You are on page 1of 12

RLNCANA PLNLLI1IAN

Rencana penelitian yang baik mencakup jawaban atas


pertanyaan-pertanyaan berikut.
1) Topik/masalah apa yang akan diteliti?
(Berdasarkan interest atau program kerja)
2) Mengapa topik/masalah itu yang dipilih?
(Topik/masalah yang dipilih harus memenuhi per-
syaratan)
3) Seberapa luas ruang lingkup masalah yang akan diteliti?
(Ruang lingkup masalah terlalu luas atau terlalu sempit
akan menyulitkan penelitian & kelemahan dalam penu-
lisan)
4) Apa tujuan penelitian dan kegunaan hasilnya?
5) Metode apa yang harus digunakan?
(Penelitian sejarah tentu harus menggunakan metode
sejarah. Untuk mempertajan interpretasi/analisis perlu
ditunjang oleh teori yang relevan)
6) Berapa lama waktu yang diperlukan dan jumlah biaya
harus dipersiapkan/dianggarkan?
(Jangka waktu terlalu pendek dan biaya tidak memadai,
akan menyulitkan penelitian)
7) Bila penelitian merupakan program lembaga, siapa yang
tepat menjadi peneliti? (Menyangkut penguasaan meto-
dologi)
8) Instrumen/perlengkapan apa yang harus dipersiapkan
untuk menunjang keberhasilan penelitian?
1OPIK/MASALAH PLNLLI1IAN
PERSYARATAN PERSYARATAN
1. Menarik (interesting), baik bagi perencana/peneliti
maupun bagi orang lain (umum).
2. Memiliki signifikansi (arti penting) bagi ilmu penge-
tahuan dan/atau keperluan lain.
3. 3. Manageable dalam arti dalam arti topik/masalah itu dapat diteliti
karena beberapa hal:
a. Masalah yang dipilih pada dasarnya belum diteliti
oleh orang lain.
b. Sumber tersedia, memadai, dan dapat diperoleh.
c. Peneliti memiliki kemampuan metodologi untuk c. Peneliti memiliki kemampuan metodologi untuk
melaksanakan penelitian.
d. Waktu dan biaya untuk proses penelitian sumber
dan penulisan hasil penelitian, memadai.
e. Segi prosedural (perizinan dll.) tidak menyulitkan.
Sobana 06
PROPOSAL PLNLLI1IAN PROPOSAL PLNLLI1IAN
SLJARAH SLJARAH
11.. JUDUL JUDUL PENEL!T!AN PENEL!T!AN
Singkat, Singkat, jelas jelas menunjukkan menunjukkan substansi substansi masalah masalah penelitian penelitian..
22.. LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG
Alasan Alasan :: Nenarik, Nenarik, signifikan, signifikan, manageable manageable,, dll dll..
RENCANA RENCANA
TOP!K f NASALAH
RUANG L!NGKUP
NETODE PENEL.
T!N 8 PERLENG.
WAKTU 8 B!AYA
STUD! STUD!
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
ASHOKA ASHOKA
25 25--11--07 07
33.. RUANG RUANG L!NGKUP L!NGKUP PENEL!T!AN PENEL!T!AN
Ruang Ruang lingkup lingkup masalah, masalah, spasial spasial 88 temporal, temporal, rumusan rumusan
masalah masalah..
++.. TUJUAN TUJUAN 88 KEGUNAAN KEGUNAAN PENEL!T!AN PENEL!T!AN
Tujuan Tujuan khusus khusus 88 umum umum penel penel.. 88 manfaat manfaat hasil hasil penel penel..
55.. NETODE NETODE PENEL!T!AN PENEL!T!AN (Termasuk (Termasuk pendekatan pendekatan analisis) analisis)
66.. JANGKA JANGKA WAKTU WAKTU PENEL!T!AN PENEL!T!AN 88 JADWAL JADWAL KEG!ATAN KEG!ATAN
88.. PERSONAL!A PERSONAL!A
77.. RAB RAB PENEL!T!AN PENEL!T!AN (Bila (Bila perlufdiharuskan) perlufdiharuskan)
99.. DAFTAR DAFTAR SUNBER SUNBER (Sementara) (Sementara)
1
PBOPOSAL
PBNBLITIAN SBjABAH
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dr. A. Sobana Hardjasaputra, S.S., M.A.*



I. RENCANA DAN PERSIAPAN PENELITIAN
Penelitian ilmiah, termasuk penelitian sejarah, harus dimulai oleh
perencanaan yang seksama. Perencanaan dalam bidang ilmiah harus mengikuti
logika, karena pada dasarnya suatu perencanaan merupakan serentetan
petunjuk yang disusun secara logis dan sistematis. Petunjuk dimaksud tercakup
dalam prosedur penelitian yang harus dipenuhi. Hal-hal tersebut penting
dipahami dalam membuat rencana penelitian, karena diterima-tidaknya rencana
penelitian dan baik-tidaknya hasil penelitian, pada dasarnya tergantung pada
perencanaannya.
Perlu dikemukakan bahwa kelemahan rencana penelitian pada
prinsipnya akibat kurang dukungan metode penelitian. Penelitian tidak akan
berhasil dengan baik, apabila peneliti tidak menguasai metode penelitian dalam
arti mampu mengaplikasikan metode itu. Bila metode penelitian tidak
diterapkan dengan baik, akan terjadi kelemahan dalam heuristik (pencarian dan
penemuan sumber), kelemahan dalam mengolah sumber dan data, sehingga
fakta yang diperoleh tidak memadai. Contoh kasus, penelitian mencari tanggal

*
Sejarawan senior Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
2
hari jadi kabupaten-kabupaten Bandung, Ciamis, Sumedang, dan Tasikmalaya,
tahun 1970-an. Tanggal yang dianggap fakta hari jadi kabupaten-kabupaten itu
ternyata salah. Secara metodologi, kesalahan itu terjadi akibat ketidaktuntasan
memperoleh data yang relevan dengan permasalahan dan ketidaktelitian
mengolah data, sehingga terjadi salah interpretasi dan salah verifikasi
(pembuktian).
Oleh karena itu, rencana penelitian harus dipikirkan dan dibahas secara
seksama dan hasilnya dicatat, agar bila perlu dapat dievaluasi kembali.
Rencana penelitian penelitian juga harus mencakup hal-hal yang perlu
dipersiapkan. Rencana penelitian yang baik mencakup jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1) Topik/masalah apa yang akan diteliti? (Berdasarkan interest atau
program kerja).
2) Mengapa topik/masalah itu yang dipilih? (Menyangkut persyaratan
topik. Dalam proposal hal tersebut menjadi latar belakang masalah).
3) Seberapa luas ruang lingkup masalah yang akan diteliti? (Ruang
lingkup masalah yang terlalu luas atau terlalu sempit, akan menyulitkan
penelitian dan kelemahan tulisan hasil penelitian).
4) Apa tujuan penelitian dan kegunaan hasilnya?
5) Metode apa yang harus digunakan sebagai pedoman penelitian?
(Penelitian ilmiah harus dilandasi oleh metode yang tepat. Penelitian
sejarah tentu menggunakan metode sejarah, tetapi untuk mempertajam
interpretasi/analisis perlu ditunjang oleh teori yang relevan).
3
6) Berapa lama waktu yang diperlukan dan jumlah biaya yang harus
dipersiapkan/dianggarkan? (Jangka waktu penelitian yang terlalu
pendek dan biaya yang tidak memadai, akan menyulitkan penelitian).
7) Siapa yang tepat menjadi peneliti? (Mengacu pada penguasaan
metodologi).
8) Hal-hal apa yang harus dipersiapkan untuk keberhasilan penelitian?
(Menyangkut instrumen/perlengkapan penelitian).
Jawaban atas pertanyaan butir 2) s.d. 5) tidak cukup hanya
mengandalkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh perencana, tetapi
hendaknya ditunjang oleh studi pendahuluan. Hal itu perlu dilakukan karena
jawaban atas keempat pertanyaan tersebut menyangkut kaidah penelitian.
Pertama, topik/masalah yang dipilih, termasuk ruang lingkupnya, harus
memenuhi persyaratan (perfect topic). Kedua, substansi masalah yang akan
diteliti harus dirumuskan secara jelas. Ketiga, penelitian sejarah, selain
berpedoman pada metode sejarah, perlu ditunjang oleh teori yang relevan dari
disiplin ilmu lain untuk mempertajam interpretasi, sehingga diperoleh fakta
yang memadai. Selain itu, penelitian sejarah dituntut untuk menghasilkan
eksplanasi, mengapa peristiwa/masalah itu terjadi dan apa maknanya.
Bila penelitian itu merupakan kegiatan formal yang diajukan oleh
perorangan atau kelompok (tim) kepada lembaga tertentu, atau diadakan oleh
suatu lembaga, lazimnya rencana penelitian dituangkan dalam bentuk proposal.


4
II. UNSUR-UNSUR PROPOSAL PENELITIAN
Uraian proposal harus tersusun secara sistematis, konsisten, dan
operasional. Sistematis dalam arti unsur-unsur dalam rencana penelitian
tersusun secara logis. Konsisten dalam arti terdapat kesesuaian satu unsur
dengan unsur lainnya. Misal, kesesuaian antara judul dan ruang lingkup dengan
tujuan penelitian, antara tujuan penelitian dengan metodologi.
Umumnya uraian proposal penelitian mencakup unsur-unsur sebagai berikut.
1) Judul Penelitian
Topik yang dipilih karena memenuhi syarat, dituangkan menjadi judul
penelitian. Kalimat judul cukup singkat, tetapi jelas menunjukkan
subtansi masalah serta aspek spasial dan temporal. Aspek temporal
dapat pula dinyatakan pada judul bab inti.
2) Latar Belakang
Menjelaskan alasan/pertimbangan pemilihan topik. Dalam proses
penelitian ilmiah, termasuk penelitian sejarah, pemilihan topik
penelitian harus memenuhi persyaratan.
a. Menarik (interesting), baik bagi perencana/peneliti maupun bagi
orang lain (umum).
b. Memiliki signifikansi (arti penting) bagi ilmu pengetahuan dan
pengetahuan atau keperluan lain.
c. Manageable, dalam arti topik/masalah itu memungkinkan untuk
diteliti, karena beberapa hal.
Masalah yang dipilih pada dasarnya belum diteliti orang lain.
5
Sumber/data tersedia, memadai, dan dapat diperoleh.
Peneliti memiliki kemampuan metogologi untuk melaksanakan
penelitian.
Waktu dan biaya memadai, baik untuk proses penelitian maupun
proses penulisan hasil penelitian.
Segi prosedural (perizinan dll.) tidak menyulitkan.
3) Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, ruang lingkup penelitian menjelaskan
secara singkat mengenai substansi (masalah-masalah pokok) yang akan
diteliti, penjelasan mengenai aspek spasial dan cakupan temporal
(kurun waktu yang diteliti). Penegasan masalah dituangkan dalam
rumusan masalah. Biasanya rumusan masalah dibuat dalam kalimat-
kalimat tanya. Dalam penelitian sejarah, pertanyaan-pertanyaan dalam
rumusan masalah hendaknya berpatokan pada elemen dasar
penelitian/penulisan sejarah, yaitu rumus 5 W & 1 H (what, where,
when, who, why & how).
Oleh karena sejarah merupakan proses, maka rumusan masalah diawali
oleh pertanyaan mengenai latar belakang masalah/peristiwa.
4) Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Menjelaskan tujuan khusus dan tujuan umum penelitian dan kegunaan/
manfaat hasil penelitian. Misalnya, kegunaan/manfaat pragmatis.
6
5) Metode Penelitian
Penelitian sejarah mulai penelitian sumber sampai dengan penulisan,
tentu harus menggunakan metode sejarah, mencakup empat tahap
kegiatan.
a. Mencari dan menemukan sumber (heuristik), Perlu dijelaskan, di
mana pencarian sumber dilakukan.
b. Mengolah sumber (kritik sumber: intern dan ekstern), untuk
mengetahu otentisitas dan kredibilitas sumber.
c. Mengolah data (seleksi dan interpretasi).
d. Penulisan (historiografi). Dalam proses penulisan, perlu dijelaskan
bagaimana suatu masalah dianalisa (pendekatan atau teori apa yang
digunakan).
6) Jangka Waktu Penelitian dan Jadwal kegiatan
Jangka waktu penelitian, baik yang direncanakan maupun ditetapkan
oleh pimpinan proyek, harus disebutkan dalam proposal. Demikian pula
tahapan kegiatan secara garis besar perlu dituangkan dalam jadwal
kegiatan. Hal itu dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan penelitian. Khusus jadwal kehgiatan dimaksudkan pula
sebagai patokan jangka waktu tiap tahap kegiatan, mulai persiapan
sampai dengan penerbitan hasil penelitian.
7) RAB Penelitian
Proposal penelitian biasanya perlu dilengkapi oleh RAB
(Rencana/Rincian Anggaran Belanja). Pada satu sisi, RAB merupakan
7
salah satu unsur yang dinilai oleh pihak pemberi proyek. Oleh karena
itu RAB harus dibuat secara logis. Pada sisi lain, RAB penting artinya
bagi ketua tim atau peneliti perorangan sebagai patokan dalam
pengalokasian biaya penelitian.
8) Personalia
Secara khusus, personalia yang tercantum dalam proposal adalah tim
pelaksana penelitian. Adakah orang lain yang harus termasuk
personalia penelitian, tergantung dari ketentuan atau permintaan
lembaga pemberi proyek. Biasanya personalia di luar tim pelaksana
penelitian terdiri atas pelindung, penasehat, nara sumber, dan
penanggungjawab penelitian.
9) Daftar Sumber
Sejalan dengan studi pendahuluan yang dilakukan pada tahap
persiapan, proposal penelitian perlu dilengkapi oleh daftar sumber,
walaupun bersifat sementara. Bagi penilai proposal yang sudah
berpengalaman, daftar sumber dimaksud merupakan bagian proposal
yang dinilai. Bagi peneliti, dafar sumber sementara itu merupakan
bibliografi kerja dalam arti acuan untuk melaksanakan heuristik,
sehingga peneliti berhasil menemukan sumber secara maksimal, baik
jumlah maupun jenisnya.
8
III. PENUTUP
Sehubungan dengan pembicaraan mengenai usulan penelitian, dalam
kesempatan ini perkenankan saya memberikan masukan bagi Balai Pelestarian
Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Bandung.
Pertama, sesuai dengan nama lembaga yang menunjukkan cakupan
kerja berupa kajian, yaitu kajian sejarah dan nilai tradisional (budaya), maka
hendaknya kajian kedua bidang itu mendapat porsi yang seimbang, karena
kedua bidang tersebut sama-sama memiliki banyak masalah yang perlu dikaji.
Kedua, dalam penelitian sejarah hendaknya diprioritaskan memilih
masalah yang memiliki korelasi dan relevansi dengan aspek budaya, dan
sebaliknya. Dengan kata lain, dalam melakukan penelitian suatu aspek budaya,
ada baiknya digunakan pendekatan sejarah. Alasan/pertimbangannya, aspek
budaya termasuk cakupan kajian sejarah. Sejarah dan budaya dipisahkan hanya
dalam pembagian disiplin ilmu. Akan tetapi dalam pengkajian, kedua bidang
itu hendaknya saling melengkapi, shingga memperjelas kajian. Misal, untuk
mengetahui mengapa budaya Sunda dipengaruhi oleh budaya Jawa, tidak
cukup hanya mengkaji kondisi yang nampak, melainkan perlu diketahui latar
belakang dan faktor-faktor penyebabnya. Berarti penelitian mengenai hal
tersebut memerlukan pendekatan sejarah. Pendekatan sejarah dalam penelitian
sosial budaya tidaklah berlebihan, karena sejarah merupakan proses
berkesinambungan yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.
Mudah-mudahan masukan tersebut bermanfaat.
9
SUMBER ACUAN



Amirin, Tatang M. 1995.
Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 1983.
Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.
Committee on Historigraphy. c. 1954.
The Social Sciences in Historical Study. New York: Social Science
Research Council.
Gardiner, Patrick. 1961.
The Nature of Historical Explanation. London: Oxford University
Press.
Kartodirdjo, Sartono. 1982.
Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia; Suatu
Alternatif. Jakarta: Gramedia.
Kent, Sherman. 1967.
Writing History. 2
nd
edition. New York: Appleton-Century-Crofts.
Komaruddin. 1974.
Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.
Kuntowijoyo. 1995.
Pengantar Ilmu Sejarah. Yoyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Renier, G.J. 1997.
Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Terj. Muin Umar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. (Judul asli: History its Purpose and Method).
Tan, Mely G. 1977.
Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat ed.).
Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia : 24-60.
Winardi. 1982.
Pengantar Metodologi Research. Bandung: Alumni.

You might also like