You are on page 1of 35

LAPORAN MAGANG BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.) Kelompok Minatani di Desa Sumur bandung Kp.

Saradan RT 015/002 Kec. Jayanti Kab. Tangerang.

LAPORAN MAGANG BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias sp.)


Kelompok Minatani di Desa Sumur bandung Kp. Saradan RT 015/002 Kec. Jayanti Kab. Tangerang.

DI SUSUN OLEH Semester IV.A Team Budidaya :


1. M. Isep Nur hamid 2. Adelaide M.U 3. Ida Nurlaela sari 4. Nur Haryanti 5. Mega mawarni 6. Siti Lulu A.M (4443090747) (4443090564) (4443090566) (4443090768) (4443091412) (4443091070)

7. Dedi hermansyah 8. Wahyu widiyanto

(4443091366) (4443090645)

PERIKANAN/FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011 KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani. Tak lupa shalawat serta salam kita junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW. karena dialah merupakan satu-satunya suri tauladan terbaik yang harus kita contoh sampai dengan zaman sekarang ini. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen jurusan perikanan yaitu Bapak Forcep rio indaryanto S.pi yang telah mengarahkan kami untuk magang mengenai budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) di Desa Sumur bandung Kp. Saradan RT 015/002 Kec. Jayanti Kab. Tangerang. Selama 12 hari mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 12 februari 2011 selama mengisi waktu liburan semester III dan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Suryanah selaku ketua kelompok Minatani yang sudah memberikan pembelajaran budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) Alhamdulilah laopran magang ini dapat terselesaikan. Dalam melaksanakan dan menyusun laopran ini kami banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada laporan ini, penyusun berusaha mengungkapkan mengenai kegiatan magang budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.). Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik bentuk, isi dan penyusunannya, Dengan senang hati kami menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun dan diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca terutama mahasiswa/mahasiswi Universitas Sultan AgengTtirtayasa Fakultas Pertanian jurusan Perikanan.

Serang, 18 Maret 2011 PENYUSUN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.1.1 1.1.2 Pengertian kelompok ................................................ ....... 1 Kelompok Minatani ........................................................... 5

1.2. Tujuan ............................................................................................. 11 1.3. Waktu dan tempat .......................................................................... 11

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Deskripsi ikan lele sangkuriang (Clarias sp.).................................. 12 2.2. Budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)................................. 14 2.3. Kebijakan pengembangan usaha budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.).................................................. 16 2.4. Manajemen pembenihan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.).......... 18 2.5. Teknik pembenihan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)................. 20 2.6. Penggunaan pakan yang tepat untuk efesiensi biaya

produksi budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)................... 29

2.7. Manajemen kesehatan ikan dan lingkungan................................... 32 2.8. Penyakit pada ikan lele (Clarias sp.).............................................. 34 2.9. Analisa usaha ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)........................... 37

BAB III KEGIATAN MAGANG KEPADA KELOMPOK MINATANI (Ibu Suryanah) BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.) 3.1. Pembelajaran persyaratan lokasi/dasar kolam................................. 39 3.2. Kegiatan pemberian pakan ............................................................ 42 3.3. Kegiatan pemanenan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) .............. 44 3.4. Analisa usaha budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) 47 3.5. Materi dan praktek teknik pemijahan ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) ............................................................... 49

BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan .................................................................................... 64 4.2. Saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... iv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Lele Sangkuriang. Poster Tentang Pelepasan Varietas Ikan Lele Sebagai Varietas Unggul . Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar, Ditjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Sukabumi. http://www.google.com (Diakses tanggal 1 Maret 2011)

J. Purwanto. 2000. Informasi Teknis Budidaya Ikan Lele. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta http://www.google.com (Diakses tanggal 1 Maret 2011)

Nurhidayat, dkk. 2000. Rekayasa dalam peningkatan mutu ikan lele (Clarias sp.) . dalam laporan tinjauan hasil bagian proyek pengembangan teknik budidaya air tawar sukabumi. Balai budidaya air tawar Sukabumi. Sukabumi hal 53-61 http://www.google.com (Diakses tanggal 1 Maret 2011)

Suryanah. 2009. Kiat sukses budidaya ikan lele (Clarias sp.) dan Materi pengarahan Ibu Suryanah. 2011. Tangerang

Warsino. Dahana, K.2009. Meraup Untung dari Beternak Lele Sangkuriang.Yogyakarta: Lily Publisher. http://iswadi37.wordpress.com/2007/12/06/budidaya-lele-sangkuriang/ (Diakses tanggal 1 Maret 2011)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Beberapa waktu yang lalu selama mengisi liburan semester III (ganjil). Kami mengadakan kegiatan magang yang tergabung dalam team budidaya di Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kelompok kami mendapatkan tempat untuk magang pada Kelompok Minatani Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.). 1.1.1. Pengertian kelompok Menurut Wekley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Faktor-faktor pembentuk kelompok : a. Kedekatan Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan. b. Kesamaan Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga. c. Pembentukan norma kelompok

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. d. Waktu dan zaman Kelompok itu tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit dalam hal itu terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar. e. Sebab dan tujuan Kelompok itu tidaklah mungkin terbentuk tanpa adanya suatu tujuan tertentu, sehingga tujuan dari kelompok itu menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Ex: Bonek terbentuk dengan tujuan supaya permainan bola persebaya di lapangan baik. f. Sifat dari anggota kelompok Karena kesamaan sifat dari anggota kelompok itulah kelompok terbentuk.Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, sehingga dapat berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang sepandangan dengan dirinya dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan dengan apa yang diinginannya. Dikatakan demikian karena di dalam kelompok itu terdapat suatu ikatan serta tujuan yang menyebabkan si individu tersebut tidak merasa sendirian, karena ternyata masih banyak orang yang mempunyai suatu pola pikir yang sama, sehingga si individu tersebut tidak merasa minder dengan apa yang dia miliki sekarang karena ada kelompok yang mewadahinya ex: perkumpulan gay dan lesby Indonesia Cara pembentukan kelompok : Terbentuknya kelompok itu memang tidak semuanya sama, ada yang secara kebetulan ,paksaan maupun sukarela.Karena semua itu tergantung dari situasi dan kondisi kelompok tersebut. Memang pembentukan kelompok itu diawali dengan adanya presepsi ,perasaan atau motivasi dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya, karena hal itu merupakan suatu proses dasar dari terbentuknya suatu kelompok. Pembentukan kelompok diawali dengan adanya suatu perassan atau presepsi yang sama dalam memenuhi suatu kebutuhan. Setelah itu akan

timbul suatu motivasai untuk memenuhinya, sehingga ditemukannya suatu tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk suatu kelompok .

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan masing-masing kedudukan anggotanya (siapa yang menjadi anggota dan ketua). Pada interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya sehingga timbul suatu perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena adanya kesadaran pentingnya arti dari suatu kelompok tersebut, sehingga anggota kelompokberusaha menyesuakan diri demi kepentingan bersama. Dan pada akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi. Jenis dan fungsi Kelompok : Jenis-jenis Kelompok dapat dibedakan berdasarkan klasifikasinya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, maka ada jenis kelompok formal dan kelompok non-formal. Kelompok formal adalah sub unit sah dari organisasi yang telah ditetapkan oleh anggaran dasar atau suatu ketetapan management. Jadi kelompok ini sengaja dibentuk untuk memenuhi tugas yang nyata guna mendukung tugas organisasi. Kelompok non-formal adalah kelompok yang muncul sebagai upaya pemenuhan kebutuhan individu dengan mengembangkan tata hubungan dengan anggota lain dalam organisasi. Kelompok informal hanya dapat terbentuk apabila lokasi fisik anggota-anggotanya, sifat pekerjaan, dan jadwal kerja memungkinkan untuk terbentuknya kelompok. Oleh karena itu kelompok informal muncul dari kombinasi antara faktor-faktor formal dan kebutuhan manusia sebagai anggotanya.

Fungsi-fungsi Kelompok : Pada dasarnya fungsi kelompok dibagi menjadi dua yaitu, fungsi organisasi formal dan fungsi kebutuhan individual. Fungsi kelompok formal sebagai sarana untuk mengerjakan tugastugas yang kompleks yang saling berkaitan dan terlalu sukar untuk dikerjakan oleh siapapun, sebagai sarana untuk mencetuskan gagasan-gagasan yang baru atau pemecahan masalah yang

memerlukan kreativitas tertentu, dan sebagai wahana sosialisasi serta pelaksanaan keputusan yang rumit. Fungsi kelompok individual yang didasarkan bahwa setiap individu memiliki beraneka macam kebutuhan, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan yang meliputi pemenuhan kebutuhan persahabatan, dukungan, dan kasih sayang, sebagai sarana untuk mengembangkan, meningkatkan, dan menegaskan rasa identitas dan memelihara harga diri, sebagai sarana untuk menguji kenyataan sosial melalui diskusi dengan orang lain, pengembangan perspektif, dan konsensus bersama yang dapat mengurangi keragu-raguan dalam lingkungan sosial sehingga dapat diambil sebuah keputusan. 1.1.2. Kelompok Minatani Kelompok minatani merupakan kelompok pembudidaya ikan air tawar khususnya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) atau POKDAKAN yang asal mulannya terbentuk kelompok ini dimulai dari setiap masing-masing wilayah di Kab. Tangerang yang mempunyai usaha membudidayakan ikan air tawar untuk membuat kelompok supaya Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dapat mudah memperoleh data siapa-siapa saja yang mempunyai usaha tersebut dan juga untuk memudahkan setiap petani dalam memperoleh informasi tentang bagaimana cara budidaya yang baik dan benar serta hal-hal yang lain yang terkait dalam pelaksanaan budidaya ikan.

Profil Kelompok Budidaya Ikan Lele Sankuriang (Clarias sp.) POKDAKAN MINATANI Nama kelompok Alamat : Minatani : Desa Sumur bandung Kp. Saradan RT 015/002 Kab. Tangerang. Nama ketua : Ny. Suryanah Kec. Jayanti

Sekretaris Bendahara Anggota Tahun berdiri Kelas kelompok

: Payumi : Suparman : 15 Orang : 2007 : Kelas pemula tahun 2007 Kelas lanjut tahun 2010

Prestasi

: Juara I POKDAKAN tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2009 Juara II lomba POKDAKAN tingkat Provinsi Banten tahun 2009 Peserta lomba POKDAKAN tingkat nasional mewakili Provinsi Banten tahun 2010

STRUKTUR ORGANISASI PEMBUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.)

PEMBAGIAN TUGAS :

1. Tugas ketua Bertanggung jawab terhadap maju mundurnya kelompok Menandatangani surat-surat penting Mewakili kelompok dihadapan pengadilan Bertanggung jawab kedalam dan keluar kelompok Mewakili kelompok dalam hubungan dengan pihak luar Memimpin rapat dan musyawarah

2. Tugas sekretaris Mengelola administrasi kelompok Menjadi notulen rapat Membantu ketua menyusun rencana kerja kelompok Mewakili ketua berhubungan dengan pihak luar Memimpin rapat atas seizin ketua

3. Tugas bendahara Membantu ketua dalam mengelola keuangan Memegang buku kas dan administrasi keuangan lainnya Mencatat pemasukan dan pengeluaran uang Memegang buku inventaris

Mencatat pemasukan dan pengeluaran barang Menandatangani surat-surat penting atas seizinatau sepengetahuan ketua

4. Tugas seksi-seksi a. Sie Pemasaran Mencari informasi pasar Membantu ketua mempersiapkan kontrak jual beli Membantu ketua menyusun analisis ekonomi usaha budidaya ikan Mengadakan negosiasi denganpihak pembeli atas seizin dan sepengetahuan ketua b. Sie. Peralatan (sarana dan prasarana) Membantu ketua dalam mengelola saran produksi dengan prinsip tepat harga, tepat mutu dan tepat waktu Membantu ketua dalam menata, menyimpan dan menata letak sarana dan prasarana c. Membantu ketua dalam menyiapkan kontrak jual beli sarana produksi Atas seizin ketua mengadakan negosiasi dengan pihak penjual saran

Sie. Teknisi (bidang teknis)

Mencari informasi tekhnologi budidaya terbaru Melatih keterampilan teknis anggota Atas seizin ketua menghadiri pelatihan yang dilaksankan Dinas atau pihak lain Mengadakan uji coba atau kaji terap tekhnologi atau iovasi baru

Gambar 1. layout bangunan dan unit usaha budidaya ikan lele (Clarias sp.) Daftar Anggota Aktif Budidaya Ikan Lele Sangkriang (Clarias sp.)

No Nama

Jenis Budidaya

Luas area

1 2 3 4 65 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Suryanah Suparman Payumi Suleman sare H. M. Zen H. Jasman Juli Smsuri Ohim Mastu Muslini Muhi Ayakub Halil Suhedi

Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran Pembesaran

2000 2000 200 800 200 250 250 150 500 1000 250 800 300 200 200

m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2

1.2. Tujuan Dalam kegiatan magang yang dilakukan oleh team budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas sultan Ageng Tirtayasa yang dilaksanakan selama liburan semester III kepada kelompok Minatani Budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) mempunyai beberapa tujuan yaitu diantarannya : a. Mengetahui kondisi lingkungan perairan dan kolam tempat budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) b. Mengetahui kegitan-kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)

c. Mengetahui manajemen dalam pengelolaan budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) 1.3. Waktu dan tempat Kegiatan magang yang dilakukan oleh team budidaya Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas sultan Ageng Tirtayasa dilaksanakan selama liburan semester III kepada kelompok Minatani Budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) di Desa Sumur bandung Kp. Saradan RT 015/002 Kec. Jayanti Kab. Tangerang. Selama 12 hari mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 12 februari 2011.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Deskripsi ikan lele sangkuriang (Clarias sp.)

Menurut Anonimus (2005) secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak dibudidayakan. Hal tersebut dikarenakan lele sangkuriang sendiri merupakan hasil silang dari induk lele dumbo. Tubuh ikan lele sangkuriang mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir, dan tidak bersisik. Bentuk kepala menggepeng (depress), dengan mulut yang

relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. Lele Sangkuriang memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Sementara itu, sirip yang yang berpasangan ada dua yakni sirip dada dan sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis) dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan dipermukaan tanah atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat pernapasan tambahan (organ arborescent), bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.

Gambar 2. Ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) Lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik (back cross) antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Kemudian menghasilkan jantan dan betina F2-6. Jantan F2-6 selanjutnya dikawinkan dengan betina generasi kedua (F2) sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1. Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi dari Afrika ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi (Anonimus, 2007). Meskipun induk awal lele sangkuriang berasal dari ikan lele dumbo, antara keduanya tetap memiliki perbedaan. Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui silang balik (backcross). Sehingga klasifikasinya menurut Lukito (2002) sama dengan lele dumbo yakni: Kingdom Phyllum Kelas Subkelas Ordo Subordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Pisces : Teleostei : Ostariophysi : Siluroidea : Clariidae : Clarias : Clarias sp.

Habitat ikan lele sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6 ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu (24 26) o C, pH (6 7), NH3 kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm (Lukito, 2002). Tingkah laku Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal). Pada siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-binatang kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan (Simanjutak, 1989 ).

2.2. Budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias sp.) Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara luas oleh masyarakat terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp) mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan Nomor Kepmen KP 26/Men/2004. Teknik budidaya lele sangkuriang tidak berbeda dengan lele dumbo, mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, lele sangkuriang dapat memanfaatkan plankton, cacing,

insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Keunggulan dari lele sangkuriang ini diantaranya dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas telur yang tinggi, dapat hidup pada kondisi air yang marjinal dan efisiensi terhadap pakan yang tinggi. Produksi di Indonesia meningkat tajam tiap tahun, selama lima tahun terakhir, antara lain karena luasnya pasar bagi lele. Lele disukai konsumen karena berdaging lunak, sedikit tulang, tidak berduri, dan murah. Dari sisi budidaya, lele relatif tidak memerlukan banyak perawatan dan memiliki masa tunggu panen yang singkat. Pengolahan yang paling populer adalah dengan digoreng, dan disajikan sebagai pecel lele. Bentuk pengolahan lain adalah dengan diberi bumbu mangut (mangut lele). Produksi lele budidaya di Indonesia Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah produksi dalam ton 51.271 69.386 77.272 91.735 108.200

Tabel 1 : Produksi lele budidaya di Indonesia 2.3. Kebijakan pengembangan usaha budidaya ikan lele (Clarias sp.) Perikanan budidaya mempunyai potensi sangat besar dalam penyerapan tenaga kerja (projob) dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat pedesaan sampai perkotaan. Selain itu dapat menghasilkan margin keuntungan yang cukup besar, mempunyai keterkaitan usaha yang cukup luas, mengatasi kemiskinan, tekhnologi terseia dan beragam serta produk ekspor dan konsumsi dalam negeri. pengurangan kemiskinan (pro-poor), dan pertumbuhan ekonomi (progrowth). Program kebijakan umum Dpartement kelautan dan perikanan mengenai pegendalian penangkapan, pengembangan budidaya dan peningkatan nilai tambah perikanan diantaranya yaitu pendekatan kebijakan, peningkatan produksi perikanan budidaya untuk ekspor, peningkatan produksi perikanan budidaya untuk konsumsi ikan masyarakat (PROKSIMAS) dan perlindungan serta rehabilitasi sumberdaya perikanan budidaya (PROLINDA). a. Pendekatan kebijakan yang dilakukan diantaranya yaitu :

1.

Pengembangan kawasan. Dengan maksud mendorong penerapan manajemen hamparan untuk mencapai skala ekonomi, mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan efesiensi dalam penggunaan air, sekaligus mengintegrasikan pemenuhan kebutuhan sarana produksi, proses produksi, pemasaran hasil dan pengolahan lingkungan dalam suatu kesisteman yang mapan.

2.

pengembangan komoditas unggulan. Dengan maksud untuk lebih memacu pengembangan komoditas yang memiliki kriteria bernilai ekonomis tinggi, tekhnologi tersedia, permintaan pasar besar dan dapat dikembangkan secara masal.

3. pengembangan usaha. Dengan maksud agar seluruh usaha perikanan budidaya dilakukan dengan menggunakan prinsip bisnis secara profesional dan berkembang dalam suatu kemitraan usaha yang saling memperkuat dan menghidupi. b. Strategi pengembangan usaha budidaya ikan lele (Clarias sp.) diantaranya : 1. Pengembangan kawasan pembudidayaan secara bertahap 2. penerapan tekhnologi berkelanjutan 3. pengembangan segmentasi produksi 4. penyediaan induk unggul dan benih berkualitas 5. dukungan dana penguatan modal 6. pembinaan intensif 7. pendekatan akuabisnis c. Potensi kawasan usaha budidaya ikan lele (Clarias sp.) Pekarangan rumah, umumnya berupa lahan marginal dengan wadah berupa kolam plastik, kolam tembok. Persawahan, memungkinkan dalam hamparan luas dengan wadah berupa kolam tanah. Perairan umum, yaitu sungai, waduk, saluran dengan wadah berupa keramba, KHA, KAI. d. Pendekatan akuabisnis antara lain : Bisnis kemitraan : win-win solution Akses permodalan pada perbankan Usaha dengan nilai tambah dengan rintisan ekspor, misalnya berbagai bentuk produk olahan Backward and foreward lingkage Selain upaya-upaya yang terdapat pada pernytaan diatas terdapat upaya yang harus dilakukan yaitu mengenai dana penguatan modal dengan tujuan untuk mendorong keberpihakan sektor perbankan kepada masyarakat pembudidaya ikan skala kecil. Langkah yang ditempuh

yaitu berkerjasama dengan bank-bank swasta atau daerah untuk mengarahkan pemanfaatan dana penguatan modal (DPM) kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) sebagai dana penjaminan di bank. Selanjutnya yaitu Pembinaan intensif dengan cara penetapan penanggung jawab tingkay pusat, provinsi dan kabupaten/kota, pembinaan kelembagaan UPP (lembaga pemberdayaan usaha kelompok pembudiaya ikan) & POKDAKAN dan pendampingan tekhnologi oleh UPT & TPT (tenaga pendamping tekhnologi) serta pelatihan, temu usaha, monitoring dan evaluasi. Indikator keberhasilannya meliputi terbangunnya kawasan usaha budidaya ikan lele yang berkelanjutan, berkembanganya kelembagaan UPP dan POKDAKAN yang bankable, terwujudnya usaha bersama dengan kemitraan yang setara, meningkatnya pendapatan dan devisa, database produksi, pembudidaya, kelompok dan profil UPP.

2.4. Manajemen pembenihan ikan lele (Clarias sp.) Manajemen adalah proses mengoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar deselesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain. Fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Dan untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadi dalam menjaga keseimbangan diantara berbagai tujuan yang saling bertentangan diantara para stakeholder organisasi serta mencapai efesinsi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. dan efektifitas yaitu kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat atau kemampuan untuk melakuakan pekerjaan yang benar. serta produktivias yakni ukuran kuantitas dan kualitas prestasi kerja dengan mempertimbangkan pula kemampuan pemanfaatan sumberdaya. Dengan kata lain produktivitas merupakan keselarasan atau keseimbangan antara efektivitas dan efesiensi. Pada dasarnya semua kegiatan telah/memerlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen begitu halnya dengan usaha pembenihan dan pendederan ikan lele (Clarias sp.) a. Dasar keterampilan manajemen : Ketermapilan teknis merupakan paduan antara pendidikan da pengalaman pembenihan dan pendederan ikan lele Keterapilan hubungan manusia yaitu bekerjasama dengan orang lain Keterampilan konseptual yaitu mampu memperkirakan situasi kedepan, terutama peluang pasar yang baru.

Keterampilan pembuatan keputusan yakni mampu menentukan dan menyeleksi tindakan yang terbaik.

b. Strategi pengembangan Pengembangan kawasan budidaya secara bertahap Pengembangan segmentasi produksi

E r l e n m e y e r p H m e t e r T i m b a n g a n B l o w e r G u n t i n g

B e d a h J a r u m S u n t i k T i s u L a r u t a n N a C l 0 , 9 %

B a s k o m P l a s t i k B e c k e r G l a s s Lampiran 6. Dokumentasi Kegiatan Praktek Magang

Pembedahan Induk Jantan Penghitunga n Telur

P e n g h i t u n g a n L a r v a P e n c i n c a n g a n Tubifex sp

Leave a Comment
You must be logged in to leave a comment.

You might also like