You are on page 1of 30

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

1.1 PENDAHULUAN Penelitian (riset)1 yang baik adalah penelitian yang benar. Scanggih dan sedalam apapun penelitiannya, tetapi jika hasil penelitian tidak dapat dipercaya, maka penelitian tidak akan berguna. Penelitian yang tidak benar tidak akan digunakan di praktek dan pendidikan karena hasilnya dapat menyesatkan. Penelitian sebagai berikut ini. 1. Mampu menjual ide penelitian. 2. Dirancang dengan baik. 3. Dikomunikasikan hasilnya dengan baik. yang baik mempunayi karakteristik

1.2 MENJUAL IDE PENELITIAN Penelitian dimulai dengan membuat suatu usulan atau proposal penelitian. Seperti halnya menjual suatu produk, proposal penelitian juga harus dijual. Peneliti harus mampu menjual ide penelitiannya. Peneliti menjualide penelitiannya kepada satu atau beberapa pihak. Mahasiswa menjual ide penelitiannya kepada dosen pembimbing. Peneliti menjual ide penelitiannya kepada pemberi dana atau sponsor jika menginginkan mendapatkan dana penelitiannya. Peneliti juga menjual ide penelitiannnya kepada perusahaan yang memesan penelitiannya. Peneliti juga menjual ide penelitiannya kepada jurnal jika ingin hasil penelitiannya diterbitkan di jurnal tersebut. Merka semua adalah pembeli
1

Di buku ini istilah penelitian dan riset digunakan bergantian dengan arti yang sama

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

dari ide penelitian. Jika ide penelitian tidak dapat meyakinkan mereka, maka mereka tidak mau membelinya. Untuk dapat menjual ide penelitian dengan berhasil, maka proposal awal penelitian harus mempunyai isu yang relevan, menarik, penting, dan bermanfaat. Isu yang relevan merupakan isu atau topik yang sedang hangat dibicarakan dan sesuai dengan keinginan pemaiaki hasil risetnya. Isu yang relevan ini dicerminkan dari isu atau topik yang dipilih. Riset yang menarik adalah riset yang mempunyai ceritera kontek yang menarik yang membuat riset menarik untuk dibaca dan dipelajari. Ceritera kontek dari riset disajikan di bagian latar belakang masalahnya. Ceritera kontek menceriterakan ceritera dari fenomena atau kontek yang terjadi yang akan diteliti. Riset yang dilakukan harus riset yang penting. kalu riset riset tidak penting untuk dilakukan, maka akan timbul pertanyaan mengapa dilakukan. Peneliti mempunyai motivasi melakukan riset jika riset tersebut penting. Oleh karena itu riset yang penting juga ditunjukkan oleh motivasi peneliti melakukan penelitiannya. Riset yang penting mempunyai tujuan. Riset yang baik juga riset yang bermanfaat mempunyai kontribusi bagi pemakainya. Proposal awal penelitian ini biasanya disajikan di bab1 di laporan hasil penelitian. Bab 1 ini merupakan baba yang paling penting di suatu penelitian, karena dengan menggunakan baba ini peneliti mencoba menjual ide penelitiannya. Oleh karena itu untuk menunjukkan bahwa isu penelitian relevan, menarik, penting, dan bermanfaat, mak bab 1 dibuat menjadi beberapa sub-bab, yaitu; Latar Belakang Isu dan Identifikasi Isu. Latar belakang isu menunjukkan fenomena yang terjadi. Di latar belakang isu ini, gejala dari isu dan isunya harus

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

diceritakan dengan menarik. Ceritera kontek harus diterapakan di bagian ini. Motivasi Penelitian. Motivasi penelitian menunjukkan mengapa penelitian ini perlu dilakukan dan mengapa penelitian ini penting. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menunjukkan apa yang akan dicapai oleh penelitian ini. Kontribusi Penelitian. Kontribusi penelitian menunjukkan siapa yang akan menerima dan bagaimana manfaat dari penelitian jika tujuan penelitian tercapai. Tabel 1.1. Isi dari Bab 1 untuk dapat Menjual Ide Penelitian. Penerapan Letak di Bab 1 Topik yang dipilih Judul Penelitian Mempunyai ceritera kontek yang Latar Belakang Isu dan menarik Mengapa penelitian harus dilakukan dan apa tujuannya Siapa dan bagaimana manfaat penelitian akan didapatkan Identifikasi Isu Motivasi Penelitian Tujuan Penelitian Kontribusi Penelitian

Isu Relevan Menarik Penting

Bermanfaat

1.3 MERANCANG RISET DENGAN BAIK Menurut Kenney,

Jr.

(1986),

merancang

riset

melibatkan empat factor yang penting (lihat bab 4 mengenai rancangan riset). Salah satu dari keempat faktor ini adalah faktor disain (D). Faktor disain adalah D=/. Faktor disain ini melibatkan dua hal, yaitu dan dengan adalah besaran dari treatment effect (X) tergantung dari struktur teori yang mendukung dan adalah deviasi standar dari kesalahan residu, tergantung dari seberapa besar efek dari bias dan pengganggu dapat diatasi. Perancangan riset yang baik

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

dimaksudkan untuk meningkatkan faktor disain (D), maka harus tinggi dan harus rendah. dapat ditingkatkan dengan menggunakan teori yang baik dalam mengembangkan hipotesis. dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi bias yang terjadi atau meningkatkan validitas dan reliabilitas dari data dan model empirisnya. Oleh karena itu, merancang riset yang baik melibatkan dua hal, yaitu dalam pengembangan hipotesis dan dalam perancangan data dan model empirisnya. Kedua hal ini dalam laporan hasil riset biasanya disajikan di bab 2 dan bab 3. Tabel 1.2. Isi dari Bab 2 dan Bab 3 untuk Merancang Riset yang Baik. Rancangan Penerapan Letak di Laporan Hasil Riset Riset yang Baik Bab 2. Pengembangan Hipotesis -Meningkatkan Menggunakan teori yang baik dalam mengembangkan -Menurunkan hipotesis. Mengurangi bias yang terjadi di data dan model empirisnya. 1.4 MENGKOMUNIKASIKAN HASIL PENELITIAN DENGAN BAIK Setelah penelitian selesai dilakukan, hasil penelitian perlu dikomunikasiakn. Di laporan hasil riset, hasil penelitian dikomunikasikan biasanya di bab 4 dan bab 5. Bab 4 menyajikan hasil dari penelitiannya. bab 5 menyajikan ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan-keterbatasan dan saran-saran. Bab 5 biasanya diguankan juga sebagai ringkasan eksekutif (eksekutive summary). Bab 5 juga merupakan bab yang penting karena di bab 5 ini keahlian peneliti dan 2.1. Teori 2.2. Penelitian Sebelumnya dan Pengembangan Hipotesis Bab 3. Rancangan Riset 3.1. Rancangan Sampel 3.2. Rancangan Model Empiris

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

pemahaman peneliti mengenai fenomena dan hasil dari penelitiannya disampaiakan. 1.5 RISET METODA ILMIAH Buku ini membahas riset metode ilmiah yang diterapakan di kontek sistem informasi. Riset metoda ilmiah (scientific method) menurut Kerlinger (1973) didefinisikan sebagai investigasi yang sistematik, terkendalai dan empiris terhadap suatu set hipotesis- hipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori. Dari definisi ini terlihat, bahwa riset metoda ilmiah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ini. 1. Investigasi yang sistematik. Investigasi yang sistematik berarti mempunyai langkahlangkah yang sudah jelas dan sistematik. Langkah-langkah sistematik riset metode ilmiah dibahas di sub bab selanjutnya (sub bab 1.6). 2. Empiris Secara empiris berarti menggunakan gakta yang obyektif, secara hati-hati diperoleh, benar-benar terjadi, tidak tergantung dari kepercayaaan atau nilai-nilai (value free) peneliti maupun kepercayaan orang lain. Rise berbasis empiris akan berakibat bebas nilai (value free) yaitu peneliti tidak menggantungkan kesimpulannya pada

Riset metoda ilmiah (scientific method) didefinisikan sebagai investigasi yang sistematik, terkendalai dan empiris terhadap suatu set hipotesishipotesis yang dibangun dari suatu struktur teori.

Bebas nilai (value kepercayaannya tetapi pada fakta yang ditunjukkan secara free) yaitu peneliti empiris. Riset saintifik tidak berbasis perasaan, tidak menggantung-kan pengalaman, dan intuisi periset semata yang bersifat kesimpulannya subyektif, tetapi lebih bersifat obyektif. pada kepercayaannya 3. Menggunakan suatu set hipotesis-hipotesis yang dibangun tetapi pada fakta dari suatu struktur teori. yang ditunjukkan secara empiris. Hipotesis-hipotesis harus dikembangkan. Untuk

mengembangkan (membangun hipotesis) diperlukan teori, penjelasan logis dan hasil-hasil riset sebelumnya.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

Disamping ciri-ciri sebelumnya, riset metode ilmiah juga mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini. 1. Riset pendekatan saintifik menggunakan sample yang besar Facts do not untuk mewakili populasinya, sehingga hasil dari riset ini speak for themselves generalisasinya tinggi (validitas eksternalnya tinggi). Yang (Blalock,1969), dimaksud dengan generalisasi yang tinggi adalah hasil dari yaitu data tidak dapat berbicara penelitiannya dapat ditrapkan atau digeneralisasikan ke sendiri, waktu, tempat, dan situasi yang berbeda. sehingga diperlukan alat 2. Karena menekankan pada generalisasi yang tinggi dengna statistik untuk menggunakan sampel yang luas, maka hasil riset metoda menyembunyikan datanya. saintifik kurang mendalam.

3. Menggunakan struktur teori untuk membangun satu atau lebih hipotesis-hipotesis. Struktur teori terdiri dari teoriteori, penjelasan-penjelasan logik, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. 4. Pendekatan saintifik melakukan setting (benruk) artifisial misalnya dengan memanipulasi beberapa variable di metoda eksperimen. Setting artifisial adalah setting yang tidak asli tidak berasal dari terjadinya data. Setting artifisial terjadi karena pendekatan saintifik menggunakan data yang sudah terjadi (dari basis data) yang setting-nya sudah berlalu, survey (bukan setting sebenarnya), atau eksperimen di laboratorium (yang setting-nya dibuat sendiri oleh peneliti). 5. Data yang diguankan di pendekatan saintifik adalah data kuantitatif. 6. Pendekatan saintifik menolak teori membumi (grounded) di datanya dan berargumentasi bahwa facts do not speak for themselves (Blalock,1969), yaitu data tidak dapat berbicara sendiri, sehingga diperlukan alat statistic untuk menyembunyikan datanya.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

Selain pendekatan riset berupa riset metode ilmiah (scientific research), pendekatan riset dapat juga berupa pendekatan naturalis (naturalistic approach). Berbeda dengan riset pendekatna ilmiah, riset pendekatan naturalis mempunyai karakteristik sebagai berikut ini. 1. Riset pendekatan naturalis hanya menggunakan satu atau sedikit kasus sebagai sampelnya (oleh karena itu pendekatan ini disebut juga sebagai studi kasus), sehingga hasil dari riset ini mendalam. 2. Karena menekankan pada kedalaman riset, hasil dari riset pendekatan naturalis generalisasi rendah (validitas eksternalnya rendah), sehingga hasilnya tidak dapat disimpulkan untuk berlaku umum. 3. Pendekatan naturalis tidak menggunakan struktur teori karena lebih bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan keterbatasan dari suatu teori. Hipotesis jika ada sifatnya implisit tidak eksplisit. Karena tidak menggunakan hipotesis, riset pendekatna

naturalis disebut juga dengan penelitian eksplorasi Penelitian (exploratory research). eksplorasi (exploratory 4. Pendekatan naturalis menolak bentuk terstruktur dari riset. research) adalah Pendekatan naturalis juga menolak pengaturan-pengaturan penelitian yang tidak riset secara artifisial. Penelitian pendekatan naturalis lebih menggunakan menggunakan dan menjaga setting alamiah (natural) hipotesis. diamana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi.
5. Sejalan dengan konsep groundd theory yang dikembangkan oleh Glaser dan Staus (1967) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori adalah dengan menemukannnya dari data. Pendekatan ini menganggap bahwa teori grounded di datanya, sehingga

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

cukup diintrepretasikan saja tidak perlu diolah dengan alat statistik. 1.6 LANGKAH-LANGKAH RISET METODE ILMIAH Riset metoda ilmiah merupakan riset yang terstruktur dengan langkah-langkah yang jelas dan sistematik. Langkahlangkah dari riset metoda ilmiah adalah sebagai berikut ini. 1. 2. Mengidentifikasi isu atau suatu topik dari riset (dilaporkan di bab 1 laporan riset). Menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut adalah menarik dan penting untuk diteliti. (dilaporkan di bab 1 laporan riset). 3. 4. 5. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab 1 di laporan hasil riset). Mengembangkan hipotesis. (bab 2 di laporan hasil riset). Merancang riset. Merancang riset berarti merancang data yang akan digunakan untuk digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara empiris dan merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesisnya secara statistik. Rancangan data dan model empiris dilaporkan di bab rancangan riset (dilaporkan di bab 3 laporan hasil riset). 6. Mengumpulkan data. Proses dan metoda pengumpulan data dilakukan setelah mengetahui data apa yang dibutuhkan. Beberapa metoda pengumpulan data diantaranya adalah metoda pengumpulan data dari arsip (data sekunder), wawancara (data primer) dan observasi (data primer), kuesioner (data primer) dan eksperimen (data primer). Proses ini juga dilaporkan di bab 3 di laporan hasil riset. 7. Menganalisis data dan menguji hipotesis (dilaporkan di bab 4 laporan hasil riset).

Metodologi Penelitian Sistem Informasi 8.

Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta menyimpulkan hasilnya (dilaporkan di bab 5 laporan hasil riset).

9.

Menunjukkan keterbatasan dan halangan-halangan riset (dilaporkan di bab 5 laporan hasil riset). perbaikan-perbaikan riset beriktunya

10. Mengusulkan

(dilaporkan di bab 5 laporan hasil riset). 1.7 LAPORAN HASIL RISET Langkah-langkah yang sistematik di riset metode ilmiah dan konsep membuat riset yang baik, ternyata dapat dikelompokkan kedalam lima bab yang nantinya akan disampaikan di laporan hasil riset2. Laporan hasil riset menunjukkan laporan tertulis setelah riset selesai dilakukan dan dilaporkan Isi dari kepada laporan pihak tertulis ini yang juga membutuhkannya.

menunjukkan proses dari riset tersebut. Secara umum, isi dari laporan hasil riset dapat dilihat di contoh berikut ini. Contoh:

Jumlah sebanyak lima bab di alporan hasil riset diderivasi dari langkah-langkah sistematik metode ilmiah. Jumlah lima bab ini juga sudah digunakan secara umum, misalnya di skripsi atau tesis di MM UGM, Msi UGM, Maksi UGM, S1 FEB UGM dan beberapa universitas lainnya.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

10

JUDUL PENELITIAN BAB 1. ISU3 1.1. LATAR BELAKANG ISU DAN IDENTIFIKASI ISU 1.2. MOTIVASI RISET 1.3. TUJUAN RISET Suatu riset dimulai dengan mengangkat isunya (ini menjawab 1.4. KONTRIBUSI RISET pertanyaan apa yang akan diteliti). Isu dari riset sebaiknya berangkat dari BAB 2. KAJI TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS fenomena 2.1. TEORIyang ada dimana isu itu terjadi. Isu dari riset tidak terjadi dengan 2.2. HASIL HASIL PENELITIANpermasalahan riset terjadi karena adanya sendirinya. Isu dari riset sebagai SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS gejala (sympton) dari masalahnya. Gejala dari masalah ini disebut juga latar BAB 3. RANCANGAN RISET4 riset menarik untuk dibaca, latar belakang belakang masalah. Supaya hasil DATA masalah sebaiknya MODEL EMPIRIS ditulis dengan bentuk suatu ceritera kontek. Isu dari riset harus dijustifikasi mengapa isu ini perlu diteliti. Isu perlu BAB 4. HASIL PENELITIAN diteliti karena isu ini penting, sehingga motivasi riset yang menunjukkan 4.1. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS kepentingan dari isu tersebut secara eksplisit. BAB 5. PENUTUP Tujuan RINGKASAN dari riset juga harus dijelaskan (motivasi dan tujuan ini SIMPULAN menjawab pertanyaan mengapa riset ini perlu dilakukan). Riset menggunakan DISKUSI biaya yang tidak murah. Riset akan KETERBATASAN-KETERBATAAN dilakukan jika mempunyai kontribusi SARAN-SARAN menggunakannya, sehingga kontribusi dari riset juga harus kepada siapa yang disebutkan (ini untuk menjawab pertanyaan siapa yang akan menggunakan LAMPIRAN-LAMPIRAN riset tersebut dan bagaimana mengimplementasikan hasil riset sehingga DAFTAR PUSTAKA diperoleh manfaatnya). Penjelasan ringkas mengenai isi dari laporan hasil riset adalah sebagai berikut 2. KAJI TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB : Bagian ini BAB 1. ISU mengkaji teori yang digunakan di riset untuk mengembangkan hipotesis dan menjelaskan hasil fenomena riset. Dengan menggunakan dari Bab ini berisi dengan latar belakang dan isu risetnya, motivasi teori yang sudah dikaji, mengapa isu riset ini logik, dan juga riset-riset riset yang menunjukkan penjelasan-penjelasanpenting dan perlu diteliti, tujuan sebelumnya, kontribusi dari riset. dari riset, danhipotesis-hipotesis yang ada dapat dikembangkan. BAB 3. RANCANGAN RISET
3

Beberapa penelitian menggunakan judul PENDAHULUAN untuk bab 1 hasil penelitiannya.

Bab 3 ini menunjukkan data yang digunakan meliputi jenis, sumber, proses seleksi dan karakteristik datanya. Hipotesis nantinya akan diuji dengan data ini rancangan model empirisnya. BAB 4. HASIL Bab ini menunjukkan hasil dari pengujian hipotesis menggunakan data yang

Beberapa penelitian menggunakan judul METODA PENELITIAN untuk bab 1 hasil melalui model empiris yang dibuat, sehingga bab ini juga berisi dengan penelitiannya.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

11

diolah sesuai dengan model empiris yang sudah ditetapkan. Pengujian hipotesis ini didasarkan secara statistik. BAB 5. RINGKASAN, SIMPULAN, DISKUSI, IMPLIKASI,

KETERBATASAN-KETERBATASAN DAN SARAN-SARAN Ringkasan menunjukkan hasil riset secara padat. Hasil dari riset perlu didiskusikan mengapa hasilnya begitu. Simpulan menunjukkan hipotesishipotesis mana yang didukung dan mana yang tidak didukung. Implikasi dari riset menunjukkan kemungkinan penerapan dari riset sehingga kontribusi dari riset mengena. Tidak ada riset yang sempurna, sehingga kekurangankekurangan riset perlu disadari. Saran-saran diberikan karena adanya keterbatasan-keterbatasan dari riset, sehingga ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan di riset sekarang, tetapi mungkin dapat dilakukan di riset mendatang. Saran-saran merupakan perbaikan-perbaikan dan pengembanganpengembangan riset-riset di masa mendatang. LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

12

Bab-bab di laporan hasil riset akan dijelaskan di buku ini. Keterkaitan antara bab-bab di laporan hasil riset dengan bab-bab di buku ini dapat dilihat di Tabel berikut ini. Tabel 1.3. Keterkaitan bab-bab dilaporan hasil riset dengan bab-bab di buku ini. Laporan hasil riset BAB 1.ISU 1.1. LATAR BELAKANG ISU DAN IDENTIFIKASI ISU 1.2. MOTIVASI RISET 1.3. TUJUAN RISET 1.4. KONTRIBUSI RISET Buku ini BAB 2. ISU 2.2. PEMILIHAN ISU 2.3. LATAR BELAKANG ISU 2.3.1. Ceritera Kontek 2.3.2. Mengidentifikasi Isu 2.4. MOTIVASI PENELITIAN 2.5. TUJUAN RISET 2.6. KONTRIBUSI RISET

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

13

BAB 2. KAJI TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. TEORI 2.2. HASIL-HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB 3. RANCANGAN RISET 3.1. DATA

BAB 3. TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 3.2. TEORI 3.3. MODEL TEORITIS 3.4. PENGEMBANGAN HIPOTESIS 3.4.1. Hipotesis Alternatip 3.4.2. Arah dari hipotesis BAB 4. RANCANGAN 4.2. SAMPEL YANG BAIK 4.2.1. Sampel yang Akurat 4.2.2. Sampel yang Tepat 4.3. METODA PENGAMBILAN SAMPEL 4.3.1. Random Sederhana 4.3.2. Random Komplek 4.3.3. Non Random 4.4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4.5. MENINGKATKAN TINGKAT RESPON 4.6. BISA TIDAK MERESPON LAMPIRAN 4A. TEKNIK OBSERVASI LAMPIRAN 4B. TEKNIK EKSPERIMEN LAMPIRAN 4C. TEKNIK WAWANCARA LAMPIRAN 4D. TEKNIK SURVEI LAMPIRAN 4E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ARSIP BAB 5. PERANCANGAN KUESTIONER 5.2. KONSTRUK 5.3. ELEMEN-ELEMEN KUESTIONER 5.4. SKALA PENGUKURAN 5.4.1. Skala Rating 5.4.2. Skala Rangking 5.5. MEMBANGUN SENDIRI ITEM-ITEM KUESTIONER 5.6. MENGGUNAKAN ITEMITEM KUSTIONER DARI

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

14

BAB 4. HASIL PENELITIAN 4.1. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

PENELITIAN-PENELITIAN SEBELUMNYA. LAMPIRAN 5A. PERBEDAAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN 5B. VALIDITAS LAMPIRAN 5C. RELIABILITAS BAB 6. MODEL EMPIRIS 6.2. BENTUK MODEL EMPIRIS 6.3. VARIABEL DI MODEL EMPIRIS 6.3.1. Variabel Moderasi 6.3.2. Variabel Mediasi 6.3.3. Variasi Ekstranasi 6.3.4. Variabel Kontrol 6.3.5. Variabel Penganggu 6.4. DEFINISI OPERASI BAB 7. HASIL PENGUKURAN 7.2. STATISTIK DESKRIPTIF 7.3. PENGUJIAN MODEL 7.4. PENGUJIAN HIPOTESIS 7.5 PENGUJIAN PARAMETIK DAN NON PARAMETIK LAMPIRAN 7A. PENGUJIAN BEDA RATA-RATA LAMPIRAN 7B. PENGUJIAN ASOSIASI LAMPIRAN 7C. PENGUJIAN PENGARUH BAB 8. RINGKASAN, DISKUSI, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 8.2. RINGKASAN 8.3. DISKUSI 8.4. SIMPULAN 8.6. SARAN

BAB 5. PENUTUP 5.1. RINGKASAN

5.2. DISKUSI 5.3. KETERBATASANKETERBATASAN 5.5. SARAN-SARAN

1.8 FORMAT PENULISAN DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi dengan sumber-sumber bacaan yang digunakan untuk melakukan penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa tesis, disertasi, simposium, buku, artikel jurnal, majalah, atau sumber dari situs internet.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

15

Penulisan daftar pustaka ini mempunyai aturan formatnya. Beberapa format penulisan daftar pustaka yang banyak digunakan di riset bisnis adalah format APA , format Chicago Review, format Turbarian, format publikasi jurnal (misalnya Management Academy Review, MIS Quaterly dan lainnya). Format American Psychological Association(APA) berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk tesis, artikel yang dipresentasikan di simposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah dan disertasi sebagai berikut ini. Contoh: Arief, K. (2003). Pasar Efisien dan Perilakunya. Unpublished Tesis S2, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Davis, E. D. (1989). Perceived Usufulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly 13(3) 319-340. Hartono, J. (2003). Sistem Informasi Keperilakuan. Penerbit Andi, Yogyakarta Keil, M., Meader, (2002, dan Nopember). Bridging the Digital Devide: Terhadap Kurniawan, A. G. W., 17 Kvasny, L. Efek Permainan Komputer the Story of the Free Anak. Initiative in Lagrange, Georgia. In Tingkat BelajarInternetMajalah Game Anak, 5, 12-17. Pavlou, Proceedings of the 36th Annual Technology Acceptance Model With P. A. (2001). Integrating The Hawaii Internetional Conference on System Sciences, R. Commerce-Model Development and Validation. Trust in ElectronikH. Sparuage (Ed.), Big Island, Hawaii, January 6-9, 2003, hal. 1-10. Proceeding of the 2001 American Conference in Information Systems, Pavlou, Boston,Integrating the Technology Acceptance Model With Trust in P. A. MA. Electronic Commerce-Model Development and Validation, Proceedings of the 2001 American Conference in Information Systems, Boston, Ma, 2001, pp. 816-822. Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R., dan Black, W. Format MIS QuarterlyAnalysis With Readings, (5th C. Multivariate Data berturut-turut untuk penulisan daftar pustaka untuk Ed.) Macmillan, New York, 1998. artikel yang dipresentasikan di simposium, buku, artikel di jurnal, artikel di majalah Hartono, J. Sistem Informasi Keperilakuan, Penerbit Andi,Yogyakarta, 2003. dan disertasi Usufulness, Perceived Ease of Use and User Davis, F. D. Perceived sebagai berikut ini. Contoh Acceptance of Information Technology, MIS Quarterly (13:3), 1989, hal. 319-340. Bowen, W. the Puny Payoff from Office Computers, Fortune, May 26, 1986, hal.20-24. Kvasny, L. Problematizing the Digital Devide : Cultural and Social Reproduction in a Community Technology Initiative, Unpublished Ph. D. Dissertation, Georgia State University, Atlanta, GA, 2002.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

16

Metodologi Penelitian Sistem Informasi 2.1. PENDAHULUAN

17

Bab ini akan membahas tentang isu penelitian. Bab ini akan dimulai dengan bagaimana memilih isu penelitian yang relevan. Bab ini juga akan membahas mengenai latar belakang permasalahan, bagaimana menjelaskan latar belakang permasalahan ini dalam bentuk suatu ceritera kontek, isu itu sendiri, motivasi penelitian memilih isu tersebut, tujuan penelitian dan kontribusi penelitiannya. 2.2. PEMILIHAN ISU Isu yang dipilih harus relevan. Isu yang relevan artinya adalah: 1. 2. 3. 4. isu yang sedang terjadi di fenomena, isu yang sedang hangat dibicarakan, isu yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti, dan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemakai hasil Isu yang sudah basi tidak menarik untuk dilakukan. Untuk mendapatkan isu yang relevan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang paling umum dan banyak dilakukan adalah dengan membaca penelitian-penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal, terutama jurnal luar negeri. Harapannya adalah penelitian semacam itu belum dilakukan di Indonesia dan calon peneliti mempunyai kesempatan untuk melakukan replikasi Kelemahan dari mencari isu atau topik dari jurnaljurnal luar negeri adalah fenomena yang terjadi di sana di luar negeri belum tentu merupakan fenomena yang terjadi di situasi lokal yang akan diteliti. Bayangkan suatu penelitian dilakukan tetapi isu yang diteliti tidak terjadi di fenomena yang ada. Ini berarti penelitian ini tidak didasarkan pada kejadian sesungguhnya, tetapi hanya penelitian angan-angan saja.

penelitian.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

18

Cara lain untuk mendapatkan topik yang relevan adalah dengan membaca surat kabar atau majalah yang berhubungan dengan isu tersebut. Misalnya untuk bidang sistem informasi dapat membaca surat kabar dirubrik sistem informasi atau majalah-majalah sistem informasi. Isu yang akan diperoleh dari surat kabar atau majalah ini akan benarbenar isu yang sedang terjadi di fenomena. Cara lain untuk mendapatkan topik adalah dengan memperolehnya langsung dari sumber terjadinya isu, misalnya dai perusahaan-perusahaan, peregulasi-peregulasi (regulators), masyarakat dan lain sebagainya. Cara-cara ini juga akan didapatkan isu yang benar-benar sedang terjadi di fenomenanya5. Isu yang dipilih selain harus relevan juga harus merupakan isu yang menarik untuk diteliti. Isu yang menarik dapat dipilih dengan cara sebagai berikut ini. 1. Pilih topik yang melibatkan pengetahuan institusi yang mendalam dari periset. Riset yang menggunakan pengetahuan institusi yang mendalam merupakan isu yang jarang dilakukan. Selain itu, pengetahuan institusi yang mendalam yang dialami oleh periset merupakan suatu keunggulan kompetitif peneliti yang tidak dimiliki oleh peneliti-peneliti lainnya. Pengetahuan institusi yang mendalam misalnya adalah pengalaman peneliti yang pernah terlibat di dalam suatu institusi sehingga benarbenar memahami isu dan fenomena yang terjadi, misalnya pengetahuan institusi tentang perbankan, pasar modal, sektor publik, pemerintahan dan lainnya.

Mereplikasi penelitian adalah melakukan penelitian ulang dengan situasi dan tempat berbed. Isu, hipotesis, dan rancangan riset sama dengan penelitian yang akan direplikasi dan yang berbeda adalah datanya. Tentunya mereplikasi penelitian tidak hanya mereplikasi ide dan rancangan risetnhya, tetapi juga harus ditulis ulang dengan bentuk dan gaya bahasa peneliti sendiri. Jika peneliti hanya semata-mata menterjemahkan kalimat-kalimat di penelitian yang direplikasi maka hal ini dapat dikatakan suatu penjiplakan atau plagiarism.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

19

2.

Isu riset harus menekankan pada konteks tertentu

(contextual) dibandingkan riset yang umum (generic research). Riset pada konteks atau situasi tertentu yang belum dibahas dan mempunyai ceritera kontek akan sangat menarik untuk dilakukan.
3.

Gunakan kartu bebas (wild card) untuk memilih

isu. Kartu bebas ini seperti permainan dalam kartu sebagai suatu joker yang dapat digunakan untuk mengalahkan kartu apapun. Jangan menggunakan kartu joker untuk mengalahkan kartu angka dua, tetapi gunakan itu untuk mengalahkan kartu as. Kartu bebas dalam pemilihan isu adalah kreativitas peneliti untuk memilih isu yang kontroversial, sebelumnya.
4.

dramatik

yang

belum

dipikirkan

Isu sebaiknya didasarkan pada tuntutan keputusan digunakan melibatkan oleh pengambil interdisiplin. keputusan, Misalnya

(decision driven) dari pengambil keputusan, bagaimana informasi 5.


6.

bagaimana keputusan ekonomis penting diputuskan. Isu menggabungkan sistem informasi dengan psikologi. Prospective in focus, yaitu riset harus memfokuskan pada sesuatu yang belum terjawab. 2.3. LATAR BELAKANG ISU Isu tidak muncul dengan tersendirinya. Isu muncul karena ada yang menyebabkannya. Latar belakang isu menunjukkan gejala (sympton) dari isu yang akan diteliti. Gejala (sympton) merupakan tanda-tanda terjadinya isu. Untuk riset yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada, mengidentifikasi sympton atau latar belakang isu merupakan hal yang penting dan pertama kali yang harus dilakukan.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

20

Gejala (sympton) berbeda dengan isunya (problem). Gejala merupakan akibat dari isu yang tampak dan dapat dijadikan identifikasi adanya suatu isu. Sebagai contoh adalah sakit panas. Panas badan yang tinggi merupakan gejala permasalahannya bukan permasalahnnya. Gejala permasalahan ini yang dapat diidentifikasikan terlebih dahulu. Dari gejala permasalahan ini, yaitu panas badan yang tinggi dapat diidentifikasikan logika, maka permasalahan-permasalahannya. dapat diidentifikasikan Dengan menggunakan pengalaman-pengalaman, teori-teori dan logikakemungkinan permasalahannya misalnya adalah peradangan tenggorokan,

Latar belakang isu menunjukkan gejala (symptom) dari isu yang akan diteliti.

Gejala (symptom) merupakan tanda-tanda terjadinya isu.

virus flu, demam berdarah dan sebagainya. Tanpa adanya gejala permasalahan, maka tidak ada pedoman untuk mengidentifikasikan permasalahan-permasalahannya. Contoh yang lainnya adalah misalnya mobil anda tersendat-sendat. Kondisi mobil tersendat-sendat ini adalah latar belakang atau gejala permasalahannya bukan permasalahannya. Permasalahannya dapat berupa busi yang mati, platina yang

aus, karburator yang bocor dan lain sebagainya. Contoh (Bowen, 1986; Young,1984). Karena presistensi dan pentingnya masalah : ini, menjelaskan penerimaan pemakai telah menjadi isu yang bertahan Penelitian Davis (1989) mengenai pembuatan kuestioner penerimaan teknologi lama di penelitian sistem informasi manajemen (Swanson, 1974; Lucas, informasi oleh pemakai-pemakai sistem informasi mempunyai latar Swanson, 1975; Schultz dan Slevin, 1975; Robey, 1979; Ginzberg, 1981; belakang sebagai berikut: 1987). Walaupun variabel-variabel individual, organisasional dan Teknologi informasi menawarkan potensi yang Dexter, untuk teknologikal telah banyak diinvestigasi (Benbasat dan besar 1986; meningkatkan kinerja manajer kerah Bkon-Anderson, 1987; Robey dan Franz dan Robey, 1986; Markus dan putih (white collar). Akan tetapi, keuntungan-keuntungan kinerja sering terganggu sedikitnya pengukur Farrow, 1982), penelitian telah dibatasi oleh oleh ketidaksediaan pemakai untuk menerima dan menggunakan sistem yang sudah tersedia berkualitas-tinggi untuk penentu-penentu kunci dari penerimaan pemakai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa banyak pengukur tidak berkorelasi tinggi dengan pemakaian sistem (DeSanctis, 1983; Ginzberg, 1981; Schewe, 1976; Srinivasan, 1985), dan ukuran korelasi pemakaian bervariasi dengan besar dari satu penelitian ke berikutnya tergantung dari pengukur-pengukur tertentu yang digunakan (Baroudi, et al., 1986; Barki dan Huff, 1985; Robey, 1979; Swanson, 1982, 1987). Pengembangan dari pengukur-pengukur yang ditingkatkan untuk konstruk-konstruk kunci teoritikal merupakan prioritas penelitian di bidang sistem informasi.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

21

Latar

belakang masalah atau gejala masalah dari konstruk berkualitas tinggi untuk

penelitian Davis (1989) di atas ini adalah dibutuhkannya pengukur-pengukur penelitian di bidang penerimaan system oleh pemakainya dan jika diringkaskan adalah sebagai berikut ini. Teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja ketidaksediaan manajer-manajer, tetapi terganggu oleh

pemakai untuk menerima dan menggunakan sistemnya. Isu penting ini sudah diteliti di penelitian system oleh sedikitnya informasi manajemen, tetapi dibatasi dari penerimaan pemakai. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa banyak pengukur tidak berhasil mengukur pemakaian sistem dan banyak pengukuran yang tidak konsisten bervariasi dengan besar dari satu penelitian ke penelitian lainnya. Pengembangan dari pengukur-pengukur yang

pengukur berkualitas-tinggi untuk penentu-penentu kunci

ditingkatkan untuk konstruk-konstruk kunci teoritikal

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

22

merupakan prioritas penelitian di bidang sistem-sistem informasi. 2.3.1. Ceritera Kontek Supaya riset menarik, maka latar belakang permasalahan dapat di tulis dalam bentuk suatu ceritera kontek dari isu yang diteliti. Ceritera kontek merupakan ceritera mengenai latar belakang permasalahan yang terjadi yang akan di teliti. Riset yang mempunyai ceritera kontek yang menarik merupakan riset yang berkualitas. Riset yang tidak mempunyai ceritera kontek dicurigai sebagai suatu riset yang tidak terkenal yang sudah banyak dipublikasikan mengenai aplikasikontek mempunyai latar belakang masalah. aplikasi TI untuk bisnis termasuk proses rekayasa berbasis-

Ceritera

Contoh: teknologi, sistem-sistem terbuka, pertukaran data elektronik, dan merupakan ceritera yang terakhir adalah e-commerce berbasis-internet. Sementara ini, Penelitian Chau mengenai latar dan Hu (2002) mengenal penerimaan teknologi telemedicine TI dirancang untuk mendukung atau belakang bermacam- macam aplikasi terutama dokter-dokter di Hongkong oleh pemakai-pemakai professional pemasalahan meningkatkan kinerja tugas individual dan pelayanan di dalam mempunyai latarbelakang masalah dalam bentuk ceritera kontek sebagai yang akan yang akan diteliti.organisasi-organisasi professional untuk laba dan tidak untuk laba berikut. juga telah berkembang dengan pesatnya. Fenomena seperti ini Penggunaan teknologi informasi (TI) telah berkembang kedalam -akusisi yang sangat tepat dan implementasi dari aplikasi- aplikasi banyak area yang secara luas dapat dikategorikan oleh aplikasiTI yang inovatif untuk professional-profesional individual telah aplikasi dan pemakai-pemakai. Targetnya dipicu oleh peningkatan menuntut manajemen teknologi yang efektif dari organisasipelayanan, peningkatan kekompetitifan pasar, atau perjuangan organisasi yang mengadopsinya yang mana individual-individual peningkatan laba bersih, organisasi-organisasi bisnis telah professional terlibat di dalamnya. Suatu kasus yang sedang menginvestasikan daananya dengan besar di TI dan tampaknya dibicarakan adalah teknologi telemedicine (telemedicine masih meneruskan melakukannya di waktu besok. Contoh-contoh technology) yang mendukung layanan pasien dari jarak jauh dan mendistribusikan kerjasama pelayanan dari beberapa dokter-dokter individual dari beberapa organisasi-organisasi layanan kesehatan yang berbeda. Secaraluas, telemedicine adalah suatu inovasi berbasis TI yang mendukung, memfasilitasi, dan meningkatkan secara potensial perhatian dan pelayananpelayanan profesional di layanan-kesehatan untuk klien-klien mereka, untuk kasus yang terbanyak, adalah untuk pasien-pasien merek. Dapat dimengerti, dokter- dokter adalah pemakai-pemakai utama dan stakeholder dari teknologi telemedicine ini.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

23

Internet, atau disebut juga nama information superhighway, dikenal sebagai sesuatu yang strategic untuk membangun suatu ekonomi nasional. Internet mempunyai potensi ekonomi kepada individual, organisasi , dan Negara, dalam bentuk produktivitas dan kemampuan untuk berkompetisi di pasar-pasar global. Internet juga mempunyai kesempatankesempatan yang dijanjikan untuk meningkat-kan nilai sumber daya manusia, mengukur struktur sosial dan ekonomi, memperkuat perasaan bermasyarakat, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan meningkatkan efesiensi pemerintahan (United States Advisory Council On the National Information Infrastruture, 1996). Kesenjangan digital (digital inequality atau DI)adalah kesenjangan akses dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi antara individual individual (DiMaggio et al. 2004). Kesenjangan digital terjadi antara individual- individual lintas Contoh: pendapatan yang berbeda, pendidikan, umur, suku, gender, dan lokasi geografik yang mencegah mereka yang kurang mendapat Penelitian Hsieh untuk (2005) yang menjelaskan perilaku masyrakat digital hak et al. mengkesplorasi kesempatan- kesempatan dalam menerima teknologi internet diDiantara terjadinya ketidak-seimbangan digital (Lenhart 2002). kondisi faktor-faktor ini, pendapatan dan atau kesenjangan digital (digital inequality) mempunyai ceritera kontek sosial yang pendidikan yang merupakan indikator dari status menarik sebagai berikut ini: ekonomi seseorang, adalah pembeda-pembeda yang signifikan terjadinya kesenjangan digital (dital inequality)(Lenhart 2002). Penerapan akses internet gratis kepada masyarakat dilakukan di kota LaGrange, Georgia, Amerika Serikat yang hanya berpopulasi 27.000 penduduk. Internet dapat di akses lewat kabel TV dengan tanpa biaya tambahan. Dengan TV internet gratis ini, pemerintahan kota dapat mengharapkan dapat mengurangi kesenjangan digital (digital inequality), mempersiapkan tenaga kerja dengan memngembangkan kemampuan internet mereka, dan akhirnya akan menarik kesempatan-kesempatan bisnis lebih lanjut. Pelanggan TV kabel akan diberi keyboard mengakses internet dengan kecepatan 158 nirkabel untuk Kbits per detik,

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

24

dengan kecepatan 158

Kbits per detik, merupakan koneksi

internet dengan kecepatan hamper tiga kali dibandingkan dengan kecepatan koneksi dial-up yang hanya sebesar 56 Kbits/detik. Pelanggan juga akan menerima akses internet tidak terbatas, jasa email gratis, memori 5MB untuk pembuatan situs, dan juga dukungan teknis hotline 7 hari seminggu (keil et al 2003). Proyek pemberian akses internet gratis di kota Lagrange ini merupakan proyek pertama di dunia yang dilakukan oleh pemerintah kota dengan memberikan peralatan dan koneksi internet kepada rumahtangga. Dengan membaca ceritera kontek ini maka pemakai riset akan menjadi lebih mengetauhi mengenai kesenjangan digital dan bagaimana upaya pemerintah kota LaGrange, Georgia, Amerika Serikatuntuk mengatasinya. Proyek pemberian internet gratis untuk mengurangi kesenjangan digital ini merupkan proyek pertama di dunia.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

25

Ceritera kontek yang di tulis sebaiknya menarik dan tidak berkepanjangan. Ceritera kontek harus padat berisi dan di temukan di awal-awal latar belakang isu. Jika pembaca sudah membaca berhalaman-halaman isu dan tidak memahami latar belakang yang terjadi, maka pembaca akan bosan dan tidak mau membeli ide dari riset. Latar belakang isu (latar belakang masalah) berbeda dengan latar belakang teori. Latar belakang teori menjelaskan teori yang akan digunakan di penelitian. Latar belakang teori seharusnya disajikan di bab 2 untuk tujuan mengembangkan hipotesis hipotesis penelitian. Sebagai contoh adalah suatu peneitian sistem informasinya sendiri, macam-macam, system informas, peran-peranya dan lainya ini bukan latar belakang isu lebih ke ceritera mengenai fenomenanya apa yang menyebabkan isu itu muncul. Untuk contoh isu penerapan teknologi di organisasi ini dapat berupa ceritera bagaimana organisasi ini dapat berupa ceritera bagaimana organisasi membeli teknologi baru dan teknologi ini masih terbungkus dengan rapitidak tersentuh walaupun sudah lama teknologi tersebut diimplementasikan, sehingga teknologi ini menjadi tidak efektif di organisasi.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

26

Table 2.1. perbedaan antara Latar Belakang Permasalahan dengan Latar Belakang Teori. Latar Belakang Permasalahan Latar Belakang Teori Latar belakang permasalahan disajikan Latar belakang teori disajikan di bab 1 untuk menunjukkan letak dan di bab 2 untuk tujuan ceritera dari fenomenanya mengembangkan hipotesishipotesis penelitian . Latar belakang isu lebih ke ceritera Latar belakang teori mengenai fenomenanya apa yang menjelaskan teori yang akan menyebabkan isu itu muncul digunakan di peneitian Untuk contoh isu penerapan teknologi di Sebagai contoh adalah suatu organisasi ini dapat berupa ceritera penelitian sistem informasi yang bagaimana organisasi membeli mengangkat isu penerapan teknologi baru dan teknologi ini masih teknologi di organisasi. Latar terbungkus dengan rapi tidak tersentuh belakang teori dapat berupa walaupun sudah lama teknologi tersebut penjelasan mengenai sistem diimplementasikan, sehingga teknologi informasi, peran-perannya dan ini menjadi tidak efektif di organisasi lainnya. 2.3.2. Mengidentifikasi Isu Setelah latar belakang isu disajikan dengan menarik menggunakan suatu ceritera kontek, berikutnya yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi isu yang terjadi Suatu isu (issue) dari riset dapat berupa 1)permasalahan (problem) yang akan terjadi yang Contoh : perlu solusi perbaikan, 2) opportunity atau peluang yang Penelitian Hsieh et akan (2005) mengenai pemberian internet di jelaskan atau al. di tangkap, 3) fenomena yang akan gratis untuk diVerifikasi (digital suatu teori yang isu penelitian mengurangikesenjangan digital dengan inequality) mempunyai sudah ada, ada 4) fenomena yang akan di uji untuk menemukan teori sebagai berikut ini. baru6. Contoh: Walaupun investasi yang besar telah dilakukan, deregulasi

Setelah Chau dan Hu (2002) menjelaskan latar belakang isu mereka yaitu telekomunisi telekomunikasi telah dilakukan, dan usaha telah mengenai dilakukan untuk mempromosikan teknologi internet, beberapa isu penerimaan teknologi telemedicine oleh pemakai-pemakai professional di hongkong, selanjutnya mereka mengidentifikasikan isu yang masih tetap terjadi. Banyak orang masih belum percaya bahwa akan diangkat di penelitian mereka, di pecahkan lewat akses teknologi. Negara digital inequality dapat yaitu sebagai berikut ini. Amerika Serikat yang terkenal sebagai negara yang maju dalam Penelitian ini melaporkan menggunakan suatu studi ekploratori akses teknologi dan informasi, kenyataannya masih terjadi
6

Lebih lanjut mengenai penjelasan ini dapat di lihat di buku jogiayanto HM,Metodologi Penelitian Bisnis, Salah Kaprah dan pengalaman- di kontek pelayanan- kesehatan. oleh dokter- dokter individual pengalaman, Yogyakarta: BPFE UGM, Edisi masyarakatnya. 2007.

yang menginvestigasi keputusan-keputusan penerimaan teknologi kesenjangan digital (digital inequality) dalam akses internet oleh

Dengan demikian isu yang diangkat oleh Hsieh et al.(2005) adalah (2002) ini demikian, isu yang diangkat oleh penelitian Chau dan Hu mengenai adalah mengenai keputusan- keputusan penerimaan teknologi permasalahan penggunaan internet sebagai akses teknologi untuk memecahkan oleh dokterdokter individual di (digital pelayanan- kesehatan. kesenjangan digital kontek inequality).

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

27

Motivasi Penelitian menunjukkan motivasi peneliti melakukan riset.

2.4. MOTIVASI PENELITIAN Mengapa riset dilakukan ? Apa pentingnya riset ini. Penelitian harus dapat menyakini bahwa riset yang dilakukan menarik dan penting. Motivasi penelitian menunjukkan hal ini, yaitu apa yang memotivasi peneliti melakukan riset ini.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

28

Contoh : Motivasi penelitian dari peneliti Davis (1989) tampak sebagai berikut ini. Pengukur-pengukur yang belum divalidasi secara rutin banyak digunakan di praktek sekarang ini di seluruh spektrum dari kegiatan-kegiatan perancangan, seleksi, implementasi dan evaluasi sistem informasi. Misalnya; perancangan-perancangan di organisasi-organisasi vendor semacam IBM (Gould, et al. 1983)Xerox (Brewley, et al.,1983), dan digital equipment Corporation (Good, et al.,1983) mengukur persepsi-persepsi pemakai untuk Mengarahkan pengembangan dari produk- produk dan teknologi Teknologi informasi baru, publiksi- publiksi industri sering melaporkan Survei- survei pemakai (misalnya, Greenberg, 1994 ; Rushinek dan Rushinek 1986); beberapametodologimetodologi untuk pemilihan perangkat lunak Menggunakan masukan-masukan pemakai yang subyektif (misalnya, Gosiar, 1986; Klein dan Beck,1988); dan prinsip-prinsip perancangan terbaru Menekankan pengukuran reaksi-reaksi pemakai sepanjang proses perancangan (Anderson dan Dengan rendahnya korelasi bekorelasi dengan prilaku pemakaian Oson, 1985; Gold dan Lewis,1985); Johansenyang diobservasi dari Mantei dan Teorey, dengan pemakaiannya dan Baker, 1984; Penelitian-penelitian 1988; Norman, 1983; Shneiderman, 1987). Bisnis yang Disamping mereka yang mendasarkan keputisan-keputusan penggunaan yang luas dari pengukur-pengukur yang subyektif ini, penting pada pengukur-pengukur yang tidak divalidasi Akan sedikit perhatian diberikan salah kualitas pengukur-pengukur yang mendapat informasi yang pada tentang penerimaan sistem oleh sudah digunakan atau seberapa baik mereka telah pemakai-pemakainya Motivasi penelitian ini jika disarikan adalah sebagai berikut ini:
Pengukur- pengukur yang belum divalidasi banyak digunakan di

praktek di seluruh spektrum dari kegiatan-kegiatan perancangan, seleksi, implementasi dan evaluasi sistem informasi. Disamping penggunaan yang luas dari pengukur-pengukur yang subyektif ini, mereka yang mendasarkan keputusan-keputusan bisnis yang penting pada pengukur-pengukur yang tidak divalidasi akan mendapat informasi yang salah tentang penerimaan sistem oleh pemakaipemakainya. Motivasi penelitian ini penting karena akan menyediakan pengukur- pengukur konstruk yang lebih valid sehingga peneliti tidak mendapat informasi yang

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

29

Contoh: Motivasi penelitian yang diberikan oleh Chau dan Hu (2002) adalah

sebagai berikut ini. keputusan penerimaan teknologi. Misalnya sejauh mana sikap Sejalan dengan perkembangan dari aplikasi-aplikasi TI yang di atau pengaruh teman-kerja mempengaruhi keputusan-keputusan rancang untuk mendukung pelayanan-pelayanan dari kinerja penerimaan teknologi,umumnya oleh pemakai-pemakai akhir dan tugas individual dalam suatu kontek profesional yang terus manajer-manajer bisnis, sebagian karena pelatihan khusus, berkembang dengan tingkat yang cepat, maka kebutuhan untuk praktek-praktek independen, dan ppengaturan-pengaturan mengidintefikasi faktor-faktor potensial yang mempengaruhi kerjaprofesional. Sebelumnya, penelitian adopsi. Penerimaan keputusan penerimaan teknologi oleh profesional-profesional teknologi telah berkonsentrasi pada aplikasi-aplikasi TI terutama individual telah menjadi hal yang penting. yang di rancang atau dimaksudkan untuk grup-grup pemakai Dibanding dengan pemakai-pemakai akhir dan manajer-manajer umum yang secara khusu termasuk pemakai- pemakai akhir, di lingkungan bisnis umumnya, profesional- profesional ini pekerja- pekerja pengetahuan, dan manajer- manajer pada mungkin menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan di beberapa tingkatan. Lebih lanjut, penelitian- penelitian empiris sebelumnya telah meneliti penerimaan teknologi pemakaidi kontek- kontek organisasi bisnis dengan demikian telah menawarkan diskusiterbatas pada penerimaan teknologi oleh profesional- profesional individual. Motivasi dari penelitian ini adalah menggunakan subyek profeional yaitu dokter yang belum dilakukan oleh penelitian- penelitian sebelumnya. Penelitian- penelitian sebelumnya banyak menggunakan lingkungan bisnis. Penelitian ini menarik karena dapat memberikan diskusi yang berbeda dari penerimaan teknologi oleh profesional- profesional individual yang bukan profesional- profesional bisnis.

Metodologi Penelitian Sistem Informasi

30

Contoh: Venkatesh et al. (2003) melakukan penelitian teori tentang penerimaan teknologi oleh pemakai-pemakai sistem dengan menggabungkan delapan buah teori yang sudah ada. Venkatesh et al. (2003) kemudian menggunakan teoriteori yang sudah ada sebelumnya ini untuk mengembangkan sebuah model gabungan baru yang terintegrasi. Model gabungan (unified model) ini kemudian mereka sebut dengan nama teori gabungan penerimaan dan penggunaan teknologi (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) atau disebut dengan sebutan UTAUT. Penelitian ini

You might also like