You are on page 1of 18

Disusunoleh 1. 2. 3. 4. 5. Riska Damayani Rony Mustofa Susanti Tri Wahyu Hadi S. Yohanes Yulianto 3.12.10.1.19 3.12.10.1.20 3.12.10.1.21 3.12.10.1.

22 3.12.10.1.23

KonstruksiSipil TeknikSipil

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2012

ABSTRAK
Dari berbagai legenda maupun prasasti yang ditinggalkan peradaban masa lampau, diyakini bahwa pekerjaan pengairan sudah dikenal di nusantara jauh sebelum kedatangan peradaban-peradaban maju dari India atau Cina. Sejarah mencatat bahwa prakarsa para perantau untuk bekerjasama membangun teras-teras beririgasi bagi pengolahan sawah merupakan peradaban di nusantara. Dengan demikian, pengembangan sumber daya air di Indonesia jelas terlihat sejak zaman purba hpurba hingga kini, sekaligus menempatkan sungai sebagaingga kini, sekaligus menempatkan sungai sebagai sumber air penting karena dapat memberi manfaat yang besar. Dapat diduga, betapapun sederhananya, sejak awal peradabannya manusia juga telah berusaha melindungi dan menjamin keberhasilan usaha cocok tanamnya dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan pengairan. Bila mula-mula hasil produksi pertanian sekadar dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompoknya, lambat laun hasil pertanian mulai dipertukarkan dengan kelompok lain sehingga mendapat peningkatan nilai. Dengan sendirinya, saat itu air sudah mulai memiliki nilai ekonomis. Bahkan di zaman modern ini peran air dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, maupun budaya menjadi semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN

I.

LatarBelakang
Air adalah semua air yang terdapat pada di atas maupun di bawah permukaan tanah. Air

merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pengembangan dan pengelolaan sumber daya air merupakan dasar peraradaban manusia. Secara umum dapat disebutkan bahwa potensi air permukaan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor ragawi maupun niragawi, antara lain kondisi daearah aliran sungai (DAS) dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume tampungnya (alami maupun buatan), pengaruh iklim, dan aspek pengelolaan sumber daya air itu sendiri oleh manusia. Air bersih bersifat terbatas dan rentan terhadap pengaruh luar, sangat penting untuk menopang kehidupan, pengembangan, dan lingkungan. Karenanya dalam pengembangan dan pengelolaan air harus didasarkan atas pendekatan partisipatif, melibatkan pengguna, perencana, dan pembuat keputusan di semua tingkat. Selain itu, perlu kita ketahui bahwa air mempunyai nilai ekonomi dalam persaingan penggunaannya dan harus di akui sebagai barang yang bernilai ekonomi. Air yang semula hanya benda sosial berubah menjadi suatu benda ekonomi yang memiliki fungsi sosial. Maka pengelolaan sumber daya air harus didasarkan atas pemahaman bahwa air adalah bagian dari kesatuan ekosistem, sumber daya alam, sekaligus merupakan benda sosial dan ekonomi.

II. RumusanMasalah
Adapun permasalan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah a. bagaimana merumuskan konsep dasar pengelolaan sumber daya air (SDA) secara profesional ?

III. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meruuskan konsep dasar pengelolaan sumber daya air (SDA) yang professional.

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Pengelolaan
Ada beberapa definisi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, yaitu sebagai berikut : 1. Pengololaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevakuasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. 2. Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keaadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. 3. Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal. 4. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menaggulangi dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air. 5. Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan kehidupan.

II. Maksud dan Tujuan Pengelolaan


Pengelolaan sumber daya air bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Yang dilakukan dengan cara konservasi sumber daya air yang berkelanjutan, pendayagunaan sumber daya air yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas, pengendalian daya rusak air, pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta dan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air.

III. Prinsip Dasar Pengelolaan


Aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya. Wilayah tersebut berfungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami. Di darat
5

batasnya merupakan pemisah topografis, sedangkan di laut batasnya sampai daerah perairan yang terpengaruh aktifitas daratan. Pengelolaannya direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu (multisektor), menyeluruh (antardaerah, hulu-hilir, kualitas-kuantitas, instreamoffstream, air permukaan-air tanah), berkelanjutan (antargenerasi), berwawasan lingkungan (konservasiekosistem) dengan prinsip satu sungai, satu rencana, satu pengelolaan terpadu dengan memperhatikan system pemerintahan yang desentralistis sesuai jiwa otonomi.

IV. Lingkup Kegiatan


Untuk menjamin pengelolaan yang optimum sekaligus menjaga kelestarian air dan sumber-sumber air serta prasarana sumber daya air, ada beberapa bidang yang terkait dengan pengelolaan sumber daya air. Adapun bidang yang harus mendapat perhatian memadai tersebut yakni sebagai berikut : 1. Pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed managemen) untuk menjaga fungsi

daerah resapan air yang dilakukan melalui usaha-usaha konservasi sumber daya air (penghijauan dan terasering), pengendalian erosi, dan sedimentasi serta pengendalian alih guna lahan

Gambar 1. Penanaman Tanaman Untuk Mengatasi Erosi Manajemen Daerah Tangkapan Hujan Penyiapan suatu rencana induk konservasi air yang melibatkan berbagai instansi terkait dalam bidang konservasi (kelestarian) sumber daya air
6

Menyusun program tahunan bersama instansi-instansi terkait berdasarkan rencana induk konservasi yang telah disepakati bersama. Berpartisipasi aktif bersama instansi terkait dalam kegiatan/pelaksanaan konservasi sumber daya air, yakni penghijauan, terasering, pengendalian erosi, dsb.

2.

Pengelolaan kuantitas air untuk menyediakan air secara adil dan transparan melalui

kegiatan penetapan perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian distribusi air. Manajemen Kuantitas Air (alokasi air) Menyiapkan rencana induk pengembangan sumber daya air yang melibatkan berbagai instansi terkait dalam hal mengantisipasi kebutuhan air yang akan datang Memberikan rekomendasi teknis perizinan penggunaan air dengan memperhatikan optimasi manfaat sumber daya yang tersedia dengan bantuan simulasi komputer 3. Pengelolaan kualitas air (water quality managemen) untuk menjaga kualitas air pada

sumber-sumber air sesuai peruntukan yang ditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitas air, penetapan izin pembuangan air limbah, serta pengendalian pencemaran air Manajemen Kualitas Air Menyiapkan rencana induk pengendalian kualitas air yang melibatkan berbagai instansi terkait dalam hal pengendalian kualitas sumber daya air dengan acuhan baku mutu peruntukannya Menyusun program tahunan pengendalian pencemaran air bersama instansi terkait berdasarkan rencana induk pengendalian kualitas air yang telah disepakati bersama Memberi rekomendasi teknis untuk penerbitan izin pembuangan limbah cair sesuai daya dukung sumber daya air yang ada Secara periodic melakukan pemantauan kualitas air secara manual dan otomatis, melaksanakan pengujian laboratorium, melakukan evaluasi, serta memberi rekomendasi kepada pemerintah provinsi yang terkait 4. Pengendalian banjir (flood control managemen) untuk menghindari ancaman bencana banjir yang dilakukan melalui prediksi banjir, pengendalian banjir, dan

penanggulangan banjir.

Untuk mencegah banjir juga dapat dilakukan pembuatan Saluran Bypass Kanal Banjir yang berfungsi untuk Pengalihan (sebagian atau seluruh) aliran dari sungai ke tempat lain

Manajemen Pengendalian Banjir Menyiapkan pedoman siaga banjir sebagai prosedur baku operasi (SOP) pengendalian banjir yang berlaku untuk seluruh instansi terkait Membuat prediksi iklim, cuaca, dan banjir dengan menggunakan fasilitas telemetri dan bantuan simulasi computer. System peramal dan peringatan dini banjir yang dihubungkan dengan basis data nasional dan internasional 5. Pengelolaan lingkungan sungai untuk menjaga fungsi sumber air yang dilakukan melalui pengendalian penggunaan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan biota air, wisata dan olahraga Manajemen Lingkungan Sungai: Menyusun ketetapan garis sempadan sungai dan rencana peruntukan bagi penggunaan lahan daerah sempadan sungai sebagai pengamanan langsung terhadap fungsi sungai Penataan daerah sempadan sumber air air harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Bebas dari bangunan permanen, semipermanen dan permukiman;

2. Bebas pembuangan sampah, limbah padat dan limbah cair yang berbahaya terhadap lingkungan; 3. 4. Seoptimal mungkin digunakan untuk jalur hijau; Tidak mengganggu kelangsungan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber air. Pemanfaatan lahan di daerah sempadan dapat dilakukan untuk kegiatankegiatan : 1. Budi daya perikanan dan pertanian dengan jenis tanaman tertentu; 2. Pemasangan papan reklame, papan penyuluhan, dan peringatan, serta rambu-rambu pekerjaan; 3. Pemasangan jaringan kabel dan jaringan perpipaan, baik di atas maupun di dalam tanah; 4. Pemancangan tiang fondasi prasarana transportasi;

5. . Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomi dan sosial kemasyarakatan lainnya, yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sumber air; 6. 7. Pembangunan prasarana lalulintas air; Pembangunan bangunan pengambilan dan pembuangan air.

Penetapan garis sempadan Batas garis sempadan sumber air yang diatur di dalam pasal-pasal Perda No. 8/2005, antara lain : 1. Mata air ditetapkan sekurang-kurangnya dengan radius 200 meter di sekitar mata air; 2. Sungai bertanggul di kawasan perkotaan sekurang-kurangnya 3 meter diukur dari sebelah luar kaki tanggul; 3. Sungai tidak bertanggul dilakukan ruas per ruas dengan

mempertimbangkan luas daerah tangkapan air; 4. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan : a. Kedalaman tidak lebih dari 3 meter, garis sempadan sekurang kurangnya 10 meter dari tepi sungai;

10

b. Kedalaman lebih dari 3 meter sampai dengan 20 meter, garis sempadan sekurang-kurangnya 15 meter dari tepi sungai; c. Kedalaman maksimum lebih dari 20 meter, garis sempadan sekurangkurangnya 30 meter dari tepi sungai. 5. Sungai yang terpengaruh pasang surut air laut ditetapkan sekurangkurangnya 100 meter dari tepi sungai dan berfungsi sebagai jalur hijau. 6. Sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan, garis sempadan adalah tepi bahu jalan yang bersangkutan. 7. Situ, danau, waduk, dan rawa ditetapkan sekurang-kurangnya 50 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. 8. Rawa yang terpengaruh pasang surut air laut, ditetapkan sekurangkurangnya 100 meter dari tepi rawa ke arah darat dan berfungsi sebagai jalur hijau. 9. Daerah sempadan pantai lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, ditetapkan sekurang-kurangnya 100 meter dari titik pasak tertinggi ke arah darat. 10. Bagian atas dan bawah sumber air ditetapkan oleh gubernur dengan mempertimbangkan ruas bebas di atas permukaan tertinggi serta dasar sumber air terdalam. Melakukan penertiban penggunaan lahan bersama instansi terkait. 6. Pengelolaan prasarana pengairan untuk menjaga fungsi sarana dan prasarana pengairan sesuai dengan tujuan dan umur yang direncanakan Menejemen prasarana pengairan Kegiatan operasi prasarana pengairan (pengoperasian fasilitas untuk

mendukung kegiatan pendistribusian air dan pengendaliaan banir) Pemeliharaan prasarana pengairan Pemeliharaan preventif berupa pemeliharaan rutin, berkala, dan perbaikan kecil untuk mencegah terjadinya kerusakan yang parah Pemeliharaan korektif yang mencakup perbaikan besar, rehabilitasi, dan reaktivikasi dalam rangka mengembalikan dan meningkatkan fungsi prasarana pengairan
11

Pemeliharaan darurat sebagai perbaikan sementara yang dilakukan secara secepatnya karena mendesak 7. Penelitian dan pengembangan untuk mendukung dan meningkatkan kinerja pengelolaan sumber daya air dengan mengupayakan inovasi, baik dibidang teknologi maupun menejemen

Penelitian dan pengembangan Keadaan sumber daya air disuatu tempat sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia, lingkungan alam dan cuaca global yang tidak dibatasi oleh wilayah administrative pemerintahan. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan perlu bekerjasama dengan institusi penelitian dalam maupun luar negeri. Pengelolaan sumber daya air secara terpadu merupakan pengelolaan yang dilaksanakan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan antar sector dan antar wilayah administrasi. Pengelolaan sumber daya air berasa spade pendekatan yang menyeluruh pada suatu daerah aliran sungai, utuh dari hulu sampai kehilir. Pengelolaan tersebut harus mengutamakan rasa keadilan dan kesetaraan bagi setiap orang yang memanfaatkannya untuk mendapatkan akses yang memadai terhadap sumber daya air, sekaligus ikut menjaga kelestariaannya. V. Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya air secara adil,berkelanjutan dan mantap. Dimasa lalu pemerintah sering kali berperan (dominan) dalam merencanakan,melaksanakan,dan mengevaluasi pengembangan sumber daya air.Namun, seiring perubahan cara pandang (khususnya dalam kebijaksanaan dalam sektor publik),peran masyarakat dalam proses pengembangan dan pengelolaan sumber daya air menjadi penting. Partisipasi masyarakat umumnya berwujud peran serta dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu, konstribusi finansial untuk membiayai kegiatan pengembangan dan

12

pengelolaan sumber daya air, juga merupakan partisipasi masyarakat. Jadi, mengikutsertakan masyarakat dalam kebijaksanaan pengelolaan adalah tindakan yang strategis. Ada beberapa sebab partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air memiliki sifat strategis, yaitu: 1. Dengan diketahuinya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki secara lokal di dalam masyarakat, maka dapat dihindari kemungkinan membuat kesalahan dalam perencanaan,pelaksanaan, maupun evaluasi dari suatu kegiatan dan pengalaman. Selain menghilangkan kemungkinan berkembangnya kontroversi, hal tersebut juga dapat mengantisipasi penolakan secara politis yang secara keseluruhan meningkatkan ongkos. 2. Dengan melibatkan masyarakat, maka suatu keputusan yang diambil pemerintah akan lebih mudah diterima oleh masyarakat. 3. Tujuan akhir yang dapat dicapai dari usaha menyertakan masyarakat dalam pengambilan keputusan yakni tumbuhnya aliansi strategis antara pemerintah dan masyarakat.

13

BAB III PENUTUP

I. Simpulan
Pengololaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevakuasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.Pengelolaan sumber daya air bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat.Pengelolaannya direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu

(multisektor), meenyeluruh (antardaerah, hulu-hilir,

kualitas-kuantitas, instream-

offstream, air permukaan-air tanah), berkelanjutan (antargenerasi), berwawasan lingkungan (konservasi ekosistem). Kegiatan pengelolaan sumber daya air di lakukan secara optimum sekaligus harus menjaga kelestarian air dan sumber-sumber air serta prasarana sumber daya air. Selain itu, partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya air secara adil, berkelanjutan dan mantap.

II. Saran
1. Partisipasi masyarakat merupakan aspek penting dalam mengembangkan dan mengelola sumber daya air secara adil, berkelanjutan dan mantap 2. Pengelolaan sumber daya air bukan merupakan tanggung jawab dari pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab daripada masyarakat luas 3. Pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan terkait pengelolaan sumber daya air harus mempertimbangkan pula aspirasi daripada masyarakat lokal

14

DAFTAR PUSTAKA
Sunaryo, Tri M..2007.Pengelolaan Sumber Daya Air Konsep & Penerapannya. Malang: Bayumedia Publishing. http://www.forplid.net/artikel/4-upaya-melindungi-sumber-air.html http://istiarto.staff.ugm.ac.id/docs/tsungai/TS2-Pengendalian-Banjir.pdf http://div-konservasi-ksg-sac.blogspot.com/

15

PERTANYAAN PRESENTASI
1. Edo Putra M. Pertanyaan : Jelaskan apa yang dimaksud air yang ada di permukaan atas dan di bawah permukaan, serta perbedaan perilaku dan cara mengatasinya ? Jawab : Air atas adalah air yang ada di atas permukaan, misalnya air hujan dan air yang ada di saluransaluran. Cara menanggulaginya adalah dengan adanya pembangunan bendungan, normalisasi saluran, reboisasi dan selalu menjaga lingkungan. Sedangkan air bawah adalah air yag ada di bawah permukaan bumi. Cara menangulanginya adalah dengan tidak mengambil air tanah secara berlebihan. 2. Herfin A. P. Pertanyaan : Bagaimana air bisa dikatakan berkualitas atau tidak ? Dan bagaimana cara orang awam untuk menjaga kualitas air? Bagaimana limbah-limbah di daerah sekitar industri ? Jawab : Air dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan standart kualitas air yaitu standart WHO.air yang siap diminum adalah salah satu contoh air yang berkualitas yang secara bacteorologis harusnya nol.berbeda dengan air PDAM yang secara bacteorologis hasilnya harus kurang dari 10. Cara orang awam untuk menjaga kualitas air itu mudah,yaitu dengan tidak mencemari air itu sendiri,misalnya sampah.yang secara otomatis dapat mencemari air tanah.Dan juga tidak mengambil air secara berlebihan. Biasanya dalam setiap industri itu ada pengelolaan limbah.Jadi limbah-limbah yang keluar dari industri itu sudah sudah melewati proses filtrasi.
16

3. Ardy Rahma S. Pertanyaan : Bagaimana cara mengelola air sumber daya air secara profesional ? Jawab : Dapat dilakukan dengan cara pengelolaan daerah tagkapan hujan, pegelolaan kuantitas air untuk menyediakan air secara adil dan transparan, pengelolaan kuantitas air untuk menjaga kualitas air pada sumber-sumber air, memberi rekmendasi teknis untuk penertiban izin pembuangan limbah cair. 4. Bakhtiyar Adi K. Pertanyaan : Seperti apakah program tahunan bersama itu ? Jelaskan mengenai SOP tentang pengendaian banjir ? Jawab : program tahunan merupakan program dimana kegiatan ini menitikberatkan pada pengendalian sumber daya air yang berkesinambungan, seperti contoh tentang pengendalian banjir dan metode penanganannya. Untuk SOP banjir, biasanya pemerintah mengimbau kepada instansi swasta maupun negeri untuk secara tanggap mengadakan pelatihan penanganan banjir. Penanganan ini biasanya dilakukan oleh tim SAR. 5. Ichsan Ali F. Pertanyaan : Mengapa perataan air bersih di Indonesia antara di kota dan di daerah pelosok tidak sama ? Apa yang harus diperhatikan oleh pemerintah ?

17

Jawab : menurut saya hal tersebut di sebabkan karena pihak penyedia air bersih seperti PAM sulit menjangkau daerah-daerah plosok desa,seperti pemasangan pipa-pipa penyalur air bersih karena medan yang terjal atau ceram dan berbahaya. pemerintah harus memperhatikan semua aspek untuk proses pemerataan air bersih di seluruh tanah air indonesia,seperti mecanangkan program 1 liter untuk 10000 liter yang di laksanakan oleh salah satu pihal swasta untuk promosi. 6. Iwan F. H. Pertanyaan : Mengapa DAS tiap tahun mengalami penyusutan ? Apakah pemerintah sudah berkordinasi dengan aliansi masyarakat ? Jawab : Memang dalam kenyataan di lapangan atau di lingkungan Daerah Aliran Sungai mengalami penyusutan, seperti contoh di sekitar Sungai Banjir Kanal Timur Semarang, memang dengan adanya rumah-rumah yang berada di sekitar tanggul mempengaruhi penyusutan Daerah Aliran Sungai. Nah ini membuktikan bahwa aliansi masyarakat dan pemerintah belum ada titik temu. oleh karena itu harus ada kordinasi yang baik baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat.

18

You might also like