You are on page 1of 8

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP IKLIM ORGANISASI PADA PT. X

TUGAS RISET BISNIS

ANGGUN SEJATI 1006815820

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA KONSENTRASI SUMBER DAYA MANUSIA DEPOK MARET 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Koordinasi dilakukan melalui komunikasi vertikal dua arah (ke bawah dan ke atas) serta komunikasi horisontal, meliputi komunikasi secara lisan dan tertulis serta komunikasi formal dan informal. Namun proses koordinasi yang telah direncanakan dengan baik ini, bukan berarti tidak menemui kendala, seperti yang dijelaskan Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam Organizational Behavior (2008, p.6) bahwa proses komunikasi memiliki bagian-bagian penting yaitu pengirim, penyandian, pesan, saluran, penerjemah sandi, penerima, gangguan, dan umpan balik. Saat sandi diterjemahkanlah terkadang penerima memiliki persepsi yang berbeda dengan pengirim pesan, hal ini dapat pula dikategorikan sebagai gangguan. Selain itu berlebihnya muatan informasi juga dapat menjadi hambatan dalam proses komunikasi dalam organisasi ini, yang akan berdampak pada buruknya koordinasi. Koordinasi yang buruk tersebut dapat mengakibatkan iklim organisasi berubah menjadi tidak kondusif, karena tidak adanya harmonisasi hubungan dalam organisasi. Iklim organisasi merupakan hal yang sangat mempengaruhi kehidupan sebuah organisasi. Charles O Reilly (1989) mendefinisikan iklim organisasi sebagai kombinasi atas persamaan sejarah, ekspektasi dan peraturanperaturan tidak tertulis yang berdampak pada perilaku setiap orang di dalam sebuah organisasi (Khetarpal, 2010, p.78). Menurut R. Tagiuri dan G. Litwin (1968) iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, memengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi (Wirawan, 2007, p.121). Iklim organisasi seringkali disamakan oleh konsep budaya organisasi yang didefinisikan sebagai seperangkat nilai bersama yang mengontrol

interaksi setiap anggota organisasi, juga dengan para pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak lain di luar organisasi (Jones, 1995). Namun, iklim organisasi dan budaya organisasi merupakan hal yang berbeda walaupun keduanya saling mempengaruhi. Jika keduanya diperbandingkan, maka sifat dari iklim organisasi lebih fleksibel dari budaya organisasi. Budaya organisasi yang berdasar pada nilai-nilai, norma, dan kepercayaan bersama menjadikan budaya organisasi relatif bersifat tetap dan dianut dalam jangka waktu yang lama, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat berubah. Sedangkan iklim organisasi melukiskan lingkungan internal organisasi dan berakar pada budaya organisasi (Wirawan, 2007). Dimana iklim organisasi merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh internal organisasi dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal. Sejalan dengan pengertian iklim, dimana didalamnya terdapat perubahan musim serta cuaca, maka iklim organisasi lebih bersifat temporal dan berubah secara dinamis. Iklim organisasi merupakan persepsi anggota organisasi mengenai lingkungan internal organisasinya (Wirawan, 2007, p.125) dengan kata lain, segala perilaku organisasi karyawan yang meliputi motivasi kerja, keterlibatan kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, dan lain-lain, merupakan sebuah aksi atas persepsi mereka akan lingkungan internal organisasinya atau iklim organisasinya yang selanjutnya akan berdampak pada kinerja individu dan kelompok serta kinerja organisasi itu sendiri. Berkaitan dengan iklim organisasi, Paul M. Munchinsky (1977) dalam jurnalnya yang berjudul Organizational Communication: Relationship to Organizational Climate and Job Satisfaction mengindikasikan bahwa ada dimensi-dimensi tertentu dari komunikasi organisasi yang berkaitan baik dengan iklim organisasi dan kepuasan kerja. Hasil penelitiannya

menyebutkan bahwa

dua dimensi dari enam belas dimensi komunikasi

organisasi yaitu trust dan influence memiliki korelasi cukup erat dengan empat dari enam dimensi iklim organisasi yaitu interpersonal milieu, affective

tone toward management, organizational structure and procedures, dan organizational identification. H. Bakar, B. Mohamad, dan C. Mustafa (2007, p.51-69) SupervisorSubordinate Communication Dimensions and Working Relationship: Gender Preferences in a Malaysian Organization mengemukakan bahwa dalam pengaturan organisasi apapun, hubungan aktor di berbagai peran fungsional mengontekstualisasikan setiap tindakan. Sebagai contoh, interaksi atasanbawahan, yang juga dikenal sebagai komunikasi pengawasan adalah elemen penting yang berkontribusi terhadap kepuasan komunikasi dan kenyamanan tempat kerja (Moyi Jia dan Mirit Shoham, 2012, p.4408). Artinya komunikasi vertikal dalam sebuah organisasi memengaruhi salah satu dimensi iklim organisasi yaitu lingkungan sosial (Wirawan, 2007, p.125) dengan kenyamanan tempat kerja (workplace satisfaction) sebagai indikatornya. Kedua studi tersebut mengikthisarkan adanya kaitan yang cukup erat antara komunikasi organisasi dengan kondisi iklim organisasi. Dimana komunikasi organisasi yang dimaksud adalah komunikasi internal yang bersifat vertikal dan horisontal. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa komunikasi merupakan kegiatan utama dalam sebuah organisasi.

Keberhasilan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuannya tergantung dari efektivtas proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi tersebut, begitupun dengan kondisi internal organisasi yang dalam hal ini merupakan iklim organisasi, keadaannya tergantung dari kondisi komunikasi internal dalam sebuah organisasi. Penelitian oleh Yammanrino dan Naughton (1988) menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang berkaitan antara seberapa banyak waktu yang digunakan oleh karyawan dalam berkomunikasi dengan hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh karyawan tersebut dengan usahanya serta berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan. Komunikasi yang dimaksud tidak setamerta berupa pembicaraan verbal antar personal atau kelompok, namun lebih

kepada interaksi antar personal atau kelompok, dimana ada proses penyampaian dan penerimaan serta pemahaman sebuah informasi yang berkaitan dengan pekerjaan melalui menulis, membaca, dan berbicara. Hal yang dapat mengidentifikasikan keselarasan antara komunikasi organisasi dengan iklim organisasi adalah hubungan kerja yang harmonis secara vertikal maupun horisontal, hal ini dikarenakan oleh fungsi dari komunikasi itu sendiri sebagai media penghubung antar karyawan, atasan dengan bawahan serta antar atasan. Melalui hubungan yang harmonis maka akan tercipta iklim organisasi yang kondusif. 1.2. Pokok Permasalahan Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge dalam Organizational Behavior (2008, p.7) membagi komunikasi organisasi kedalam dua dimensi yaitu vertikal dan lateral. Lebih jauh, dimensi vertikal dibagi menjadi dua aliran komunikasi yaitu aliran komunikasi ke bawah dan aliran komunikasi ke atas. Aliran komunikasi ke bawah (downward communication) bertujuan untuk menetapkan tujuan, menyampaikan instruksi, menginformasikan kebijakan serta prosedur kepada karyawan, menunjukkan persoalan yang membutuhkan perhatian, dan menawarkan umpan balik mengenai kinerja. Sedangkan aliran komunikasi ke atas (upward communication) bertujuan memberikan umpan balik kepada orang-orang yang memegang kekuasaan, memberi mereka informasi terkait proses pencapaian tujuan, serta

penyampaian atas isu-isu terkini. Dimensi komunikasi lainnya yaitu lateral atau horisontal, (Schermerhorn, Hunt, Osborn, 1998, p.236) ditujukan untuk koordinasi atas masalah, kebutuhan, masukan, dan umpan balik bersama. Berdasarkan studi yang dilakukan Jos Bartels, Oscar Peters.M.J, Ad Pryun dan Marjolijn van der Molen (2009) dihasilkan bahwa komunikasi vertikal dalam organisasi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan profesionalitas dibandingkan dengan identifikasi organisasi, sedangkan komunikasi horisontal tidak berhubungan dengan identifikasi organisasi, tapi

hanya memiliki hubungan dengan profesionalitas. Hal ini menunjukkan bahwa adanya gangguan dalam iklim organisasi, dimana para karyawan dalam objek penelitian tersebut lebih menonjolkan profesi mereka dibandingkan dengan organisasi dimana mereka bekerja. Namun pada penelitian lain yang dilakukan oleh Jules Carriere dan Christopher Bourque menunjukkan bahwa praktik komunikasi internal yang memuaskan berpengaruh positif pada kepuasan kerja yang berdampak pada komitmen organisasi begitu pula pada iklim organisasi. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka peneliti ingin membahas lebih jauh tentang Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Iklim Organisasi dengan melakukan studi pada PT. X dengan pertanyaan penelitian yaitu: a. Bagaimana pengaruh komunikasi organisasi terhadap iklim organisasi pada PT. X? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana praktek dari komunikasi organisasi pada PT. X serta pengaruhnya terhadap iklim organisasi. Secara lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui bagaimana pengaruh komunikasi organisasi terhadap pembentukan iklim organisasi pada PT. X. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian terkait topik komunikasi organisasi dan iklim organisasi, peneliti berharap dapat memberikan manfaat bagi bidang akademik maupun praktis.

1.4.1.

Manfaat Akademik Manfaat yang diharapkan peneliti melalui penelitian ini yaitu, sebagai

pelengkap atas penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan komunikasi organisasi dan iklim organisasi. Memberikan pengembangan wawasan tantang bagaimana dimensi-dimensi komunikasi organisasi berpengaruh pada kepuasan komunikasi internal, kepuasan kerja, serta hal-hal lain yang selanjutnya mememengaruhi pembentukan iklim organisasi. Yang

selanjutnya dengan iklim organisasi yang kondusif akan meningkatkan kinerja personal, kelompok, hingga kinerja organisasi. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi seluruh jajaran karyawan PT. X tentang pembentukan iklim organisasi dilihat dari sisi aliran komunikasi vertikal dan horisontal. Agar dengan terbentuknya iklim organisasi yang kondusif maka senantiasa akan meningkatkan kinerja personal dan kinerja manajemen PT. X. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya meneliti tentang pengaruh komunikasi organisasi terhadap pembentukan iklim pada PT. X. Hasil analisis terhadap penelitian ini hanya memberikan gambaran situasi di lingkungan PT. X dan tidak berlaku bagi induk perusahaan. 1.6. Sistematika Penulisan Berikut ini adalah pemaparan garis besar kerangka skripsi yang peneliti bagi menjadi enam bab: Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang meliputi definisi-definisi ahli terkait dengan komunikasi organisasi, iklim organisasi, serta dimensidimensinya. Bab 3 Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode penelitian dan model analisi yang digunakan dalam penulisan. Bab 4 Pembahasan Bab ini berisi tentang uraian hasil penelitian di lapangan yang dianalisis melalui program SPSS (Statistical Package for the Social Science). Pada bab ini akan dideskripsikan bagaimana komunikasi organisasi memengaruhi iklim organisasi pada PT. X. Dengan menghubungkan dimensi-dimensi serta indikator-indikator komunikasi organisasi dengan iklim organisasi. Bab 6 Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan atas seluruh pembahasan dari bab-bab sebelumnya dan berisi saran terkait dengan penemuan-penemuan yang dijumpai selama proses penelitian.

You might also like