Professional Documents
Culture Documents
METROLOGI ULIR
Disusun Oleh : KELOMPOK : 4 AHMAD NUR ROKMAN MUHAMMAD FAIZAL S. PAULUS ISKANDAR
LABORATORIUM PENGUKURAN PROGRAM STUDI SARJANA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2011
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ i DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 BAB II ................................................................................................................................... 2 TEORI METROLOGI ULIR...................................................................................................... 2 2.1 Jenis Ulir dan Fungsinya ...................................................................................... 2 Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalur Ulir ................................................ 2 Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch) ....................................... 3 Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir.............................................................. 4
Fungsi Ulir ........................................................................................................... 5 Standar Umum untuk Ulir ................................................................................... 5 Kesalahan pada Ulir ............................................................................................ 7 Kesalahan Sudut Sisi Ulir ............................................................................. 7 Kesalahan Jarak Puncak Ulir (pitch) ............................................................ 8
Cara Pengukuran Ulir .......................................................................................... 9 Pengukuran Diameter Mayor Ulir ............................................................. 10 Pengukuran Diameter Minor Ulir.............................................................. 11 Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk) ....................................................... 12 Pengukuran Sudut dan Jarak Puncak Ulir ................................................. 13 Pengukuran Ulir Dalam ............................................................................. 14
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Ulir Kanan ...................................................................................................... 2 Gambar 2. 2 Ulir Kiri .......................................................................................................... 3 Gambar 2. 3 Ulir Tunggal ................................................................................................... 3 Gambar 2. 4 Ulir Ganda ...................................................................................................... 4 Gambar 2. 5 Ulir Segitiga ................................................................................................... 4 Gambar 2. 6 Ulir Segiempat ............................................................................................... 4 Gambar 2. 7 Ulir Trapesium ............................................................................................... 4 Gambar 2. 8 Ulir Parabola(Knuckle)................................................................................... 5 Gambar 2. 9 Standar Umum Ulir ISO Metrik ..................................................................... 6 Gambar 2. 10 Standar Umum Ulir Unified ......................................................................... 7 Gambar 2. 11 Pasangan ulir luar dan ulir dalam yang menunjukkan adanya kesalahan sudut .................................................................................................................................... 8 Gambar 2. 12 Kesalahan pit progresif ................................................................................ 8 Gambar 2. 13 Kesalahan pit periodic .................................................................................. 9 Gambar 2. 14 Sketsa Bench Mikrometer .......................................................................... 10 Gambar 2. 15 Bench Mikrometer ..................................................................................... 10 Gambar 2. 16 Floating Carriage Diameter Measuring Machine ....................................... 11 Gambar 2. 17 Skema Pengukuran Diameter Minor .......................................................... 12 Gambar 2. 18 Metode Mikrometer Ulir ............................................................................ 12 Gambar 2. 19 Metode Dua Kawat .................................................................................... 13 Gambar 2. 20 Mal Ulir ISO Metrik................................................................................... 13 Gambar 2. 21 Mal Ulir Menurut U.S Standar ................................................................... 14 Gambar 2. 22 Membuat Cetakan Untuk Pengukuran Sudut dan Kisar Ulir Dalam.......... 15 Gambar 2. 23 Posisi Daerah Toleransi Mur dan Baut Dengan Simbol H,G dan e,g,h ..... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak beberapa abad yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada dasarnya adalah mendapatkan cara yang mudah untuk menggabungkan atau menyambung dua buah komponen sehingga gabungan ini menjadi satu kesatuan unit yang bermafaat sesuai dengan fungsinya. Sebelum teknologi industri maju pembuatan ulir hanya dilakukan dengan tangan dan sudah tentu hasilnya kasar. Pada abad ke 18 yaitu pada masa Revolusi Industri, Inggris mulai memproduksi sistem ulir dengan peralatan yang waktu itu sudah dipunyai. Karena belum ada standarnya maka antara ulir yang satu dengan ulir yang lain (ulir luar dan ulir dalam) jarang diperoleh kecocokan waktu digabungkan. Pada tahun 1841 seorang ilmuwan Inggris bernama Sir Joseph Whitworth mulai mencoba membuat standar ulir yang hasilnya sampai sekarang dikenal dengan nama ulir yang hasilnya sampai sekarang dikenal nama ulir Whitworth. Pada tahun 1864, Wiliam Sellars, seorang ilmuwan Amerika mengembangkan sistem ulir yang kemudian digunakan di Amerika Serikat pada masa tersebut. Ulir buatan Sellars ini diberi rekomendasi oleh Franklin Institut. Meskipun demikian, ulir Sellars tidak cocok dipasangkan dengan ulir Whitworth karena sudut ulirnya berbeda. Pada tahun 1935,American Standard mulai mengenalkan standar sudut ulir sebesar 60. Akan tetapi masih juga belum ada standar yang sama antara beberapa negara seperti Kanada, Inggris dan Amerika. Akhirnya, pada masa perang dunia kedua, terjadi persetujuan antara Kanada, Inggris dan Amerika untuk menggabungkan standar ulir Inggris dan Amerika yang sekarang terkenal dengan nama Ulir Unified. Dengan ulir unified ini penggunaan sistem ulir di ketiga negara tersebut menjadi fleksibel karena adanya keseragaman dalam standarnya.
BAB II
2.1.2) Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch) Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar 2.3 menunjukkan bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran ulir tunggal.
2.1.3) Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa contoh dari bentuk ulir
Dimana:
0.14434p
Ulir Unified
Dimana :
Gambar 2. 11 Pasangan ulir luar dan ulir dalam yang menunjukkan adanya kesalahan sudut
2.4.2) Kesalahan Jarak Puncak Ulir (pitch) Untuk mempermudah pembahasan maka kita anggap pembuatan ulir dilakukan dengan mesin bubut. Dengan mesin bubut maka tingkat ketelitian jarak puncak ulir yang dibuat akan tergantung pada dua hal yaitu: a. kebenaran hasil bagi (rasio) antara kecepatan pemakanan pahat (gerak translasi) dengan kecepatan potong pahat (kecepatan putar dari benda kerja), b. hasil bagi antara kecepatan pemakanan dan kecepatan putar harus tetap konstan selama proses pemotongan berlangsung. Apabila syarat pertama tidak dipenuhi maka akan terjadi kesalahan jarak puncak ulir (pitch) yang disebut dengan istilah kesalahan pit progresif (progressive pitch error). Sebaliknya, apabila syarat nomor dua dipenuhi maka akan terjadi kesalahan jarak puncak ulir yang disebut dengan istilah kesalahan pit periodik (periodic pitch error). Bila digambarkan secara grafik maka dapat diperoleh bentuk grafik sebagai berikut: .
Kesalahan pit progresif dapat disebabkan oleh penggunaan roda-roda gigi pengganti yang tidak tepat. Secara umum kesalahan pit bisa juga disebabkan adanya kesalahan pit pada poros transportier mesin bubut atau poros-poros penggerak lainnya. Kalau setiap jarak puncak ulir terjadi kesalahan sebesar p, maka untuk setiap puncak ulir sepanjang benda berulir tersebut terjadi kesalahan n p, n adalah jumlah ulir yang dibuat. Dari keadaan seperti itu, bila digambarkan secara grafik maka diperoleh keadaaan seperti pada Gambar 2.12. di atas. Kesalahan pit periodik dapat terjadi karena adanya kesalahan roda-roda gigi yang menghubungkan benda kerja dengan poros penggerak utama atau karena adanya gerakan-gerakan aksial dari poros utama (lead screw). Keadaan seperti ini akan menyebabkan kesalahan yang sifatnya siklus. Artinya pada saat tertentu jarak puncak ulir harganya melebihi harga yang sebenarnya, pada saat-saat yang lain jarak puncak tersebut justru lebih kecil dari pada harga yang sebenarnya. Kemudian kembali lagi pada harga yang normal, lalu menuju ke harga yang lebih besar, kembali ke harga yang normal lagi. Demikian seterusnya.
2.5.1) Pengukuran Diameter Mayor Ulir Untuk pengukuran secara kasar dapat dilakukan dengan menggunakan mistar ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti lagi dapat digunakan mikrometer yang memang khusus untuk mengukur ulir, biasanya digunakan mikrometer pana. Untuk mendapat hasil pengukuran yang lebih teliti lagi, baik dibandingkan dengan menggunakan mistar ingsut maupun dengan menggunakan mikrometer pana, adalah dengan menggunakan alat yang disebut Floating Carriage (Bench) Micrometer.
Untuk melakukan pengukuran diameter mayor ulir dengan menggunakan Bench Micrometer diperlukan poros atau silinder yang presisi sebagai silinder starndar. Misalnya diameter silinder standar adalah Ds. Silinder standar diukur diameternya dengan Bench Micrometer di mana jarum penunjuk
10
(fiducial indicator) harus menunjukkan posisi nol. Dari mikrometernya dapat dibaca besarnya diameter silinder menurut ukuran Bench Micrometer, Misalnya R1. Kemudian silinder standar dilepas dan diganti dengan ulir yang hendak diukur diameter mayornya. Dengan cara yang sama, kemudian dicatat harga pengukuran yang ditunjukkan oleh skala mikrometer, misalnya R2. Dengan demikian dapat diperoleh besarnya diameter mayor ulir yang besarnya adalah sebagai :
Dimana :
2.5.2) Pengukuran Diameter Minor Ulir Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor (inti) ulir antara lain adalah mikrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing dan Bench Micrometer. Bila pengukurannya dengan mikrometer biasa yang kedua maka ukurnya memang khusus untuk pengukuran diameter inti ulir maka pembacaan hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur mikrometer tersebut.
11
2.5.3) Pengukuran Diameter Efektif (Tusuk) Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat. Pengukuran Diameter Efektif dengan Mikrometer Ulir Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung dari sensornya mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat menyentuh muka ukur dengan posisi yang pas. Dengan adanya ujung kontak (sensor) yang khusus ini maka hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur mikrometer yang digunakan.
Metode Pengukuran dengan Dua Kawat Cara pengukuran ini adalah dengan jalan meletakkan kawat dengan diameter tertentu masing-masing pada tempat yang berlawanan. Dengan menggunakan perhitungan dari beberapa persamaan maka dapat dicari hubungan antara diameter kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif.
12
Dimana :
2.5.4) Pengukuran Sudut dan Jarak Puncak Ulir Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan alat ukur pembanding misalnya mal ulir, juga bisa digunakan proyektor bentuk (profile projector). Dengan menggunakan mal ulir kita dapat mengecek langsung besarnya sudut dan juga besarnya jarak puncak ulir, terutama untuk ulir-ulir dalam ukuran kecil yang jarak puncak ulirnya berkisar antara 0.25 6.00 mm bagi ulir metrik, dan antara 2 - 28 gang per inchi untuk ulir inchi.
Gambar 2.20 adalah mal ulir metrik dengan jumlah bilah sebanyak 24 buah dimana yang 23 buah untuk mengecek jarak puncak ulir dan satu lagi untuk mengecek sudut. Tebal masing-masing bilah adalah 0.5 mm.
13
Gambar 4.18 adalah gambar mal ulir menurut American National Standard yang satuannya dalam inchi. Terdiri dari 28 bilah, satu bilah khusus untuk mengecek sudut ulir dan 27 bilah lainnya untuk mengecek jarak puncak ulir.
2.5.5) Pengukuran Ulir Dalam Untuk ulir-ulir bagian dalam (lubang-lubang yang berulir) pengukurannya adalah lebih sulit dari pada pengukuran ulir luar. Untuk memeriksa besar dan diameter inti biasanya digunakan alat ukur kaliber batas poros pengukur ulir (thread plug gauge) yang diberi batasan GO dan NOT GO. Kaliber poros pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak kurus dengan sudut ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter intinya. Untuk memeriksa diameter efektif ulir dalam dapat digunakan kaliber poros pemeriksa ulir GO dan NO GO. Pada bagian diameter puncak dan diameter pembuatannya dilonggarkan, namun masih tetap mempunyai sudut dan jarak kisar yang tepat. Sedangkan untuk memeriksa diameter kecilnya bisa digunakan kaliber poros yang lurus yang permukaannya rata dan halus, disebut juga kaliber poros lurus GO dan NOT GO (plug plain gauge). Untuk mengukur sudut dan jarak puncak ulir dapat dilakukan dengan jalan membuat suatu cetakan sehingga cetakan tersebut biasanya adalah lilin, belerang atau lak. Pengukuran yang dilakukan adalah terhadap cetakan yang kita buat dan alat ukur yang digunakan biasanya dengan proyektor bentuk. Untuk mencetak ulir dalam dengan lak maka tidak semua muka ulirnya dicetak tetapi cukup sepertiganya saja. Bila bahan yang dibuat untuk cetakan adalah lilin maka sebaiknya lilin itu diberi pegangan, dimasukkan pada pipa yang dicowak (dikurangi sebaik permukaannya), kemudian lilin yang ada di ujung pipa tersebut ditekankan pada ulir. Dengan cara-cara tersebut akan diperoleh profil-profil dari ulir dalam yang kemudian dilakukan pengukuran seperti halnya mengukur ulir luar. Gambar 2.22 menunjukkan contoh dari pembuatan cetakan dengan lilin dan lak.
14
Gambar 2. 22 Membuat Cetakan Untuk Pengukuran Sudut dan Kisar Ulir Dalam
Gambar 2. 23 Posisi Daerah Toleransi Mur dan Baut Dengan Simbol H,G dan e,g,h
Dari gambar di atas, penyimpangan fundamental dari mur dan baut dapat dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut : Penyimpangan bawah untuk toleransi G adalah :
16