You are on page 1of 40

BIMBINGAN KONSELING DALAM PROFESI PENDIDIKAN

Oleh: Drs. Yudis. mpd

fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI RONGGOLAWE TUBAN

Konsep dasar Bimbingan dan konseling


Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dlm keseluruhan sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru sbg salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsepkonsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.

PENDIDIKAN YANG EFEKTIF


TUJUAN PENDIDIKAN

Leadership

Pendidikan

Pengajaran

Layanan Bantuan Terhadap Siswa (Bimb. & Konseling)

1. Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan YME 2. Berakhlak mulia 3. Memiliki pengetahuan Dan keterampilan 4. Memiliki kesehatan jasMani dan rohani 5. Memiliki kepribadian yg Mantap dan mandiri 6. Memiliki rasa tgjawab Kemasyarakatan dan kebangsaan

Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor


Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja, sementara itu masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.

Dalam hubungan fungsional kemitraan konselor dengan guru, dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal) Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya, demikian pula masalah yang ditangani konselor dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya apabila itu terkait dengan proses pembelajaran Dalam pengembangan dan proses pembelajaran fungsi-fungsi BK perlu mendapat perhatian guru, dan sebaliknya, fungsi-fungsi pembelajaran bidang studi perlu mendapat perhatian konselor.

BIMBINGAN :
Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).

KONSELING : Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.

PERBEDAAN KARAKTERISTIK
BIMBINGAN TRADISIONAL DENGAN PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN 1. Terencana 2. Pendekatan Preventif dan Krisis 3. Melaksanakan Bimbingan dan konseling 4. Semua siswa (for all) mendapat layanan 5. Menekankan kepada program pengembangan 6. Programnya terstruktur 7. Dilakukan oleh konselor dan personel sekolah dalam suatu team work

TRADISIONAL 1. Bersifat Reaktif 2. Pendekatan Krisis (Remediatif) 3. Hanya melakukan konseling individual 4. Tidak semua siswa mendapat layanan 5. Menekankan layanan Informasi 6. Programnya tidak terstruktur 7. Hanya dilakukan oleh Konselor sendiri

BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN


PROSES BANTUAN YANG PROAKTIF DAN SISTEMATIK DALAM MEMFASILITASI INDIVIDU MENCAPAI TINGKAT PERKEMBANGAN YANG OPTIMAL, PRIBADI YANG EFEKTIF PRODUKTIF, DAN KEBERFUNGSIANNYA DI DALAM LINGKUNGAN MELALUI INTERAKSI YANG SEHAT.

Penuntasan Tugas-tugas Perkembangan Perkembangan Kecerdasan (IQ, EI, SI)

Pribadi yg Efektif Kompeten Konsisten Komitmen Kontrol diri Kreatif

Pribadi yg Produktif Self Penghargaan Social -Tanggungjawab Self - Identity Coping

Sukses Pribadi

1. Believe 2. Brain 3. Beauty 4. Behavior

Sukses Akademik

Catur Sukses
(Sbg Tujuan Bimbingan)

1. IPK yang Tinggi 2. Achievement Motive 3. Berpikir Logis 4. Problem Solving 5. Decision Making

Sukses Sosial

1. Empati 2. Jujur & Benar 3. Kooperatif 4. Toleransi 5. Demokratis 6. Terampil Berkomuni kasi

Sukses Karir

1. Memahami Tujuan Sekolah 2. Bersikap Posiitif thd pekerjaan 3. Memahami minat & bakat sendiri 4. Memiliki kesiapan untuk melanjutkan studi atau masuk dunia kerja

ASUMSI BK PERKEMBANGAN
Pencapaian Tugas-tugas Perkembangan merupakan tujuan BK. Perkembangan pribadi yg optimal terjadi melalui interaksi yg sehat antara individu dengan lingkungannya. Hakikat BK terletak pada keterkaitan antara lingkungan belajar dengan perkembangan individu. Klien tidak dipandang sebagai manusia yang sakit mentalnya. Disini klien dipandang sebagai individu yang mampu memilih tujuan, membuat keputusan, dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam mencapai perkembangan dirinya. Klien adalah seorang pribadi yang unik dan berharga yg berjuang untuk mengembangkan dirinya. Dia adalah anggota kelompoknya, bagian dari budayanya, dan tidak pernah terisolasi dari lingkungan sosialnya. Konselor tidak bersifat netral, atau a moral, dia memiliki nilai-nilai, perasaan, dan komitmen kepada dirinya.

Bimbingan merupakan bagian integral pendidikan Bimbingan for all Bimbingan diorientasikan kepada pengembangan potensi siswa (fisik, psikis, sosial, moral-spiritual) individu Bimbingan merupakan usaha bersama (team work) pimpinan, wali kelas, dan guru pembimbing, guru matpel, & ortu/wali siswa Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (sekolah, keluarga, industri, dan masyarakat)

PRINSIP BIMBINGAN

Tujuan Bimbingan dan Konseling


1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku 2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspekaspek nilai dan berani menghadapi resiko. 3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri. 4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif. 5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial. 7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif 8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. 9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir. 10.Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

FUNGSI BIMBINGAN
Pemahaman Preventif Pengembangan Kuratif

Memahami Karakteristik/ Potensi/Tugastugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/ realistik

Memberikan Layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah

Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugastugas perk.nya

Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapi nya (pribadi, sosial, belajar, atau karir)

Layanan Dasar Komponen Program BK Layanan Perencanaan Individual Layanan Responsif Dukungan Sistem

CATUR SUKSES Pribadi Sosial Akademik -Karir

Peserta Didik

IQ EQ SQ SoQ

1. Pengembangan Profesional 2. Konsultasi 3. Kolaborasi 4. Manajemen

Prinsip - Prinsip Bimbingan dan Konseling

1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan;


a. melayani semua individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial; b. memperhatikan tahapan perkembangan; c. perhatian adanya perbedaan individu dalam layanan.

2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu;


a. menyangkut pengaruh kondisi mental maupun fisik individu terhadap penyesuaian pengaruh lingkungan, baik di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar b. timbulnya masalah pada individu oleh karena adanya kesenjangan sosial, ekonomi dan budaya.

3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan Bimbingan dan Konseling;


a. bimbingan dan konseling bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu, sehingga program bimbingan dan konseling diselaraskan dengan program pendidikan dan pengembangan diri peserta didik; b. program bimbingan dan konseling harus fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan; c. program bimbingan dan konseling disusun dengan mempertimbangkan adanya tahap perkembangan individu; d. program pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian hasil layanan.

4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan;


a. diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu secara mandiri membimbing diri sendiri; b. pengambilan keputusan yang diambil oleh klien hendaknya atas kemauan diri sendiri; c. permaslahan individu dilayani oleh tenaga ahli/profesional yang relevan dengan permasalahan individu; d. perlu adanya kerja sama dengan personil sekolah dan orang tua dan bila perlu dengan pihak lain yang berkewenangan dengan permasalahan individu; dan e. proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan

Asas - Asas Bimbingan dan Konseling


Asas asas bimbingan dan konseling merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

1. Asas Kerahasiaan
yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin,

2. Asas Kesukarelaan;
yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. Guru Pembimbing (konselor) berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu

3. Asas Keterbukaan;
yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kekarelaan

4. Asas Kegiatan;
yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam Penyelenggaraan/ kegiatan bimbingan. Guru Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang diberikan kepadanya

5. Asas Kemandirian
yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.

6. Asas Kekinian;
yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.

7. Asas Kedinamisan;
yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu

8. Asas Keterpaduan;
yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.

9. Asas Kenormatifan
yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan kebiasaan yang berlaku. Bahkan lebih jauh lagi, melalui segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) dalam memahami, menghayati dan mengamalkan norma-norma tersebut.

10. Asas Keahlian


yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benarbenar ahli dalam bimbingan dan konseling. Profesionalitas guru pembimbing (konselor) harus terwujud baik dalam penyelenggaraaan jenisjenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling dan dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11. Asas Alih Tangan Kasus;


yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula, sebaliknya guru pembimbing (konselor), dapat mengalih-tangankan kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga

12. Asas Tut Wuri Handayani;


yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluasluasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

KODE ETIK GURU PEMBIMBING/ KONSELOR

Pengertian dan Pentingnya Kode Etik


Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/ aturan/ tata cara yang menjadi pedoman. Kode etik diperlukan bagi yang menjabat konselor agar tetap menjaga standard mutu dan status profesinya dalam batas-batas yang jelas dengan profesi lain, sehingga dapat dihindarkan kemungkinan penyimpangan tugas oleh mereka yang langsung berkecimpung dalam bidang tersebut.

Kode etik para pembimbing atau konselor yang memberikan layanan bimbingan dan konseling, dengan pengertian bahwa layanan konseling dapat dibedakan dari bentuk-bentuk layanan bimbingan lain, karena sifat khas dari layanan bimbingan yang disebut konseling.
Landasan kode etik jabatan konselor Pancasila, profesi konseling merupakan usaha layanan terhadap sesama manusia: bersifat ilmiah, esensial tujuan ikut membina warga negara yang efektif dan bertanggungjawab.

PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU DAN WALI KELAS

1.

2.

Peran Kepala Sekolah

3.

4.

5.

Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis. Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada Dinas Pendidikan yang menjadi atasannya. Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam

1. 2.

3. 4.

Peran Guru Mata Pelajaran

5.

6.

7. 8.

Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa Membantu Konselor mengidentifikasi siswasiswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada Konselor Menerima siswa alih tangan dari Konselor , yaitu siswa yang menuntut Konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan). Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswasiswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus. Membantu pengumpulan informasi yang

1.

2.

Peran Wali Kelas

3.

4.

5.

Membantu Konselor melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya; Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya; Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling; Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus; dan Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan

TERIMA KASIH
Telah menyisihkan waktu untuk belajar Telah mau mengembangkan potensi diri anda dan peserta didik anda Telah berusaha memajukan dunia pendidikan Indonesia Telah mau menjadi guru sejati Telah mau meningkatkan sikap, moral, dan pribadi calon-calon pemimpin bangsa

You might also like