You are on page 1of 3

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Nama NPM BKU Dosen Penguji Mata Kuliah Tanda Tangan : Endang Dwiyono : 250120110519 : Manajemen Sumber Daya Alam : Budhi Gunawan, PhD : Ekologi Manusia :

1. Tinjauan Makalah mengenai Nilai dari Lahan Basah : Perspektif Landskap dan Kelembagaan oleh Neil Adger dan Cecilia Luttrell. Makalah ini membahas tentang lahan basah yang merupakan daerah yang multikarakteristik baik secara ekologis, sejarah, sosial dan kelembagaan yang mengelola sumber daya lahan basah. Daerah lahan basah sering dianggap oleh pembuat kebijakan sebagai tanah terlantar yang tidak mempunyai nilai kecuali dengan dikeringkan. Upaya pemanfaatan lahan basah telah mengarah pada usaha konversi untuk penggunaan lahan pertanian, perkotaan dan penggunaan lainnya. Ketidaktepatan dalam penggunaan lahan basah dapat dihubungkan dengan hal-hal sebagai berikut : a. Kurangnya informasi mengenai potensi lahan basah terutama mengenai potensi jasa ekosistem dari lahan basah (jasa lingkungan) b. Tidak diperhatikannya keterkaitan fungsional dari lahan basah dengan nilai-nilai ekonomi c. Masalah kepemilikan lahan basah yang kompleks yang menimbulkan koeksitensi antara pengguna baik lokal, nasional maupun internasional sehingga banyak menimbulkan konflik dan keberagaman dalam pengambilan keputusan manajeman pengelolan. Makalah ini menekankan pada permasalahan pengaturan lembaga dimana lahan basah digunakan, hal ini tentu sangat terkait dengan hak kepemilikan dari lahan basah yang meliputi faktor-faktor sebagai berikut :

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
a. Penentu manajemen, seperti peran negara dalam penentuan keputusan manajemen b. Prasarat fisik yang mengarah pada keberagaman batas kepemilikan, hal ini disebabkan karena lahan basah memiliki keunikan dalam kompleksitas ganda yang berhubungan dengan komponen air dan daratan. Ada berbagai macam jenis hak milik diantaranya kepemilikan umum, milik negara dan milik pribadi. Kepemilikan sering dipengaruhi oleh sifat intristik dari sumber daya dan oleh faktor-faktor penentu sosial dan budaya. Kepemilikan umum didefinisikan sebagai kepemilikan pengguna individu yang cenderung memiliki insentif yang lebih tinggi untuk bekerja sama satu sama lainnya dari pada untuk mengejar strategi individual. Dalam kepemilikan umum hak pengelolaan sumber daya oleh setiap orang diadakan kesamaan dengan orang lain dan dalam beberapa keadaan dapat ditukar atau diwariskan, dalam hal ini perlu diperhatikan distribusi manfaat dari penggunaan lahan basah, seperti yang diungkapkan oleh Shanmugaratnam (1996) bahwa distribusi manfat di dalam cara yang diinginkan secara sosial adalah kunci tujuan sosial atau aspek dari banyak manajemen umum batas kepemilikan. Dengan demikian masalah umum dari hak kepemilikan untuk penggunaan sumber daya alam secara umum terpusat pada struktur-struktur hak dan distribusi manfaat yang terkait dengan ini dan peran negara dalam menyediakan kerangka kerja yang konsisten dengan yang telah ada atau dengan manajemen tradisional. Makalah ini menerangkan masalah dengan referensi untuk studi kasus pemanfaatan lahan basah dan konversi di Indonesia dan Vietnam. Pada kasus di Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan lokal lahan basah ditentukan oleh sifat ekologi yang unik dari ekosistem lahan basah. Pada aspek kelembagaan terdapat ketidakjelasan hak kepemilikan formal dan informal sehingga cenderung tumpang tindih antara pengguna lokal, pendatang maupun kebijakan resmi dari negara itu sendiri. Dalam kasus Vietnam, 1200 ha hutan mangrove tradisional yang dikelola saat ini dikonversi untuk digunakan dalam pertanian dan akuakultur,

meskipun sistem operasi dari kepemilikan umum manajemen sumber daya mendorong keberlanjutan dan menunjukan kondisi umum untuk sukses manajemen. Sebagai sebuah konversi untuk pertanian dan aquakultur tentu akan meningkatkan ketidaksetaraan,

PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
kemungkinan kesuksesan dari pengelolaan sumber daya milik umum menurun bahkan untuk daerah yang tersisa.

2. Manfaat Kajian Nilai Lahan Basah dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam. Adapun manfaat kajian dari makalah ini adalah sebagai berikut : a. Nilai dari sumber daya tidak hanya diukur secara ekonomi akan tetapi dari fungsi secara ekologis. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan identiikasi potensi dari suatu sumber daya dalam hal ini lahan basah secara mendalam sehingga didapatkan valuasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputuasan pengelolaan lahan basah. b. Penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan harus mempertimbangkan nilainilai lokal yang telah berkembang sebelum keputusan pengelolaan sumber daya alam diimplementasikan c. Perlunya mendefinisikan hak kepemilikan menjadi lebih spesifik, hal ini berkaitan dengan tanggungjawab pengelolaan terhadap suatu sumber daya alam dapat dilaksanakan secara konsisten. d. Dalam hal pengelolaan suatu sumber daya alam maka diperlukan distribusi manfaat dari penggunaan tersebut yang dapat dilakukan dengan pengelolaan bersama antara negara dan masyarakat. e. Peran negara dalam hal pengelolaan suatu sumber daya alam sangatlah menentukan dalam hal kelangsungan suatu sumber daya alam, dalam hal ini negara harus menyediakan kerangka kerja yang konsisten dengan tetap memperhatikan manajemen yang ada atau manajemen tradisional.

You might also like