You are on page 1of 24

MAKALAH

TIK Tentang Atom

Dosen Pembimbing Drs. Syahmani, M. Si

Di Susun oleh: Fahmi A1C311210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 1

Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya , maka makalah TIK tentang Kimia ini dapat terselesaikan, walaupun dalam hal ini mungkin masih perlu perbaikan-perbaikan. Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dengan terbatasnya kemampuan dan pengalaman . Maka dalam penulisan makalah TIK ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangannya . Kritik dan Saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun tentunya saya harapkan. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Drs. Syahmani M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah TIK ini. Akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan pahala dan ganjaran yang berlipat ganda serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua . Amin Allhumma Amin.

Banjarmasin, Juni 2012 Penulis

Fahmi

Daftar Isi
Kata Pengantar. ..................................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... 2 3 4 5 5 6 6 7 14 20 21 22

BAB I Pendahuluan .............................................................................................. BAB II Pemaparan Isi ........................................................................................... A. Teori atom ......................................................................................... B. Model atom ......................................................................................... 1. 2. 3. Model atom John Dalton ....................................................... Model atom Thomson ....................................................... Model atom Rutherford .......................................................

BAB III Penutup ................................................................................................... Daftar Pustaka Lampiran .................................................................................................. . .

BAB I PENDAHULUAN

Atom adalah unsur yang begitu kecil yang membentuk suatu materi. Karna begitu kecilnya atom, sehingga manusia tidak mampu melihatnaya. Namun, para ilmuan dapat memperkirakan seperti apa bentuknya, sehingga tergambarlah bentuknya seperti yang kita lihat sekarang di banyak buku. Akan tetapi, seiring kemajuan jaman dan tekhnologi, teori tentang atom terus menerus berkembang, sehingga dapat kita lihat ada banyak teori tentang atom diberbagai buku. Hal ini menandakan bahwa manusia terus menerus melakukan penelitian dan uji coba untuk lebih menyempurnakan penemuan penemuan ilmuan sebelumnya untuk mempermudah pembelajarannya. Sehingga akan terus bermunculanlah hipotesisi baru yang mungkin lebih lengkap dari hipotesis sebelumnya.

BAB II PEMAPARAN ISI


A. Teori Atom Selama lebih 2400 tahun, para filsuf dan ilmuwan telah mencoba meneliti tentang atom dengan menggunakan beragam percobaan dan pengamatan. Karena atom tak dapat dilihat dan diraba maka peneliti mengamati bagaimana materi berkelakuan. Pengamatan seperti ini disebut pengamatan tak langsung. Sementara melakukan pengamatan tak langsung ilmuwan membangun suatu model atom. Suatu model atom akan diubah begitu informasi baru tentang atom berhasil dikumpulkan. Demokritus salah seorang filsuf Yunani kuno saat itu, setelah mengajukan banyak pertanyaan dan pengamatan sampai pada kesimpulan bahwa zat tidak dapat terus dibagi menjadi bagian yang lebih kecil; suatu saat akan diperoleh bagian zat yang paling kecil di mana bagian ini tidak dapat dibagi lagi. Demokritus menamakan bagian paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi ini sebagai atom (kata atom berasal dari Yunani atomos yang berarti tidak dapat dipotong atau tidak dapat dibagi). Demokritus (460-370) SM

memperkenalkan istilah atom pertama kalinya. Menurutnya atom merupakan bagian zat yang terkecil yang tak dapat di bagi lagi. Demokritus mengemukakan pendapatnya ini bukan atas dasar hasil percobaan, melainkan murni berdasarkan hasil pemikiran (filsafat). Walaupun Demokritus dan pendukungnya sudah berada pada jalur yang benar, sejarah menunjukkan bahwa teori atom yang murni hasil pemikiran ini diabaikan dan dilupakan orang selama 2000 tahun. Jumlah elektron di dalam sebuah atom pada keadaan normalnya disebut bilangan atom, yang dituliskan dengan Z. inti berisi Z proton dan sejumlah neutron. Muatan proton dan neutron besarnya sama tetapi tandanya berlawanan, sehingga pada atom normal muatan listrik bersih adalah nol. Sebab electronelektron ditarik menuju inti, maka diperkirakan keadaan-keadaan kuantum yang berhubungan dengan daerah-daerah yang dekat kepada inti mempunyai tenaga
5

yang paling. Kita dapat membayangkan yaitu mulai dengan sebuah inti telanjang dengan Z proton, dan dengan menambahkan elektron satu demi satu sehingga tercapai pengisian normal Z elektron untuk sebuah atom netral

B. Model Atom
1. Model atom John Dalton (1766-1844) John Dalton, ilmuwan Inggris yang telah lama berkecimpung dalam bidang meteorologi, yaitu studi tentang cuaca. Pada tahun 1503 Dalton mengembangkan pemikiran Demokritus dengan mengadakan percobaan reaksi-reaksi kimia antara zat-zat, kemudian dikemukakan sebagai model atom atau teori atom Dalton sebagai berikut: a. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi lagi. b. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain. Misalnya, atom perak tidak dapat berubah menjadi atom besi. c. Dua atom atau lebih dari unsur-unsur berlainan dapat membentuk suatu molekul. Misalnya, atom hidrogen dan atom oksigen bersenyawa membentuk molekul air (H2O). d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah kemudian bergabung lagi dengan susunan yang bebeda dari semula, tetapi massa keseluruhannya tetap. Gagasan ini sesuai dengan hukum Lavoisier yang berbunyi: massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi. e. Pada reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan yang sederhana. Gagasan ini sesuai dengan hukum Proust yang berbunyi: perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa selalu tetap. Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:
6

Model Atom Dalton Seiring perkembangan teknologi, teori atom Dalton terbukti tidaklah sepenuhnya benar. Penelitian selanjutnya mengarah bahwa ternyata atom dapat dibagi menjadi bagian-bagian kecil lain yang merupakan partikel dasar atom itu sendiri yaitu proton, elektron baru disusul neutron. Artinya atom bukanlah bagian terkecil dari suatu materi. 2. Model atom Thomson (1856-1940) Sebelum Thomson melakukan percobaan pada tahun 1897, para fisikawan telah melakukan percobaan pelucutan muatan dalam tabung lucutan gas. Tabung lucutan gas adalah sebuah tabung kaca (seperti tabung lampu neon) yang memiliki dua buah elektroda pada kedua ujungnya. Elektroda positif (anoda) dihubungkan ke kutub positif dan elektroda negatif (katoda) dihubungkan ke negatif sumber tegangan tinggi dc (30 kV s/d 5 kV). Ketika gas dalam tabung dikurangi dengan memompanya keluar tabung sampai tekanan gas kira-kira 0,01mmHg, kaca di dekat anoda berpendar kehijau-hijauan. Menurut ahli fisika tahun 1870-an, cahaya kehijau-hijauan ini adalah akibat radiasi sinar yang bergerak dari katoda menuju anoda. Sinar ini di
7

sebut sinar katoda. Melalui penelitian lebih lanjut diketahui bahwa sinar katoda adalah partikel-partikel bermuatan negatif.

Gambar 8.1 di buku marthen Hal 33 Gambar 8.2 di buku marthen

Dari penyelidikan yang dilakukan ternyata, bahwa dari katoda itu keluar sinar yang bermuatan negatif yang disebut sinar katoda. Berdasarkan percobaan-percobaan yang lain, sifat-sifat sinar katoda dapat diketahui yaitu: a. Sinar katoda merambat menurut garis lurus, b. Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platinasianida, c. Terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif, d. Dapat menghasilkan panas, e. Menghitamkan pelat foto, f. Menyimpang di dalam medan magnetik, g. Menyimpang di dalam medan listrik, h. Dapat menghasilkan sinar X.

Penyelidikan Crookes, Perrin, dan yang lainnya tentang sifat-sifat sinar katoda. Mereka mendapatkan bahwa sinar katoda terdiri atas partikelpartikel bermuatan negatif. Tetapi mereka belum mengetahui berapa massa m dan muatan e partikel-partikel tersebut. Thomson melakukan percobaan untuk mengukur perbandingan massa dan muatan, e/m, dari partikel negatif ini. Dalam percobaannya pada tahun 1897, Thomson menggunakan sebuah tabung sinar katoda (lihat gambar). Hampir semua udara di dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara dalam tabung kira-kira 0,01 mmHg. Ambil V sebagai beda potensial antara katoda K dan anoda A (lihat gambar). Beda potensial V ini mempercepat partikel-partikel bermuatan negatif yang keluar dari katoda menuju ke
8

anoda. Kecepatan partikel keluar dari katoda v, dapat dihitung dari fakta bahwa energi potensial listrik yang diterima partikel bermuatan e dari beda potensial V, yaitu Ep = eV, diubah menjadi energi kinetik elektron keluar dari katoda, yaitu Ek = mv2.

Gambar 8.3 di buku marthen hal 34

Dengan demikian diperoleh persamaan: EP listrik = Ek eV = Dimana e = muatan m = massa v = kecepatan partikel negatif Partikel bermuatan e yang diletakkan dalam medan listrik akan mengalami gaya listrik sebesar Flistrik = eE. Partikel bermuatan ini akan menyimpang di dalam medan listrik. Penyimpangan partikel dapat dapat ditiadakan dengan memasang medan magnetik B dalam kapasitor, yang arah garisgaris gayanya tegak lurus arah medan listrik E. Alat ini disebut selector kecepatan, karena dapat memilih kecepatan partikel yang akan diteruskan. Medan magnetik B akan menghasilkan gaya Lorentz sebesar FLorentz = evB. Gaya inilah yang meniadakan listrik, sehingga elektron dalam kapasitor tetap berjalan lurus. Sehingga Flistrik =FLorentz = mv2

Sehingga

Dengan E = kuat medan listrik keeping sejajar (N/C) V = beda potensial antara katoda dan anoda tabung (volt) B = besar induksi elektromagnetik (tesla atau Wb/m2) Untuk keadaan tanpa defleksi (simpangan) dari berkas, nilai e/m dari partikel negatif ditentukan. Thomson mendapatkan bahwa nilai e/m tidak bergantuk pada jenis logam katoda dan jenis gas dalam tabung. Dari sini Thomson menarik kesimpulan penting bahwa partikel-partikel sinar katoda adalah unsur pokok dari semua materi (zat). Thomson menyebut partikel negatif ini dengan corpuscles. Sekarang partikel ini dikenal sebagai elektron. Nilai e/m dari elektron yang diterima saat ini adalah e/m = 1,758803 x 1011 C/kg, walaupun nilai asli yang diperoleh Thomson hanya kira-kira 1,0 x 1011 C/kg. Thomson berhasil menemukan nilai e/m dari elektron dan menarik kesimpulan penting bahwa elektron pastilah partikel paling dasar dari setiap materi. Ini berarti bahwa elektron adalah bagian dari atom. Jadi, atom masih dapat dibagi lagi menjadi partikel subatomik. Dengan demikian, model atom Dalton telah gugur. Thomson berpendapat bahwa atom bukan merupakan partikel terkecil melainkan terdiri atas muatanmuatan listrik positif yang tersebar merata diseluruh bagian atom dan di netralkan oleh elektron-elektron yang tersebar merata diantara muatanmuatan listrik positif tersebut.

10

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan: Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut. Percobaan Tetes Minyak Millikan (Millikan Oil Drop) J.J Thomson berhasil menentukan nilai e/m, tetapi belum berhasil

mengukur besar muatan e electron. Orang yang pertama kali berhasil menentukan besar muatan electron adalah Robert Andrew Millikan yang terkenal dengan eksperimen tetes minyak. Diagram peralatan Millikan ditunjukkan pada Gambar dua keeping logam sejajar horizontal A dan B dipisahkan dengan jarak d dalam orde millimeter. Minyak disemprotkan dari bagian atas keping oleh alat penyemprot tetesan. Beberapa tetesan minyak memasuki lubang kecil pada keping A. Tetesan minyak bermuatan listrik karena gesekan. Metoda sederhana untuk mngukur muatan tetes minyak yang jatuh sebagai berikut. Anggap tetes minyak bermuatan negatif. Keping keping diberi beda potensial sedemikian rupa sehingga antara keping keping listrik
11

terdapat medan listrik

ke bawah sebesar E

V AB . Dengan mengatur d

medan listrik E dapat dihasilkan gaya listrik F=qE yang tepat sama dengan berat tetes minyak mg. Dalm keadaan ini tetes minyak akan diam, seperti ditunjukkan pada Gambar 8-8d, sehingga Flistrik = berat tetes minyak qE = mg q=
mg E

Massa tetes minyak sama sekali dengan hasilkali massa jenis dan volime nya ( vilume bola) =

v 4rr 3 ; E ab ,sehingga 3 d

4r 3 ( )g 3 q V AB d

4 r 3 gd 3V AB

Semua besaran yang terdapat di ruas kanan dapat di ukur, kecuali jari jari tetesan minyak r. Orde tetes minyak 10 5 cm sehingga terlalu kecil untuk di ukur secara langsung. Jari Jari ini dapat kita hitung dengan mengukurr kecepatan terminal v T tetes minyak,karena tetes minyak jatuh melalui jarak d di ukur dari garis acuan dalam okuler teleskop. Kecepatan terminal adalah kecepatan pada saat mg tepat setimbang dengan gaya hambat kekentalan udara f. Gaya kekentalan sebuah bola dengan jari jari r

12

yang bergerak dengan kecepatan v dalam suatu fluida dengan kekentalan , diberikan oleh hukum stokes sebagai :
f 6 r 3

Dengan demikian
mg f

4 3 r g 6rvT 3

r2

6 vT 18 vT 9 vT 4 4 2 g g 3 9vT vT 3 2 g 2 g

Atau
r 3 33 (
3 vT 3 27 3 vT ) 2 g 2 g 2 g

Jika r3 ini kita masukkan ke dalm persamaan diatas, kita dapatkan


q 4 gd 27 3 vT x 3V AB 2 g 2 g
3
3

d 3 vT q 18 V AB 2 g

Millikan san asisten nya mengukur muatan beribu ribu tetes minyak.Ia mendapatkan bahwa dalam batas kesalahan percobaan setiap tetes selalu memiliki
13

muatan yang sama dengan kelipatan muatan elementer e. Muatan tetes minyak yang diamati adalah e, 2e, 3e dan srterus nya, dan tidaj pernah bernilai 0,76e atau 2,49e. Nilai muatan e yang didapat oleh Millikan adalah e = 1,602192 x 10-19 C 1,60 x 10-19 Karena muatan sebuah elektron, e, sudah diketahui, maka massa sebuah elektron dapat dihitung dari nilai e/m Thomson.

Massa elektron 3. Model atom Rutherford (1871-1937) a. Hamburan Rutherford Ernest Rutherford mengadakan suatu percobaan dengan menembakkan partikel-partikel alfa pada suatu lempengan emas yang sangat tipis, yaitu setebal 0,01 mm atau kira-kira setebal 2000 atom.

Gambar. Lempengan emas ditembak dengan partikel alfa.

14

Apabila model atom Thomson itu benar, maka partikel-partikel alfa tidak akan dihamburkan pada waktu mengenai lempengan emas. Partikel alfa dengan energi yang sangat besar dengan massa yang jauh lebih besar dari massa elektron diharapkan akan bergerak lurus, tak terganggu oleh elektron dan muatan positif atom yang menyebar disekitar elektron. Ternyata partikel-partikel alfa yang dipergunakan dalam percobaan itu tidak seluruhnya dapat menembus lempengan emas secara lurus, tetapi beberapa di antaranya ada yang di belokkan, bahkan ada yang dikembalikan dengan membentuk sudut antara sampai . Hal ini

menunjukkan bahwa muatan positif dari atom tidak menyebar, tetapi mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, sehingga dapat menghamburkan partikel-partikel alfa pada saat menumbuk atom-atom tersebut. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesimpulan beberapa berikut: 1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan 2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif. 3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan. Percobaan inilah yang mendorong Rutherford pada tahun 1911 untuk menyusun model atom yang baru.

b. Model Atom Menurut Rutherfod

15

Menurut Rutherfod muatan positif dan sebagian besar massa atom akan berkumpul pada suatu titik, yaitu terpusat di tengah-ditengah atom. Pusat ini di sebut inti atom. Di luar ini, pada jarak yang relatif jauh ada elektron-elektron yang berputar dalam lintasan-lintasan tertentu, seperti planet-planet yang bergerak seperti susunan tata surya. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Gambar. Atom oksigen, dengan 8 elektron menurut model Rutherford.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut:

Atom secara keseluruhan bersifat netral. Muatan inti adalah positif dan besarnya sama dengan besar muatan elektron-elektron yang mengitarinya. Inti atom dengan elektron saling tarik-menarik, ini menyebabkan adanya gaya/sentripetal pada elektron yang menyebabkan lintasan electron tetap seperti gaya gravitasi dalam tata surya. Inti

hydrogen bermuatan satu muatan elementer, karena terdapat sebuah


16

lektron yang mengelilinginya, inti helium bermuatan dua muatan elementer dan inti oksigen bermuatan delapan muatan elementer.

c. Pengujian model Atom Rutherford Model atom Thomson diuji dengan hamburan partikel alfa, demikian juga model atom Rutherford perlu diuji apakah sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang harus berlaku. Menurut Rutherford elektron bergerak mengelilingi inti yang bermuatan positif. Gaya tarik antara inti dan electron adalah :

Gaya tarik ini sama besar dengan gaya sentripetal yang bekerja pada electron tersebut

Sehingga besarnya energi kinetik elektron pada jari-jari lintasan r adalah :

Sedangkan besarnya energi potensial elektron yang bermuatan e pada jarak r dari inti.

Energi total elektron menjadi :

17

Energi yang dimiliki oleh elektron bertanda negatif. Bila r kecil maka E kecil, dan energi yang dimiliki oleh elektron makin besar bila r makin besar atau bila electron makin jauh dai inti. Karena elektron bermuatan listrik maka selama bergerak akan menimbulkan arus listrik. Akan tetapi medan magnet yang berubah-ubah juga. Elektron yang bergerak mengelilingi inti itu akan menimbulkan gelombang elektromagnetik. Jadi, elektron-elekron itu akan memancarkan energi.

Atom secara keseluruhan bersifat netral, sehingga jumlah muatan positif inti harus sama dengan jumlah negatif elektron seluruhnya. Bila elektron mempunyai muatan satu muatan elementer, maka muatan inti adalah kelipatan muatan elementer. Nomor atom Z menunjukkan jumlah muatan positif inti (p) atau jumlah elektron (e) yang mengitari inti. Jadi Z = p = e Karena jumlah muatan inti sama dengan jumlah elektron-elektron yang mengitarinya, maka muatan inti sama dengan nomor atom Z dikalikan dengan muatan elementer e (e = 1,60 x 10-19 coulomb) Muatan inti = Z . e Dalam suatu reaksi kimia, hanyaa elektron-elektron di bagian luar sajalah yang mengalami perubahan sedangkan inti atom tidak berubah. Atom yang kehilangan atau kelebihan elektron disebut ion. Karena inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka secara listrik inti dan elektron saling tarik-menarik. Gaya ini menghasilkan suatu gaya sentripetal yang menahan elektron agar tetap pada lintasannya

masing-masing, seperti halnya dengan gaya gravitasi di dalam tata surya. Kelemahan - kelemahan model atom Rutherford 1. Karena dalam lintasan nya elektron memancarkan energi, maka energi elektron akan berkurang, jari jari lintasan nya akan mengecil. Lintasan nya tidak lagi merupakan lingkaran dengan jari jari yang sama, tetapi
18

merupakan putaran berpilin yang selalu mendekati inti dan akhir nya elektron akan jatuh dan bersatu dengan inti, Jadi inti atom itu tidak stabil. 2. Apabila lintsan elektron makin mengecil. Maka waktu putarnya pun akan mengecil. Frekuensi gelombang yang dipancarkannya akan menjadi bermacam macam. Jadi atom hidrogen tidak akan menunjukkan suatu spektrum garis tertentu tetapi merupakan spektrum yang kontinu. Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan memakai spektrometer yang menunjukkan garis garis khas hidrogen.

19

BAB III PENUTUP

Atom adalah unsure yang teramat kecil sehingga kadang sulit dimengerti. Namun, kita perlu tau bahwa aka nada penelitian terus menerus selama dunia ini masih ada, untuk meneyempurnakan teori teori yang telah ada sebelumnya, termasuk juga teori tentang atom. Dan mungkin sekarang adalah giliran anda untuk menelitinya.

20

DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya. 1988. Penuntun Pelajaran Fisika. Bandung : Ganeca Exact Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XII Semester 2. Jakarta : Bandung Kanginan, Marthen. 2007. Fisika SMA jilid 3A. Jakarta : Bandung Zemansky, sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern. Bandung : Binacipta www. google. com/ tanggal akses 26 November 2010

21

GAMBAR-GAMBAR

22

Thomson

23

Rutherford

24

You might also like