Professional Documents
Culture Documents
Sekretaris Jurusan
Drs. Safiudin Sidiq, MA ………. ………………
NIP. 150 299 477
Penguji I
Prof. Dr. H. Salman Harun, MA ……….. ……………….
NIP. 150 062 568
Penguji II
Drs. Ahmad Shoddiq, MA ……….. ………………..
NIP. 150 289 321
Mengetahui:
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Hasanuddin
i
ABSTRAKSI
Hasanuddin
ii
KATA PENGANTAR
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
Puji syukur kehadirat Allah swt atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK PADA SISWA KELAS
IX DI SMP PGRI 12 PONDOK LABU”.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada baginda nabi Muhammad
saw beserta anak-anak, keluarga dan sahabatnya serata para Nabi, Wali, Syuhada,
dan orang-orang salih.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa adanya dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
penulis menucapkan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Achmad Gholib, M. A, Pembimbing Penulisan Skripsi yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing
penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA., Dosen Penasihat Akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Furqan dan Ibu Nida Staff Jurusan Pendidikan Agama Islam
7. Ayahanda Sukatma dan Ibu Maspidah tercinta, satu dari sekian harapan kalian
telah ananda penuhi, semoga harapan-harapan kalian yang lain dapat ananda
wujudkan. Tidak ada kata yang pantas lagi ananda ucapkan selain ucapan
terimakasih yang sedalam-dalamnya atas segala pengorbanan, kasih sayang,
dukungan dan bimbingan kalian serta kesabaran yang tak terhingga.
8. Kakandaku, Teh Nur Hasanah, Kak Saiful Ali, Teh Nur Sehah, Kak Asef
Ma’mun Sanusi, Adikku Nurul Magfirah dan seluruh keponakanku
iii
9. Ibu Dra. Sartini, MM. Kepala dan Dra. Hajarillah Wakil sekolah SMP PGRI
12 Pondok Labu beserta dewan Guru yang bersedia menerima dan membantu
penulis dalam melakukan penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan di Jurusan PAI 2004, khususnya Mas Bejo, Kang
Rizal, Nur Istianah, Latifah dan Arif Maulana Akbar, serta teman-teman
mahasiswa yang tidak dapat penulis Sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan semangat dan bantuannya selama ini.
11. Adindaku tersayang "Idah Ummu Maidah", yang membuat penulis semangat.
Akhirnya atas jasa dan bantuan semua pihak, baik berupa moril maupun
materil penulis panjatkan doa, semoga Allah swt memberikan balasan yang
berlipat ganda dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan berkah bagi
penulis dan pembaca. Amien.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
v
C. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 42
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 63
B. Saran.............................................................................................. 63
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket Penelitian
2. Berita wawancara kepala sekolah SMP PGRI 12 Pondok Labu
3. Berita wawancara guru bidang studi PAI kelas IX
4. Lembar pengesahan judul skripsi
5. Surat keterangan bimbingan skripsi
6. Surat keterangan izin riset dari Fakultas
7. Surat keterangan penelitian dari SMP PGRI 12 Pondok Labu
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1975), h. 134
1
2
2
Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, dalam bukunya Pengantar Studi Akhlak,
mamberikan pembahasan khusus mengenai ”Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak”. Fase itu
dimulai sejak zaman Yunani, Fase Arab pra-Islam, Fase Islam, Abad pertengahan hingga Fase
Modern, secara tidak langsung hal ini mengindikasikan pendidikan akhlak adalah hal yang paling
urgen yang menjadi perhatian tersendiri karena dengan berkembangnya zaman maka itu berarti
berkembang pula permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sosial tentunya. Zahrudin AR dan
Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.19-35
3
˳Ϣ˸ϴ˶ψ˴ϋ˳ϖ˵Ϡ˵ΧϰϠ˴ό˴ϟ˴Ϛ˷˴ϧ˶·˴ϭ
Sesungguhnya engkau (muhammad) berada diatas budi pekerti yang
agung (Q.S. Al-Qalam : 4).3
2. Al-Hadis
3
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Bandung: CV penerbit
Jumanatul Ali, 2005), h.596
4
Imam Malik, Al-Muwatha Juz. 14, (Beirut: Daarul Fikr, 1980), h. 132
5
Abdul Hamdi Yunus, As-Sya’ab, (Kairo: Daarul Ma’arif, tt), h. 436
4
b. Imam Al-Ghazali
ϝΎόϓϷ έΪμΗ ΎϬϨϋ ΔΨγέ βϔϨϟ ϲϓ ΔΌϴϫ Ϧϋ ΓέΎΒϋ ϖϠΨϟ
6
ΔϳϭέϭήϜϓϰϟ·ΔΟΎΣήϴϏϦϣήδϳϭΔϟϮϬδΑ
”Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripada
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran (lebih dulu).”
c. Ibrahim Anis
ϦϣήηϭήϴΧϦϣϝΎόϓ˱ϻέΪμΗΎϬϨϋΔΨγέβϔϨϠϟϝΎΣϖϠΨϟ
7
ΔϳϭέϭήϜϓϰϟΔΟΎΣήϴϏ
"akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa
membutuhkan pikiran dan pertimbangan"
6
Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Daarulyan: tp, 1987), Jilid. 2, h. 58
7
Ibrahim Anas, Al-Mu’jamul Wasith, (Mesir: Daaru; Ma’arif, 1972), h. 2002
5
8
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 623
6
dari syariah, dan ilmu akhlak (etika Islam, moralitas Islam) yang
merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk kajia-kajian yang terkait
dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan
dalam berbagai mata pelajaran di SMP.9
9
Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Jakarta: Depdiknas,
2004), h. 2-3
10
Drs. Soepardjo, S.Ag dan Ngadiyanto, S.Ag, Mutiara Akhlak Dalam Pendidkan Agama
Islam Untuk Kelas IX Sekolah Menengah Pertama, (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2007), h. 35-40 dan h. 121-126.
7
perbuatan dosa karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah
pengawasan Allah Swt.
Lembaga pendidikan lanjutan pertama sangat dibutuhkan peranannya
dalam membantu orang tua serta melanjutkan pemberian pemahaman akhlak
serta pembinaan akhlak pada anak didik (remaja awal) yang sudah mereka
dapatkan dari sekolah dasar.
Karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang
pesat, meskipun masa puber merupakan periode singkat yang bertumpang
tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan permulaan masa remaja Namun,
ciri utama masa ini adalah bergejolaknya dorongan seksual. Oleh karena itu,
interaksi mereka dengan kekuatan barunya ini tergolong salah satu problem
yang paling berat.11
Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan
membahas dalam penulisan skripsi dengan judul : “IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN AKHLAK PADA SISWA KELAS IX SMP PGRI 12
PONDOK LABU”.
11
Netty Hartati, Dkk. Islam Dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.
39-40
12
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), h. 40
8
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk pembelajaran akhlak di SMP PGRI 12 Pondok
Labu.
2. Untuk mengetahui pola pembinaan akhlak di SMP PGRI 12 Pondok Labu.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi
orang-orang yang kosen dan bergerak dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan agama Islam yang mengenai akhlak.
D. Kegunaan Penelitian
1. Untuk mengembangkan disiplin keilmuan yang penulis miliki dan
menambah wawasan penulis khususnya, serta pihak lain yang berminat
dalam masalah ini.
2. Untuk memberikan masukan bagi sekolah yang diteliti sebagai bahan
evaluasi.
13
John M. Echoles dan Hasan Sadizly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,1995)
14
Tim Media, Kamus Ilmiah Populer, (Media Center, 2002), h. 155
9
E. Metodologi Penelitian
Untuk pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa tekhnik
yaitu:
1. Angket
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket sebgai
metode yang dipilih untk mengumpulkan data. Angket memang
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data.15
Angket adalah alat untuk menumpulkan data yang berupa daftar
pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara
tertulis.16
Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup,
yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya
diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun
dengan disertai alternative jawabannya, respoden diminta untuk memilih
salah satu jawaban atau lebih dari alternative yang sudah disediakan.17
Untuk mendapatkan data yang komprehensif, angket ini dibagikan
kepada guru-guru yang menjadi responden. Angket tersebut berisi
pertanyan seputar pembelajaran akhlak dan pembinaan akhlak siswa. Yang
ada di SMP PGRI 12 Pondok Labu.
2. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrument. Format yang di susun berisi item-item tentang kejadian atau
tingkah laku yang menggambarkan akan terjadi.18
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 225
16
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), h. 41
17
Risnayanti , Implementasi Pendi... h. 41
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 229
10
19
Risnayanti , Implementasi Pendi... h. 41
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 227
21
Risnayanti , Implementasi Pendi... h. 41
22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 231
11
F. Pedoman Penulisan
Teknik penulisan dalam skripsi ini berdasarkan pada Pedoman
Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.24
G. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan dalam penelitian ini dibagi dalam lima (5)
bab, setiap bab dirinci ke dalam sub bab sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
masalah, pembahasan dan perumusan masalah, tujuan penulisan dan
kegunaan penelitian, metodologi penelitian dan sistematik
penyusunan.
Bab II : Landasan Teori, pada bab ini akan diuraikan mengenai pengertian
pendidikan agama Islam, dasar dan tujuan pendidikan agama Islam,
pengertian akhlak, pembentukan akhlak, pembinaan akhlak, faktor-
faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak.
Bab III : Metodologi penelitian, pada bab ini akan diuraikan mengenai
pendekatan penelitian, populasi dan sample penelitian, waktu dan
tempat penelitian, pengumpulan data yang mencakup angket,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Bab IV : Hasil penelitian Pelaksanaan pembelajaran akhlak di SMP PGRI 12
Jakarta pada bab ini diuraikan mengenai pembelajaran akhlak,
kurikulum, materi, keteladanan, kendala-kendala, gambaran umum
SMP PGRI 12 dan deskripsi data, analisis dan interpretasi data.
Bab V : Penutup, pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran
23
Risnayanti , Implementasi Pendi... h. 42
24
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi,(Ciputat: FITK, 2007), h. 3
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 1, h. 1
12
13
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997), h.256
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’rif
Bandung ), h. 31-32
14
4
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 22
5
UU Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Focus Media, 2003), h.3
6
Departemen agama RI,UU dan peraturan pemerintah RI tentang pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Islam, 2006), h. 5
7
Azumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos,
1998), h. 3
15
8
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI-Press, 1985), h.
10
9
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1992), h. 209-210
10
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 24
16
11
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 89
17
12
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 1, h. 3-4
13
Ramayulis, Ilmu ... (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 1, h. 4
18
14
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 564
19
2) Al-Sunnah
Dalam dunia pendidikan, Rasulullah untuk menuntut ilmu
pengetahuan sebagai pengetahuan bekal dalam pendidikan dengan
sabdanya:
16
ϢϠδϣϞϛϰϠϋΔπϳήϓϢϠόϟΐϠσϢόϠλϲΒϨϟϝΎϗ
15
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 1079
16
Jalaluddin Abdurrahman As-Sayuthi, Jaamil Al-Ahadits, (Beirut: Daarul Fikr, 1414), h.
136
17
Muhammad Atyhiyah Al-Abrasy, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam, (Jogyakarta:
Titian Ilahi Press, 1996), h. 5
20
18
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 2
21
19
Nur Uhbiyati, Ilmu ... (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 29-30
22
20
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004) h. 15-17
24
a. Imam Al-Ghazali
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.”
b. Ibrahim Anis
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah macam-macam perbutan, baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.”
c. Abdul Karim Zaidan
“Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,
yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan
atau meniggalkannya.”
Ketiga definisi diatas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau
khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia
akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan
pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan
dorongan dari luar.22
Menurut pengertian asal katanya (menurut bahasa) kata “Akhlak”
berasal dari kata jamak bahasa arab “Akhlak”. Kata mufradnya ialah
21
H. Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Quran, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), h. 1-2
22
Yunahar Ilyas Lc, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:LPPI, 1999), h.1-2
25
ΔϟϮϬδΑ ϝΎόϓϷ έΪμΗ ΎϬϨϋ ΔΨγέ βϔϨϟ ϲϓ ΔΌϴϫ Ϧϋ ΓέΎΒϋ ϖϠΨϟ
24
ΔϳϭέϭήϜϓϰϟ·ΔΟΎΣήϴϏϦϣήδϳϭ
”Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripada timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran (lebih dulu).”
23
Kahar Masyhur, Membina Moral dan Akhlak, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), h. 1-3
24
Imam Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin,… h. 58
25
Abdul Hamdi Yunus, As-Sya’ab,… h. 436
26
ϦϣήηϭήϴΧϦϣϝΎόϓ ˱ϻέΪμΗΎϬϨϋΔΨγέβϔϨϠϟϝΎΣϖϠΨϟ
26
ΔϳϭέϭήϜϓϰϟΔΟΎΣήϴϏ
"akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa membutuhkan pikiran
dan pertimbangan"
Kata akhlak berasal dari kata khaluqa yang berarti lembut, halus,
dan lurus; dari kata khalaqa yang berarti “bergau dengan akhlak yang
baik”: juga dari kata takhalaqa yang berarti “watak”.Akhlak ialah
kesatriaan, kebiasaan, perangai, dan watak. Definisii akhlak ialah: kaidah-
kaidah ilmiah untuk menatadan mengatur perilaku manusia.28
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa
arab) adalah bentuk jamak dari kata khulk. Khulk di dalam kamus Al-
Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingakah laku atau tabiat. Di dalam
dairul ma’arif dikatakan: “akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik”.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-
sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan
selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut
26
Ibrahim Anas, Al-Mu’jamul Wasith,… h. 2002
27
H. A. Mustafa, Akhlak Tasawuf , (Bandung: cv. Pustaka Setia, 2005), h. 11-14
28
Khalil Al-Musawi, Bagaimana Menjadi Orang Bijaksana, (Jakarta: PT. Lentera
Basritama, 1998), h. 91
27
akhlak yang mulia, atau perbuatan buru, disebut akhlak yang tercela sesuai
dengan pembinaannya.29
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan
sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari
bahasa arab (yang biasa berartikan tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan
agama), namuan kata itu tidak ditemukan dalam al-quran.Yang ditemukan
hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam
al-Quran surat al-Qalam ayat 4. ayat tersebut dinilai sebagai konsideran
pengangkatan nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul:
“dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS.
Al-Qalam: 4).30
33
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan,2003), h. 253-254
34
Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004) hal. 1
35
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 960
36
Imam Malik, Al-Muwatha,… h. 132
37
Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004) h. 43
29
kehendak, dan kehendak ini bila dibiasakan akan menjadi akhlak, yaitu
akhlak dermawan.38
Lama setelah Rasulallah saw meniggal dunia, orang bertanya
kepada Aisyah: ”Bagaimana akhlak Rasulallah saw?” Aisyah berkata:
”akhlak beliau adalah Al-Quran”. Ketika orang mendesak: ”apa yang
dimaksud dengan akhlak Rasulallah itu Al-Quran?”. Aisyah memberi
contoh:”tidakkah kamu baca surat Al-Mu’minun?” mungkin dalam surat
Al-Mu’minun, karakteristik seorang mukmin secara jelas digambarkan
dengan akhlaknya.39
Sesungguhnya moralitas di dalam kaca mata al-Quran dan sunah
yang jadi sumber utama ajaran Islam merupakan segala-galanya, baik yang
menyangkut dengan urusan agama maupun dunia.40
2. Pembentukan Akhlak
Pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan
pendidikan, karena banyak sekali di jumpai pendapat para ahli yang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.
Pembentukan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-
sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana
pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembentukan akhlak ini
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha
pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya.41
Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui satu konsep atau
seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu
harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan
bagaimana sebaiknya akhlak itu disusun oleh manusia didalam sistem
38
Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 3-5
39
Jalaluddin Rakhmat, Dahulukan Akhlak Di Atas Fiqih, (Bandung: Muthahari Press,
2003), h. 139
40
Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Jakarta : Mustaqim, 2004),
h. 64
41
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 4
30
idenya. Sistem ide ini adalah hasil proses (penjabaran) daripada kaidah-
kaidah yang dihayati dan dirumuskan, (norma yang bersifat normative dan
norma yang bersifat deskriptif). Kaidah atau norma yang merupakan
ketentuan ini timbul dari satu sistem nilai yang terdapat pada Al-Qur’an
atau Sunnah yang telah dirumuskan melalui wahyu Ilahi maupun yang
disusun oleh manusia sebagai kesimpulan dari hukum-hukum yang
terdapat dalam alam semesta yang diciptakan Allah SWT.42 Akhlak atau
sistem perilaku atau diteruskan melalui sekurang-kurangnya dua
pendekatan, yaitu:
a. Rangsangan jawaban (stimulus response) atau yang disebut proses
mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1) Melalui latihan
2) Melalui tanya jawab
3) Melalui mencontoh
b. Kognitif yaitu menyampaikan informasi secara teoritis yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
1) Melalui dakwah
2) Melalui ceramah
3) Melalui diskusi dan lain-lain.43
Karakter (khuluq) merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini
menyebabkan jiwa bertindak tanpa dipikir atau dipertimbangkan secara
mendalam. Keadaan ini ada dua jenis. Yang pertama, alamiah dan bertolak
dari watak. Misalnya pada orang yang gampang marah karena hal yang
paling kecil atau yang menghadapi hal yang paling sepele. Yang kedua,
tercipta melalui kebiasaan atau latihan. Pada mulanya keadaan ini terjadi
42
Abu Ahmadi, Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991), h.
199
43
Abu Ahmadi dan Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991),
h. 199
31
44
Abu Ali Ahmad Al-Maskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, (Beirut: mizan), h. 56
45
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 22
46
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 12
32
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan”. (QS. Al-Imran, 134).47
47
Departemen Agama RI, Alquran . . .h. 98
48
Departemen Agama RI, Alquran . . .h. 345
49
Departemen Agama RI, Alquran . . .h. 638
33
50
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 638
51
Abu Ahmadi, Noer Salami, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 1991), h.
199-201
52
Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1998), h. 117
34
53
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.
54
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h.
147-148
55
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 25
35
56
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h.654
36
b. Akhlak terhadap orang lain, adalah adab, sopan santun dalam bergaul,
tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana, bersuara
lembut dan akhlak dalam penampilan diri.58
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan sederhanlah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
keledai. (QS. Luqman : 18-19).59
57
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h.654
58
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 26
59
Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan
Kitab Suci Al-Quran DEPAG, 1995), h. 655
37
yang tampak bangga diri, angkuh atau sombong. Dan ada pula yang
merasa dirinya kecil, penakut, suka minta dikasihani, ada yang suka
senyum dan tertawa bila ditegur. Sebaliknya ada yang langsung menangis,
menjerit ketakutan bila disapa oleh orang lain. Dan adpula yang tampak
percaya diri, ramah dan menyengkan teman-temannya dan orang lain.
Perkataan dan cara berbicara, bahkan gaya menanggapi teman-
temannya atau orang lain, sedih dan sebagainya, dipelajari pula dari orang
tuanya.
Adapun akhlak, sopan santun dan cara menghadapi orang tuanya,
banyak tergantung pada sikap orang tua terhadap anak. Apabila si anak
merasa terpenuhi semua kebutuhan pokoknya (jasmani, kejiwaan dan
sosial) maka si anak merasa terhalang pemenuhan kebutuhannya oleh
orang tua, misalnya Ia merasa tidak disayangi atau dibenci, suasana dalam
keluarga yang tidak tentram, seringkali menyebabkan takut adil dan
tertekan oleh perlakuan orang tuanya, atau orang tuanya tidak adil dalam
mendidik dan memperlakukan anak-anaknya, maka perilaku anak tersebut
boleh jadi bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang tuanya, karena
ia tidak mau menerima keadaan yang tidak menyenangkan itu.60
60
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 28
38
61
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 144
39
62
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 29-30
63
Risnayanti, Implementasi . . .h. 30
40
64
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani, 1995), h.176-181
41
65
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam
Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 31-32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian deskriftif sesuai dengan sifat dan karakteristik masalah
yang akan dibahas maka penelitian ini akan menerapkan metode riset
lapangan (Field Research).
Maka untuk melakukan pengumpulan data tersebut peneliti
menggunakan metode kuantitatif.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 130
2
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia
Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 39
41
42
D. Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai hasil
akhir dari penelitian. Untuk pengumpulan data yang konkrit penulis
melaksanakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
1. Angket
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan angket sebgai
metode yang dipilih untk mengumpulkan data. Angket memang
mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data.3
Angket adalah alat untuk menumpulkan data yang berupa daftar
pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara
tertulis.4
Jenis angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket tertutup,
yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya
diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun
dengan disertai alternative jawabannya, respoden diminta untuk memilih
salah satu jawaban atau lebih dari alternative yang sudah disediakan.5
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 225
4
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia
Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h.41
5
Risnayanti, Implementasi Pendi. . . h. 41
43
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 229
7
Risnayanti, Implementasi Pendi. . . h. 41
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 227
9
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia
Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h.41
44
Keterangan: P = Prosentase
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah Responden
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 231
11
Risnayanti, Implementasi Pendi. . . h. 42
12
Risnayanti, Implementasi Pendi. . . h. 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
45
46
5. Kendala-Kendala
Kendala yang paling yang sering ditemui dalam pembelajaran
akhlak yaitu ”siswa” dan ”waktu”. Karena kedua hal tersebut merupakan
48
dua komponen yang saling berkaitan. Dari segi anak didik sendiri, bisa
ditemukan bahwa perilaku si anak sudah terbentuk sebelum mereka
memasuki dunia sekolah, baik perilaku yang buruk atau perilaku yang
mulia, karena adanya interaksi antara si anak dengan lingkungan
hidupnya, baik lingkungan keluarga atau pun lingkungan bermainnya, dan
tentunya interaksi mereka dengan dunia luar jauh lebih banyak jika
dibandingkan dengan interaksi di Sekolah, sehingga sangat tidak mungkin
dalam waktu hanya dua jam di dalam kelas atau di sekolah untuk merubah
anak didik memiliki akhlak mulia dengan cepat. oleh sebab itu alokasi
waktu sangat berpengaruh terhadap penanaman akhlak dan pembentukan
akhlak anak didik agar anak didik bisa mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah maupun umumnya di luar
sekolah.
2. Identitas Sekolah
a. Nama sekolah : SMP PGRI 12 Jakarta
b. Status : Swasta
c. Nomor NSS/NDS : 20401630782
d. Alamat sekolah : Jl. Pondok Labu 1 B No. 29 Pondok Labu
e. Kecamatan : Cilandak
f. Jenjang Akreditasi : A
g. SK Pendirian : 2673/ 1. 851-58/2007
3. Visi dan Misi SMP PGRI 12 Pondok Labu Jakarta Selatan
a. Visi
Melalui pendidikan formal, menghasilkan SDM yang
berkualitas, unggul di bidang IPTEK dan IMTAQ.
b. Misi
Menggali dan memberdayakan kompetensi dan budi pekerti
siswa dengan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan melalui komitmen
bersama profesionalisme guru dan segenap tenaga kependidikan
sekolah.
4. Struktur Organisasi SMP PRGI 12 Pondok Labu Jakarta Selatan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan suatu
organisasi yang baik agar kegiatan sekolah dapat dilasanakan sesuai
dengan kemampuandan keahlian setiap organisator. Dengan demikian
tujuan pendidikan yang diemban oleh sekolah akan tercapai. Dari struktur
organisasi tersebut akan tampak tugas dan wewenang serta jabatan
masing-masing personil. Adapun struktur organisasi SMP PGRI 12 adalah
sebagai berikut:
50
51
b. Keadaan Karyawan
Karyawan merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan,
tenaga kependidikan lainnya harus bekerjasama dengannya untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Dengan terjalinnya hubungan baik antara mereka, maka akan
terjalin kerjasama yang baik pula dan proses belajar mengajar akan
berjalan dengan lancar dan baik. Adapun karyawan yang membantu
jalannya proses 11 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel
berikut:
54
Tabel 3
Karyawan – Karyawan SMP PGRI 12
Jenis
No Nama Jabatan Pendidikan
Kelamin
1. Suyudi Administrasi L SMA
2. Ngali Administrasi L SMA
3. Mawih Administrasi L SD
4. Senen Administrasi L SD
5. Asep Mulyadi Administrasi L SD
6. Munadih Administrasi L SMP
7. Rahmat Administrasi L SMP
8. Sri Yuli Triastantik Administrasi P S1
9. Eva Rohana Administrasi P SMK
10. Dr. Lia Meiliyana Administrasi P S1
11. Yelmareni Administrasi P SMA
c. Keadaan Siswa
Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas gedung yang
mewah, melainkan didukung oleh kuantitas dan kualitas siswa, karena
mereka adalah subjek dan sekaligus objek pendidikan.
Siswa SMP PGRI 12 Pondok Labu Jakarta Selatan 2008/2009
berjumlah 909 siswa dengan keterangan sebagai berikut:
Tabel 4
Siswa-Siswa SMP PGRI 12
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1. I 157 158 315
2. II 173 155 328
3. III 123 187 300
JUMLAH 453 456 909
Tabel 5
Sarana dan Prasarana SMP PGRI 12
C. Deskripsi Data
Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana implementasi pembelajaran
akhlak pada siswa kelas IX di SMP PGRI 12 Pondok Labu di bawah ini
penulis menjabarkan dalam bentuk tabel-tabel hasil dari penelitian:
Tabel 6
Apakah anda memberi salam ketika bertemu guru dan teman
Alternative Jawaban F %
Ya 14 46,7
Tidak - -
Kadang-kadang 16 53,3
Jumlah 30 100
56
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 46,7 % responden yang
memberi salam, yang tidak memberi salam ada 0% dan yang kadang-kadang
memberi salam ada 53,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang
kadang-kadang memberi salam ketika bertemu guru atau teman dan tidak ada
siswa yang tidak memberi salam ketika bertemu guru dan teman.
Tabel 7
Ketika usaha anda belum berhasil dalam belajar dan lainnya di sekolah,
apakah anda bersabar
Alternative Jawaban F %
Ya 12 40
Tidak 4 13,3
Kadang-kadang 13 43,3
Jumlah 30 100
Tabel 9
Apakah anda telah memahami peraturan sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 11 36,7
Tidak 3 23,3
Kadang-kadang 16 53,3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 36,7 % responden yang
memahami peraturan sekolah, yang tidak memahami ada 23,3% dan yang
kadang-kadang memahami ada 53,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
siswa yang kadang-kadang telah memahami peraturan sekolah dan minoritas
siswa yang tidak memahami peraturan sekolah.
Tabel 10
Setiap pembelajaran Pendidikan Agama Islam (akhlak),
apakah anda langsung mengerti
Alternative Jawaban F %
Ya 6 20
Tidak 8 26,7
Kadang-kadang 16 53,3
Jumlah 30 100
Tabel 11
Apakah anda mempelajari Pendidikan Agama Islam (Akhlak)
di luar jam pelajaran
Alternative jawaban F %
Ya 4 13,3
Tidak 10 33,3
Kadang-kadang 16 53,3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 13,3 % responden yang
belajar PAI di luar jam pelajaran, yang tidak belajar diluar jam pelajaran ada
33,3% dan yang kadang-kadang belajar di luar jam pelajaran ada 53,3%. Hal
ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang kadang-kadang belajar PAI di
luar jam pelajaran dan minoritas siswa yang belajar PAI di luar jam pelajaran.
Tabel 12
Apakah anda suka Cara belajar PAI (Akhlak) dengan ceramah
Alternative Jawaban F %
Ya 8 26,7
Tidak 12 40
Kadang-kadang 10 33,3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 26,7 % responden yang
suka cara belajar PAI dengan ceramah, yang tidak suka dengan ceramah ada
40% dan yang kadang-kadang suka dengan ceramah ada 33,3%. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang tidak suka cara belajar PAI dengan
ceramah dan minoritas siswa yang suka cara belajar PAI dengan ceramah.
Tabel 13
Apakah anda selalu bersikap Tasamuh terhadap
teman-teman anda di sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 6 20
Tidak 10 33,3
Kadang-kadang 14 46,7
Jumlah 30 100
59
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 56,6 % responden yang
termasuk menciptakan ketenangan, yang tidak termasuk ada 10% dan yang
kadang-kadang termasuk ada 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
siswa yang termasuk menciptakan ketenangan di sekolah dan hanya sedikit
sekali yang tidak menciptakan ketenangan disekolah.
Tabel 15
Apakah anda tidak memiliki rasa benci atau dendam
kepada teman-teman di sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 8 26,6
Tidak 11 36,6
Kadang-kadang 11 36,6
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 26,6 % responden yang
tidak memiliki rasa benci dan dendam , yang memiliki ada 36,6% dan yang
kadang-kadang memiliki rasa benci dan dendam ada 36,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang memiliki dan yang kadang-kadang
benci/dendam dan hanya sedikit siswa yang tidak memiliki rasa benci dan
dendam kepada teman-teman di sekolah.
60
Tabel 16
Apakah anda memiliki sifat takabur di sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 2 6,67
Tidak 19 63,3
Kadang-kadang 9 30
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 6,67 % responden yang
takabur di sekolah, yang tidak takabur ada 63,3% dan yang kadang-kadang
takabur ada 30%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang tidak
takabur dan sedikit sekali yang takabur di sekolah.
Tabel 17
Apakah anda selalu bersyukur di sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 13 43,3
Tidak 1 3,3
Kadang-kadang 16 53,3
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 43,3 % responden yang
selalu bersyukur di sekolah, yang tidak selalu bersyukur ada 3,3 % dan yang
kadang-kadang selalu bersyukur ada 53,3%. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas siswa yang selalu bersyukur dan hanya sedikit sekali siswa yang
tidak selalu bersyukur di sekolah.
Tabel 18
Selalu tenang dalam menghadapi setiap permasalahan di sekolah
Alternative Jawaban F %
Ya 7 23,3
Tidak 11 36,7
Kadang-kadang 12 40
Jumlah 30 100
61
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 23, 3 % responden yang
selalu tenang jika ada masalah, yang tidak selalu tenang jika ada masalah 36,
7% dan yang kadang-kadang tenang jika ada masalah ada 40%. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas siswa yang kadang-kadang tenang dan sedikit
siswa yang selalu tenang ketika ada masalah di sekolah.
Tabel 19
Selalu Qana’ah dengan apa yang sudah di miliki
Alternative Jawaban F %
Ya 16 53,3
Tidak - -
Kadang-Kadang 14 46,7
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 53,3 % responden yang
selalu Qana’ah dengan apa yang sudah di miliknya, yang tidak selalu Qana’ah
0% dan yang kadang-kadang selalu Qana’ah ada 46,7%. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas siswa yang selalu Qana’ah dan hampir tidak ada yang tidak
selalu Qana’ah dengan apa yang dimiliki.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
Implementasi pembelajaran akhlak pada siswa kelas IX SMP PGRI 12
Pondok Labu cukup baik karena materi yang di sampaikan atau norma dengan
sikap atau perilaku anak didik cukup sesuai dengan hasil penelitian di SMP
tersebut.
Dari 30 siswa yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berjumlah 14
item dengan jawaban (kadang-kadang) berjumlah 8, jawaban (ya) berjumlah 4
dan jawaban (tidak) berjumlah 2, maka cukup sesuai dengan alokasi waktu
yang sangat singkat hanya 2 jam/ kelas mayoritas siswa menjawab kadang-
kadang.
Jadi akhlak sebagai orientasi utama dan pertama didalam penilaian
dengan diimbangi oleh kapasitas intelektual anak didik di sekolah SMP PGRI
12 cukup seimbang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan saran:
1. Hendaknya kepada pihak sekolah untuk menjadikan akhlak sebagai
orientasi utama dan pertama didalam penilaian dengan diimbangi oleh
kapasitas intelektual anak didik.
63
64
2. Hendaknya kepada para guru untuk memberikan suri tauladan yang lebih
baik di sekolah.
3. Bagi para guru agama, selain memberikan suri tauladan yang baik
hendaknya dapat memberi pembinaan dan pembentukan akhlak kepada IX
serta memperhatikan perilaku mereka setiap harinya di sekolah dan
menjadikan mereka dekat dengan kita, agar kita lebih mudah membina dan
membentuk akhlak mereka dengan efektif dan efisien.
4. Bagi para siswa diharapkan berakhlak mulia terhadap teman dan guru atau
orang lain serta keterbukaan terhadap guru tentang sesuatu hal, sehingga
seorang guru dapat memberikan nasihat atau solusinya jika ada
permasalahan di sekolah atau di luar sekolah yang tidak bias diselesaikan
sendiri.
5. Kepada para orang tua diharapkan dapat membimbing anak-anaknya
dengan akhlak yang mulia, sehingga anak tersebut mencontoh akhlak
mulia orang tua atau kerluarganya dalam kehidupan sehari-hari di rumah
maupun di luar rumah.
6. Disarankan juga agar hubungan sekolah dengan para orang tua murid,
lebih ditingkatkan sehingga terjalin komunikasi yang lebih baik diantara
kedua belah pihak, dan mengetahui perkembangan akhlak anak di sekolah
bagi orang tua dan dirumah bagi pihak sekolah, sehingga anak berakhlak
mulia dikarenakan ada komunikasi yang baik antara orang tua dan
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
65
66
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-
Ma’rif Bandung
Masy’ari, Anwar, Akhlak Al-Quran, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990
Masyhur, Kahar, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta: PT. Rineka CiPT.a, 1994
Mustafa, Ahad, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005
Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI-Press, 1985
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996
Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1998
Rakhmat, Jalaluddin, Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih, Bandung: Muthahari
Press, 2003
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak
Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi Jakarta: Perpustakaan
Umum, 2004
Sadizly, Hasan, dan Echoles, John M., Kamus Inggris Indonesia, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,1995
Salami, Noer, dan Abu Ahmadi Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
1991
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1992
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Quran Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan
Umat, Bandung: Mizan, 2003
Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang, Jakarta: Focus Media, 2003
Soepardjo, Ngadiyanto, Mutiara Akhlak Dalam Pendidkan Agama Islam Untuk
Kelas IX Sekolah Menengah Pertama, Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2007
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: Bina Aksara, 1989
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2006
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997
Tim Media, Kamus Ilmiah Populer, Media Center, 2002
67
2. Ketika usaha anda belum berhasil dalam belajar dan lainnya di sekolah,
apakah anda bersabar?
a. ya b. tidak c. kadang-kadang
9. Apakah anda termasuk salah seorang yang menciptakan keadaan sekolah yang
tenang?
a. ya b. tidak c. kadang-kadang
10. Apakah anda tidak memiliki rasa benci atau dendam kepada teman-teman di
sekolah?
a. ya b. tidak c. kadang-kadang
13. Jika ada suatu masalah menimpa anda di sekolah, apakah anda selalu tenang?
a. ya b. tidak c. kadang-kadang
14. Apakah anda di SMP PGRI 12 Pondok Labu selalu Qana’ah dengan apa yang
sudah anda miliki?
a. ya b. tidak c. kadang-kadang