You are on page 1of 7

A.

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Shock absorber merupakan komponen penting suatu kendaraan yaitu dalam sistem suspensi, yang berguna untuk meredam gaya osilasi dari pegas. Shock absorbers berfungsi untuk memperlambat dan mengurangi besarnya getaran gerakan dengan mengubah energi kinetik dari gerakan suspensi menjadi energi panas yang dapat dihamburkan melalui cairan hidrolik. Peredam kejut (shockabsorber) pada Sepeda motor memiliki komponen pada bagian bawahnya terhubung dengan piston dan dipasangkan dengan swing arm kendaraan, bagian atasnya terpasang dengan silinder bagian atas yang dipasangkan dengan rangka kendaraan. Fluida kental menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada roda. Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston adalah kmponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat shock absorber bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak shock absorber dan sekaligus ruang untuk piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir adalah piston rod adalah batang yang menghubungkan piston dengan tabung bagian atas (tabung luar) dari shock absorber. Dalam hal ini diperlukan kualitas sistem shockbreaker yang memadai agar

terciptanya kenyamanaan saat berkendara antara kekuatan, kekerasan dan keuletan yang baik dan seimbang. Di Indonesia cenderung tertarik untuk memakai sistem shockbreaker rigid karena disistem shockbreaker tersebut menggunakan pegas daun dan pegas koil yang banyak dipasaran. Namun kualitasnya mungkin tidak sebaik sistem shockbreaker independent oleh karena itu perlu diadakan suatu penelitian pada sistem shockbreaker ini khususnya pada motor Honda Blade. 2. Manfaat Manfaat analisa pada mata kuliah getaran mekanis yang telah ditempuh antara lain : a. Melatih mahasiswa dalam menganalisis shock absorber berdasarkan teori yang dipelajari. b. Mengetahui jenis peredam pada sepeda motor Honda Blade.

3. Tujuan Pelaksanaan praktek ini juga mempunyai tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa dapat menganalisis konstanta shockbreaker sepeda motor Honda Blade b. Mahasiswa dapat mengetahui jenis peredaman shockbreaker pada sepeda motor Honda Blade 4. Alat dan Bahan a. Sepeda motor Honda Blade b. Penggaris c. Stopwatch d. Jangka sorong

B. DASAR TEORI 1. Pengertian Shock Abshorber Kenyamanan berkendaraan merupakan faktor utama yang harus diperhatikan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian, kendaraan akan selalu mengalami getaran atau goncangan yang disebabkan oleh mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang tidak rata. Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut setiap kendaraan perlu dilengkapi dengan sistem suspensi. Apabila salah satu komponen system abshorber mengalami gangguan, maka akan terjadi hal yang tidak diharapkan. Sehingga kenyamanan pengendaraan tidak akan dapat dicapai. 2. Fungsi-fungsi Umum Sistem Shock Abshorber Konstruksi dan kerja jenis ini roda depan dan roda belakang dipasangkan secara terpisah, sehingga kedua roda dapat bekerja sendiri bila menerima kejutan dari permukaan jalan. Adapun fungsi-fungsi umum sistem suspensi, diantaranya adalah : a. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak b. Menopang body / kerangka pada poros dan memelihara letak geometri antara body dengan roda.

3.

Pemeliharaan Sistem Shock Abshorber Pemeliharaan sistem Shock Absorber dilakukan secara berkala, umumnya diperuksa 2 bulan sekali guna mencegah angka kecelakaan. Sistem suspensi atau shock absorber lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang saat berkendara. Dalam hal demikian maka peranan sistem suspensi menjadi sangat penting untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan tadi. Kenyamanan dalam berkendara dengan sepeda motor sangat ditentukan oleh adanya getaran dan beban yang dimuatnya. Getaran terjadi pada sepeda motor disebabkan oleh 2 hal yaitu faktor ekternal antara lain jalan yang melengkung, mengayun, jalan yang tidak rata dan jalan yang mengalami kelicinan, kekerasan dan apabila didaerah tertentu jalan terkena air dan banjir, kemudian apabila suatu sepeda motor memiliki barang atau penumpang yang melebihi kapasitas sepeda motor tersebut mengalami berat yang tidak seimbang sehingga sepeda motor dapat mengalami kecelakaan pada saat berjalan menikung ataupun berjalan kencang pada jalur lurus. Sementara itu faktor internal disebabkan oleh ketidakmampuan komponen dalam sistem suspensi seperti bahan-bahan yang digunakan dalam merancang suatu rangkaian, pegas, dan lainnya sehingga dalam meredam getaran ataupun gejala-gejala lainnya yang disebabkan oleh faktor eksternal, serta perangkaian dan perawatan suatu sistem suspensi dalam hal ini peran perancang (desainer) yang harus dan wajib bertanggung jawab karena menyangkut keselamatan barang-barang yang dibawa dan penumpang (manusia).

C. PERHITUNGAN Untuk mencari konstanta shock absorber Honda blade paka diperlukan data, dimana penulis mengambil data dari hasil pengukuran langsung dengan menggunakan sepeda motor honda blade tersebut dengan beban penulis sendiri seberat 56 kg, data tersebut dapat di gambarkan seperti di bawah ini :

Gambar : hasil pengukuran Shock absorber depan sebelum & sesudah pembebanan Berdasarkan data tersebut pada gambar di atas maka di ketahui : FD X T C maka FD = 29 cm + 15 cm = 44 cm X = 29 cm + 12 cm = 41 cm T = 0,54 detik = panjang total sebelum pembebanan = panjang total setelah pembebanan = waktu = konstanta

Untuk mencari konstanta ( C ) kita akan menggunakan rumus :

C=

Karena belum di ketahui maka kita akan mecari terlebih dahulu menggunakan rumus :

=
dimana

= 75,9

maka

C=

= 0,64 N/m

Gambar : Shock absorber belakang sebelum & sesudah pembebanan

Berdasarkan data tersebut di atas maka diketahui : = 7 cm = 33 cm + 21 cm = 54 cm = 33 cm + 18 cm = 51 cm = 56 cm = 9,8 Untuk mencari kita akan menggunakan rumus :

Maka

C. KESIMPULAN Berdasarkan data Analisis shock absober dan perhitungan di atas maka saya menyimpulkan bahwa jenis getaran pada shock absorber honda blade adalah jenis getaran bebas teredam karena setelah peredaman diperhitungkan, gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N/m.

You might also like