You are on page 1of 19

D.

Perbandingan Konstitusi pada Negara Republik Indonesia dengan Negara Liberal dan Negara Komunis

1. Konstitusi Negara Republik Indonesia Konsepsi Konstitusi Negara Republik Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pengertian luas, Konstitusi Indonesia berdasarkan Pancasila yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945, Batang Tubuh serta Penjelasannya. Lebih lanjut, kemudian dijabarkan dalam GBHN dan berbagai produk peraturan perundangundangan yang berlaku hingga saat ini.

a. Mekanisme Konstitusional Demokrasi Pancasila Mekanisme pelaksanaan demokrasi Pancasila bersumber pads konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945. Dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, Indonesia menganut paham konstitusionalisme. Hal ini dapat kita lihat dalam Pembukaan UUD 1945 ".... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Perihal mekanisme demokrasi Pancasila telah tercantum di dalam Penjelasan UUD 1945, dan dijabarkan lebih lanjut dalam sistem pemerintahan negara sebagai berikut: 1) 2) 3) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). Indonesia menggunakan sistem konstitusional. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.

b. Lembaga-lembaga kenegaraan Lembaga-lembaga kenegaraan sesuai dengan UUD 1945 (amandemen) adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (pasal 2-3), Presiden (pasal 4-16), Dewan Perwakilan Rakyat (pasal 19-22 B), Badan Pemeriksa Keuangan (pasal 23 E dan 23 F) dan Mahkamah Agung (pasal 24 A). Gambaran umum mengenai lembaga-lembaga kenegaraan berdasarkan UUD 1945 (amandemen) dapat dilihat dalam uraian di bawah ini. 1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Sesuai pasal 2 ayat 1 UUD 1945, MPR terdiri dari DPR & DPD yang dipilih melalui Pemilu. MPR merupakan penjelmaan seluruh rakyat, sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi dalam negara dan pelaksana kedaulatan rakyat.

Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Konstitutif, yang mencakup antara lain: (a). Mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3 ayat 1) (b). Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden (pasal 3 ayat 2) (c). Memberhentikan Presiden dan / atau Wakil Presiden dalam mass jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3). (d). Alat kelengkapan MPR terdiri dari Pimpinan Majelis, Badan Peker a Majelis, Komisi Majelis, dan Panitia Ad-Hoc. (1). Wewenang MPR mencakup: Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh Lembaga Negara lain, termasuk penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis. 2) Presiden Presiden adalah penyelenggara kekuasaan pemerintahan negara tertinggi di bawah MPR, yang dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil Presiden (Pasal 4 ayat 2 UUD 1945).

Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Eksekutif (pelaksana undang-undang) yang mencakup: (1). Kepala Pemerintahan (Bidang Eksekutif: (a). (b). Memegang kekuasaan Pemerintahan menurut UUD (pasal 4 ayat 1). Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undangundang sebagaimana mestinya (pasal 5 ayat 2).

(Bidang Legislatift (a). (b). Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR (pasal 5 ayat 1). Bersama-sama DPR rnenyetujui setiap rancangan undang-undang pasal 20

ayat 2). (Bidang Yudikatif): (a). (b). Memberi grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA (pasal 11 ayat 1). Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (pasal 14 ayat 2). (2). Kepala Negara: a. Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 ayat A b. Mengangkat duta dan konsul (pasal 13 ayat 1).

(3). Panglima Tertinggi a. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10). b. Menyatakan perang dan membuat perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 ayat 1). (1). Tentang tugas Wakil Presiden, secara implicit maupun eksplisit baik di dalam UUD 1945 maupun Ketetapan MPR tidak tercantum. Namun secara umum, Wakil Presiden mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah dan

mengusahakan pemecahan masalah-masalah yang perlu menyangkut bidang tugas kesejahteraan rakyat. b. Melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan bantuan

departemen-departemen, dalam hal ini inspektur-inspektur jenderal dari departemen-departemen yang bersangkutan. (2). Jika Presiden tidak dapat menjalankan tugasnya (berhalangan tetap) sesuai dengan ketentuan Pasal 8 UUD 1945, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis mass jabatannya. Namun jika Wakil Presiden jugs berhalangan, maka. MPR dalam waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari harus mengadakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dan dua calon yang diusulkan Presiden. Bila terjadi hal luar biasa, yaitu baik Presiden maupun Wakil. Presiden berhalangan tetap, maka pelaksana tugas kepresidenan adalah: Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. (3). MPR dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) segera mengadakan

sidang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dari dua paket calon Presiden. dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil. Presiden meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa. jabatannya.

3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Pasal 19 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, DPR dipihh melalui Pemilu, dan susunannya diatur dengan UU. Anggota DPR adalah sekaligus jugs anggota MPR (pasal 2). Dan DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 19 ayat 3).

tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Legislatif (pembuat UU) yang mencakup: (a). Memegang kekuasaan membentuk undang-undang (pasal 20 ayat 1). (b). Membahas dan menyetujui bersama rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden, dan (1). Alat kelengkapan DPR terdiri dari: Pimpinan DPR, Badan Musyawarah, Komisi, Baden Urusan Rumah Tangga, Badan Kerja Sama antarParlemen, dan Panitia Khusus. (2). DPR berkewajiban mengawasi tindakan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam pelaksanaan haluan negara. Hak-hak DPR mencakup: a. Hak Inisiatif, yaitu hak DPR untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada Presiden/pemezintah (pasal 21). b. Hak Angket, yaitu hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan Presiden /pemerintah. . Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Sesuai pasal 23 E-23 G UUD 1945, BPK merupakan badan yang bertanggung jawab memeriksa keuangan negara. Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan eksaminatif / inspektif yang mencakup: a. Menetapkan kebijakan atas tanggung jawab keuangan negara, baik jangka

panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek dan mengendalikan pelaksanaannya. b. Melakukan perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Menetapkan kebijakan tugas penunjangnya, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek.

4) Mahkamah Agung (MA) Dalam pasal 24 UUD 1945 disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undangundang. MA dan badan peradilan lainnya adalah pemegang kekuasaan kehakiman yang merdeka atau lepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah.

Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan Yudikatif (mengadili pelanggar undang-undang). Dalam Pasal 28-29 UU No. 14/1985, antara lain disebutkan: a. Memeriksa dan memutus: b. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan.

2. Konstitusi pada Negara Liberal Konsepsi pemikiran liberal (liberalisme) di negara-negara Barat (Eropa) muncul antiklimaks dari penguasa monarki absolut. Mereka gandrung menyuarakan liberte, egalite dan fraternite. Dalam arti luas, liberalisme adalah "usaha perjuangan menuju kebebabasan Liberalisme politik dan rohaniah berdasar pada keyakinan bahwa semua sumber kemajuan terletak pada perkembangan kepribadian manusia yang bebas, di mana masyarakat menarik keuntungan sepenuhnya dari daya cipta manusia. Istilah "liberalisme" barn digunakan pads abad 19. Bentuk negara yang diidamkan liberalisme adalah demokrasi parlementer dengan persamaan hak bagi seluruh rakyat depan hukum dan penghormatan terhadap apa yang disebut Hak Asasi Manusia. Liber merupakan hasil Revolusi Perancis, Revolusi Industri, dan

Revolusi Amerika Utara. Beberapa tokoh yang memperjuangkan liberalisme antara lain: John Locke (Inggris), Voltaire, Mont dan J.J. Rousseau (Perancis), dan Immanuel Kant (Jerman). a. Konstitusi di Negara Inggris Negara Inggris tidak mempunyai konstitusi tertulis; oleh sebab itu, dianggap memudahkan pemerintah untuk menyesuaikan tindakan-tindakan dan lembagalembaganya sesuai dan tuntutan zaman tanpa mengalami kesulitan dalam prosedurnya. Apabila terdapat perbedaan mengenai tindakan pemerintah, kedua belah pihak secara retorik dapat kembali pada prinsip-prinsip konstitusional dan perbedaan biasanya diselesaikan oleh kekuatan politik terkuat. b. Mekanisme konstitusional demokrasi parlementer Pemerintahan negara Inggris telah banyak memberikan sumbangan kepada pera dunia, dan konsep-konsep pemikiran yang paling besar adalah sumbangannya terhadap asasi manusia dan lembaga-lembaga demokrasi. Oleh sebab itu, pemerintahan negara. Ini dikenal sebagai induknya parlementaria (mother of parliament). Pada pemerintahan parlem kedaulatan berada di tangan rakyat (parliament sovereignty). Ciri-ciri pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut: 1) Kekuasaan legislatif (DPR/Parlemen) lebih kuat daripada kekuasaan ekse (Pemerintah = Perdana Menteri). 2) Menteri-menteri (kabinet) harus mempertanggungjawabkan semua

tindakannya ke DPR. Ini berarti kabinet harus mendapat kepercayaan (mosi) dari parlemen.

c.

Lembaga-lembaga kenegaraan Kekuasaan dan hak-hak istimewa raja / ratu sebenarnya tergantung pads

perdana menteri dan kabinetnya. Menteri-menteri kabinet berasal dari partai mayoritas dalam Majelis Rendah douse of Commons). Sedangkan raja/ratu secara otomatis menduduki jabatan warisan dalam Majelis Tinggi (House of Lords). 1) Badan eksekutif (white-hall) Terdiri dari raja/ratu yang tak dapat diganggu gugat (simbolis), dan kekuasaan sesungguhnya ada pada Perdana Menteri.

Tugas Pokok: Pemegang kekuasaan eksekutif ada pada perdana menteri yang mencakup antara lain: (a). Memimpin kabinet yang para anggotanya telah dipilihnya sendiri.

(b). Membimbing Majelis Rendah. (c). Menjadi penghubung dengan raja/ratu.

(d). Memimpin partai mayoritas. (1) Ratu / raja, pemegang tahta kerajaan yang hanya berfungsi dalam segi-segi pemerintahan yang bersifat seremonial (keupacaraan). (2) Perdana menteri sewaktu-waktu dapat mengadakan pemilu barn, sebelum mass jabatan parlemen yang lamanya 5 (lima) tahun berakhir. (3) Wewenang perdana menteri ini dapat digunakan dalam keadaan di mana kabinet dikenakan mosi tidak percaya (4) Inggris merupakan negara kesatuan (unitary state) dan juga kerajaan (united king yang Perdana Menterinya memiliki jabatan dan kedudukan yang kuat terhadap parlemen. 2) Badan legislatif (parlemen) Parlemen terdiri dari dua kamar (bicameral), yaitu: House of Commons (Majelis Ren dan House of Lord (Majelis Tinggi). Tugas Pokok. Parlemen dalam sistem pemerintahan di Inggris memiliki peran sebagai berikut: (a). Menilai secara kontinu rekan-rekan separtai yang duduk di kabinet. (b). Mempersiapkan bidang legislasi atas dasar kebijakan menteri. (c). Mengawasi pelaksanaan undang-undang. (d). Menyatakan gagasan-gagasan politik. (e). Memaparkan argumentasi-argumentasi politik kepada pars pemilih. 3. Konstitusi pada Negara Komunis Kehidupan politik di Cina merupakan produk dari masa revolusi yang panjang, yang berlangsung paling tidak dari tahun 1911 sampai tahun 1949. Revolusi pertama (1911) menggantikan sistem kerajaan yang telah bertahan selama berabad-abad. Revolusi kedua (1928) membentuk pemerintah pusat yang baru di bawah kekuasaan Kuomintang (KMT), dan Revolusi ketiga (1949), menjadikan Partai Komunis Cina

(PKC) sebagai penguasa dan mernbentuk sistem komunis sekarang ini. . Komunisme tidak hanya merupakan sistem politik yang menjadi dasar bagi konstitusi Republik Rakyat Cina, tetapi juga mencerminkan suatu gaya hidup yang berdasarkan nilai tertentu, antara. lain: Gagasan monoisme (sebagai lawan dari pluralisme) Kekerasan dipandang sebagai alat yang sah guns mencapai komunisme Negara merupakan alat untuk mencapai komunisme a. Mekanisme konstitusional demokrasi rakyat (ala komunis) Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat adalah "bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktatur proletar". Bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di negara-negara Eropa Timer (sebelum runtuhnya Uni Soviet tahun 1991) dan di Tiongkok (RRC). Khusus di Republik Rakyat Cina, sebagai hasil perkembangan politik yang amat kaku dan penuh ketegangan antara golongan komunis dan golongan antikomunis, pada akhirnya hanya diakui adanya sate partai dalam masyarakat (golongan-golongan lain disingkirkan dengan paksa). b. Lembaga-lembaga kenegaraan Republik Rakyat Cina berdiri pads tahun 1949 dengan menumbangkan Dinasti Ching. Tetapi barn pada tahun 1954, secara mapan Konstitusi Cina ditetapkan dalam Kongres Rakyat Nasional yang menyebutkan antara lain "bahwa demokrasi rakyat dipimpin oleh kelas pekerja hal ini dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan pemerintahan". 1) Ketua PKC dan Sekjen PKC Organ administratif utama (Dewan Negara) yang terdiri dari Perdana Menteri Wakil-wakil PM, dan kepala-kepala dari sernua kementerian dan komisi. Tugas Pokok: Pemegang Kekuasaan Eksekutif yang mencakup: (a). Mengatur dan mengendalikan seluruh struktur administratif dan bersama dengan badan-badan tertinggi PKC menyelenggarakan pemerintahan Cina. (b). Berperan sebagai penerjemah keputusan-keputusan partai ke dalam tindakan-tindakan negara menjadikannya sebagai lembaga yang paling kuat di antara berbagai lembaga yang dibentuk oleh konstitusi.

(1). Pusat kekuasaan di Cina sesunguhnya ada pads Dewan Negara, sekalipun bebas dari Partai Komunis Cina (PKC). 2) Sistem politik Cina mempercayakan pelaksanaan peraturan-peraturannya berbagai struktur yang mencakup birokrasi-birokrasi pemerintah, partai 3) Konggres Rakyat Cina (KRC) Disebut organ wewenang negara tertinggi dan pemegang wewenang legislatif satu-satu dalam negara. Tugas Pokok: Pemegang Kekuasaan Legislatif yang mencakup antara lain: a. Forum untuk mempelajari, mendukung, dan mengesahkan tindakantindakan pimpinan pusat. b. Melambangkan dukungan rakyat dan menghormati wakil-wakil terpilih yang politik disukai. 4) Mahkamah Rakyat Tertinggi dan Kejaksaan Rakyat Tertinggi Bagian terakhir kerangka kerja pemerintah pusat. Tugas Pokok: Pemegang Kekuasaan Yudikatif, yang mencakup antara lain: 1) Kejaksaaan mempunyai kekuasaan yang bebas, termasuk penyelidikan, penuntu dan pengawasan secara umum terhadap semua organisasi negara, termasuk penga pengadilan. 2) Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat kaku oleh Pengadilan Rakyat. E. Sikap Positif terhadap K.Onstitusi Negara Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi kekua pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewe wenang. Dengan memperhatikan sifat dan fungsi Konstitusi atau Undang-Undang Dasar, setiap warga negara seharusnya memiliki keinginan kuat untuk hal-hal berikut: 1. Budaya "Taat Asas" Taat asas berarti patuh dan tunduk pads "dasar atau prinsip-prinsip" konstitusi negara Konstitusi negara dibuat dengan alasan supaya ia menjadi pedoman atau aturan dalam penyelenggaraan kehidupan negaraBudaya "Taat Hukum"

Agar konstitusi negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari setiap warga negara sebagai berikut: a. Bersikap terbuka Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang di didengar, dirasakan, dan dilakukan. b. Menyadari adanya perbedaan Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakatnya sangat beragam sehingga tertanam istilah Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu). Adanya perbedaan harus diterima sebagai suatu kenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama, suku bangsa, adat istiadat, dan budayanya. c. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri Bangsa. Indonesia harus bangsa terhadap hasil karya bangsa sendiri

BAB 5 PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA

A. Kewarganegaraan Republik Indonesia 1. Rakyat dalam Suatu Negara Adapun rakyat di dalam suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut: a. Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertenta di dalam suatu negara, rakyat dapat dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk jangka waktu yang lama. Bukan Penduduk adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu (tidak menetap). Contoh: para turis mancanegara atau tamutamu instansi tertentu di dalam suatu negara. b. Berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negaranya, rakyat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli

atau warga negara keturunan/asing. Bukan Warga Negara (orang asing) adalah mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, namun tunduk pada pemerintah di mana mereka berada. Contoh: duta besar, konsuler, kontraktor asing, dan sebagainya) 2. Asas Kewarganegaraan Sedangkan penentuan Kewarganegaraan dapat dibedakan menurut asas ius sanguinis dan asas ius soli. a. Ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara tempat di mana ia dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A akan menjadi warga negara A, walaupun orang tuanya adalah warga negara B. Asas ini dianut oleh negara Inggris, Mesir, Amerika, dan lain-lain. b. Ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian darah atau keturunan dari orang yang bersangkutan. Jadi, yang menentukan kewarganegaraan seseorang ialah kewarganegaraan orang tuanya, dengan tidak mengindahkan di mana ia sendiri dan orang tuanya berada dan dilahirkan. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B, maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC). Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan, yaitu apatride dan bipatride. a. Apatride adalah adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan. Contoh: Seorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara (ius sanguinis). Maka orang tersebut tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Dengan demikian, orang tersebut tidak mempun kewarganegaraan (apatride). b. Bipatride, adalah adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarnegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Contoh: Seorang keturunan bangsa B sanguinis) lahir di negara A (ius soli). Oleh karena ia keturunan bangsa B maka ia dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga menganggap warga negaranya k berdasarkan tempat lahirnya.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Asas-asas kewarganegaraan yang diterapkan: a. Asas Ius sanguinis (law of the blood), adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kehirunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran. b. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas, adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang

diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini. c. Asas Kewarganegaraan Tungpl, adalah asas yang menentukan satu kewarganegaran bagi setiap orang. d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas, adalah asas yang menentukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dengan undang-undang ini. Dengan diterapkannya asas-asas tersebut di atas, masalahmasalah kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini tidak mengenal lagi istilah kewarganegaraan ganda (bipatride) dan tanpa kewarganegaraan (apatride).

3. Penduduk dan Warga Negara Indonesia Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan penting dalam

merencanakan, mengelola, dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk warga negara secara konstitusional tercantum dalam pasal 26 Undang-Undang Dasar perihal Warga Negara dan Penduduk.

a. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. b. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. c. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia, yang dimaksud orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang-orang Yang menjadi warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah

menerima kewarnegaraan lain atas kehendak sendiri. Berikut ini adalah yang menjadi warga negara Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang pernah berlaku di Indonesia: 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 1946: a) Penduduk asli dalam. daerah R1, termasuk anak-anak dari penduduk asli itu. b) Istri seorang warga negara. c) Keturunan dari seorang warga negara yang kawin dengan wanita warga negara asing. d) Anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tidak diketahui dengan cars yang sah. e) Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya, yang mempunyai kewarganegaraan Indonesia, meninggal. f) Orang bukan penduduk asli yang paling akhir bertempat tinggal di Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut, dan telah berumur 21 tahun atau telah kawin. Dalam hal ini, bila berkeberatan menjadi warga negara Indonesia, ia boleh menolak dengan keterangan bahwa ia adalah warga negara dari negara lain. g) Masuk menjadi warga negara Indonesia dengan jalan pewarganegaraan (naturalisasi).

2) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia a). Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan / atau berdasar perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Und ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia; b). Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga neg Indonesia; c). Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indon dan ibu warga negara asing; d). Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara dan ibu warga negara Indonesia;

e).

Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indon tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ay tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;

4. Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, undangundang tentang kewarganegaraan di negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut: a. b. Undang-Undang No. 3 tahun 1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia. Undang-Undang No. 2 tahun 1958 tentang Penyelesaian Dwi

Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC, Peraturan perundangan lain yang mendukung pelaksanaan undang-undang tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, antara lain: a. b. Undang-Undang RI No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian. Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian. C. Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah RI No. 32 tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian. d. Instruksi Presiders RI No. 26 tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non Pribumi dalam Semua Perumusan dan

Penyelenggaraan Kebijakan, Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan I. Kedudukan Warga Negara. Hak dan Kewajiban Dasar Warga Negara Hak dasar sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat serta bebas dari segala macam bentuk penjajahan (Pembukaan UUD 1945, alinea I), dan hak dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain: a. menyatakan diri sebagai warga negara dan penduduk Indonesia atau mgin menjadi warga negara suatu negara (pasal 26), b. bersamaan kedudukan di dalam hukum d pemerintahan (pasal 27 ayat (1)), c memperoleh pekelaan dan penghidupan yang layak (pasa127 ayat (2)), cL kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan (Pasal 28),

e. Mempertahankan hidup dan kehidupannya sebagai hak asasi manusia (pasal 28 A) L jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing (pasal. 29 ayat (2)), ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30), IL mendapat pendidikan (pasal 31), L mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32), berhak dalam mengembangkan usahabidang ekonomi (pasal 33) dan memperoleh jaminan pemeliharaan dari pemerintah sebagai fakir miskin (pasal 34). Kewajiban dasar sebagai warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, antara lain: a. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (Pembukaan UUD 1945, alines 1), b. merighargai nilai-nilai persatum kernerdekaan dan kedaulatan bangsa (Pembukaan UUD 1945, alinea II), c. menjunjung tinggi dan seda kepada konstitusi negara dan dasar negara (Pembukaan UUD 1945, alinea. IV), d. setia membayar pajak untuk negara (Pasal 23 ayat 2), e. wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1), f. wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat (1)), wajib menghormati benders negara Indonesia sang merah putih (pasal 35), h. wajib menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (pasal 36), i. wajib menjunjung tinggi lambang negara Garuda Panraqjla dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (pasal. 36 A), wajib menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (pasal 36 B). Hak-hak dan kewajiban dasar sebagai warga negara penting untuk dipahami dalam pelaksanaan demokrasi yang berdampak pada penyelenggaraan negara dan stabilitas polity negara. Sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan hak dan kewajiban warga neg dalam berdemokrasi, setiap warga negara dituntut untuk menunjukkan sikap positif d pengembangan nilai-nilai Demokrasi Pancasila yang mencakup: a. b. Melaksanakan hak pilih dan dipilih dalam pemilihan umum; Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan Republik Indonesia;

C. Menyukseskan pemilihan umum yang jujur dan adil;

d.

Melaksanakan GBHN dan Ketetapan-Ketetapan MPR lainnya; Berikut ini contoh hak clan kewajiban warga negara Indonesia dalam pelaks

demokrasi di Indonesia. a. Hak di bidang politik, misalnya mempunyai hak untuk memilih dan dipilih, men dan memasuki suatu organisasi sosial politik, dan ikut serta dalam pemerintahan. b. Hak di bidang pendidikan, misalnya mempunyai hak untuk memperoleh pendi mengembangkan karir pendidikan, mendirikan lembaga pendidikan swasta, dan serta menangani pendidikan. C. Hak di bidang ekonomi, misalnya setiap warga negara mempunyai hak untuk mem pekerjaan, memperoleh penghidupan yang layak, hak memiliki barang, dan hak berusaha. d. Hak di bidang sosial budaya, misalnya setiap warga negara Indonesia mempunyai untuk mendapat pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, penerangan, hak mengembangkan bahasa, adat-istiadat, dan budaya daerah masing-masing, dan untuk mendirikan lembaga sosial-budaya.

Tanggung jawab warga negara dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut: a. Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila. b. Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pemilihan umum secara langsung, umurn, bebas, dan rahasia Berta jujus dan adil C. Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hukum dan pemerintahan RI. d. Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas, usaha pembelaan negara. e. Setiap warga negara Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan hak-hak asasi manusia, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia. 3. Pewarganegaraan di Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 yang dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

a.

Mereka yang menjadi warga negara menurut undang-undang / peraturan / per anjian yang terlebih dahulu telah berlaku (berlaku surut),

b.

Kelahiran (asas ius soli),

C. Adopsi melalui Pengadilan Negeri (menyangkut anak orang asing di bawah umur 5 tahun), d. e. f. Anak-anak di luar perkawinan dari seorang wanita Indonesia, Pewarganegaraan (naturalisasi), Setiap orang asing kawin dengan seorang laki-laki Indonesia, Anak-anak yang belum berumur 18 tahun/belum kawin mengikuti ayah atau ibunya (asas ius sanguinis), h. Anak orang asing dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan ayah atau ibunya yang orang asing itu dapat menjadi warga negara RI setelah berumur 21 tahun atau sudah kawin melalui pernyataan. Apabila ada orang asing yang ingin menjadi warga negara. Indonesia melalui proses naturalisasi, ia harus mengajukan permohonan kepada. Menteri Kehakiman melalui kantor pengadilan negeri setempat di mana ia tinggal atau Kantor Kedutaan Besar RI bila ia ada di luar negeri. permohonan ini harus ditulis di atas meterai dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pengadilan negeri atau perwakilan diplomatik RI berwenang untuk memeriksa syarat-syarat dan menguji pemohon tentang kecakapannya berbahasa Indonesia dan penguasaan sejarah Indonesia. Karena permohonan demikian merupakan syarat formal, maka. Menteri Kehakiman dapat menolak atau mengabulkan permohonan tersebut dengan persetujuan Presiders. Apabila ditolak, ia dapat mengajukan kembali permohonannya di lain waktu, tetapi bila dikabulkan maka ia harus mengucapkan sumpah atau janji setia di hadapan Pengadilan Negeri atau Perwakilan Diplomatik RI. Selanjutnya, pewarganegaraan akan diumumkan oleh Menteri Kehakiman dalam Berita Negara. Apabila dalam waktu 3 bulan setelah hari ditetapkan SK Menteri Kehakiman si pemohon tidak mengucapkan sumpah/janji setia, maka keputusan itu dengan sendirinya batal (demi hukum).

Selain dipenuhi melalui cara naturalisasi, kewarganegaraan dapat juga diperoleh dengm cara berikut:

a.

Kelahiran, yaitu pads dasarnya siapa saja yang lahir di Indonesia adalah warga neg RI (asas ius soli),

b.

Pengangkatan, yaitu pengangkatan anak berusia lima tahun ke bawah secara sah (ado oleh orang tua angkatnya maka anak tersebut dapat memperoleh kewarganegar RI,

C. Dikabulkan permohonannya, yaitu permohonan yang dikabulkan oleh Menteri Keh seperti orang asing yang lahir dan bertempat tinggal di wilayah RI tetapi tidak memp hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya. d. Akibat perkawinan, yaitu suatu perkawinan antara warga asing dengan pria. WNI. D hal ini si isteri akan memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Apabila prianya w negara asing sedangkan wanitanya WNI, maka wanita (isteri) tersebut akan kehil kewarganegaraan RI bila dalam waktu 1 (satu) tahun setelah perkawinan tidak menya keinginan menjadi Warga Negara Republik Indonesia. Syarat-Syarat dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan seb berikut a. b. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin; Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal ch wilayah negara Re Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh tahun tidak berturut-turut; Sehat jasmani dan rohani; Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UndangUndang Negara Republik Indonesia Tahun 1945; e. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pi penjara 1 (satu) tahun atau lebih; f. jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganeg ganda; Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan Tata Cara dalam Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia a Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada Presiden melalui Menteri, berkas permoh disampaikan kepada Pejabat;

k. Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia, Pejabat menyampaikan berita acara pengucapan sumpah atau pemyataan janji setia kepada Menteri 1. Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon wajib menyerahkan dokumen atau Surat-Surat keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari ker a terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia; n Salinan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia dari Pejabat, menjadi bukti sah Kewarganegaraan kewarganegaraan; n. Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalam Berita Negara Republik Indonesia. Republik Indonesia seseorang yang memperoleh

You might also like