You are on page 1of 6

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN NO. PERSETUJUAN & TGL PENYUSUN DOKUMEN LOKASI PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan Surat Persetujuan No: 660/243/Bapedalda/I/2003 tanggal 29 April 2003 oleh Komisi Penilai AMDAL Propinsi Sumatera Selatan. Ir. Rosikhun Fadlol, dkk. Lokasi perekebunan kelapa sawit Lahan Inti seluas 4000 ha, Lahan Plasma seluas 6000 Ha berikut PKS terletak di Kecmatan Paninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Propinsi Sumatera Selatan. Secara geografis areal perkebunan terletak antara 240-358 LS dan 10407-10422 BT dengan elevasi 25-150m dpl. PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN mengelola perkebunan kelapa sawit berikut Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dan akan ditingkatkan menjadi 60 ton TBS/jam dengan luas areal efektif 10.000 ha yang mencakup Lahan Inti seluas 4000 Ha dan Lahan Plasma seluas 6000 Ha dan telah memiliki Hak Guna Usaha. Produk yang dihasilkan berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel Palm Oil (Inti Sawit). Pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit ini akan dilengkapi pula dengan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), meliputi: Pembangunan jembatan timbang; Penerimaan TBS dan Penimbun (Loading Ramp); Stasiun rebusan (Sterelization); Stasiun Pelepasan buah (Theresching); Stasiun deparicarping; Stasiun klarifikasi (Clarification); Stasiun kempa (Pressing); Stasiun energi; Tangki timbun CPO; Kolam penyediaan air; Bangunan beton dan laboratorium; Bengkel; Pos jaga; Tempat ibadah; Pengutipan kembali; Oil trap;Effluent treatment dan Sludge decanter system KEWAJIBAN PEMRAKARSA Pemrakarsa dalam melakukan kegiatannya wajib memenuhi dan mentaati ketentuanketentuan sebagai berikut: 1. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam revisi

DISKRIPSI KEGIATAN

dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan berbagai aspek-aspek tentang dampak yang harus dikelola dan dipantau secara ilmiah. 2. Teknologi dan metode penyajian Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantaun Lingkungan Hidup (RPL) yang telah dinilai terhadap aspek dampak penting, wajib dikembangkan pelaksanaannya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang pengelolaan lingkungan hidup 3. Melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup yang tercantum dalam dokumen RKL dan RPL yang telah disetujui 4. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup kepada Bapedalda Propinsi Sumatera Selatan dan Bupati Ogan Komering Ulu setiap 3 (tiga) bulan sekali ISU POKOK Terjadinya peningkatan laju erosi Penurunan kualitas air sungai Ogan, Sungai Wall Penurunan kualitas udara Terganggunya vegetasi dan satwa liar yang dilindungi Undang-Undang Potensi terjadinya kebakaran Keresahan masyarakat yang diakibatkan konflik kepemilikan/status lahan dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit. Erosi tanah pada lahan berkelerengan 0-15 %, dikelola dengan cara Membuat teras bangunan konservasi pada lahan berlereng 8-15 %. Membuat rorak Pemasangan papan peringatan Pengerasan badan jalan dengan menggunakan pasir dan batu Membuat saluran drainase di kanan kiri badan jalan Memperbaiki kerusakan dinding saluran drainase Membuat dinding saluran drainase berkemiringan < 60 dari bidang datar Menanami kacang-kacangan (cover crops) di tepi kanan kiri saluran drainase selebar 1 (satu) meter. Memperbaiki bantalan dan dinding penyangga jembatan non permanen. Penurunan kualitas air, dikelola dengan cara Pemilihan teknis penyiapan lahan.

PENGELOLAAN

Melaksanakan kegiatan penyiapan lahan yang dapat mengurangi kerusakan terhadap tanah. Konservasi Memanfaatkan sisa-sisa tebangan untuk menghindari terkonsentrasinya aliran air pada areal hasil pembukaan lahan yang siap tanam agar tidak berfungsi sebagai saluran air. 1. Fase pencegahan: - Layout PKS sesuai SOP yang berlaku - Alat-alat PKS dan pendukung ditata secara kompak - Konstruksi PKS dari bahan sesuai persyaratan dan higienis - Penerapan teknologi protektif dengan In-house Keeping. 2. Fase penanganan dampak - Pembangunan IPAL - Terasering - Saluran drainase 3. Penanganan pelumas bekas - Pembuatan tempat penampungan - Pembuatan tungku pembakaran Penurunan kualitas udara, dikelola dengan cara Kayu bulat diameter > 8 cm dari tahap land clearing dikumpulkan ditempat tertentu untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pengolahan kayu Limbah kayu diameter < 8 cm ditumpuk secara teratur untuk mencegah erosi dan membantu pembentukan tanggul teras Dibuat kompos dengan menumpuk limbah kayu diamater < 8 cm pada cekungan. Penggunaan bahan bakar harus benar-benar kering Produksi uap panas dari boiler dibatasi sekitar 9% Perbandingan udara dari bahan bakar dalam pembakaran di boiler sekitar 12:1s/d16:1 Kecepatan pemberian umpan/bahan bakar diatur seoptimal mungkin. Melengkapi boiler dengan Dust Colector Potensi kebakaran dan kekeringan, dikelola dengan cara Pembuatan embung-embung Pembuatan cek dam Pembuatan pos pengawas kebakaran Pembuatan menara pengawas kebakaran

Pembuatan sekat bakar Penyediaan alat teropong, alat pemadam kebakaran portabel dan alat komunikasi. Flora dan Fauna yang dilindungi, dikelola dengan cara Mempertahankan vegetasi pada lahan berkelerengan > 25% Mempertahankan vegetasi pada 100 m kanan kiri sungai Penanaman vegetasi berkayu pada lahan konservasi Upaya penyuluhan pada penduduk dan karyawan tentang pentingnya pelestarian areal konservasi Mengembalikan satwa apabila tertangkap ke areal konservasi yang telah ditetapkan Pemda. Keresahan masyarakat, dikelola dengan cara Penyuluhan kepada petani/masyarakat tentang kejelasan Perkebunan Penggantian lahan kelapa sawit dilakukan secara terbuka pada para petani. Penyuluhan manfaat keberadaan kebun untuk daerah sekitarnya Memberikan prioritas penerimaan tenaga kerja bagi para eks petani dan penduduk setempat. Memberikan prioritas produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi tenaga kerja kebun dan PKS Menggunakan kontraktor lokal untuk pembangunan kebun Penyuluhan pengaruh kebun dan PKS terhadap kesehatan masyarakat Menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT), dimana penggunaan pestisida digunakan seefisien mungkin Pengelolaan limbah PKS. Mengurangi laju erosi Pengamatan visual jenis dan laju erosi pada areal perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan tongkat pengukur dan bak penampung sedimen, dan analisis data menggunakan USLE dan matematis. Analisis laboratorium Penurunan kualitas air: Pengambilan sampel air pada sungai Ogan, analisis laboratorium dan perbandingan dengan BML Pengambilan sampel air dan tanah pada areal Plot Land Application (air proses PKS, air limbah, air permukaan, air tanah dan sifat fisik kimia tanah sekitar PKS) dan pada areal

PEMANTAUAN

pembuangan/tungku pembakaran pelumas bekas. Penurunan kualitas udara: Pengukuran parameter debu, No2, SO2, dan Amonia langsung dengan alat pengukur kualitas udara di boiler dan sekitar PKS. Potensi kekeringan dan kebakaran: Pengamatan langsung pada areal PKS dan plot-plot penempatan sarana dan gudang penyimpanan sarana pemadam terhadap tingkat kekeringan dan frekuensi terjadinya kebakaran dan sarana pemadam kebakaran hutan Gangguan terhadap flora yang dilindungi: Pengamatan langsung pada daerah kawasan lindung termasuk sempadan sungai dan wawancara. Keresahan masyarakat: Metode pemantauan dengan wawancara dan pengamatan langsung terhadap frekuensi gugatan lahan oleh masyarakat Kesehatan masyarakat: Metode pemantauan dengan wawancara dan pengamatan langsung terhadap jumlah penduduk yang sakit setelah adanya kebun dan PKS Kesempatan kerja: Metode pemantauan dengan wawancara dan pengamatan terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja setempat Peningkatan pendapatan: Metode pemantauan dengan wawancara dan pengamatan terhadap tingkat pendapatan penduduk sekitar proyek. PETA

PETA BATAS WILAYAH STUDI PT. PERKEBUNAN MITRA OGAN

You might also like