You are on page 1of 29

SISTEM UTILITAS BANGUNAN TINGGI SIGNATURE TOWER

Nama NPM Fakultas Jurusan Tugas

: Yogi Oktopianto : 16309875 : Teknik Sipil dan Perencanaan : Teknik Sipil : Utilitas Bangunan

JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Timbulnya bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu

meningkat terutama di pusat-pusat kota,baik sebagai ruang kerja kantor maupun tempat tinggal. Kemajuan teknologi pembangunan terutama setelah ditemukanya bahan beton bertulang, baja, alumunium, dan kaca menambah pesatnya pembangunan gedung-gedung tinggi. Penduduk di dunia meningkat terus sedangkan tanah bumi ini tidak bertambah, sehingga harga tanah di kota-kota besar menanjak terus, memaksa manusia untuk membangun ke atas. Pada saat ini sedang diperbincangkan tentang pembangunan Signature Tower yang akan dibangun di Jakarta setinggi 638 meter dengan jumlah 111 lantai. Signature Tower akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi ke-5 dunia direncanakan mulai dibangun tahun ini. Dalam pembangunan gedung setinggi 638 meter ini tentukan dibutuhkan teknologi yang canggih untuk mendukung utilitas bangunan. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan

1.2

TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini yaitu meliputi sebagai berikut: 1. Mempelajari secara umum tentang bangunan tertinggi di dunia 2. Menganalisis bangunan tertinggi ke 5 di dunia yaitu Signature Tower yang akan dibangun di Jakarta 3. Mempelajari sistem utilitas bangunan tinggi

1.3

BATASAN MASALAH Penulisan dalam makalah ini dibatasi pada pembahasan mengenai hal-hal

berikut ini : 1. Pembangunan Signature Tower yang akan menjadi bangunan tertinggi ke 5 dunia. 2. Sistem utilitas bangunan untuk bangunan tinggi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1

URAIAN UMUM Sebuah bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Biasanya,

fungsi bangunan ditambahkan, contohnya bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi. Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan penemuan elevator (lift) dan bahan bangunan yang lebih murah dan kuat. Bangunan antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m), berdasarkan beberapa standar, dianggap bangunan tinggi. Bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar langit. Berikut merupakan 5 bangunan tertinggi di dunia yang tercatat pada tahun 2011: 1. Burj Khalifa, Dubai (828 m) Burj Khalifa sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah gedung pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada 4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki).

(sumber: enlighteningyourcity) Gambar 2.1 Burj Khalifa 2. Taipei 101 (508 m) Taipei 101 adalah pencakar langit setinggi 101 tingkat di Distrik Xinyi, Taipei, Taiwan. Nama resminya adalah Gedung Finansial Internasional Taipei. Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia. Dalam banyak aspek, gedung baru ini adalah salah satu pencakar langit yang paling maju yang pernah dibuat sampai sekarang.

(Sumber: i-travelz) Gambar 2.2 2. Taipei 101

3. Shanghai World Financial Center (492 m) Shanghai World Financial Center adalah gedung pencakar langit di Shanghai, Cina. Gedung ini merupakan gedung yang terdiri dari kantor, hotel, ruangan konferensi, dek pengamatan dan mall. Tinggi total gedung pencakar langit ini adalah 492 m dan merupakan gedung pencakar langit tertinggi di Shanghai.

(sumber: skyscrapercity) Gambar 2.3 3. Shanghai World Financial Center

4. International Commerce Center (484 m) International Commerce Center adalah gedung berlantai 118, yang memiliki ketinggian sekitar 484 m di West Kowloon, Hong Kong. Gedung ini merupakan bagian dari proyek Union Square dibangun di atas Kowloon Station. Pembangunannya dimiliki secara kemitraan antara MTR Corporation Limited dan Sun Hung Kai Properties, masing-masing metro operator Hong Kong dan pengembang properti terbesar. Saat ini bangunan ini menempati ke empat bangunan tertinggi di dunia, serta bangunan tertinggi di Hong Kong.

(Sumber: luxuo) Gambar 2.4 International Commerce Center

5. Menara PETRONAS (452 m) Menara PETRONAS adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari

tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi. Menara ini dirancang oleh Adamson Associates Architects, Kanada bersama dengan Cesar Pelli dari Cesar Pelli of Cesar Pelli & Associates Architects Amerika serikat yang selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain Interior yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada 17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini. Tetapi Menara Kembar Petronas tetap memegang gelar menara kembar tertinggi di dunia.

(sumber: graftonalehousepubquiz.blogspot) Gambar 2.5 Menara PETRONAS

2. 2

UTILITAS BANGUNAN Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yang

tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas bangunan. Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur, arsitektur, interior dan lain-lain). Berikut perencanaan utilitas bangunan yang harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi: 1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya . Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan beberapa aspek berikut: 1. Kesehatan. 2. Penggunaan air. 3. Pengolahan dan pembuangan limbah.

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat. Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu: 1. Bahaya kebakaran ringan Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat. 2. Bahaya kebakaran sedang. 3. Bahaya kebakaran berat. Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat. Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah: 1. 2. Sistem hidran Sistem sprinkle

Sumber : http://digilib.its.ac.id, 2011 Gambar 2.6 Sprinkler System

3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat untuk ruangan serta pengontrolannya.

Gambar 2.7 Penyejuk Udara Buatan (AC)

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakan sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 2396 2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung. Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga

mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 036575-2001 tentang Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung.

5. Perancangan Telepon Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan. Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor duct).

Gambar 2.8 Telepon

6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisi ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat dimonitor di suatu ruangan sekuriti.

Gambar 2.9 Sistem Keamanan CCTV

7. Perancangan Penangkal Petir Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.

Sumber : http://networking.jaringan-komputer.com, 2011

Gambar 2.10 Komponen Istalasi Penangkal Petir

8. Perancangan Tata Suara Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara tersebut

dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).

9. Perancangan Transportasi dalam bangunan Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.

Gambar 2.11 Elevator

10. Perancangan Landasan Helikopter Bangunan yang tinggi, lebih dari 40 m, dianjurkan untuk membuat suatu landasan helikopter. Landasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendarat supaya dapat dengan mudah dan cepat memberikan pertolongan apabila terjadi kecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak diruang atas.

11. Perancangan Alat Pembersih bangunan Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan tinggi biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk membersihkan debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya tetap terjaga dan terawat.

Gambar 2.12 Gondola

Begitu pula pada pembangunan Signature Tower yang akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi ke-5 dunia, yang direncanakan mulai dibangun tahun ini. Semua utilitas bangunan tersebut harus dilengkapi, dan tentunya akan dibutuhkan teknologi utilitas bangunan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bangunan yang direncanakan mempunyai tinggi 638 meter dengan jumlah 111 lantai.

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1

DATA UMUM SIGNATURE TOWER Nama Lokasi Tinggi : SIGNATURE TOWER : Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) : 638 meter

Jumlah Lantai : 111 lantai Fungsi Material : Hotel / Office : Composite

Gambar 3.1 Signature Tower

3.2

PEMBANGUNAN SIGNATURE TOWER Seperti kita ketahui bersama bahwa gedung tertinggi di Indonesia saat ini

adalah Wisma 46 dengan ketinggian 262 meter yang terletak di komplek Kota BNI di Jakarta Pusat, Indonesia. Pada saat ini muncul rencana untuk membangun menara setinggi 638 meter, hampir tiga kali lebih tinggi dari wisma 46. Menara yang akan di bangun ini memiliki nama Signature Tower. Seperti di lansir Archdaily.com, Bahwa Signature Tower merupakan gedung tertinggi ke-5 di Dunia pada tahun 2020 setelah Seoul Light DMC Tower di Korea dengan tinggi 640 meter. Sedangkan urutan kedua dan ketiganya adalah Burj Khalifa, Dubai dengan tinggi 828 meter dan Ping An Finance Center de, Shenzhen dengan tinggi 660 meter serta bangunan tertinggi di dunia adalah Kingdom Tower, Jeddah dengan tinggi 1.000 meter.

Posisi Signature Tower Gambar 3.2 Urutan Signature Tower

3.3

HAL-HAL

YANG

HARUS

DIPERHATIKAN

DALAM

PEMBANGUNAN SIGNATURE TOWER. Berdasarkan www.jurnalproperti.com sebagai gedung tertinggi di

Indonesia tentunya banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembangunanya, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Dampak lingkungan termasuk traffic analysis. 2. Studi ketahanan struktur gedung terhadap pengaruh gempa dan pengaruh angin. 3. Pemakaian energi dan antisipasinya terhadap pasokan yang tersedia. 4. Penanggulangan kebakaran. 5. Keselamatan penerbangan. 6. Jumlah pasokan ruang yang ada terhadap kebutuhan. 7. Tidak merusak lingkungan, tidak rakus air (green building). 8. Mengandalkan dukungan transportasi public. 9. Menggunakan bahan lokal sebanyak mungkin.

3.4

SISTEM UTILITAS BANGUNAN Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan

fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur, arsitektur, interior dan lain-lain). Berikut perencanaan utilitas bangunan yang harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:

1. Perancangan Plambing dan Sanitasi Sistem Peralatan plambing adalah suatu system penyediaan atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.

Air Bersih Pada bangunan tinggi dapat diterapkan Sistem Vertikal. Pengambilan sumber air bersih sistem vertikal ini dapat melalui jaringan PDAM dengan sumber cadangan dari sumur artesis, untuk bangunan berlantai banyak disediakan bak reservoir yang terdiri dari ground reservoir dan top reservoir.

PAM

METERAN

POMPA

RESERVOIR BAWAH

SUMUR ARTESIS

POMPA DISTRIBUSI

RESERVOIR ATAS

UNIT-UNIT BANGUNAN

Air Panas Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem plambing air panas ini

menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas). Alat pemanas yang digunakan adalah : a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan. b. Pemanas air listrik. c. Pemanas air energi surya, system pemanas air energi surya menggunakan tabung penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas atap bangunan untuk mendapatkan panas matahari.

Air Buangan/Air Kotor Pada Signature Tower yang direncanakan mempunyai 111 lantai tentunya akan menghasilkan jumlah air buangan/air kotor yang besar, sehingga dibutuhkan sistem pengolahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul akibat limbah terhadap lingkungan sekitar. Salah satu yang dapat diterapkan adalah megolah kembali air bungan/air kotor tersebut untuk kebutuhan tertu sperti untuk kebutuhan taman dan air untuk pemadam kebakaran. PEMIPAAN Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih( panas dan dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan

pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor , air buangan air hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam jenisnya: air bersih dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand feed) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah horizontal biasanya diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi .

Gambar 3.3 Skema Pemipaan

2. Perancangan Pencegahan Kebakaran Sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara melengkapi bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah kebakaran dan mengurangi membesarnya api. Oleh karena itu, perlindungan disediakan untuk seluruh gedung, masing-masing untuk zona hunian, termasuk tersedianya tangga dan lift untuk keadaan darurat pada saat terjadi kebakaran. Disamping itu harus tersedia sistem pembuangan asap pada saat terjadi kebakaran pada setiap lantainya. Pada Signature Tower layaknya seperti bangunan tinggi lain diperlukan alat-alat yang dapat mencegah kebakaran pada sebuah bangunan, seperti harus tersedianya alat pemadam api ringan (APAR), Alarm Detector, Sprinkler, Fire Hose Reel dan Hydrant Pillar.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alarm Detector

Sprinkler

Fire Hose Reel

Hydrant Pillar

3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan Sistem perancangan pengudaraan/penghawaan merupakan bagian dari utilitas bangunan untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan pada penghuninya. Penerapan sistem pengudaraan/penghawaan dapat dilakukan diberbagai jenis gedung salah satunya adalah pada Signature Tower . Seperti yang diketahui Signature Tower yang direncanakan mempunyai tinggi 638 meter tentunya membutuhkan sistem penggudaraan yang tepat untuk kenyamaanan pengguna. Dengan tinggi 638 meter selain dapat memanfaatkan pengudaraan alami, akan dibutuhkan pengudaraan buatan, sebagai bangunan yang direncanakan

mempunyai 111 lantai akan membutuhkan jumlah pendingin yang besar, dengan ini pada Signature Tower dapat digunakan AC Sentral dengan sistem Water Cooler maupun Air Cooler. Sebagai contoh dapat menerapkan sistem pengudaraan seperti Burj Al Taqa, dimana pengudaraanya adalah sebagai berikut : 1. Bangunan ini menggunakan pengudaraan alami untuk pendinginan hawanya.

2. Bentuk silinder dari bangunan didesain untuk meminimalkan permukaan yang terekspos pada matahari dengan kata lain mempunyai sesedikit mungkin permukaan area yang terekspos ke arah matahari 3. Mengenai penghawaan udara, sistem utama untuk mendinginkan udara di dalam menara menggunakan sebuah sistem pancaran yang mendorong udara dingin di lantai bawah dan mengisapnya keluar ke bagian atas dari menara. Pendingin udara ini akan menggunakan air dan 3 unit pendingin bawah tanah. 4. Menara ini juga mempunyai sebuah lapisan pelindung massif untuk melindunginya dari matahari, dan kaca vakum / kedap udara yang akan mengurangi jumlah panas yang diserap dari suhu temperatur yang ekstrem yang mana mengurangi ketergantungan terhadap sistem pendingin.

Gambar 3.4 Kaca vakum / kedap udara

4. Perancangan Penerangan/pencahayaan Sebuah bangunan pencakar langit seperti Signature Tower, untuk penerangan dan pencahayaanya dapat dirancang dimana bangunan tersebut dapat

menghasilkan semua kebutuhan energinya sendiri melalui peralatan yang dapat diperbarui seperti turbin angin dan solar panel (pengolahan tenaga angin dan sinar matahari). Pada puncak bangunan ini dapat menerapkan photovoltaic system yang akan memenuhi untuk kebutuhan listrik bangunan ini. Sebagai contoh dapat menerapkan sistem pengudaraan seperti Burj Al Taqa, dimana pengudaraanya adalah sebagai berikut : 1. Pada bangunan ini terdapat 15.000 m2 panel photovoltaic system bagian atas bangunan. Sebagai sumber energy yang akan digunakan untuk pencahayaan buatan.

Sumber : http://pcelectricalandsolar.co.uk/solar-panels/faqs/ Gambar 3.5 Photovoltaic System

2. Pada puncak Burj Al Taqa juga terdapat alat untuk menangkap energy matahari. 3. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi posisi matahari, sensor ini memungkinkan Burj Al Taqa untuk dapat mengoptimalkan penangkapan sinar matahari dan juga pengolahan angin.

BAB 4 PENUTUP

4.1 KESIMPULAN Dari pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Signature Tower yang mempunyai tinggi 638 meter akan menjadi bangunan tertinggi di Indonesia dan ke 5 dunia. 2. Pembangunan Signature Tower harus memperhatikan hal-hal terkait

menyangkut lingkungan (green building) 3. Signature Tower sebagai sebuah bangunan menara pencakar langit, seetidaknya bangunan tersebut dapat menghasilkan kebutuhan energinya sendiri melalui peralatan yang dapat diperbarui

4.2 SARAN 1. Dalam pelaksanaan pembangunan struktur Signature Tower baik dari segi struktural maupun perancangan utilitas bangunan harus berdasarkan standar yang berlaku . 2. Sebagai gedung tertinggi ke 5 dunia, Signature Tower setiknya harus mampu untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri sebagaimana gedung tertinggi lainya.

DAFTAR PUSTAKA http://skyscrapercenter.com/building.php?building_id=12333 http://www.kabarsitektur.com/2012/signature-tower-icon-baru-indonesia-2020 http://id.wikipedia.org/wiki/Wisma_46 http://mappaturi.wordpress.com/2009/11/12/sejarah-perkembangan-bangunantinggi/ http://www.burjkhalifa.ae/the-tower/structure.aspx http://repository.tamu.edu/handle/1969.1/4529?show=full http://egg-animation.blogspot.com/2012/01/gambar-signature-tower-gedungtertinggi.html

You might also like