You are on page 1of 23

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Di antara faktorfaktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu maupun kelompok sangatlah besar. Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan. Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; mencegah risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya; sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe community). PHBS dapat diterjemahkan sebagai sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan-aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Untuk melihat keberhasilan dalam pembudayaan PHBS diukur dengan pencapaian indikator rumah tangga sehat. Adapun indikator PHBS di Rumah Tangga adalah sebagai berikut: 1) Pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan; 2) ASI eksklusif; 3) penimbangan bayi dan balita; 4) Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari; 5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6) menggunakan jamban sehat; 7) memberantas jentik nyamuk di rumah; 8) makan buah dan sayur tiap hari; 9) melakukan aktivitas fisik/ olahraga; 10) tidak merokok di dalam rumah.

Berdasarkan data diatas mengingat pentingnya masalah perilaku dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat, maka penulis tertarik untuk melakukan identifikasi masalah perilaku di wilayah kerja puskesmas Pauh.

1.2 Tujuan Penulisan a. Tujuan umum Memperoleh gambaran tentang masalah perilaku yang mempengaruhi kesehatan wilayah kerja Puskesmas Pauh dan pengelolaannya. b. Tujuan khusus mengetahui masalah perilaku masyarakat dalam menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Pauh. sebagai salah satu syarat dalam menjalankan kepaniteraan klinik di bagian ilmu kesehatan masyarakat di

1.3 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang hubungan masalah perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Pauh.

1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1.Definisi Perilaku Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prilaku pada manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati langsung dari pihak luar. Perilaku dipengaruhi oleh genetik yang merupakan konsepsi dasar untuk perkembangan prilaku dan lingkungan yang merupakan kondisi untuk perkembangan prilaku tersebut. Mekanisme pertemuan keduanya dalam rangka terbentuknya prilaku disebut proses belajar (learning process). Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan tertentu dari luar subyek (teori S-O-R atau teori stimulus-organisme-respon) dan membedakannya: 1. Respondent response atau reflexife response : Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah dan lain sebagainya. 2. Operant response atau instrumental response : respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang diberikannya akan lebih intensif dan kuat.
3

Dalam kehidupan sehari-hari responden respons sangat terbatas keberadaannya pada manusia sehingga kemungkinan memodifikasinya kecil. Sedangkan operant respons merupakan bagian terbesar dari prilaku manusia sehingga kemungkinan memodifikasinya besar. Menurut Respon terhadap stimulus, prilaku dibedakan kepada dua macam yaitu : 5,6 1. Perilaku tertutup (covert behavior) Adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Respon masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Adalah perilaku yang jelas dapat di observasi atau diamati secara langsung dari luar dalam bentuk tindakan nyata atau terbuk misalnya dari contoh tadi si ibu membawa anaknya ke puskemas untuk imunisasi

2.2.Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman , serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup: 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makann makanan bergizi, dan olahraga. Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.

Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.

2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obatobat yang terwujud dalam bentuk sikap, persepsi, pengetahuan ataupun penggunaan yankes. 3. Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsurunsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita. 4. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.

2.3.Faktor Penentu (Determinan) Perilaku Perilaku kesehatan seperti halnya perilaku pada umumnya melibatkan banyak faktor. Menurut Lawrence Green (1980) kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : Faktor pembawa (predisposing factor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilainilai dan lain sebagainya. Faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Sebagai contoh, Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum tahu manfaat imunisasi (predisposing factor),.atau karena
5

jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari rumahnya (enabling factor) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di wilayahnya tidak mau mengimunisasikan anaknya (reinforcing factor) Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum tergantung faktor internal (dari dalam individu ) dan faktor eksternal (dari luar individu) yang saling memperkuat. Maka sudah selayaknya kalau kita ingin mengubah perilaku kita harus memperhatikan faktorfaktor tersebut di atas.

2.4.Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam programprogram kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan normanorma kesehatan diperlukan usahausaha yang konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku seperti: 1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturanperaturan/undangundang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba/penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat. 2. Pemberian informasi Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
6

3. Diskusi partisipatif Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebihlama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap. Ketiga faktor ini tidak berjalan jika tidak didukung oleh pendidikan kesehatan seseorang itu sendiri. Hal ini dapat dilihat di diagram sebagai berikut: Bagan 1.Modifikasi skema dari Blum dan Green
Keturunan Keturunan

Pelayanan kesehatan

Status kesehatan
Status kesehatan

Lingkungan

Perilaku Perilaku

Predisposing Factors Predisposing Factors ( ( pengetahuan, sikap, pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya) nilai, dan sebagainya)

Enabling Factors (ketersediaan sumber daya) /fasilitas)


Pem. Sosial

Reinforcing Factors Reinforcing Factors (sikap dan perilaku (sikap dan perilaku petugas) petugas,toma,toga)

komunikasi Pendidikan Kesehatan

training

2.5. Pengelolaan Terhadap Penyakit Yang Berhubungan Dengan Perilaku Kesehatan 2.6.1. Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor-Faktor Predisposisi Ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun masyarakat.Contoh :penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan layanan kesehatan, spanduk, dan sebagainya.

2.6.2. Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor Enabling Karena faktor ini berupa fasilitas atau prasarana dan sarana kesehatan, maka bentuk pemberdayaannya lebih kepada memberdayakan masyarakat agar mampu mengadakan sarana dan prasarana kesehatan bagi mereka.Contoh: dengan melakukan pancingan melalui pembuatan jamban sehat yang sederhana. Diharapkan masyarakat akan mengikuti untuk membuat jamban sehat dirumahnya.

2.6.3. Pendidikan Kesehatan Dalam Faktor Reinforcing Oleh karena faktor ini adalah menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga) serta para petugas kesehatan, maka pendidikan yang tepat adalah.pelatihan-pelatihan bagi toga, toma dan petugas kesehatan. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah agar sikap perilaku petugas dapat menjadi acuan bagi masyarakat

BAB III ANALISIS SITUASI

3.1.Keadaan Geografis

KEC. KOTO TANGAH

LAMBUNG BUKIT

KAB. SOLOK

KEC. KURANJI

LIMAU MANIS KAPALO KOTO

CUPAK TANGAH BINUANG KP. DALAM

LIMAU MANIS SELATAN

KEC. PADANG TIMUR


PISANG KEC. LUBUK BEGALUNG PIAI TANGAH KOTO LUAR

KEC. LUBUK KILANGAN

Gambar 1: Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Wilayah kerja Puskesmas Pauh terletak di Kecamatan Pauh, pada 00 58 Lintang Selatan, 100 0 21 11 Bujur Timur sebelah timur pusat Kota Padang yang terdiri 9 (sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km
2,

terdiri dari 60 % dataran rendah dan 40 % dataran

tinggi . Curah hujan 384,88 mm / bulan , temperatur antara 28 0 310C dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok 2. Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas (Padang Timur). 3. Sebelah Utara berbatas dengan Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Koto Tangah 4. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas Pauh. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Pauh yang terdiri dari 9 (sembilan) Kelurahan yaitu Pisang, Binuang Kp. Dalam, Piai Tangah, Kapalo Koto, Koto Lua, Limau Manis, Limau Manis Selatan, Cupak Tangah dan Lambung Bukit.

3.2.Kondisi Demografis Secara statistik Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kecamatan Pauh Tahun 2010 didiami oleh 61.442 jiwa, terdiri dari Laki- Laki 30.967 jiwa dan perempuan 30.475 jiwa dengan jumlah 11.328 rumah tangga. Atau rata-rata 5 sampai 6 anggota keluarga setiap rumah. Rasio rata- rata penduduk laki laki dan wanita adalah 97,72 %, dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar pada Kelurahan Cupak Tangah yaitu 2,377 jiwa /Km 2, sedangkan kelurahan Limau Manis adalah yang paling jarang penduduknya. Luas daerah, penduduk dan kepadatannya sesuai dengan data BPS Kota Padang tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Luas wilayah dan kepadatan pendudukan di Kecamatan Pauh Kota Padang Tahun 2011 Kelurahan Cupak Tangah Piai Tangah Pisang Kapalo Koto Limau Manis Lambung Bukit Koto Luar LM.Selatan Binuang KP Dalam Total Luas Wilayah 2,99 Km2 4,97 Km2 3,99 Km2 35,83 Km2 24,86 Km2 38,80 Km2 18,92 Km2 12,96 Km2 2,97 Km2 146,29 Km2 Jumlah KK 1341 886 1804 1105 839 814 1618 1916 1005 11.328 Jumlah penduduk 9027 5035 7738 6693 5560 3560 7923 9458 6448 61.442

Jumlah penduduk didaerah pauh tidak berbanding lurus dengan luas wilayah, daerah yang luas justru memiliki penduduk yang sedikit, dan sebaliknya. Berdasarkan jenis Kelamin sebaran penduduk perkelurahan adalah sebagai berikut:

10

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kelurahan Laki-Laki Cupak Tangah 4581 Piai Tangah 2614 Pisang 3430 Kapalo Koto 3895 Limau Manis 2168 Lambung Bukit 1756 Koto Luar 3341 LM.Selatan 6634 Binuang KP Dalam 2548 Total 30967 Sumber data: DKK Padang (Tahun 2011 ) Perempuan 4446 2421 4308 3328 2354 1619 3433 6431 2135 30475

Dibawah ini disajikan gambaran kependudukan yang menjadi sasaran dan cakupan kesehatan Puskesmas PAUH berdasarkan perhitungan statistik dan konversi sebagai berikut: Tabel 3. Jumlah prakiraan penduduk sasaran kesehatan di Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2011 JUMLAH KODE KELURAHAN
PDDK BAYI BALITA BUMIL BULIN BUTEKI LANSIA

01 02 03 04 05 06 07 08 09

Cupak Tangah Binuang KP Dalam Piai Tangah Pisang Kapalo Koto Koto Lua LB Bukit Limau Manis Selatan Limau Manis

9027 5035 7738 6693 5560 3560 7923 9458 6448

182 133 118 158 138 163 79 192 115 1278

790 556 429 673 579 695 294 831 477 5324

197 147 133 173 153 177 91 208 128 1407

189 140 125 165 145 169 85 200 121 1339

200 112 125 179 122 144 80 210 106 1278

882 630 492 756 654 774 348 924 543 6003

Total

61442

Sumber data: DKK Padang (Tahun 2011 )


11

Tabel Data fasilitas pendidikan wilayah kerja Puskesmas Pauh tahun 2011
N O KELURAHAN JLH SEKOLAH TK SD/MI SMP/MTS SMU/K/MA PT

1 2 3 4 5 6 7 8 9

PISANG BN.KP DALAM PIAI TANGAH CUPAK TANGAH KAPALO KOTO KOTO LUAR LAMB.BUKIK LM.SELATAN LIMAU MANIS PUSKESMAS

6 6 2 5 6 10 2 8 6 51

2 1 2 1 3 4 1 14

4 4 2 1 3 3 2 2 3 24

1 1 1 2 1 6

1 1 1 1 1 5

1 2

3.3.Sarana dan Prasarana Perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas selain

ditunjang oleh Puskesmas Pembantu serta Puskesmas Keliling dan Poskeskel, juga dibantu oleh peran institusi yang ada pada berbagai tatanan yang ada seperti Posyandu Balita dan Lansia, sekolah , Majelis Taklim, dan lain-lain. Salah satu Lembaga atau institusi kesehatan yang dirasakan masih eksis ditengah masyarakat sampai saat ini adalah Posyandu. Jumlah Posyandu di Kecamatan Pauh pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: Posyandu balita Posyandu Lansia = 70 buah = 13 buah

Prasarana Puskesmas saat ini cukup baik namun masih perlu perbaikan pada prasarana penunjang seperti westafel, tempat cuci tangan sehingga kedepan kita bisa memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dan juga melindungi diri sendiri dari penularan penyakit. Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 5 (lima) unit Puskesmas Pembantu yang terletak di Kelurahan Batu Busuk, Pisang, Piai Tangah, Limau Manis dan Limau Manis Selatan, selain itu juga terdapat Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan dan Kelurahan Koto Lua. Secara rinci kondisi sarana dan prasarana kami sampaikan pada tabel dibawah ini:

12

Tabel 4. Kondisi sarana dan prasarana Puskesmas Pauh tahun 2011 JENIS SARANA DAN PRASARANA H I SARANA KESEHATAN 1 Puskesmas Induk 2 Rawat Inap 3 Puskesmas Pembantu 4 Rumah Dinas Dokter 5 Rumah Dinas Perawat 6 Rumah Dinas Bidan 7 Puskesmas Keliling rod 8 Ambulance 9 Sepeda Motor II SARANA PENUNJANG 1 Komputer 2 Mesin Tik 3 Telepon 4 Listrik 5 Sarana Air Bersih Sumber data: Puskesmas NO 3.4.Ketenagaan Sumber daya tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas PAUH secara kuantitatif sudah cukup memadai dengan rasio tenaga berdasarkan katagori tenaga rata-rata 1 : 1000 penduduk, namun dari segi kualitatif memang diperlukan upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan terutama dalam rangka menjawab tantangan akan pentingnya peningkatan mutu ( Quality Assurance) oleh provider, serta tuntutan masyarakat (user) akan mutu yang ditandai dengan semakin berkurangnya keluhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas. Jumlah seluruh sumber daya kesehatan pada Puskesmas PAUH sampai dengan 31 JL BAIK 1 1 5 1 2 1 7 2 2 1 2 1 1 1 3 2 1 5 2 1 1 2 1 1 1 KONDISI RUSAK RUSAK RINGAN SEDANG RUSAK BERAT

1 1

Desember 2011 adalah 61 orang, 42 orang tenaga medis yang terdiri dari 3 orang Dokter dan 2 orang Dokter gigi. Dari segi rasio tenaga dengan penduduk, Sumber Daya Kesehatan pada Puskesmas Pauh relative cukup. Tenaga medis dokter ada tiga orang atau rasio 1 : 20.000 penduduk. Sedangkan dokter gigi 2 orang atau 1 : 30.000 penduduk. Jumlah perawat yang ada tahun 2011 di

Puskesmas Pauh adalah 13 orang dan bidan sebanyak 21 orang dengan ratio terhadap jumlah penduduk adalah 1: 1800 orang.
13

Perubahan kebutuhan masyarakat dan tuntutan peningkatan SDM Kesehatan yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan yang bermutu disikapi dengan memberi kesempatan kepada staff Puskesmas Pauh untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal . Satu orang staff sedang mengikuti pendidikan, yakni 1 orang tugas belajar di Akademi Kebidanan. Sejak maret 2011, Puskesmas Pauh kembali memiliki tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat yang diharapkan mampu melakukan analisis masalah kesehatan dan membantu Pimpinan menyusun perencanaan Puskesmas. Dibawah ini disajikan data dan informasi ketenagaan yang bekerja pada Puskesmas PAUH selama Tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 5. Kondisi ketenagaan pada Puskesmas Pauh Tahun 2011
NO

Jenis Ketenagaan

PNS

PTT

HONOR/ SUKARELA

KETERANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat Rekam Medis Pengatur Gizi / AKZI Perawat Bidan Perawat Gigi Sanitarian Asisten Apoteker Analis SMU/PEKARYA Jumlah

3 2 2 1 2 12 13 1 2 3 1 4 46

1 Titipan

2 5 8

1 7

3.5.Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Penduduk a. Sosial Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial yang relatif homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi dan kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan. Potensi keninikmamakan yang masih dilakoni masyarakat menjadi penentu dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dari segi kepercayaan, Mayoritas kepercayaan penduduk adalah Islam dengan komposisi 99 % Islam, sisanya katolik, Protestan, Buddha dan lain lain.
14

b. Budaya Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan kanak-kanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Pauh menyebabkan semakin banyak penduduk yang mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat masih dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila cara nya diketahui. Pendekatan kultural sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta masyarakat. c. Ekonomi Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh boleh dikata bervariasi mulai dari petani dengan kemampuan terbatas, sampai ke kelompok mampu dan mapan, swasta, PNS, ABRI, sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok dengan pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan kesehatan yaitu keluarga miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup besar dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh.

15

BAB IV PEMABAHASAN

4.1.Promosi Kesehatan Promosi Kesehatan memegang peranan utama dalam 6 program pokok puskesmas. Salah satu perangkat Promkes yang masih efektif adalah posyandu. Keberhasilan perjalanan Posyandu merupakan cerminan peran serta aktif masyarakat dalam upaya kesehatan.Hal ini diukur dengan pencapaian D/S. Dari Bayi dan balita yang ditimbang, capaian hasil penimbangannya bervariasi. Selain dari Pembinaan Posyandu, juga terus dilakukan upaya pembinaan nagari/ kelurahan siaga. Kelurahan siaga berawal di tingkat Kecamatan dan dilanjutkan ditingkat Kelurahan yaitu dengan pembentukan Organisasi Kelurahan Siaga pada 9 Kelurahan dengan kegiatan pendataan Survei Mawas Diri (SMD), PHBS dan Musyawarah Masyarakat Kelurahan (MMK). Dalam pelaksanaanya ada beberapa kendala terkait pindahnya tenaga bidan yang telah dilatih sebanyak 4 orang. Untuk Bangunan Desa siaga sebenarnya sudah bertambah 1 buah yaitu di kelurahan Pisang, namun masih belum dapat digunakan karena masih ada kendala terkait kepemilikan tanah. Program yang tidak kalah penting dan cukup menjadi primadona di PROMKES adalah PHBS. Data pembinaan PHBS menurut tatanan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011 pada Puskesmas Pauh berjumlah 1890 Rumah tanga. Tabel 6. Lokasi pembinaan PHBS

Dari Pembinaan PHBS yang dapat dilakukan secara Optimal adalah Pembinaan Rumah Tangga. Selain itu juga telah dilakukan survey terhadap 1980 Rumah Tangga terhadap 10
16

Indikator PHBS. Masalah PHBS tertinggi yaitu Asi eksklusif, Kebiasaan merokok, olah raga tidak teratur, dan memberantas jentik nyamuk dirumah. Tabel 7. Penilaian 10 indikator PHBS

Hasil Detail 10 Indikator tersebut perkelurahan adalah sebagai berikut: Tabel 8. Rekap indikator PHBS perkelurahan

4.2.Analisis Masalah Perilaku Di Puskesmas Pauh 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Persalinan oleh tenaga Kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten seperti bidan, dokter dan dokter spesialis.

17

Menurut standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan kota padang target minimal 90%, dan standar yang dipakai oleh puskesmas 90%. Hasil pencapaian Persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Pauh secara rata-rata pada 9 kelurahan adalah 99,68 % dan sudah mencapai target untuk semua kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Dalam rangka Upaya peningkatan Persalinan oleh tenaga kesehatan, Puskesmas melakukan penyuluhan akan pentingnya persalinan oleh tenaga kesehatan atau di sarana pelayanan kesehatan. Penyuluhan ini dapat diberikan lewat kunjungan posyandu, KIA, ataupun kelas ibu hamil. Untuk ibu miskin juga di sediakan layanan rujukan jampersal.

2. ASI Eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak anak lahir sampai berusia 6 bulan, tanpa makanan atau minuman lain. Menurut standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan kota padang target minimal 30%. Berdasarkan data PHBS Angka Pemberian ASI eksklusif di Pauh yaitu 33,37%, dengan persentase terkecil di Kelurahan Limau Manis Selatan yaitu 25,71%. Dalam rangka upaya peningkatan pemberian asi esklusif, Puskesmas Pauh terus memberikan penyuluhan mengenai pentingnya ASI ekslusif. Penyuluhan diberikan di posyandu, layanan KIA puskesmas, kunjungan neonatus dan nifas, kelas bumil ataupun melalui media leaflet yang disediakan di puskesmas. Sebaran posyandu di tiap kelurahan adalah: Tabel 9. Jumlah posyandu dan sebaran kader Perkelurahan tahun 2011

18

3. Penimbangan Bayi Penimbangan bayi setiap bulannya bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita tiap bulannya. Penimbangan dapat dilakukan di posyandu. Dari Hasil survey PHBS didapatkan hasil rata-rata 71,96% dengan penimbangan terendah di Limau Manis Selatan yaitu 61,90%. Jika dilihat data cakupan d/s posyandu hanya 54,3% dengan target 65%. Dalam rangka upaya peningkatan kunjungan penimbangan bayi ini, Puskesmas Pauh terus memberikan penyuluhan, dan melibatkan peran serta kader. Grafik 1. Pencapaian d/s tahun 2011

80 70 60 50 40 30 20 10 0

65%
65.2 62.5 58.6

56.8

54.4

49.5

48.7

54.3 47.48 45.9

JUMLAH

KELURAHAN

4. Penggunaan Air Bersih Penggunaan air bersih sangat penting sekali untuk menghindari adanya penyebaran penyakit lewat air atau lingkungan yang tidak bersih. Pencapaian penggunaan air bersih di kecamatan Pauh yaitu 81,07%. Angka yang cukup tinggi ini salah satu faktor pendukungnya adalah pemberian bantuan Pamsimas oleh pemerintah.

5. Cuci Tangan Pakai Sabun

19

Cuci tangan memakai sabun penting sebagai salah satu cara pemutusan rantai penularan penyakit. Berdasarkan data PHBS CTPS di Pauh yaitu 58,52%, dengan persentase terkecil di kelurahan Cupak Tangah dan Binuang Dalam yaitu 57,1%. Dalam rangka upaya peningkatan CTPS ini, puskesmas terus mengadakan penyuluhan seperti penyuluhan dan pemasangan poster disekolah dan memasukan materi CTPS kedalam materi dokcil atau UKS ataupun lewat materi PHBS secara Umum. 6. Penggunaan Jamban Sehat Jamban merupakan suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdirin atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Berdasarkan data PHBS Angka Penggunaan jamban Sehat di Pauh yaitu 59,55%,dengan persentase terkecil di kelurahan baringin yaitu 42,06%. 7. Memberantas jentik nyamuk di rumah 3M plus merupakan salah satu program pembrantasan jentik nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit seperti DBD. Kegiatan yang dilakukan yaitu, menguras, menutup, mengubur plus memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik berkala.. Berdasarkan data PHBS Angka pemberantasan jentik di kecamatan Pauh yaitu 39,79%, dengan persentase terkecil di kelurahan Limau Manis Selatan yaitu 22,86%. Dalam rangka upaya peningkatan penyuluhan 3M ini, Puskesmas Pauh terus memberikan penyuluhan tentang DBD dengan 3M plus sebagai upaya pencegahannya. 8. Makan Buah dan sayur Makan buah dan sayur sangat penting untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral. Dari Hasil survey PHBS didapatkan hasil rata-rata 38,87% dengan presentese terkecil di kelurahan Limau Manis Selatan yaitu 33,33%. Upaya peningkatan kebiasaan makan buah dan sayur ini dilakukan dengan peningkatan penyuluhan melalui penyuluhan gizi keluarga yang disampaikan di dalam gedung puskesmas ataupun di posyandu.
20

9. Aktivitas Fisik Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan fisik,mental dan kualitas hidup. Dari Hasil survey PHBS dikelurahan Pauh, didapatkan hasil rata-rata 30,13% dengan nilai terendah di Piai Tangah, yaitu 27,62%. Upaya yang dilakukan puskesmas adalah meningkatkan promosi untuk peningkatan aktivitas fisik ini dengan olah raga. Tetapi program ini masih berlangsung hanya di puskesmas dan dibeberapa posyandu lansia.

10. Tidak merokok di dalam rumah Penyuluhan tentang bahaya rokok sudah sangat sering dilakukan, Dari Hasil survey PHBS di kecamatan Pauh, didapatkan hasil rata-rata 35,47% dengan nilai terendah di Pisang, yaitu 26,27%. Untuk menyukseskan program ini, puskesmas telah meningkatkan upaya promosi tentang bahaya merokok, dan mungkin perlu dipikirkan peran serta kebijakan pemerintah dalam masalah ini. Secara keseluruhan berdasarkan data diatas didapakan bahwa PHBS di kelurahan Pauh masih belum mencapai standar yaitu 62,9% dari standar pelayanan medis yang seharusnya yaitu 65%. Untuk itu direncanakan upaya pengelolaan berupa peningkatan penyuluhan dan kerjasama lintas sektor berupa advokasi dengan pihak kecamatan.

21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilakukan pada aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku yang secara teoritis memiliki andil 3035% terhadap derajat kesehatan. Perubahan prilaku diperlukan agar masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk pemecahan masalah kesehatan di

berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga

lingkungan puskesmas dapat optimal. Adapun kesimpulan perilaku hidup bersih dan sehat di Puskesmas Pauh Masih rendahnya persentasi PHBS rumah tangga pada beberapa kelurahan yang ada di Pauh. Dan perlu adanya peningkatan upaya dalam rangka perubahan prilaku masyarakat ke arah prilaku masyarakat sehat. Poin PHBS yang rendah itu adalah memberikan ASI eklusif, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik-jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik tiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.

5.2 Saran a. ASI eksklusif Di Limau Manis Selatan dengan jumlah terendah untuk poin ASI eksklusif, diadakan kelas ibu menyusui pada setiap kegiatan posyandu tiap bulannya dengan anggota ibuibu yang datang ke Posyandu. Meminta setiap kader menambah satu orang yang baru tiap bulannya untuk datang ke posyandu. b. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun Bekerja sama dengan PDAM untuk meningkatkan cakupan air bersih di Cupak Tangah Melakukan penyuluhan dan pembinaan PHBS anak sekolah pada siswa kelas I di tiga sekolah di Cupak Tangah (SD, SMP, SMA) setiap awal tahun ajaran baru. c. Makan nuah dan sayur setiap hari

22

Demo makanan sehat setiap jumat awal bulan dengan ibu-ibu majelis taklim di mesjid kawasan mereka

d. Aktivitas fisik setiap hari Membuat acara senam bersama setiap minggu pagi di depan kantor lurah Bekerja sama dengan ketua pemuda setempat untuk menghidupkan olahraga yang sesuai di daerah tersebut. Mengadakan acara fun bike setiap hari minggu awal bulan untuk siswa sekolah baik SD, SMP, ataupun SMA. e. Tidak merokok di dalam rumah Pada setiap posyandu dan kelas ibu hamil maupun menyusui diberikan penyuluhan tentang bahaya asap rokok pada bayi dan balita. Pada kegiatan senam bersama diingatkan lagi mengenai bahaya asap rokok dan pentingnya olahraga. f. Memberantas jentik nyamuk Memberikan bubuk abate pada delapan sekolah di Kelurahan Limau Manis Selatan tiap bulannya. Pada bulan Juni, mengingatkan sekolah untuk mengeluarkan air di semua bak di sekolah pada akhir sekolah Bekerja sama dengan BEM Unand, membuat leaflet mengenai pemberantasan jentik nyamuk yang diserbarkan untuk semua mahasiswa Unand tertutama yang sedang mengekos.

23

You might also like