You are on page 1of 15

SABUN TRANSPARAN

Membuat sabun tidak hanya dapat dilakukan di pabrik besar, dengan peralatan yang sangat sederhana dapat dibuat sabun di rumah anda sendiri. Sabun dengan kualitas tinggi dapat dibuat hanya dengat menggunakan peralatan yang ada di dapur rumah saja. Bahkan anda dapat membuat sabun transparan yang harganya sangat mahal, peralatan yang dibutuhkan kompor ( pemanas ), panci tim ( double boiler ), pengaduk, termometer, dan sedikit bahan kimia. Saat ini telah banyak produk sabun kecantikan yang berbasis sabun transparan, sabun transparan sedikit berbeda dari sabun biasa dari cara membuatnya dan kandungan bahannya. Tetapi dengan alat yang cukup sederhana dapat dibuat sabun transparan yang kwalitasnya tidak kalah dengan produk pabrik besar. Tahap demi tahap digambarkan cara membuat sabun transparan, baik dari sabun yang bukan transparan atau membuat langsung sabun transparan. Pembuatan sabun sudah dikenal sejak 2000 tahun yang, sampai saat ini prinsip pembuatannya belum berubah. Sabun secara umum sudah dikenal sebagai bahan pembersih, ditinjau dari istilah kimia hanya terbatas pada persenyawaan garam dan asam lemak atau senyawa asam lemak yang terbentuk dari unsur organik tertentu. Sabun didefinisikan sebagai produk dari proses saponifikasi atau netralisasi lemak, minyak, lilin, rosin dengan basa organik tertentu atau yang anorganik.Tidak semua sabun merupakan bahan pembersih, hanya sabun yang larut dalam air saja yang dapat dikatakan sebagai pembersih. Sabun yang tidak larut dalam air dinamakan sabun logam (metallic soap), walaupun tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut yang lain. Bagian terbesar untuk pembersihan adalah sabun sodium yang mana berperan dalam kontribusi sabun mandi (toilet) dan sabun cuci (laundry), merupakan kombinasi antara garam sodium dan asam laurat, myristat, palmitat, stearat, oleat atau dengan asam lemak yang lain. Di pasaran dijual dalam bentuk batangan, lempengan, bubuk, butiran, keripik, serpih atau lembaran panjang, tetapi sabun potasium biasanya berbentuk cair atau lembek. Reaksi dasar pembuatan sabun adalah saponifikasi yaitu

3Na OH + ( C17H35COO)3C3H5 )

---->

3C17H35COONa + C3H5 (OH)3

SODA GLYCERYL STEARAT

---->

SOD. STEARAT

GLYCERIN.

Atau reaksi, C17H35COOH


STEARIC ACID SODA

+ NaOH

--------> C17H35COONa + H2O


SOD. STEARAT AIR

Yaitu dengan tersabunnya asam lemak dan alkali baik asam yang terdapat dalam keadaan bebas atau asam lemak yang terikat sebagai minyak atau lemak ( glyserida ). Lemak dan minyak tidak terkomposisi dari gliserida yang hanya berisi satu asam lemak saja, tetapi merupakan campuran atau kombinasi. Tersedia asam lemak dengan dengan kemurnian 90% atau lebih yang merupakan hasil dari produksi khusus saja. Karena kelarutan dan kekerasan sabun sodium dari berbagai macam asam lemak berbeda seperti pada tabel I.1, para pembuat sabun dapat memilih bahan mentah yang sesuai dengan sifat sifat yang diinginkan, tentu saja dengan pertimbangan harga jual. Tabel.I.1 Kelarutan dari berbagai macam sabun (Dalam gram per 100 gr air pada 25 derajat ) no bahan stearat oleat palmitat laurat

1 sodium 0.1* 18.1 0.8 2.75 2 potasium 25.2 70.0 3 kalsium 0.004** 0.04 0.003 0.004** 4 magnesium 0.004 0.024 0.008 0.007 5 aluminium i i d 1. * mendekati. 2. ** Kelarutan pada 25 derajat celsius. 3. i tidak larut. 4. d mengurai. Sabun dibagi menjadi dua kelompok yaitu sabun mandi dan sabun cuci / industri. Sabun dengan macam yang berbeda dapat dibuat dari prosedur yang sama. Sabun batangan dipasaran meliputi ;

Sabun mandi superfat Sabun Deodorant Sabun Anti septik Sabun Floating Sabun Transparan Sabun transluscen Sabun Marbel Sabun mandi sering dibuat dari campuran tallow (lemak binatang) dan minyak kelapa dengan perbandingan 80 / 20 atau 90 / 10 dan sabun superfat dengan rasio 50 / 50 atau 60 / 40 penambahan asam lemak bebasnya 7 10 % saja. Sabun superfat biasanya digunakan untuk kulit yang sangat sensitif seperti kulit bayi atau kulit yang sangat kering. Sabun deodorant mengandung agent pengikat untuk pewanginya yaitu 3,4.5 tribromosalisilanilide ( TBS ) untuk menjaga penguraian dan penguapan senyawa pewanginya (fragran atau essensial oil ). Penggabaran diatas menunjukkan bahwa sabun transparan tidak berbeda dengan sabun yang lain, perbedaannya bahwa sabun transparan hanya membutuhkan bahan untuk membeningkannya saja yaitu alkohol, glyserin dan gula. Sabun Transparan.

Pembuatannya dengan melarutkan sabun kering dalam alkohol dengan berat yang sama. Kemudian sebagian alkohol diuapkan. Apabila sabun sudah cukup kental dan tetesan cairan didapat dengan cepat menjadi masa yang keras, maka sudah didapat sabun transparan ( Saponifikasi ). Pengrajin berusaha untuk mendapatkan sabun yang translusen, jernih, bening dari pada sabun yang buram atau opaque. Diketahui bahwa sabun opaque bila dicampur dengan alkohol dalam kondisi tertentu akan menjadi transparan. Juga diketahui bahwa sabun transparan dapat dibuat menjadi opaque dengan memanaskannya dan kemudian didinginkan perlahan lahan. Masih dalam kondisi tertentu sabun transparan dapat dilelehkan dan didinginkan cepat untuk menahan transparansinya. Dua kasus yang terakhir menunjukkkan bahwa laju pendinginan mempengaruhi transparansi sabun. Pada kondisi ultra mikroskopi terlihat bahwa sabun sodium umumnya opaque mengandung fiber putih yang mempunyai panjang bervariasi. Kondisi ideal untuk membuat fiber tersebut perlu pendinginan lambat dari sabun yang meleleh. Apabila pendinginan cepat maka tidak dimungkinkan pembentukan fiber. Sabun yang didinginkan secara cepat kurang opaque dari pada yang didinginkan secara lambat. Untuk mendapatkan bentuk yang transparan sabun harus didinginkan dengan cepat. Faktor lain yang mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alkohol, gula, dan glyserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol dan glyserin. Oleh karena itu pemilihan material memperpertimbangkan dengan warna dan kemurniannya. Parfum berperan penting dalam warna sabun seperti adanya tincture, balsam dan infusi yang digunakan agar sabun menjadi wangi, adanya bahan tersebut dapat menjadikan spotting ( bintik hitam ). Apabila sabun sengaja diwarna dipilih pewarna yang tahan alkali. Air distilasi adalah air terbaik untuk sabun transparan glyserin dipilih yang murni, alkohol juga yang terbaik prosentasi tertinggi. Untuk minyak dan lemak digunakan yang asam lemak bebas rendah dan warna yang baik. Penambahan glyserin atau gula yang banyak menyebabkan sabun menjadi lengket dan manis, oleh karena itu mengotori pembungkus. Untuk memperoleh transparansi sabun berikut ini adalah metode yang umum digunakan ;

1. Transparan karena gula. 2. Transparan karena glyserin dan alkohol. 3. Dimana 1 dan 2 digabung dengan menggunakan minyak castor. 4. Transparansi karena asam lemak dalam sabun dan seberapa kali sabun dimill. Dengan metode pertama, kandungan minyak kelapa sedikitnya adalah 25 persen, lemak yang lain adalah tallow atau lemak apa saja yang dapat menjadikan sabun keras. Sabun dididihkan dan dimasak seperti biasanya lalu dimasukkan dalam pengaduk untuk dicampur dalam larutan yang mengandung 10 20 % gula sesuai berat sabun. Gula dilarutkan dalam air dan larutan dipanasi sampai 60 derajat selsius kemudian perlahan lahan ditambahkan dalam sabun. Manakala air menguap, sabun jenis tersebut menunjukkan bintik bintik dan menjadi lengket karena gula menembus permukaan larutan. Sabun transparan dari kategori yang kedua dapat disaponifikasikan sebagaimana biasanya dan dibuat dari sabun mandi dasar. Sabun dimasukkan dalam mixer dan dicampur alkohol 96 % dengan perbandingan satu bagian alkohol dalam dua bagian total asam lemak dalam sabun, bersama glyserin dengan proporsi yang sama. Metode yang ketiga minyak castor sendiri digunakan untuk membuat sabun atau lebih dari sepertiga lemak dapat ditambah utnuk setiap sabun dasar diatas. Jika minyak castor yang digunakan hanya perlu 2 atau 3 % gula. Metode yang terkhir kombinasi dari tallow (lemak/kendal) 75 % , minyak kelapa 20% , rosin jernih 5 %. Selanjutnya dengan proses saponifikasi dan perampungan dengan cara pemanasan. Sabun selanjutnya dimasukkan dalam ketel berjaket dan diolah sesuai dengan pemanasan sempurna. Kebanyakan sabun transparan dibuat dengan cara semi panas, metodenya lebih sederhana dan mudah. Langkah awalnya adalah memasukkan lemak dan minyak dalam ketel, dipanasi sampai 60 der.celsisus. Sabun scrap yang sudah dibuat dapat dicairkan dalam lemak yang panas jika diinginkan. Ditambahkan larutan soda yang sudah dibuat. Masa diaduk sampai terjadi proses saponifikasi. Setelah itu sabun ditutup dan dibiarkan selama 2 jam atau sampai pada tengahnya ada tonjolan. Kemudian larutan gula dimasukkan dan akhirnya alkohol dan glyserin. Temperatur dari massa dinaikkan sampai 60 derajat Celsisus.

Untuk diingat, bahwa jangan sampai ada sabun tertinggal dalam dinding mixer untuk menghindari agar sabun tidak kotor. Pelaksanaan pengadukan dilanjutkan sampai jam lagi dan keringkan sabun jam. Jika masa sudah dalam kondisi yang memadai tambahkan pewarna, parfum dan lain lainya. PENGETAHUAN KANDUNGAN A. Kandungan Utama. A.1. Minyak pendukung. Berbagai macam minyak yang secara relatif sering digunakan untuk membuat sabun, minyak zaitun, kelapa, kastor dan sawit. Lemak ( yang sudah diproses ) sering sendiri atau bersama digunakan dengan minyak itu. Ada beberapa pemakai yang alergi dengan sabun yang terbuat dari lemak hewan atau sabun yang bahannya dari minyak bumi.

Minyak zaitun, sangat lunak, sangat cocok untuk pemakai dengan kulit yang sensitif. Sabun yang dibuat dari minyak zaitun, air dan sodium dinamakan sabun castile. Busa banyak dan sangat halus.

Minyak sawit, sering dipakai untuk membuat sabun juga, beberapa pemakai ada yang alergi dengan minyak sawit. Bagi pemakai yang kulit sensitif hindarkan penggunaan sabun dari minyak sawit. Membuat sabun menjadi keras dibanding minyak kelapa dan zaitun.

Minyak Kelapa, bagi pemakai yang sensitif dapat menyebabkan kulit ruam dan gatal dan suatu saat muncul

reaksi yang sangat hebat. Tetapi sebenarnya yang menyebabkan pemakai alergi adalah reaksi minyak wangi dan minyak kelapanya atau lebih cenderung pemakai tidak tahan fragrantnya( minyak wangi sintetis ). Sabun dengan minyak kelapa busanya sangat banyak dan besar - besar.

Minyak Castor, Mengandung bahan yang kaya vitamin, pelembab dan merupakan bahan minyak yang mendukung untuk transparansi sabun. Sabun dengan minyak kastor menambah sifat plastis. Minyak yang berlebihan dalam sabun transparan akan menyebabkan sabun seperti berkabut. Untuk mendapatkan sabun yang transparan, dibuat sabun glyserin dahulu, yaitu sabun yang perhitungan saponifikasinya tepat, sehingga tidak ada minyak atau kaustik yang berlebihan. Tetapi pengurangan kaustik sampai 5% dari berat kaustik yang dibutuhkan sudah cukup untuk menjaga agar tidak berlebihan kaustik dalam sabun. A.2. Sodium Hidroksida.

Sabun terbuat dari sodium hidroksida dimana sangat kaustik, sampai selesainya reaksi dengan minyak kemudian menjadi sabun dikenal dengan nama reaksi saponifikasi. Sodium harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi minyak, oleh

karena itu tidak akan ada bahan kaustik yang tertinggal dalam sabun. Agar produk sabun sempurna maka sabun harus dicuring dan rebatching sebelum penambahan emollien, moisturizer dan minyak essensial. Fully Curing berarti sodium hidroksida benar benar terurai sempurna selama proses saponifikasi dan tidak bereaksi dengan emollien, moisturizer dan minyak essensial. Rebatching berarti sabun base diparut, dilelehkan kemudian ditambah bahan lainnya, selanjutnya dimasukkan dalam cetakkan. Dengan cara begitu akan menghasilkan produk sabun yang lebih baik dari pada proses yang tidak menggunakan rebatching. A.3. Alkohol

Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun menjadi bening atau transparan. Kemurnian alkohol 95% yang mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk menyalakannya. Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus dengan hati hati, karena dapat membakar alkohol langsung. Untuk terjadi transparansi sabun harus benar larut. Alkohol dengan level yang tinggi dan kandungan air yang rendah menghasilkan produk sabun yang lebih jernih.

A.4. Glyserin.

Sudah lama digunakan sebagai humectan (penjaga kelembaban kulit) dan sampai saat ini digunakan secara meluas oleh pembuat sabun. Merupakan by produk dari pembuatan sabun. Apabila didehidrasi dan dideodorisasi, glyserin menjadi cairan tak berwarna dan tak berbau. Glyserin kurang menentukan kejernihan sabun, rasanya manis membakar.

A.5. Gula.

Bersifat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna gula akan semakin jernih sabun

transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula, produk sabun menjadi lengket , pada permukaan sabun keluar gelembung kecil kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti glyserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan. Penggunaan gula sebagai penjernih sabun harus memperhatikan reaksi yang terjadi. Beberapa reaksi yang dapat menyebabkan gula menjadi tidak jernih adalah; 1. Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi. 2. Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas. 3. Reaksi dengan vitamin C. Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun menjadi agak coklat hal tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan squesteran. A.6. Stearic Acid.

Membantu untuk mengeraskan sabun, khususnya minyak dari tumbuhan yang digunakan. Penggunaannya dengan mencairkan dahulu dalam minyak kemudian dicampur sodium hidroksida untuk saponifikasi. Penggunaan terlalu banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak keras

A.7. Pewarna.

Menjadi perdebatan dalam arena diskusi mengenai keselamatan penggunaan ( pewarna = dyes ) dan pigmen untuk mewarnai makanan, kosmetik dan produk perawatan pribadi termasuk sabun. Karena kulit merupakan organ tubuh dan menyerap apapun yang diletakkan dipermukaannya, yang akan masuk ke dalam kulit. Maka perlu dipertimbangkan oleh pembuat sabun komersial menggunakan pigmen mineral (ocher atau oksida ), pewarna kain atau pewarna sintetik untuk mewarnai sabunnya dan membuatnya tampak lebih menawan. Hal itu dapat tidak sejalan dengan proses perawatan kulit. Pigmen dan ocher keduanya adalah oksida logam dan mineral yang ditambahkan ke sabun, lotion, cream agar warnanya seragam. Hal itu akan sangat beracun jika masuk kedalam kulit. Dyes lilin dan pewarna malam digunakan juga utnuk mewarnai sabun khususnya sabun glyserin. Manufaktur lilin tidak memerlukan kandungan khusus sebab malam warna ( minyak bumi atau malam tawon ) dan lilin warna dikembangkan untuk tidak digunakan pada permukaan atau didalam kulit, penggunaan bahan warna itu dapat merugikan kulit. Pewarna kain, Tidak diuji untuk kulit, sebagian dari bahan pewarna kain terbukti sebagai karcinogen. Bahan warna yang aman digunakan untuk sabun adalah pewarna makanan, minuman dan kosmetik yang pada umumnya tidak tahan pada kondisi alkali. Untuk lebih amannya bahan pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk makanan.

A.8. Pewangi.

Kebanyakan orang mengira fragran itu berarti pewangi. Pada aroma terapi, kosmetik dan industri pembuatan sabun, fragran berarti pewangi sintetik didesain secara kimia. Dengan kata lain, baunya dirancang di laboratorium bukan dari alam asli. Fragran lebih murah dan menyengat, bau lebih lama dari minyak essensial. Yang mana kebanyakan orang sangat alergi terhadap fragran sintetik, hal tersebut merupakan alasan mengapa masyarakat pemakai lebih suka meminta sabun tanpa pewangi tubuh. Sabun tanpa pewangi dan pewarna digunakan untuk merawat wajah. B. Kandungan Tambahan. B.1. Humectan. Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda yang mana sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa digunakan adalah; Glyserin Propilen glykol Sorbitol. B.2. Ultra Violet Absorbent. Digunakan untuk menyerap cahaya Ultra Violet seluruh panjang gelombang dari 290 400 nm untuk mencegah dari kerusakan kulit termasuk erythem kulit, sunburn, suntan dan penuaan dini. Bahan yang biasa digunakan adalah ;

1. Derivatif benzofenon 2. Derivatif para amino asam benzoat 3. Derivatif asam salisilat. B.3. Anti Oksidan. Sebab sabun tersusun dari asam lemak, minyak, lilin senyawa itu mengandung ikatan tidak jenuh, dengan menganggap bahwa bahan yang tidak jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun atau sabun menjadi irritan ke kulit. Untuk menjaga kualitas dari reaksi oksidasi diperlukan bahan anti oksidan. Bahan yang biasa digunakan adalah ; Tokoferol. BHT ( dibutil hydroxytoluen ). BHA ( butil hydroxyanisol ). Ester asam gallat. NDGA ( Nordihydroxyquaiaretic acid ).

Dapat digunakan bersama atau tunggal, baik juga bila ditambahkan bahan promotor antioksidan, seperti apa yang akan dibahas berikut ini. B.4. Agen Sequestering. Apabila logam tercampur dalam bahan sabun atau kosmetik langsung atau tidak langsung akan merendahkan kualitasnya. Ion logam dapat merubah bau, warna dan meningkatkan oksidasi bahan mentah yang berasal dari minyak. Selanjutnya dapat menghambat aksi farmasi ( pengobatan ) dan menyebabkan hilangnya penampilan, fungsi dan essensinya. Pada sabun transparan akan menyebabkan hilangnya transparansinya. Senyawa yang dapat membuat pasif ion logam tersebut adalah agen sequesteran. Bahan yang biasa digunakan adalah;

EDTA ( paling sering dipakai ). Asam Phosporat. Asam Sitrat. Asam Askorbat. Asam Suksinat. Asam Glukonat.

You might also like