan : selain ketiga kejahatan diatas.
PENGERTIAN GENOSIDA
Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan/memusnahkan seluruh/sebagian kelompok bangsa, ras, etnis, agama. o Dengan cara : membunuh anggota kelompok. menimbulkan kerusakan jasmani / rohani anggota klp. memaksakan kondisi hidup yg dpt menimbulkan kerusakan fisik pd seluruh / sebagian klp. memaksakan pencegahan kelahiran pd klp. pemindahan paksa anak-anak.
8. Namun harus diakui, Pemda DKI sdh memenuhi hak atas pendidikan, (21% APBD) o Dalam bidang SIPOL : 1. Praktik kegiatan warga dalam menyampaikan pendapat dimuka umum, sering diwarnai oleh tindak kekerasan. 2. Masih berlangsungnya tindak kekerasan yang tidak hanya dilakukan oleh aparat, tapi juga oleh kelompok-kelompok radikal dalam masyarakat (perlindungan terhadap rasa aman/tentram, perlindungan pribadi, kehormatan dan martabat seseorang). 3. Gangguan terhadap kebebasan pribadi untuk beribadat menurut agama/kepercayaan masing-masing.
PENUTUP
KESIMPULAN