You are on page 1of 28

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DENGAN MODEL STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGEDHER DI SMK NEGERI 1 MEMPAWAH

OLEH ABDUL FATTAH

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................... B. Perumusan Masalah............................................................ C. Tujuan Penelitian ............................................................... D. Manfaat Penelitian ............................................................. E. Batasan Masalah ................................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar kewirausahaan............................................... B. Pengajaran Kooperatif ...................................................... C. Metode Numbered Heads Together ................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Tindakan ............................................... B. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian ............................. C. Rancangan Penelitian ........................................................ A. ............................................................................................ BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ B. Saran-saran ........................................................................ DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum, yaitu dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau kurikulum 2004 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Ada perbedaan yang mendasar dari kedua kurikulum tersebut yaitu, jika KBK disusun oleh pemerintah pusat maka KTSP disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam mengajar guru hendaknya lebih kreatif dalam memilih metodemetode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan serta kondisi lingkungan di mana dia mengajar. Pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan diharapkan akan

memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Selain itu siswa bisa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Selama ini siswa selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa adanya, sehingga siswa cenderung pasif dan menunggu diberi informasi tanpa berusaha menemukan informasi tersebut. Hal itu menyebabkan siswa hanya mampu untuk menghapal tanpa memahami materi yang telah diterimanya.

Maka dari itu agar siswa lebih bisa lagi mengasah kreatifitasnya diperlukan sebuah metode pembelajaran baru yang menekankan keaktifan siswa. Dengan diterapkannya variasi metode pembelajaran diharapkan akan menumbuhkan motivasi dan minat siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu metode pembelajaran yang bervariasi aka lebih meningkatkan keaktifan siswa serta membuat siswa dapat lebih memahami materi yang diberikan sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu metode pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa adalah metode pembelajaran kooperatif model NHT (Numbered Heads Together). Numbered Heads Together adalah metode pembelajaran dengan sistem penomoran yang mengutamakan pola interaksi antar siswa yang terbentuk dalam kelompok siswa dan selalu bekerjasama secara kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Untuk lebih mengetahui keefektifan metode tersebut peneliti mencoba untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di SMK Negeri Mempawah Hilir. Sekolah ini dipilih karena peneliti termasuk guru disekolah tersebut yang mengasuh mata pelajaran Kewirausahaan. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berkeinginan melakukan penelitian yang berjudul Upaya meningkatkan Prestasi Belajar

Kewirausahaan dengan Model Struktural Numbered Heads Together di SMK Negeri 1 Mempawah tahun pelajaran 2009/2010. B. Idintifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka timbul masalah-masalah sebagai berikut : 1. Rendahnya Kemampuan siswa untuk membuat proposal usaha 2. Kurang disiplin siswa dalam mengikuti mata pelajaran kewirausahaan 3. Rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran

C. Pembatasan Masalah Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi: 1. Penelitian ini hanya dilaksan kanpada siswa Kelas II AK 2 pelajaran 2009-2010 2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2009-2010 3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Membuat Proposal Usaha tahun

D. Rumusan Masalah Merujuk pada uraian latar belakang , dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together berpengaruh terhadap hasil belajar kewirausahaan Pada Siswa Kelas II AK 2 Tahun Pelajaran 2009-2010.

2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi penyusunan proposa Usaha dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together Pada Siswa Kelas II AK 2 Tahun Pelajaran 2009-2010.

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum. a. Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dalam pembelajaran kewirausahaan dengan materi Kemampuan Membuat Proposal Usaha. 2. Tujuan Khusus a. Untuk meningkatkan prestasi siswa dalam membuat Proposal Usaha dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together pada siswa Kelas II AK 2 SMK Neger1 I Mempawah Tahun Pelajaran 2009-2010 b. Untuk mengetahui kemampuan siswa membuat proposal usaha dengan menggunakan metode struktural model NHT (Numbered Heads Together). c. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan metode tersebut

F. Manfaat Penelitian. Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Siswa. a. Meningkatkan pengetahuan penguasaan materi penyusunan Proposal Usaha b. Meningkatkan kreativitas siswa untuk membuat Proposal Usaha c. Meningkatkan keberanian siswa dan percaya diri 2. Bagi Kepala Sekolah a. Bagi Kepala Sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/ informasi kepada kepala sekolah sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan sekolah yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama mata pelajaran bagi Guru mata pelajaran. Kewirausahaan. 3. Bagi Guru. a. Termotivasi untuk menemukan dan menggunakan model-model pembelajaran yang efektif sesuai mata pelajara, b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa c. Menjadi terbiasa untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas .

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Perestasi belajar 1. Pengertian Perestasi Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

2. Pengertian Belajar.

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut : 1) Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman. 2) Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. 3) Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh

lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

3. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan

10

pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Selanjutnya Winkel (1996:162)

mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

11

B. Kewirausahaan 1. Pengertian Peter F Drucker Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) . Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Andrew J Dubrin Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business). Robbin & Coulter Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled. Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema penting yang dapat di identifikasi: 1. the pursue of opportunities , (entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat dan memperhatikannya). 2. innovation, (entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru. Yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis).

12

3. growth. (Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru. Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya, maka definisi Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risikorisiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan /imbalan moneter dan kepuasan pribadi. C Numbered Heads Together 1. Pengertian Menurut Anita Lie (2004:59) pengertian Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pembelajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama mereka. Model ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan peserta didik.

13

Satu aspek penting dalam pembelajaran kooperatif adalah bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. b. Prosedur pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT) Menurut Anita Lie (2004:60) prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif Langkah-langkah: 1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. 5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain. 6. Kesimpulan. Kelebihan:

Setiap siswa menjadi siap semua. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan:

Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. . Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian

15

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 1 Mempawah 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2009-2010 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas II AK 2 tahun

pelajaran 2009-2010 pada pokok bahasan Cara Membuat Proposal Usaha

C. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus

16

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masingmasing RP berisi kompetensi dasar,cara Membuat Proposal Usaha indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan belajar mengajar. 4. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

kewirausahaan pada pokok bahasan merumuskan solusi masalah Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran.

17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data lembar observasi diambil dari

dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru. Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together. B. Analisis Data Penelitian Persiklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

18

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 September . di Kelas .dengan jumlah siswa 32 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran 2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. d. Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

19

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan 3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 September . di .dengan jumlah siswa 32 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

20

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa 2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3) Pengelolaan waktu d. Revisi Rancangan Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. 4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

21

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar. 3. Siklus III a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap kegiatan dan pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 21 September .. di .dengan jumlah siswa 32 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. c. Refleksi

22

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered

23

Head Together dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. C. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) .Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Numbered Matematika Head dengan pembelajaran paling guru, kooperatif dominan dan diskusi model adalah, antar

Together

yang penjelasan

mendengarkan/memperhatikan

24

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan, menjelaskan materi yang tidak dimengerti siswa, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

25

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus. Penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar matematika, hal ini ditunjukan dengan antusias siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. 1. Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together memiliki dampak positif terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari temannya yang kurang mampu. B. Saran

26

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat

menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2008-2009 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

27

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon. Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek

Pengembangan LPTK Depdikbud. Dirjen Dikti. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta. Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAUPPAI, Universitas Terbuka. Suryosubroto, b. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

28

You might also like