Professional Documents
Culture Documents
I. KESELAMATAN KERJA
1.1 Tindakan Praktikan
- Praktikan harus mentaati peraturan dan instruksi. - Memperhatikan instruksi untuk bekerja betul aman. - Bertindak benar tepat pada waktu terjadi kecelakaan. - Segera lapor instruktur bila terjadi kecelakaan. - Menerangkan terjadinya kecelakaan, kerusakan.
Teknik Bengkel
1.3 Brazing
Pertimbangan Sebelum bekerja pada suatu mesin seseorang harus mempertimbangkan dan mengingat akan keamananbekerja, sehingga program kerja akan berjalan lancar: TEMPAT/JENIS: Di mesin mana, dan jenis mesin harus diketahui. Lingkungan dan suasana tempat kerja. Pengaman/perintang bagian yang berbahaya/berputar. Landasan/injakan operator. Kebersihan mesin.
1.5 Kebersihan
- Bersihkan tangan sebelum bekerja. - Bersihkan pula setelah selesai bekerja. - Gunakanlah pakaian kerja sebersih mungkin. - Gunakanlah cream khusus bila perlu untuk pelindung.
Teknik Bengkel
Teknik Bengkel
banyak pemakanan, kecepatan putaran, atau kecepatan potongannya harus ditentukan berdasarkan kemmapuan mesinnya, agar tetap aman. Kerusakan-kerusakan yang terjadi, yang diakibatkan oleh beban lebih umumnya: Elektro motor terbakar, karena sabuk penggerak atau kopling tidak slip.
Teknik Bengkel
Karena kulit tangan ada yang peka dan tidak mau menerima suatu jenis minyak. Maka kulit tersebut akan rusak bila terkena jenis minyak tersebut. Sehingga harus benar-benar berhati-hati dan alangkah baiknya kalau kulit tangan kita beri crem tangan yang bisa melindungi tangan sebelum mengerjakan pekerjaan. Bersihkan tangan terlebih dahulu sebelum ke kamar kecil karena kulit kemaluan sangat peka crem ini bisa ditanyakan ke dokter-dokter dan apotikapotik.
Gambar 1.2 Obeng dengan tangkai yang peca dan ujungnya sudah rusak. Ini berbahya. Benar
Teknik Bengkel
Salah
Gambar 1.3 Bentuk mulut kunci pas 2. Memilih alat dengan kekerasan yang baik, terlalu keras mudah patah, terlalu lunak mudah tumpul. Salah
Kepala dari pahat inin terlalu keras dan akhir patah. Harus digerinda lagi dan pengerasan yang baik harus dilakukan lagi. Gambar 1.4 Kepala Pahat 3. Memilih alat-alat yang pegangannya enak digenggam tangan. 4. Bekerja pada bagian listrik, gunakan alat-alat yang terselubung benar. Benar
Teknik Bengkel
5. untuk menghindari letusan, gunakan alat-alat yang tidak bisa menyebabkan letusan saja. 6. Periksa secara teratur kondisi dari alat-alat tersebut, jika perlu segeralah diperbaiki. 7. bersihkan alat-alatnya Tangan harus tidak licin, karena oli, gemuk atau yang lain.
Gambar 1.6 Cara membersihkan tangkai palu. 8. Gunakanlah alat-alatr menurut kegunaannya Salah Salah Salah
Gambar 1.7 Cara penggunaan alat yang salah 9. Tempat alat-alat dengan baik dan ditempatnya. 10. Ujung-ujung dan sisi-sisi yang tajam harus ditutp benar.
Teknik Bengkel
8 Benar Benar
Bila tidak digunakan, ujung jangka dan penggores harus ditutup dengan kulit
Gambar 1.8 Cara melindungi sisi tajam 11. Jangan meletakkan alat-alat di dalam kantong yang terbuat dari kain. 12. Jangan meletakkan alat-alat dekat dengan bagian-bagian mesin ynag berputar. 13. Jangan memotong sesuatu berhadapan dengan bagian-bagian tubuh dengan pahat tangan. Salah Benar
Klem benda kerja di bangku, dan jangan memotong berhadapan dengan jari-jari.
Sisi potong dari pahat kayu, harus ditajamkan dengan batu penggosok.
Gambar 1.9 Cara penggunaan pahat kayu yang benar dan yang salah.
Teknik Bengkel
14. Obeng harus digunakan dengan cara yang benar. Benar Benar
Ujung dari obeng harus tepat ukurannya ke dalam alur obeng pada baut (ukuran lebar dan tebal) Salah
Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangan gunakan obeng yang kepala baut phillips. Benar
Sangat berbahaya untuk memegang benda. Benda kerja dengan tangan bila sedang mengencangkan / mengendorkan baut karena obengnya bisa slip dan mengenakan tangan
Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangn gunakan obeng yang kepala baut phillips Benar
Gambar 1.10. Cara penggunaan obeng yang benar dan yang salah
Teknik Bengkel
10
15. Kunci-kunci pengencang harus digunakan dengan cara yang benar. Salah Benar
Kunci dengan mulut besar merusakkan mur atau mulut kunci itu sendiri dan slip Salah
Jika kuncinya miring terhadap mur, mulut kunci tidak memegang dengan baik dan akan slip Salah
Kunci harus selalu digunakan tegak lurus denagn sumbu baut/mur. Benar
Gambar 1.11 Cara penggunaan kunci-kunci yang benar dan yang salah.
Teknik Bengkel
11
16. Palu harus digunakan dengan cara yang benar. Palu yang terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Serat dari kayunya sejajar dengan sumbunya. Ujung yang memukul dan Ujung yang meruncing dipolish. Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak. Harus dichamper.
Pasaknya miring terhadap sumbu kepal palu, maka tangkainya menekan ke semua permukaan lubang. Benar
Salah
Teknik Bengkel
12 Ibu jari tidak menangkup pada tangkai. Tangkai dipegang terlalu menengah. Gerakannya dilakukan hanya dengan lengan saja.
Ibu jari dan jari-jari yang lain menangkup pada ujung tangkai. Gerakannya dilakukan dengan pergelangan tangan dan lengan, lihatlah pada tempat yang dipukul dan diusahakan bahwa sumbu kepal palu tegak lurus.
Teknik Bengkel
13
Gambar 1.14 Pelengkapan pelindung diri 5. Jangan menggunakan cincin atau jam tangan pada saat bekerja. Barang-barang serupa ini mungkin saja tersambar oleh mesin yang bergerak, hal ini adalah benar-benar berbahaya apabila memakai barang-barang ini pada jenis-jenis pekerjaan tertentu. Anda bisa kehilangan jari. 6. Pakailah peralatan perlindungan yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Ketahuilah kegunaan masing-masing alat pelindung ini dari sekian banyak peralatan serupa yang terdapat di tempat anda bekerja.
Teknik Bengkel
14
Perlindungan Kepala Gunakanlah topi pengaman. Peraturan Departemen Tenaga Kerja dan Perindustrian mengatakan bahwa helm pengaman mesti dipakai area konstruksi. Perlindungan Mata Gunakanlah kacamata pengaman, goggle dan pelindung wajah sebagimana diperlukan di tempat-tempat dimana terdapat benda-benda kecil melayang, debu, atau logam panas atau melelh serta cairan atau cairan berbahaya. Perlindungan Telinga Pakai pelindung telinga di tempat-tempat yang bersuara keras, atau kegiatan-kegiatan dengan frekuensi suara tinggi, contohnya: penggunaan gergaji listrik, palu otomatis, dll. Plastik foam plug disiapkan untk pelindung telinga. Perlindungan Tangan Kenakanlah sarung tangan tebal untuk bahan-bahan tertentu bila anda mengenai barang-baranng atau bahan-bahan yang tajam, panas atau cairan yang berbahaya. Perlindungan Paru-Paru dan Tubuh Respirator, topeng wajah dan apron yang cocok mesti dikenakan bilamana anda melakukan pekerjaan tertentu. Perlengkapan ini didesain untuk memberikan kepada praktikan tingkat keamanan yang tinggi. 7. Anda akan memperoleh perklindungan keamanan yang maksimal dari peralatan bilamana anda: Menggunakan jenis (peralatan) yang benar; Memastikan peralatan itu pas benar; Memeliharanya dengan aturan yang baik.
Teknik Bengkel
15
Teknik Bengkel
16
Praktikan baru harus meminta bantuan bila korban tampak sadar dan tidak mengalami perdaratan. Namun, jika korban membutuhkan pertolongan segera, misalnya karena urat nadi terputus atau tersengat arus listrik, maka praktikan baru ini harus menerapkan prinsip DRABC lebih dahulu. Kemungkinan lain, jika ada orang lain di lokasi kejadian, mintalah orang tersebut mencari bantuan. DRABC meliputi: 1. D untuk DANGER (BAHAYA): Tetap tenang dan dekati korban dengan hati-hati. Lihat kemungkinan yang dapat membahayak orang lain di sekitar lokasi kejadian. Wapadai potensi bahaya dari kawat bertegangan, kebocoran cairan atau gas yang mudah menyala. Cari korban lagi yang juga membutuhkan pertolongan.
2. R untuk RESPONSE (RESPONS): Periksalah apakah korban tetap sadar karena hal ini sangat penting. Jika korban pingsan, mungkin dibutuhkan tindakan segera untuk memulihkan pernapasan. Periksalah jika korban mampu merespons pertanyaan seperti Anda bisa mendengar saya? atau Anda baik-baik saja? jika korban bereaksi, lupakan langkah-langkah DRABC, dan periksalah jika ada pendarahan atau cedera lain. 3. A untuk AIRWAY (SALURAN PERNAPASAN): Tenggorokan adalah saluran pernapasan. Bila korban tidak sadar, pastikan agar saluran pernapasannya tidak terhalang.
Teknik Bengkel
17
Miringkan tubuh korban. Tengadahkan kepala korban perlahan-;ahan dan mulut agak menoleh ke bawah. Buka mulutnya dan buang benda-asing yang menghalangi.
Agar saluran pernapasan tetap terbuka, letakkan satu tangan di dahi korban, topang dagu dengan tangan lainnya, tengadahkan kepala korban perlahanlahan, angkat rahang ke depan, dan bukalah sedikit mulut korban. Anda telah meletakkan korban pada Posisi Stabil (Gambar 1.15). jika korban pingsan, baringkan korban dalam posisi miring agar saluran pernapasan tetap bebas, dan juga menjaga kemungkinan bila korban muntah.
Gambar 1.15 Posisi Stabil 4. B untuk BREATHING (PERNAPASAN): Periksa apakah korban bernapas. Ada tiga cara untuk memeriksa apakah korban bernapas atau tidak: Amati naik turunnya dada Dengarkanlah bunyi pernapasannya Rasakan hembusan napas dari mulut atau hidung dengan pipi Anda. Jadi, amati, dengarkan, dan rasakan napas korban dengan meletakkan pipi Anda beberapa sentimeter dari mulut korban sambil mengamati naik turunya dada. Jika korban bernapas, resusitasi tidak perlu dilakukan. Pastikan korban dibaringkan dalam Posisi Stabil dan berikan bantuan lain yang diperlukan (misalnya bila ada perdarahan). Periksa napas korban dari waktu ke waktu.
Teknik Bengkel
18
Jika Anda tidak dapat melihat, mendengar, atau merasakan hembusan napas korban, segera bertindak untuk memulihkannya. Tindakan resusitasi emergency ini dikenal sebagai EAR Expired Air Resuscitation/Resusitasi untuk memulihkan pernapasan (Gambar 1.16 1.18). hanya petugas terlatih diizinkan melakukannya.
Gambar 1.16
Gambar 1.17
Teknik Bengkel
19
Gambar 1.18 Resusitasi dari mulut ke mulut 5. C untuk CIRCULATION (SIRKULASI): Hal ini mengacu pada sirkulasi darah. Bila jantung tidak berdenyut, oksigen tidak akan sampai ke otak dan kematian bisa terjadi. Perikasa sirkulasi darah dengan meraskan denyut nadi di leher (Gambar 1.19). Jika denyut nadi terasi, lanjutkan EAR, dan periksa apakah pernapasandan denyut nadi normal setelah satu menit, lalu setiap dua mennnit. Hanya petugas terlatih diizinkan melakukannya. Jika denyut nadi tidak terasa, lakukan CPR Cardio-Pulmonary Resuscitation (RPJ Resutitasi Jantung Paru). Hanya petugas terlatih diizinkan melakukannya.
Teknik Bengkel
20
Setelah DRABC Bila korban bernapas dan nadinya berdenyut, berarti masa kritis telah lewat. Selanjutnya: Baringkan korban pada posisi stabil Segera mencari bantuan medis. Periksa kemungkinan cedera lain, seperti perdarahan, luka bakar, atau fraktur.
Teknik Bengkel
21
Proses pembakaran dapat dihubungkan menjadi segi tiga, yang ke tiga sisinya mewakili ketiga elemen atau unsur pembakaran tersebut. C. Memadamkan kebakaran Pemadam api didasarkan pada menyingkirkan salah satu faktor atau lebih yang diperlukan untuk menimbulkan api. Praktek pemadam api menggunkaan prinsip sederhana ini dan metode yang dipakai dapat diklasifikasikan dalam judul sebagai berikut:
Teknik Bengkel
22
Gambar 1.24 Memutuskan (interupsi)reaksi rantai api 1. Pendinginan Jika panas yang dihasilkan oleh pembakaran dapat dihilangkan lebih cepat daripada timbulnya api, maka pembakaran akan berhenti. Cara paling umum digunakan untuk menghentikan panas adalah dengan menyiramkan air. 2. Penutupan (smothering) Jika oksigentidak ada atau jumlahnya terbatas, maka proses pembakaran tidak dapat berlanjut. Benda yang tak mudah terbakar, termasuk gas atau uap, yang tidak bereaksi dengan bahanyang terbakar, dapat digunakan di sini. Unsur unsur yang dapat digunakan sebagai penutup adalah: Busa Karbon dioksida (Co2) atau gas lembam lainnya Cairan yang menguap seperti BCF Serbuk kimia kering Tanah atau pasir. 3. Penghilangan (starvation) Ketika semua bahan bakar terbakar, atau bahan bakar yang belum terbakar disingkirkan dari api, atau api disingkirkan dari bahan bakar, maka pembakaran akan berhenti. Contoh-contoh penghilangan bahn bakar: Menghabiskan seluruh bahan bakar. Membiarkan api membakar seluruh bahan bakr dalam kondisi tetap terkendali.
Teknik Bengkel
23
Memindahkan bahan bakar yang belum terbakar. Misalnya, membuang bahan bakar dari tangki yang terbakar atau membuat fire break dan backburning (melawan api dengan api). Menyingkirkan api dari bahan bakar. Misalnya, menyingkirkan barang yang belum terbakar dari barang yang sdang terbakar. 4. Pemutusan Reaksi (interuption of reaction) Api adalah reaksi berantai dari bahan bakar yang menguap dan molekulmolekul oksigen. Akibatnya, lidah api membakar campuran uap-udara dan menyebar. Jika reaksi rantai apai diputuskan, maka reaksinya akan berkurang dan akhirnya menyebabkan api padam. Cairan yang menguap seperti hidrokarbon terhalogenasi, dan serbuk kimia kering memiliki kemampuan untuk memutuskan reaksi rantai api. D. Klasifikasi kebakaran Kebakaran dibagi menjadi beberapa kelas, menurut jenis bahan bakarnya. Hal ini membantu pemilihan alat-alat pemadaman api ringan. Standar internasional mengklasifikasikan kebakaran dalam empat kelas: Kelas A kebakaran yang berkaitan dengan bahan padat, mislanya kayu, bongkahan, kertas. Kebakaran kelas ini dapat dipadamkan dengan air atau bahan kimia kering.
A
Gambar 1.25 Simbol internasional untuk kelas kebakaran ini adalah segitiga hijau. Kelas B kebakaran yang berkaitan dengan cairan yang mudah terbakar atau bahan padat yang mencair. Pemadam api dengan bahan kimia kering merupakan cara yang paling efektif untuk kelas ini. Gambar 1.26 Simbol internasional untuk kelas kebakaran ini adalah segiempat merah.
Teknik Bengkel
24
Kelas C kebakaran yang berkaitan dengan listrik. Alat pemadam dari bahan kimia kering adalah cara yang paling efektif. Gambar 1.27 Simbol internasional untuk kelas kebakaran ini adalah lingkaran biru. Kelas D kebakaran yang melibatkan logam seperti magnesium dan fosfor. Karena kebakaran ini menimbulkan suhu panas yang sangat tinggi, maka air dan alat pemadam api biasa tidak akan efektif, kebakaran Kelas D biasanya dipadamkan dengan dikubur. Gambar 1.28 Simbol internasional untuk kelas kebakaran ini adalah bintang kuning. E. Tindakan pencegahan kebakaran Jangan beri kesempatan api untuk mulai nyala. Simpan dan tangani cairan mudah menyala (flammable) dengan benar. Pastikan agar fiting listrik dalam kondisi yang baik. Laporkan segala jenis gangguan dengan segera. Ketahuilah tampat penyimpanan Alat Pemadam Api Ringan, jenisnya dan cara menggunaknnya. Baca petunjuk pengoperasian pada Alat-alat Pemadam Api Ringan. Jaga agar gang-gang, pintu darurat dan pintu masuk tetap bebas hambatan. Jangan menumpuk sampah. Perawatan tempat kerja yang baik (good housekeeping) adalh prinsip dasar pencegahan kebakaran. F. Tindakan yang diambil ketika timbul kebakaran. Menit-menit pertama setelah timbulnya api adalah menit-menit yang paling kritis! Jika timbul kebakaran: Jangan panik. Tetap tenang dan berpikir jernih. Jika yang terbakar itu instrumen listrik, matikan aliran listrik.
Teknik Bengkel
25
Peringatkan semua orang di areal tersebut. Orang yang tidak berkepentingan harus segera meninggalkan areal tersebut. Jika memungkinkan. Cobalah padamkan api. Tetaplah berada di antar api dan pintu keluar. Padamkan api dengan alat pemadam api ringan. Jika api sudah terlalu besar, keluarlah dari areal tersebut. G. Alat Pemadam Api Ringan Alat Pemadam Api ringan diklasifikasikan menurut kegunaannya sesuai dengan ke empat kelas kebakaran. Ketika anda muali bekerja, pastikanlah untuk memeriksa lokasi dan kondisi. Alat Pemadam Ringan di areal Anda sendiri. Gambar 1.29 Alat Pemadam Api Ringan Pastikan agar Alat Pemadam Api Ringan memiliki label inspeksi, dan tombol merh dibagian atas berada dalam posisi turun. Jika tombol ini naik, itu berarti Alat Pemadam Api Ringan tersebut telah digunakan. Laporan kepada supervisor agar Alat Pemadam Api Ringan tersebut diganti. Periksalah bagian bawah dan setiap sisi Alat Pemadam Api Ringan untuk memastikan tidak bagian yang penyok atau karat. H. Penggunaan Pemadam Empat langkah menggunakan pemadam yang dioperasikan oleh kartrid (cartridge): 1. C 2. A kuat. Tekanan gas yang disemprotkan dapat membuat slang terpental dan melukai anda. 3. T isinya.
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
CABUT pin pengaman handel, di atas Alat Pemadam Api Ringan. ARAHKAN slang penyemprot. Pegang slang penyemprot dengan
Teknik Bengkel
4. G
semprotan bahan pemadam api secara merata. Berjalanlah mundur menjauhi titik api sehingga alat pemadam api tetap berada di antara Anda an titik api, sebagai tindakan pencegahan bila sewaktu-waktu api muncul kembali. Agar berhasil memadamkan api, dekati dari arah angin bertiup (angin bertiup dari belakang tubuh Anda ke arah kebakaran). Jaga agar badan tetap rendah dan gerakkan nosel maju-mundur dengan cepat, mulai dari pinggir api terus ke belakang. Cara ini akan memadamkan api yang berada di bagian paling depan. Jika gagal, api akan terus menyala. Jika Andakeliru menyemprotkan bahan pemadam api ke tengah-tengah bahan bakar cair yang sedang terbakar, maka bahan bakar tersebut akan terpercik dan justru semakin memperlluas daerah sebaran api. Ingat, BERJALANLAH MUNDUR menjauhi api. I. Alat Pemadam Api Ringan Karbon Dioksida Karbon dioksida digunakan untuk memadamkan kebakaran di ruang kontrol, ruang komputer dan ruangan-ruangan yang berisikan komputer yang serba mahal. Karbon dioksida digunakan di sisni karena bubuk ABC bersifat korosif dan sulit dibersihkan dari komputer.