You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembanguanan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembanguanan tidak akan berarti. Pendapatan Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada satu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat demikian diharapkan setiap keluarga, memperlihatkan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan. Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada catur warga atau zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana yang direncanakan oleh pemerintah. Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu : 1. Keluarga berencana mandiri : artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkar biru dan KB lingkar emas. 2. Mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektif (MKE) : AKDR, suntikan KB, susuk KB, dan kontap. B. TUJUAN PENULISAN I. Tujuan Umum Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam

memecahkan masalah khususnya pada Ny. R Akseptor KB Implant di RB Anugrah Surabaya. II. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan : 1. Mampu melaksanakan pengkajian data 2. Mampu melaksanakan interpretasi data dalam asuhan kebidanan 3. Mampu melaksanakan identifikasi diagnosa dan masalah potensial dalam asuhan kebidanan. 4. Mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan akan tindakan segera/kolaborasi 5. Mampu melaksanakan intervensi dalam asuhan kebidanan. 6. Mampu melaksanakan implementasi dalam asuhan kebidanan. 7. Mampu melaksanakan evaluasi dalam asuhan kebidanan. C. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah : 1. Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi. 2. Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan studi kepustkaan. 3. Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas kesehatan. D. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari : LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR BAB I BAB II BAB III Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan. Landasan teori meliputi konsep dasar kehamilan dan asuhan kebidanan pada kehamilan. Tinjauan kasus meliputi pengkajian data, diagnosa/ masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional, pelaksanaan rencana tindakan dan evaluasi. DAFTAR PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI


A. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) Efektivitas progestin sebagai kontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin tersebut ke suatu delivery system. Ada beberapa macam delivery system antara lain cincin vagina, implant dan mikrokapsul. Satu-satunya kontrasepsi implant yang beredar di pasaran adalah Norplant. Norplant terdiri atas enam kapsul, masing-masing mengandung 36 mg levonorgestrel dengan diameter 2,4 mm dan panjang 3,4 cm. setelah disusukkan keenam kapsul akan mengeluarkan 80 mcg levonorgestrel per hari selama 6-18 bulan pertama. Norplant generasi kedua, terdiri atas 2 kapsul dengan diameter 2,4 mm dan panjang 4,4 cm, telah pula dikembangkan oleh Population Council. Saat ini Norplant-2 tersebut sedang menjalani uji klinik fase III. Kontrasepsi Implant lain yang sedang mengalami uji klinik saat ini adalah Capronor, yang dikembangkan oleh Contraceptive Branch of the U.S. National Institute of Child Health and Human Development bekerjasama dengan WHOs Special Programme of Research in Human Reproduction. Capronor terdiri dari satu kapsul biodegradable yang efektif sebagai kontrasepsi selama 12 bulan. Sekarang Capronor sedang menjalani uji klinik fase II. Susuk KB yang dperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat diterima masyarakat sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai norplant. Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK). Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut implanon. B. Mekanisme kerja AKBK sebagai alat kontrasepi Mekanisme kerja lokal AKBK (Implant) sebagai berikut : 1. Lendir serviks menjadi kental. 2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. 3. Mengurangi transportasi sperma. 4. Menekan ovulasi. C. Keuntungan AKBK (Implant) Alat kontrasepsi bawah kulit dapat diterima masyarakat dunia.

Keuntungan AKBK (Implant) adalah : Daya guna tinggi Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun) Penngembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. Bebas dari pengaruh estrogen. Tidak mengganggu kegiatan sanggama. Tidak mengganggu ASI. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

D. Kerugian AKBK (Implant) Alat AKBK bukanlah alat konrasepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian sebagai berikut : Nyeri kepala. Peningkatan/penurunan berat badan. Nyeri payudara. Perasaan mual. Pening/pusing kepala. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nevousness). Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat). Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebig tinggi, (1,3 per 100.000 perempuan per tahun). E. Indikasi Penggunaan AKBK Indikasi AKBK : Usia reproduksi. Telah memiliki anak ataupun yang belum.

Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. Pascapersalinan dan tidak menyusui. Pascakeguguran. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. Riwayat kehamilan ektopik. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah,k atau anemia bulan sabit ( sickle cell ). Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. Sering lupa menggunakan pil.

F. Kontraindikasi Penggunaan AKBK Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tidak dapat dipasang pada keadaan : Hamil atau diduga hamil. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. Miom uterus dan kanker payudara. Gangguan toleransi glukosa.

G. Teknik pemasangan AKBK Memperhatikan penyulit AKBK, maka pemasangan perlu mendapat perhatian : I. Persiapan klien dalam pemasangan AKBK. Walaupun kulit dan integumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptic pada daerah operasi tempat implant akan dipasang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien. Kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi risiko terjadinya infeksi pada saat insersi atau pencabutan implant Norplant. II. Persiapan alat dan instrumen untuk Insersi pada AKBK. Dikemukakan beberapa jenis pemasangan AKDR sebagai berikut : a. b. c. Jenis Norplant. Terdiri dari 6 batang kapsul Jenis Implanon. Terdiri dari satu batang kapsul. Jenis Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang kapsul.

Peralatan dan Instrumen untuk Insersi : III. Meja periksa untuk berbaring klien. Alat penyangga lengan (tambahan). Batang implant dalam kantong. Kain penutup steril (didinfeksi tingkat tinggi) serta magkok untuk tempat meletakkan implant Norplant. Sepasang sarung tangan karet bebas bedak yang sudah disteril (atau didisinfeksi tingkat tinggi). Sabun untuk mencuci tanagn. Larutan antiseptic untuk disinfeksi kulit (missal: larutan betadin atau jenis golongan povidon iodine lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok antikarat. Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin). Semprit (5-10 ml), dan jarum suntik (22 G) ukuran 2,5 samapi 4 cm (1-11/2 inch). Trokar 10 dan mandrin. Skapel 11 atau 15. Kasa pembalut, band aid, atau plester. Kasa steril dan pembalut. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk keperluan darurat). Klem penjepit atau forsep mosquito (tamabahan). Bak/tempat instrument (tertutup). Teknik pemasangan AKBK Prinsip pemsangan AKBK adalah dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti kipas mekar dengan 6 kapsul. Teknik pemasangan AKBK adalah sebagai berikut : IV. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan lidokain 2%. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa tertahan. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukkan samapi terasa tidak ada tahanan. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast (band aid). Kapan AKBK dibuka.

Alat kontarasepsi bawah kulit (AKBK) dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai : a. b. c. d. e. f. g. h. Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah. Perdarahan yang banyak dari kemaluan. Rasa nyeri pada lengan. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah. Ekspulsi dari batang implant. Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur. Nyeri dada hebat. Dugaan adanya kehamilan.

BAB III

TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data Tanggal 18-06-2007 A. Data Subyektif a.Biodata Nama Istri Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Ny. R : 28 Th : Islam : SMA : swasta : Putat jaya. Nama Suami Umur Agama Pendidikan Suku/Bangsa Pekerjaan : Tn. M : 33 th : Islam : SMA : Jawa/Indonesia : swasta Jam :09.00 WIB

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

b.Status Perkawinan Perkawinan ke : 1 Umur kawin : 22 th Lama Kawin : 6 th c. Keluhan Utama Ibu mengatakan ingin memakai susuk sebagai alat kontrasepsi. d. Riwayat Kebidanan 1.) Haid Menarche Siklus Lama Banyak Warna Bau Flour albus Dismenorhoe : 13 tahun : 25 hari / teratur : 4-5 hari : Hari 1-3 ganti 2-3 kotek/hari Hari 4-6 ganti 1-2 kotek/hari : merah : anyir : tidak ada : tidak ada

2.) Riwayat Kehamilan, Persalinan, nifas yang lalu.


Kawin Hamil Persalinan Anak Nifas KB Ke Ke Usia Jenis Penolong Tempat Penyulit BBL Seks Hidup Mati ASI Penyulit Jenis

I 2 3

9 bln SPTB 9 bln SPTB 9 bln SPTB

Bidan Bidan Bidan

BPS RB RB

2.900 3100 3000

6 thn 3 thn 4 bln

8 bln 1 th

Suntik Suntik

3.) Riwayat KB Ibu menyatakan ingin menggunakan KB susuk saat ini karena saat ini sedang menyusui, ibu ingin menggunakan KB yang tidak mengganggu ASI, ibu juga ingin memakai KB dengan jangka panjang. Sebelumnya ibu menggunakan KB Suntik 3 Bulan. e. Riwayat kesehatan yang lalu Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti (hepatitis, TBC), menurun seperti (DM, HT), dan menahun (asthma, jantung), rieayat stroke, epilepsi, tumor jinak / ganas pada payudara, tidak ada riwayat kanker payudara. f. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti HT, jantung, DM, asthma dan penyakit menular seperti hepatitis dan TBC. g. Riwayat ginekologi Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit mioma uteri, radang pinggul dan vagina. Tidak pernah mengalami perdarahan yang tidak diketahui sebabnya, tidak menderita tumor / kanker sistem reproduksi. h. Pola kebiasaan sehari-hari 1.) Pola nutrisi Makan : 3x/hari, porsi (nasi, lauk, sayur, buah) + 7-9 gelas/hari (air putih, teh) + 6-7x/hari (konsistensi cair, warna kuning, bau khas) 1x/hari (konsistensi lembek, kuning, bau khas, tidak nyeri) Minum : 2.) Pola eliminasi BAK BAB : :

3.) Pola aktifitas Klien mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti biasa. 4.) Pola istirahat Siang Malam 5.) Pola sexual 2x/minggu, tidak ada keluhan. : 14.00-16.00 WIB : 22.00-04.30 WIB

i. Data psikologi Hubungan klien dengan ibu dan suami baik, suami sangat mendukung ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi, dalam agama yang dianut tidak ada larangan memakai alat kontrasepsi. j. Data sosial dan budaya Ibu dan suami dari Jawa dan tidak ada budaya yang mempengaruhi dalam pemakaian alat kontrasepsi apapun. B. Data Obyektif a. Keadaan umum Kesadaran Postur tubuh Raut wajah T N S : composmentis : tegak : senang

Cara berjalan : normal, biasa Tanda-tanda vital : 110/80 mmHg : 80 x/menit : 36,7 oC

RR : 20 x/menit TB : 156 cm BB : 52 kg b. Pemeriksaan fisik umum 1.) Inspeksi Kepala Muka Mata Hidung Mulut Telinga Leher : kulit kepala bersih, tidak ada luka, tidak ada ketombe, bersih, warna rambut hitam : tidak pucat, tidak oedema : simetris, bersih, tidak ada konjungtiva, tidak anemis, palpebra tidak oedema, sklera tidak icterus : simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada PHC : mukosa lembab, tidak stomatitis, tidak caries, tidak ada gigi palsu, gusi tidak anemis : simetris, bersih, tidak ada serumen dan purulen : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada

: tidak ada retraksi, ada hyperpigmentasipada areola, puting susu menonjol, ASI +/+, tidak terlihat adanya benjolan, puting tidak lecet

Abdoment Vulva Anus 2.) Palpasi Leher Perut Dada 3.) Auskultasi Dada 4.) Perkusi

: tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan pada perut : bersih, tidak ada sekret, tidak ada varices, tidak ada pembesaran kelenjar skene dan bhatolini, tidak oedem : tidak ada hemoroid

Ekstrimitas : simteris, tidak oedema, tidak varices, tidak ada luka :Tidak ada bendungan vena jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar tyroid :Tidak ada tanda kehamilan, TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada adnexa, tidak ada benjolan / tumor :Konsistensi lunak, tidak ada benjolan Ekstrimitas : tidak oedem dan varices : tidak ada wheezing dan ronchi

Tidak dilakukan. Kesimpulan : Akseptor KB baru pro Impalnt. II. Dx DS : DO : Interpretasi Data Dasar : Akseptor KB baru pro pemasangan Implant. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB susuk. Ibu ingin menggunakan KB dalam waktu yang lama Ibu ingin mengetahui banyak info tentang KB susuk K/U ibu baik Ibu tampak antusias dan banyak bertanya tentang KB susuk TTV TD N RR S : 110/80 mmHg : 80 x /menit : 20 x/menit : 36,7 oC

Masalah -

: Tidak ada

Kebutuhan : HE tentang AKBK, efek samping, keuntungan dan kerugian Pemasangan Impalnt

III. Antisipasi Masalah Potensial Tidak ada IV. Indentifikasi Kebutuhan Segera Tidak ada V. Langkah V (Pengembangan Rencana) Dx Tujuan Kriteria : Akseptor KB baru pada Impalnt : Setelah diberikan asuhan kebidanan diharapkan ibu menjadi akseptor KB lestari dan tidak terjadi komplikasi : Intervensi : 1. Lakukan pendekatan pada ibu / klien dan suami serta keluarga R/ membangun kepercayaan ibu dan keluarga serta suami terhadap nakes dan menjalin hubungan yang kooperatif 2. Berikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan masalahnya R/ mengurangi ketegangan klien 3. Berikan penjelasan tentang alat kontrasepsi susuk, efek samping, keuntungan dan kerugian, kontra indikasi serta cara pemasangan R/ alih informasi dan memberi kesempatan ibu untuk bertanya bila tidak mengerti 4. Lakukan informed consent R/ tanda bukti persetujuan tindakan yang dilakukan (tanggung jawab dan tanggung gugat) 5. Persiapkan alat, pasien, lingkungan R/ memudahkan pemasangan dan untuk menjaga privacy klien Ibu jelas mengenai HE tentang alat kontrasepsi susuk Ibu dapat mengulangi penjelasan tentang HE alat kontrasepsi susuk yang sudah diberikan Ibu mau / setuju untuk dilakukan pemasangan alat kontrasepsi susuk Ibu menjadi akseptor KB susuk lestari

6. Lakukan pemasangan Impalnt secara benar dan efektif R/ mencegah infeksi dan efek samping 7. Berikan HE pasca tindakan R/ menambah pengetahuan klien VI. Jam 09.00 Implementasi Tanggal : 18-06-2007 : Menyapa klien dengan sikap ramah dan sopan dan memperkenalkan diri. Memberikan kesempatan klien untuk mengemukakan masalahnya yaitu : ibu saat ini sedang menyusui dan ibu ingin menggunakan KB dalam jangka waktu yang lama, salah satunya yaitu KB susuk dan ibu ingin tahu tentang KB susuk Susuk / Implant / AKBK adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan kiri atas yang efektif untuk jangka panjang. Berfungsi untuk Efek samping : Mencegah sperma ovum bertemu, menghambat masuk ke tuba falopii mencegah implantasi telur dalam uterus : Kerugian : Keuntungan : Kontraindikasi Jam 09.10 Jam 09.15 Haid menjadi lebih lama dan banyak Perubahan siklus haid Perdarahan spotting (antar menstruasi) Saat haid lebh sakit Tidak mencegah IMS, HIV / AIDS, klien tidak dapat melepas susuk sendiri Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi. Efektifitas tinggi, metode jangka panjang 3 atau 5 tahun. Tidak mempengaruhi volume / kualitas ASI, tidak mengganggu hubungan sexual : Hamil / diduga hamil, perdarahan pervaginam, benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara, miom uterus. : Melakukan informed consent : Menyiapkan alat : Meja periksa untuk berbaring klien. Alat penyangga lengan (tambahan). Batang implant dalam kantong.

Kain penutup steril (didinfeksi tingkat tinggi) serta magkok untuk tempat meletakkan implant Norplant. Sepasang sarung tangan karet bebas bedak yang sudah disteril (atau didisinfeksi tingkat tinggi). Sabun untuk mencuci tangan. Larutan antiseptic untuk disinfeksi kulit (missal: larutan betadin atau jenis golongan povidon iodine lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok antikarat.

Jam 09.20 -

Zat anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin). Semprit (5-10 ml), dan jarum suntik (22 G) ukuran 2,5 samapi 4 cm (111/2 inch). Trokar 10 dan mandrin. Skapel 11 atau 15. Kasa pembalut, band aid, atau plester. Kasa steril dan pembalut. Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus tersedia untuk keperluan darurat). Klem penjepit atau forsep mosquito (tamabahan). Bak/tempat instrument (tertutup). Lingkungan tertutup, terdapat lampu penerangan yang menerangi lengan kiri atas.

: Menyiapkan ruangan :

Menyiapkan pasien : Walaupun kulit dan integumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptic pada daerah operasi tempat implant akan dipasang dapat mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien. Kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi risiko terjadinya infeksi pada saat insersi atau pencabutan implant Norplant. Jam 09.25 : Teknik pemasangan AKBK adalah sebagai berikut : Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan lidokain 2%. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa tertahan.

Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik keluar. Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat pendorong dimasukkan samapi terasa tidak ada tahanan. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast (band aid). Jam 09.50 : Memberikan konseling pasca pemasangan Mengajarkan Klien bagaimana cara memeriksa sendiri kapsul AKBK Menjelaskan pada klien pada bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa Menganjurkan klien untuk kontrol 1 minggu setelah pemasangan, akhir bulan pertama, akhir bulan ketiga, akhir bulan keenam, setahun sekali, dan apabila ada keluhan Mengingatkan pada klien jika susuk ini dilepas setelah 5 tahun pemasangan dan dapat datang ke klinik setiap saat untuk konsultasi atau jika AKBK ingin dicabut Jam 10.00 Minta klien untuk mengulangi penjelasan yang telah diberikan Tanggal pemasangan Jam pemasangan Tempat pemasangan Nama pemasang Impalnt dan tanda tangan pemasang Implant Nama penderita yang dipasang Implant. Jenis Impant yang dipasang Hal-hal / kejadian istimewa saat pemasangan kemungkinan terjadi, kesulitan pasien menolak, atau terjadi kram hebat perdarahan Terapi yang diberikan : Memberikan kartu akseptor VII. Tanggal Dx Evaluasi : 18-06-2007 Jam : 10.00 WIB : Akseptor KB baru pro Implant Ibu mengatakan sudah dipasang spiral dan mengerti tentang penjelasan mengenai alat kontrasepsi susuk. Amox 3x 500 mg Asam mefenamat 3x 500mg : Melakukan pendokumentasian :

: -

Implant jenis Indoplant sudah terpasang Ibu bisa menjelaskan kembali penjelasan petugas dan tidak terjadi perdarahan K/U baik Jadwal kontrol 1 minggu lagi Datang sewaktu-waktu ke klinik / konsultasi / bila ada keluhan atau ingin dilepas.

A P

: Akseptor KB baru post Implant : -

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Biran. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Departemen Kesehatan RI. 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan. Jakarta : ECG..

Varney, Helen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : ECG..

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT

DI RB ANUGRAH SURABAYA

OLEH : RIKHLY FARADISY MURSYIDA 05021065

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES ) INSAN UNGGUL SURABAYA D-IV KEBIDANAN A 2 2007 / 2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Ny. R dengan Akseptor KB Implant di RB Anugrah Surabaya. Dalam rangka meningkatkan keterampilan para mahasiswa diharapkan dapat melaksankan Asuhan Kebidanan dengan baik dan optimal. Harapan kami semoga penyusunan Asuhan Kebidanan ini penulis mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Hj. Trismintowati Soekarnen Adiwasono Amd.Keb, selaku pemilik RB Anugrah Surabaya. 2. Endang Sri Resmiati, SH, SST., selaku Ketua Prodi STIKES Insan Unggul Surabaya. 3. Sutjiati Dwi Handayani, S.Pd, SST, selaku pembimbing pendidikan STIKES Insan Unggul Surabaya. 4. Erna Irenewati, Amd.Keb, selaku pembimbing praktek RB Anugrah. 5. Kedua orang tuaku yang telah memberikan curahan kasih sayang, dorongan dan motivasi sehingga terselesaikan Asuihan Kebidanan ini. Kami menyadari dalam pembuatan Asuhan Kebidanan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam menyempurnakan Asuhan Kebidanan ini.

Surabaya,

Juni 2007

Penyusun

You might also like