You are on page 1of 13

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Dosen Pengampu: Dra.

Dwi Putranti

Disusun Oleh: DIANI NARAASTI TUMAWAN SABITRA IRMAWAN PRAMADI RICHI ROMADHON ARIFQI WIDIYANTO Kelas: BK II / A (09001050) (09001152) (09001155) (10001115) (10001120)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga makalah mata kuliah manajemen pendidikan yang bertema Kepemimpinan Pendidikan ini dapat diselesaikan . Dalam pembuatan makalah ini penyusun banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan kasih kepada Ibu Dra. Dwi Putranti selaku dosen pengampu, dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan anda semua. Kami mohon maaf apabila di dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang dapat membuat kami bisa menjadi lebih baik lagi. Wassalamu alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta , 1 Mei 2012

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................ i Daftar Isi ................ ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................... 2 BAB IIPEMBAHASAN A. Pengertian Kepemimipinan Pendidikan .................................. 3 B. Syarat untuk menjadi Pemimipin ............................................ 4 C. Fungsi dari Pemimpin dalam Pendidikan ............................... 5 D. Macam-macam Model Kepemimpinan ................................... 5 E. Prinsip-prinsip kepemimpinan penidikan ............................... 6 BAB III Penutup Kesimpulan ........................................ 8 DAFTAR PUSTAKA ................ 9

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan tantangan kehidupan global, pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sumber Daya Manusia (SDM) berkorelasi positif dengan mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya. Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan prasarana, biaya serta seluruh komponen tersebut memenuhi syarat tertentu. Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Dari sedikit penjelasan mengenai berbagai sumber daya yang ada dalam suatu lembaga pendidikan tersebut. Keseluruhannya tidak dapat berjalan secara baik tanpa adanya manajemen yang jelas serta adanya seorang pemimpin yang mengarahkan serta mengawasi jalannya proses administrasi yang ada. Maka dari itu dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai peran penting seorang pemimpin maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan tanggungjawabnya terutama dalam sebuah lembaga pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah Pengertian Kepemimipinan Pendidikan ? 2. Apa Syarat untuk menjadi Pemimipin ? 3. Sebutkan Fungsi dari Pemimpin dalam Pendidikan ? 4. Jelaskan Macam-macam Model Kepemimpinan ? 5. Sebutkan Prinsip-prinsip kepemimpinan penidikan ?

BAB II PEMBAHASAN A. PengertianKepemimipinanPendidikan Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam, di beberapa negara telah berupaya untuk melakukan revitalisasi pendidikan. Revitalisasi ini termasuk pula dalam hal perubahan paradigma kepemimpinan pendidikan, terutama dalam hal pola hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat hierarkiskomando menuju ke arah kemitraan bersama. Pada hubungan atasan-bawahan yang bersifat hierarkis-komando, seringkali menempatkan bawahan sebagai objek tanpa daya. Pemaksaan kehendak dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang kerap kali mewarnai kepemimpinan komando-birokratikhierarkis, yang pada akhirnya hal ini berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan. Menurut Weber kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehinnga tercapailah tujuan kelompok itu yang merupakan tujuan bersama. Kepemimipinanadalah proses mengarahkan, membimbing,

mempengaruhiataumengawasipkikiran, perasaanatautindakandantingkahlaku orang lain. SedangkanmenurutRaplh M. Stogdill (1984) defines leardership as the process or act of influencing the activities group in its effort toward goal setting and goal achievement . Berdasarkan definisi diatas kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain: 1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain yaitu para karyawan atau bawahan, para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin 2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang

memuaskan. Kekuasaan itu dapat bersumber dari: Hadiah, hukuman, otoritas dan karisma

3. Pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri, sikap bertanggung jawab yang tulus, pengetahuan, keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan, kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain dalam membangun organisasi. Dari pengertian kepemimpinan tersebut Dirawat (1976) memberikn definisi kepemimpinan pendidikan yaitu suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan oranglain yang ada hubugannya dengan pengembangan ilmu pendidikandan

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih effsisen dan effektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.

B. SyaratuntukmenjadiPemimipin 1. Memilikikecerdasandanintelegensi yang cukupbaik 2. Percayadirisendiridanbersifat membership (dapatbekerjasama) 3. Cakapbergauldanramahtamah 4. Kreatif, penuhinisiatifdanmemilkihasratataukemauanuntukmajudanberkembanglebi hbaik 5. Organisatoris yang berpengaruhdanberwibawa 6. Memilkikeahlianatauketerampilandalambidangnya 7. Sukamenolong, memberipetunjukdandapatmenguhukumsecarakonsekuensidanbijakasana 8. Memilikikestabilanemosionaldansabar 9. Memilikisemangatpengabdiandankesetiaan 10. Beranimengambilkeputusandanbertanggungjawab 11. Jujur, rendahhati, sederhanadandapatdipercaya 12. Bijaksanadanselaluberlakuadil 13. Disiplin 14. Berpengatuhuandanberpandanganluas 15. Sehatjasmanidanrohani

C. FungsidariPemimpindalamPendidikan 1. Mengembangkandanmenyalurkankebebasanberfikirdanmengeluarkanpen dapat, baiksecaraperseoranganmaupunkelompoksebagaiusahapengumpulkan data/bahandarianggotakelompokdalammenetapkankeputusan mampumemenuhiaspirasi di dalamkelompoknya 2. Mengembangkansuasanakerjasama yang yang

efektifdenganmemberikanpenghargaandanpengakuanterhadapkemampua n orang-orang yang

dipimpinsehinggatimbulkepercayaanpadadirinyasendiri 3. Mengusahakandanmendorongterjadinyapertemuanpendapat/buahpikirand engansikapmenghargaisehinggatimbulperasaanikutterlibat di

dalamkegiatankelompok/organisasidantumbuhperasaanbertanggungjawa b 4. Membantumenyelasaikanmasalah-masalah, baik yang

dihadapisecaraperseoranganmaupunkelompokdenganmemberikanpetunju kpetunjukdalammengatasinyasehinggaberkembangkesediaanuntukmemeca hkanmasalahdengankemampuansendiridanmendorongkemampuananggot akelompokuntukmengatasimasalah.

D. Macam-macam ModelKepemimpinan Dalam perkembangannya, model yang relative baru dalam studi kepemimpinan disebut sebagai model kepemimpinan Transformasional. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan Transformasional ini mengintergrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi-kontingensi.Berikut ini akan dibahas tentang

perkembangan pemikiran ahli-ahli managemen mengenai model-model kepemimpinan yang ada dalam literature, yaitu: 1. KemimpinanOtoriter

Dalamkepemimpinankekuasanditanganseseorang/kelompokkecil orang yang disebutatasansebagaipenguasa.Kegiatan yang

dilaksanakanakanhanyamenungguperintahatasantidakadainisiatifdaribaw ahan, semuaperintahdankeputusanterhadapkebijakan yang

diambilharusdaripemimpin. 2. Kepemimpinan Laissez Faire Pemimpinhanyasebuah symbol

danberfungsisebagaipenasehat.Kebebasandiberikanmenurutkemauan orang-orang yang dipimpin,

tidakterarahsehinggaperwujudankerjamenjadisimpangsiuratautidakjelas. Dalam dunia pendidikan, guru-guru diberi kebebasan dalam menjalankan tugasnya, tanpa adanya pengawasandari pihak kepala sekolah. Pimpinan membiarkan mereka berinisiatif sendiri, membut kebijaksanaan sendiri dan mengatur strategi untuk pelaksanaan tugasnya. 3. KepemimpinanDemokratis Berperinsipsalingmenghargaidanmenghormati, kepemimpinan

yang aktif, dinamisdanterarah yang berusahamemanfaatkansetiap orang untukkepentingankemajuandanperkembanganorganisasi.Model kepemimpinanini yang sekarang seringdipakaidalamorganisasi,

lembagadanbahkan Negara.

E. Prinsip-prinsip kepemimpinan penidikan Prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan yang diuraikan disini adalah prinsip-prinsip kepemimpinan yang menganut tipe kepemimpinan yang demokratis. Prinsip-prinsip kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prinsip partisipasi. Dalam suatu kepemimpinan yang demokratis masalah partisipasi dari setiap anggota dalam setiap usaha dari lembaga tersebut adalah merupakan suatu hal yang perlu. Pemimpin harus berusaha

membangkitkan dan memupuk kesadaran pada setiap anggotanya agar

mereka rela ikut bertanggung jawab, dan selanjutnya ikut aktif dalam memikirkan serta memecahkan masalah-masalah yang menyangkut perencanaan program pendidikan dan pengajaran.

2. Prinsip koperasi. Adanya partisipasi anggota-anggota staf belum berarti bahwa kerjasama di antara mereka telah terjalin dengan baik. Dalam prinsip koperasi ini partisispasi harus ditingkatkan menjadi kerjasama yang dinamis, di mana setiap anggota di samping bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing, juga harus merasa berkepentingan pada masalah yang menyangkut suskesnya pekerjaan anggota-anggota lain. Mereka harus memiliki kesadaran untuk bertanggung jawab atas keseluruhan program dari lembaga kerjanya, karena adanya perasaan dan kesdaran semacam itu memungkinkan mereka akan saling bantumembantu serta bekerjasama dalam setiap usaha serta dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam lembaga kerjanya, yang mungkin bisa menghambat keberhasilan dalam mencapai tujuan dari lembaga kerjanya tersebut. 3. Prinsip hubungan kemanusiaan yang akrab. Dalam kepemimpinan yang demokratis perlu diciptakan suasana persahabatan dan persaudaraan yang akrab serta perlu dipupuk sikap saling hormat-menghormati diantara seluruh anggota dari lembaga kerja tersebut. Sebagai pemimpin ia harus dapat menjadi suri teladan bagi terciptannya suasana semacam itu. Ia tidak boleh berlaku sebagai majikan terhadap bawahannya, melainkan ia harus dapat menempatkan diri sebagai sahabat yang terdekat dari semua anggota atau bawahannya dengan tidak melupakan unsur-unsur formal jabatannya. 4. Prinsip pendelegasian dan pemencaran kekuasaan dan tanggung jawab. Pemimpin pendidikan harus menyadari bahwa kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas, sehingga perlu mendelegasikan kekuasaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada anggota stafnya

menurut kemampuannya masing-masing, agar supaya proses kerja tersebut secara keseluruhan dapat berjalan lancar, efektif dan effisien. Pemimpin harus yakin dan percaya bahwa setiap anggotanya mempunyai kemampuan dan potensi yang dapat bermanfaat bagi lembaga kerjanya.Keyakinan inilah yang merupakan landasan bagi pemimpin untuk melaksanakan pendelegasian dan penmencaran wewenang, kekuasan dan tanggung jawab tertentu kepada anggota stafnya. 5. Prinsip kefleksibelan Organisasi dan tata kerja. Tujuan dari penyusunan organisasi dan tata-kerja adalah untuk mengatur kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang harmonis, dinamis, efektif dan effisien. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa hendaknya struktur organisasi dan hubungan serta tata-kerja tersebut jangan sampai menimbulkan suasana yang kaku, sehingga membawa akibat negatif yang dapat menghambat perencanaan dan pelaksanaan program. Kefleksibelan suatu organisasi akan menjamin hubungan kerja dan tata-kerja yang sesuai dengan kenyataan dan masalah baru yang muncul dan selalu berubah-ubah. Perubahan tersebut tidak bisa lepas dari berbagai hubungan kemanusiaan diantara anggota staf. Dengan demikian prinsip fleksibilitas merupaan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi. 6. Prinsip Kreativitas. Pertumbuhan dan perkembangan suatu organisasi sangat

tergantung juga pada kreativitas para anggota staf dan pimpinan organisasi tersebut. Oleh sebab itu pemimpin haruslah pandai-pandai menciptakan suasana yang dapat mendorong usaha kreatif dari personal yang terlibat secara keseluruhan. Pemimpin harus dapat memberikan motivasi dan layanan sedemikian rupa sehingga semua orang turut berpartisipasi aktif dalam mencapai tujuan organisasi. Semua personel pendidikan harus diransang untuk selalu bersikap kreatif dan dinamis. Dari sikap kreatif dan dinamis inilah akan muncul ideide baru yang dapat disumbangkan demi kemajuan organisasi

pendidikanSeorang pemimpin pendidikan yang baik adalah yang mau

menghargai prestasi dan ide-ide stafnya yang menuju meningkatkan pelaksanaan tugas yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Setelah pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin pendidikan merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan staf sekolah agar dapat bekerja secara efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Dan juga harus memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang dipimpinnya dalam bidang pendidikan (Elsbree, 1967). Memiliki keinginan yang terus-menerus untuk belajar menyesuaikan kemampuan dengan perkembangan dan tujuan organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin pendidikan Berpengalaman luas, Mengayomi, Paham terhadap, Mawas diri tujuan organisasi, Bersikap wajar, Berstamina, memiliki, Berjiwa besar antusiasme tinggi, Rasional, Bersikap adil, Pragmatis, Jujur/terbuka, Objektif, bijaksana

Daftar Pustaka Nawawi, Hadari. (1984). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Gunung Agung Soetopo, H. dan Soemanto, Wasti. (1982). Pengantar Operasional: Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. http://www.miftakh.com/2010/09/kepemimpinan-dalam-pendidikan.html 2 Mei 2012 jam 06:25 http://www.4shared.com/office/UTJpc0k6/makalah_kepemimpinan_dalam _pen.html 1 Mei 2012 jam 21:20

You might also like