You are on page 1of 61

1

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS IV SD NEGERI 1 REJASARI PURWOKERTO

Disusun Oleh : Sri Handayani NIM 1404907053

S1-PJJPGSD (ICT) FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009


1

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN Proosal ini disusun dan diajukan untuk memenuhi e-Tugas Akhir Pada Program S1-PJJPGSD Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2009-2010. Judul Penelitian : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto Barat Nama NIM Program Studi Lokasi Penelitian : Sri Handayani : 1404907053 : S1-PJJPGSD (ICT) : SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas

Semarang, 9 Januari 2010 Menyetujui Supervisor/ Dosen Pembimbing Mahasiswa,

Dra. FLorentina Widihasstrini M.Pd. NIP 131124081

Sri Handayani NIM 1404907053

Mengetahui: Ketua Jurusan PGSD

Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. 2

NIP 131106346 PROPOSAL PTK

A. Judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

B. Bidang kajian Desain dan strategi Pembelajaran

C. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan menengah. Dalam pelaksanaan pembelajaran, tugas utama seorang guru adalah mengajar, mendidik dan melatih peserta didik mencapai taraf kecerdasan, ketinggian budi pekerti, dan ketrampilan yang optimal. Agar dapat mampu melaksanakan tugasnya dengan baik guru harus menguasai berbagai

kemampuan dan keahlian. Guru dituntut menguasai materi pelajaran dan mampu menyajikannya dengan baik serta mampu menilai kinerjanya. Pembelajaran IPA merupakan wahana untuk mengembangkan anak untuk berpikir rasional dan ilmiah. Maka pelajaran IPA diupayakan mencapai hasil yang maksimal. Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan tujuan yang diikuti upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mencakup materi yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya guru dituntut menyelesaikan target ketuntasan belajar siswa, sehingga perlu perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi, metode, media dan alat peraga serta sumber belajar yang memadai. Namun tidak sedikit guru dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang tepat, tidak menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi, serta tidak menggunakan sumber belajar yang memadai. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih banyak permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPA, Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada metode yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga siswa kurang kreatif dalam pembelajaran Permasalahan tersebut juga terjadi dalam pelaksanakan pembelajaran masih sering dijumpai kendala sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Kendala dalam proses pembelajaran tersebut juga dihadapi oleh para guru di SD Negeri 1 Rejasari ketika melaksanakan pembelajaran IPA. Kendala yang dihadapi adalah minat belajar dan aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA masih sangat kurang, sehingga hasil belajar juga sangat rendah. Hal itu disebabkan karena guru mengajar secara menoton, kurang menarik, siswa kurang aktif, KBM hanya menggunakan ceramah, dan alat peraga masih sangat kurang dan belum tersedia.Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai. Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian dan ulangan akhir semester I tahun 2009/2010 siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas pada mata pelajaran IPA belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 63. Hasil Ulangan Akhir Semester I tahun 2009/ 2010 siswa kelas IV SDN 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas, pada mata pelajaran IPA diperoleh nilai terendah 35, nilai tertinggi 80 dan nilai rata-rata 56. Dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya 8 siswa. Demikian pula dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada siswa kelas IV diperoleh data bahwa masih banyak konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang belum di pahami siswa, antara lain konsep tentang perpindahan panas. Hasil belajar IPA yang sangat rendah merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi masalah tersebut guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dapat tercipta bila guru menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA yang akan diajarkan serta menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat. Siswa akan merasa tertarik mempelajari IPA, mencoba dan membuktikan sendiri, sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA SD dapat tercapai

Dalam memperbaiki proses pembelajaran, peneliti menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Guru dalam pendekatan kontekstual dituntut dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Dengan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan karena dapat dilakukan secara alamiah, sehingga siswa dapat mempraktekkan secara langsung konsep yang dipelajari. Pembelajaran kontekstual mendorong siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga memungkinkan siswa rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar. Kondisi tersebut terwujud ketika siswa menyadari tentang apa yang mereka perlukan dalam hidup dan bagaimana cara memperolehnya(trianto, 2007:32) Dari uraian latar belakang masalah tersebut melakukan Pemahaman penelitian Siswa tindakan Terhadap kelas Konsep dengan maka peneliti ingin judul Peningkatan Panas Dalam

Perpindahan

Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto Barat.

2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah a) Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas. Rumusan masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut:
1) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

aktifitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Rejasari?

2) Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

keterampilan guru dalam pembelajaran?


3) Apakah dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari pada konsep perpindahan panas?

b) Pemecahan Masalah Dari rumusan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan tahapan-tahapan tindakan dengan pendekatan kontekstual, yaitu:
1) Membangun pengetahuan dasar siswa melalui pengalaman yang

pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari.


2) Melaksanakan kegiatan inkuiri.

Proses pembelajaran didasarkan pada proses pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

Dalam kegiatan pembelajaran terjadi kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa. 4) Menciptakan masyarakat belajar. Siswa melakukan diskusi kelompok membahas materi yang sedang dipelajari.

5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Proses pembelajaran dengan memeragakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh semua siswa. 6) Melakukan refleksi di akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman belajar yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaksanakan.

7) Melakukan penilaian nyata

Penilaian dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Tujuan Umum: Meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat kabupaten Banyumas terhadap konsep perpindahan panas dengan pendekatan kontekstual. b. Tujuan khusus:
1) Meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA

melalui pendekaan kontekstual.


2) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui

pendekatan kontekstual

3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan

pendekatan kontekstual.

4. Manfaat Penelitian a. Manfaat Bagi Siswa


1) Menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPA,

sehingga IPA menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa. 2) Meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Melatih

siswa untuk dapat memecahkan masalah dengan

menggunakan pemikiran secara logis dan sistematis.

b. Manfaat Bagi guru


1) Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap

pembelajaran yang sudah berlangsung.


2) Mengembangkan

kurikulum di tingkat kelas, serta untuk untuk lebih menyelesaikan dalam masalah-masalah proses

mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran. 3) Membantu guru pembelajaran. 4) Membuat guru pembelajaran.

kreatif

pelaksanaan

c. Manfaat Bagi sekolah


1) Digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menerapkan CTL

10

2) Menumbuhkan kerja sama antar guru yang berdampak positif pada

kualitas pembelajaran di sekolah. D. Kajian Pustaka 1. Kajian Teori a. Pengertian belajar Menurut Siddiq (2008: 1-3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak trampil menjadi trampil. Gagne (dalam Siddiq , 2008) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut ada tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman. 1) Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar jika pikiran dan perasaannya aktif. 2) Perubahan perilaku Hasil belajar perubahan-perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya. 3) Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Slavin dalam (tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 10

11

Gagne dalam (Tri Anni, 2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Belajar adalah sikap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai akibat suatu hasil dari latihan atau pengalaman Morgan dalam ( (Purwanto, 1997: 84). Menurut William James, John Dewey, James cartel dan

Edward (dalam Winataputra, 2007) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) tersebut di peroleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian belajar sepanjang hayat. Menurut skinner (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses adaptasi akan mendatangkan hasil yang optimal, apabila ia diberi penguatan (reinforce). Muhibbin (dalam Suhartinah, 2007) belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi perilaku orang tersebut. Slameto (dalam Kurnia, 2007: 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (dalam Kurnia, 2007: 1-30) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasil-kan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 11

12

Dari pengertian-pengertian di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu, relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
b. Hakekat Pembelajaran

Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Menurut Winataputra dkk, (2007), pembelajaran merupakan kegiatan untuk menginisisasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Menurut pasal 1 butir 20 Butir Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (dalam Winataputra, 2007) yakni, Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar dan lingkungan belajar. Menurut Hernawan dkk, 2008. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar. Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi pembelajaran. Konsep pembelajaran pada dasarnya terbagi kedalam dua konsep yang berlangsung secara bersamaan, yaitu proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru. 12

13

Beberapa pengertian di atas dapat disatukan bahwa hakekat pembelajaran adalah suatu kegiatan dalam proses belajar dan mengajar dimana terjadi komunikasi yang berarti antara siswa dengan guru yang didukung oleh sumber belajar dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan.

c. Hasil Belajar Kata hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan ketrampilan, sikap sesorang dalam menyelesaikan sesuatu (Arifin l,1999 :78) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktifitas belajar (Tri Anni, 2004: 4)

d. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam berarti Ilmu tentang Pengetahuan Alam. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat. Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Kaligis dan Hendro, 1991: 3).

13

14

IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan (Depdiknas, 1994: 61). IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, pronsipprinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah (Depdiknas, 2004: 6). Menurut Sri Sulistyorini (2007), IPA dapat dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi tersebut Menurut Leo Sutrisno (2007) IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul). 1) IPA sebagai Proses IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli IPA. Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan bertujuan. Aktivitas dalam mencari ilmu memang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam melaksanakan aktivitas ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif, Anda harus memiliki tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari

14

15

penjelasan yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian 2) IPA sebagai Prosedur Pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata. Bagi yang tidak memenuhi syarat dengan sendirinya gugur atau direvisi ulang. Semua temuan IPA memerlukan uji oleh teman sejawat dan juga perlu replikasi. Semakin sederhana penjelasannya semakin diterima oleh masyarakat IPA. Lihatlah hukum gravitasi Newton, teori relativitas khusus Einstein, ketidakpastian Heisenberg dsb.

3)

IPA sebagai Produk Ilmiah IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan IPA yang dapat ditemukan di dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah, buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum produk ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi: fakta, konsep, lambang, konsepsi/penjelasan, dan teori. Ketika para ilmuwan yang mengamati suatu fenomena alam, mereka memperoleh sejumlah fakta dan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan fenomena tersebut. Selanjutnya, mereka membangun konsepkonsep IPA berupa sebuah kata atau gabungan dua kata atau lebih. Misalnya: panas, suhu, massa, panas jenis, volume, massa jenis, gerak berubah peraturan, gerak lurus berubah beraturan. Beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA

adalah hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan

15

16

dan penyajian gagasan. Dalam IPA mengandung tiga hal: proses (usaha manusia memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar), dan produk (kesimpulannya betul).

e. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan konstekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak hanya sekedar mengetahui, mengingat, dan memahami. Pembelajaran tidak hanya berorientasi target penguasaan materi, agar tidak gagal dalam membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar, sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif dengan prinsip membelajarkanmemberdayakan siswa, bukan mengajar siswa. Dengan prinsip pembelajaran seperti itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat fakta, konsep, dan aturan yang siap diterima siswa, melainkan harus dikontruksi (dibangun) sendiri oleh siswa dengan fasilitasi dari guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri, mengkontruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Siswa harus tahu makna belajar dan menyadarinya, sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya dapat dipergunakan untuk bekal kehidupannya. Di sinilah tugas guru untuk mengatur strategi pembelajaran dengan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan yang baru dan memanfaatkannya. Siswa menjadi subjek belajar sebagai pemain dan guru berperan sebagai pengatur kegiatan pembelajaran (sutradara) dan fasilitator. Pembelajaran dengan cara seperti di atas disebut pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), yaitu dengan cara guru memulai pembelajaran dikaitkan dengan dunia

16

17

nyata yaitu diawali dengan bercerita atau tanya-jawab lisan tentang kondisi aktual dalam kehidupan siswa (daily life), kemudian diarahkan melalui modeling agar siswa termotivasi, questioning agar siswa berfikir, constructivism agar siswa membangun pengertian, inquiry agar siswa bisa menemukan konsep dengan bimbingan guru, learning community agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman serta terbiasa berkolaborasi, reflection agar siswa bisa mereviu kembali pengalaman belajarnya, serta authentic assessment agar penilaian yang diberikan menjadi sangat objektif. Jadi pendekatan kontekstual mempunyai tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sederhana. Hakikat pembelajaran kontekstual adalah konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa menbuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif (Yasa,Doantara. 2008. Contextual Teaching and Learning) dalam friendlyschool.blogspot.com. Pembelajaran dalam sebuah kelas dikatakan menggunakan

pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen tersebut di atas, ini tidak sulit kalau sudah terbiasa. CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Depdiknas(dalam (Triyanto, 2007: 106)

2. Kajian Empiris

Menurut Wayan (2005), penelitian yang berjudul Model Pembelajaran Langsung Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konsepsi Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung menyimpulkan bahwa:1) Aktivitas belajar siswa sangat baik. Setiap 17

18

kegiatan belajar fisika hanya sebagian kecil siswa melakukan kegiatan menyimpang.2) Kosepsi-konsepsi siswa terhadap konsep fisika jika dibandingkan dengan penguasaan konsep awal siswa meningkat dari siklus ke siklus Dalam penelitian Ahmad Azhar ( 2002 ) yang berjudul Peranan

Pendekatan Konrekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menyimpulan bahwa:1) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang digunakan pada proses belajar mengajar di mana materi kegiatannya berhubungan erat dengan pengalaman nyata siswa diluar sekolah. 2) Peranan pendekatan kontekstual pada dasarnya perpaduan antara berbagai macam pendekatan yang digunakan pada pembelajaran IPA yang telah ada sebelumnya, yaitu : meningkatkan motivasi siswa, mengembangkan kreativitas dan mental siswa dan membantu guru dalam mengaitkan isi atau materi pelajaran IPA dengan keadaan dunia nyata pada proses pembelajaran. 3) Pendekatan kontekstual adalah pengembangan dari cara pembelajaran yang telah ada.

3. Kerangka Berpikir Optimalisasi kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau teknik dan model mengajar guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai dengan dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang partisipatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. 18

19

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa dibantu oleh guru melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima informasi tentang materi/bahan belajar dan prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah. Dengan menerapkan pendekatan kontekstual, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 1 Rejasari, karena siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan diharapkan pula terjadi peningkatan hasil belajar. 4. Hipotesis Tindakan: Dengan menggunakan pendekatan kontekstual aktivitas siswa, keterampilan guru dan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri Rejosari Purwakerto akan meningkat E. Metode penelitian 1. Subyek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 4 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 2. Variabel/Faktor yang Diselidiki Faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual

b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan

kontekstual.
c.

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan pendekatan kontekstual.

19

20

3. Prosedur/Langkah-langkah PTK

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
1) Menelaah materi pembelajaran IPA kelas IV semester 2 yang akan

dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan. 3) Menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam penelitian.
4) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam

penelitian 5) Menyiapkan alat evaluasi yang berupa pre test dan post test, serta lembar kerja siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik. c. Observasi

20

21

Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamatai tingkah laku siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan pendekatan kontekstual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan pendekatan kontekstual. d. Refleksi Setelah mengkaji hasil belajar IPA siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melaukan perbaikan pada siklus dua agar pelaksanaannya lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.

4.

Siklus Penelitian 4.1. Siklus Pertama

1) Perencanaan
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan materi

perpindahan panas.
b) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa. c)

Menyiapkan lembar kerja siswa.

d) Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam

penelitian.
e) Menyiapkan lembar evaluasi yang berupa pre tes dan post tes.

21

22

2) Pelaksanaan Tindakan Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara kelompok adalah : 1) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas. 2) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas. 3) Guru (peneliti) mendemonstrasikan cara mendapatkan panas 4) Siswa mengamati demonstrasi cara mendapatkan energi panas. 5) Tanya jawab tentang sumber panas. 6) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus dijawab oleh siswa, yaitu :

melalui

pendekatan

kontekstual.

Pelaksanaannya

dilakukan selama satu pertemuan. Prosedur pelaksanaannya

Ketika memasak menggunakan panci, bagian panci yang terkena api adalah bagian bawah. Bagian mana dari panci tersebut yang menjadi panas?

Jika panci tersebut diisi air, bagaimanakah dengan suhu air dalam panci?

Kita juga mendapat panas dari matahari. Bagaimana panas matahari sampai ke bumi?

7) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan perpindahan panas. 8) Siswa mengamati demonstrasi perpindahan panas yang dilakukan oleh guru.

22

23

9) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu

kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak.


10) Tiap kelompok melakukan percobaan tentang perpindahan

panas.
11) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan. 12) Siswa melaporkan hasil percobaan. 13) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan

kelompok lain. 14) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok 15) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan 16) Melaksanakan post test

3) Observasi
a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh

observer) b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan oleh observer) 4) Refleksi a) Mengevaluasi hasil observasi

b) Menganalisis hasil pembelajaran c) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya. 23

24

4.2.

Siklus Kedua

1) Perencanaan
a)

Menyusun

rencana

perbaikan

dengan

materi

tentang.. b) c) d) e) Memadukan hasil siklus I agar siklus II lebih efektif Menyiapkan lembar kerja siswa. Menyiapkan lembar evaluasi. Menyiapkan lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan a) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai yaitu siswa kelas IV dapat membuktikan terjadinya perpindahan panas.
b) Melaksanakan Pre test (tanya jawab lisan) mengenai materi

yang telah dipelajarai pada siklus I.


c)

Apakah panas dapat berpindah? Bagaimanakah panas dapat berpindah?

Guru (peneliti) memotivasi siswa.

d) Guru (peneliti) menyampaikan permasalahan yang harus

dibahas, yaitu : Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan panas?

24

25

Bagaimanakah kecepatan perpindahan panas melalui medium yang berbeda? e) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan. Satu kelas dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak. f) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah percobaan. g) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan. h) Tiap kelompok melakukan percobaan i) j) Guru memimbing siswa dalam kegiatan percobaan Siswa melaporkan hasil percobaan.

k) Kelompok yang lain memberikan tanggapan hasil percobaan

kelompok lain. l) Menyimpulkan hasil percobaan.

m) Melaksanakan post test

n) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan

3) Observasi a) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh observer) b) Memantau diskusi/kerja sama antar siswa c) Mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran (dilakukan oleh observer) 25

26

4) Refleksi a)
b)

Mengevaluasi hasil observasi Menganalisis hasil pembelajaran.

5.

Data dan Cara Pengumpulan Data

5.1. Sumber Data 1. Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi dan hasil wawancara guru pengamat (observer) 2. Guru Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru oleh obsever.
3. Data dokumen.

Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto. 4. Catatan lapangan Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses pembelajaran.

5.2. Jenis Data 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa. 26

27

2. Data Kualitatif Diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas siswa, keterampilan guru, wawancara serta catatan lapangan dengan menerapkan pendekatan dengan pendekatan kontekstual.

5.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dokumentasi, kuesioner (angket), dan catatan lapangan. a. Metode observasi Observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera (Arikunto, 2002: 133). Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana akivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

b. Metode tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2002: 127) Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.

27

28

c.

Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206) Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.

d. Kuesioner (angket) Kuesioner adalah sebagai alat pengumpul data yang umumnya terdiri dari pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan informasi penelitian yang dikehendaki (Toha, 2008: 5.6) Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

28

29

e.

Catatan lapangan Catatan lapangan berisi catatan guru selama pembelajaran berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul dalam proses pembelajaran, catatan lapangan berguna untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan refleksi.

6.

Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan adalah:


a.

Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata. Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase. Rumus persentase tersebut sebagi berikut:

n x100%
N

Keterangan:

n
N

= Jumlah frekuensi yang muncul. = Jumlah total siswa = Persentase frekuensi

Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :

29

30

Kriteria Ketuntasan
63

Kualifikasi Tuntas Tidak Tuntas

< 63

b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan

aktifitas guru dalam pembelajaran kontekstual, serta hasil catatan lapangan dan angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

7.

Indikator Keberhasilan Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas dengan indikator sebagai berikut:
a.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.

b. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan

kontekstual meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.


c.

80% siswa kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Kecamatan Purwokerto mengalami ketuntasan belajar individual sebesar pembelajaran IPA. 63 dalam

F. Jadwal Penelitian
No Pelaksanaan penelitian 1 Januari 2 3 4 1 februari 2 3 4 1 Maret 2 3 4 1 2 april 3 4

30

31

1. 2.

Proposal PTK Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Siklus II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan

x x x x

3.

x x x x

4.

Keterangan:
1. Pelaksanaan tindakan pada siklus I

: Maret minggu ke-1.

2. Pelaksanaan tindakan pada siklus II : Maret minggu ke-4.

G. Rencana Anggaran Biaya Akibat yang timbul dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya tersebut adalah : 1. Fotocopy Naskah 2. Kerta folio 1 pack 3. Jilid buku 4. Rental Komputer 5. lain-lain Jumlah : Rp 40.000,00 : Rp 30.000,00 : Rp 15.000,00 : Rp 75.000,00 : Rp 25.000,00 : Rp 180.000,00

H. Tim Peneliti

31

32

1. Nama

: Sri Handayani : 1404907053 : Peneliti (Mahasiswa) : SD Negeri 1 Rejasari UPK Kecamatan Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas

NIM Jabatan Lokasi penelitian

2. Nama

: Adi Mustopo : 19650403 198508 1 002 : kolaborator

NIP Jabatan

I. Daftar Pustaka

Eddy Wibowo, Mungin dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Wardhani, IGKA dan Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Siddiq, M. Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Kurnia, Inggridwati. dkk. 2007. Perkembangan belajar peserta didik. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Tri Anni. Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang

32

33

Purwanto. M Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publiser Arifin. Zaenal. 1999. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 78 Darmojo, Hendro dan Jenny R.E. Kaligis. 2001. Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud. Sutrisno, Leo dan Heri Kresnadi. Kartono. 2007. Pengembangan

Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nasution, Noehi. 2003. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP. Jakarta: Depdikbud Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta : Depdiknas BNSP. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Yasa,doantara. 2008. Contekstual Teaching And Learning.

(http://www.friendlyschool.blogspot.com, diakses 2 Januari 2010) Azhar, Ahmad. 2009. Peranan Pendekatan Kontekstual Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sd-Mi. (http://ahmadazhar.wordpress, diakses tanggal 6 Januari 2010

33

34

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

JUDUL : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kontekstual di Kelas IV SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

No 1

Variabel Aktifitas siswa dalam pembelajaran konsep perpindahan Panas dengan Pendekatan Kontekstual

Indikator

Sumber Data

Alat/ Instrumen Lembar Observasi Catatan Lapangan

Kesiapan dalam Siswa belajar Foto Menjawab Video pertanyaan Aktif dalam perumusan masalah sementara Aktif dalam diskusi/ kerja kelompok Melaksanakan percobaan Melaporkan hasil percobaan Menyimpulkan hasil percobaan Melakukan refleksi
Mengemukakan

Angket

Keterampilan guru dalam dalam pembelajaran konsep perpindahan panas dengan pendekatan Kontekstual

Guru tujuan pembelajaran Video Melakukan Foto apersepsi Membimbing siswa merumuskan masalah Membimbing siswa dalam diskusi kelompok

Observasi Catatan lapangan Wawancara

34

35

Membimbing siswa dalam melakukan eksperimen Membimbing siswa dalam melaporkan hasil percobaan. Melakukan evaluasi Menggunakan media secara efektif dan efisien. Mengelola waktu Melakukan refleksi

Hasil belajar Ketepatan hasil diskusi/kerja siswa terhadap kelompok materi Perpindahan Panas dengan Kelancaran Pendekatan melakukan Kontekstual eksperimen ( Indikator dari KD)

Siswa

TesTertulis Observasi

35

36

LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS SISWA Pertemuan........................Siklus.......................... Nama Siswa Nama SD Kelas Konsep Hari/Tanggal Petunjuk : .............. : SD NEGERI 1 REJASARI : IV : Perpindahan Panas : .............. : Berilah tanda check () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Tingkat Kemampuan 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 Kesiapan dalam belajar 2 3 4

No

Indikator

Jumlah

Menjawab pertanyaan Merumuskan masalah sementara Aktif dalam diskusi kelompok Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran Melaksanakan percobaan Melaporkan hasil percobaan Menyimpulkan hasil percobaan Mengajukan pertanyaan Jumlah skor :

36

37

Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................

Kriteria Penilaian : 31 - 40 = A 21 - 30 = B 11 - 20 = C
10

=D

Banyumas, ..................................... Observer

.............................................

Deskriptor Pengamatan Keaktifan Siswa


37

38

Selama Pembelajaran IPA materi Perpindahan panas melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari

Kategori Pengamatan

Kurang(1) Tidak membawa peralatan belajar Tidak menjawab Tidak ikut merumuskan

Cukup(2) Membawa peralatan tidak lengkap Menjawab satu kali Merumusk tapi tidak relevan

Baik(3)

Baik Sekali (4) Peralatan lengkap dan memperhatikan guru Menjawab lebih dari dua kali Rumusan relevan dan kritis Memberi urunan pendapat dan bertanya pada teman Melakukan percobaan dan aktif membuat kesimpulan Melaporkan dengan lengkap dan mengkritisi laporan kelompok lain Merefleksi apa yang diperoleh dalam pembelajaran

Ket

1. Siap menerima pelajaran 2. Menjaw ab pertanyaan 3. Merumu skan masalah sementara

Peralatan lengkap Menjawab dua kali Rumusannya relevan

4. Aktif dalam diskusi kelompok

Tidak bekerjasama

Bekerja sendiri

Memberi urunan pendapat

5. Melaksa nakan percobaan

Tidak melakukan percobaan

Melakukan sambil bermain

Melakukan percobaan

6. Melapor kan hasil percobaan

Tidak melakukan

Melaporka n tidak lengkap

Melaporkan dengan lengkap Merefleksi kekurangan hasil percobaan

7. Merefle ksi

Tidak melakukan

Merefleksi tidak relevan

38

39

LEMBAR PENGAMATAN KETERAMPILAN GURU Pertemuan...........Siklus............... Nama Guru Nama SD Kelas Konsep Hari/Tanggal Petunjuk : SRI HANDAYANI M.FL. : SD NEGERI 1 REJASARI : IV : Perpindahan Panas : .............. : Berilah tanda check () pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan indikator pengamatan! Tingkat Kemampuan 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mengemukakan tujuan pembelajaran Melakukan apersepsi Membimbing siswa merumuskan masalah Membimbing siswa dalam diskusi/ kerja kelompok Membimbing siswa dalam melakukan percobaan Membimbing siswa dalam melaporkan hasil percobaan Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Menggunakan media secara efektif dan efisien. Mengelola waktu secara efisien 2 3 4

No

Indikator

Jumlah

39

40

10

Melakukan refleksi

Jumlah skor=.........................., kategori: ....................................

Kriteria Penilaian : 31-40 = A 21-30 = B 11-20 = C 1-10 = D

Banyumas, ..................................... Observer

.............................................

Deskriptor Pengamatan Keterampilan Guru

40

41

Selama Pembelajaran IPA materi Perpindahan Panas melalui Pendekatan Kontekstual di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto

Kategori Pengamatan

Kurang(1)

Cukup(2) Mengemu kakan dengan kurang jelas Kurang relevan Kurang membim bing

Baik(3) Mengemu kakan dengan cukup jelas Cukup Relevan Membim bing dengan baik Membim bing dengan baik Membim bing dengan baik Membim bing dengan

Baik Sekali (4) Mengemu kakan dengan jelas Sangat Relevan Membim bing dengan sangat baik Membim bing dengan sangat baik Membim bing dengan sangat baik Membim bing dengan

Ket

1. Mengemukakan tujuan pembelajaran

Tidak mengemu kakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan Tidak relevan

2. Melakukan apersepsi 3. Membimbing siswa merumuskan masalah

Membim bing tapi salah

4. Membimbing

Membim bing tapi salah

siswa dalam diskusi/ kerja kelompok

Kurang membim bing

5. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan 6. Membimbing siswa dalam melaporkan hasil percobaan

Membim bing tapi salah Membim bing tapi salah

Kurang membim bing Kurang membim

41

42

bing Membim bing tapi salah Kurang membim bing

baik Membim bing dengan baik

sangat baik Membim bing dengan sangat baik Menggu

7. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

8. Menggunakan

Tidak menggu nakan media Pengelo laan

Kurang menggu nakan media Pengelo laan waktu kurang tepat

Menggu nakan media dg cukup baik Pengelo laan waktu cukup tepat

nakan media dengan sangat baik Pengelo laan waktu sangat tepat Memberi

media secara efektif dan efisien.

9. Mengelola waktu secara efisien

waktu tdk tepat

Tidak memberi 10.Melakukan refleksi kan refleksi

Kurang memberi kan refleksi

Cukup memberi kan refleksi

kan refleksi dengan sangat baik

Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran IPA Materi Perpindahan Panasmelalui Pendekatan Kontekstual

42

43

di SD Negeri 1 Rejasari Purwokerto


Pertemuan...........Siklus............... Nama Guru Nama SD Kelas Konsep Hari/Tanggal Petunjuk : SRI HANDAYANI M.FL : SD NEGERI 1 REJASARI : IV : Perpindahan Panas : .............. : Berilah tanda check () pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihanmu! Pertanyaan Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang kita lakukan tadi? Apakah pembelajaran tadi menarik? Apakah pembelajaran tadi membuat materi pembelajaran mudah dipahami? Apakah ada kesulitan selama pembelajaran? Apakah kalian dapat memahami materi pembelajaran tadi? Apakah kalian bersedia mengikuti pembelajaran seperti ini lagi? Jawaban Ya Tidak

No

1 2 3 4 5 6

Banyumas, ..................................... Observer

CATATAN LAPANGAN PROSES PEMBELAJARAN

43

44

SIKLUS: TANGGAL : ........................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................

Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) SIKLUS 1


44

45

Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Hari/tanggal Standar Kompetensi

: SD Negeri 1 Rejasari : IV : Ilmu Pengetahuan Alam : II (dua) : 2 jam pelajaran (2x 35 menit) : Jumat, 17 Maret 2010

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikator 1. 2. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas. Menpercobaankan adanya perppindahan panas.

A. Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi sumber-sumber panas. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas secara konveksi dalam air. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas secara konveksi dalam udara.

B. Materi Pembelajaran 1. Sumber panas: a.Matahari b. Gesekan dua benda 45

46

c.Api 2. Perpindahan panas: a.Konduksi (melalui benda padat) b. Konveksi (melalui benda cair dan gas) c.Radiasi (tanpa zat perantara) C. Metode Pembelajaran 1. Model a. b. c. d. e. CTL (Contextual Teaching and Learning) Ceramah Percobaan Diskusi/kerja kelompok Penugasan Tanya jawab 2. Metode

D. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit ) 1) Doa bersama dan absensi 2) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat membuktikan peristiwa perpindahan panas melalui kegiatan percobaan. 3) Apersepsi: a) Melaksanakan Pre test tentang benda-benda sumber panas. b) Dari manakah kita mendapatkan panas? Benda apa saja yang termasuk sumber panas? Guru mengajak siswa untuk melakukan percobaan

mendapatkan panas dengan cara menggosokan kedua telapak tangan dan menggosok-gosokan dua buah batu.

46

47

4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran. 5) Pengetahuan prasyarat: Siswa telah memahami bahwa panas merupakan sumber energi dan memahami manfaat energi panas. 2. Kegiatan Inti (45 menit) 1) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas (api), besi, erlenmeyer, air, kotak bercerobong dan lilin, termometer, kemudian mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Apa yang terjadi jika panci berisi dipanaskan? Mengapa ? Bagaimanakah terjadinya angin? air dan sobekan kertas

2) Siswa memberikan jawaban sementara. 3) Guru membimbing siswa untuk merumuskan permasalahan yang harus dipecahkan, misalnya: bagaimana panas berpindah? 4) Siswa dibentuk kelompok untuk melakukan percobaan/diskusi. Satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 anak. 5) Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan. 6) Dengan bimbingan guru, salah satu kelompok siswa melakukan percobaan. 7) Siswa lain mengamati demonstrasi/percobaan yang dilakukan

kelompok lain tentang peristiwa perpindahan panas. 8) Dengan bimbingan guru, siswa melaksanakan diskusi untuk membahas hasil percobaan, kemudian membuat kesimpulan. 9) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok. 47

48

10) Siswa memberikan tanggapan hasil diskusi kelompok lain. 11) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi. 12) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan 13) Melaksanakan evaluasi.

3. Penutup (15 menit) 1) Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik. 2) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman dari hasil percobaan. E. Sumber Belajar 1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga. 2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara. 3. Kit IPA (energi panas) 4. Batu, besi, ember, air. F. Penilaian 1. a. b. c. a. b. c. Prosedur penilaian Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi) Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran) Penilaian Hasil Belajar (Post tes) Tes lisan Tes tertulis Ter kinerja

2. Teknik Penilaian

3. Soal evaluasi (terlampir) Purwokerto, 16 Maret 2010 Guru Kelas

48

49

Sri Handayani

SOAL PENILAIAN SIKLUS I

PRE TES: 1. 2. Dari manakah kita mendapatkan panas? Apa manfaat panas bagi manusia?

POST TES: A. Isilah titik-titik pada soal di bawah ini! i. ii. iii. iv. v. Benda yang dapat mengasilkan panas disebut.... Sumber panas yang utama bagi bumi adalah.... Dua benda yang digosokan akan menimbulkan.... Perindahan panas melalui zat yang mengalir disebut.... Terjadinya angin disebabkan adanya perbedaan ... dan ....

B. Jawablah soal berikut ini! vi. vii. viii. ix. x. Sebutkan benda-benda yang merupakan sumber panas! Apa yang dimaksud dengan perpindahan panas secara konveksi? Berilah contoh peristiwa konveksi melalui air ! Berilah contoh peristiwa konveksi melalui udara? Bagaimanakah terjadinya angin?

49

50

KUNCI JAWABAN SOAL PENILAIAN SIKLUS I

PRE TES 1. Panas diperoleh dari matahari, api, dan menggosokan dua benda. 2. Kegunaan panas adalah untuk mengahangatkan ruangan, mengeringkan benda, pembangkit listrik.

POST TES A. Jawaban soal isian. 1. Sumber pan 2. Matahari 3. Panas 4. Konveksi 5. Suhu dan tekanan udara. B. Jawaban soal uraian 6. Benda-benda yang merupakan sumber panas adalah matahari, api, gosokan dua benda, listrik, dan panas dari dalambumi. 7. Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang disertai aliran zat perantara.

50

51

8. Peristiwa konveksi melalui air misalnya ketika merebus air, air yang semuala dingin akan berubah jadi panas dan dissertai gerakan air yang berputar. 9. Peristiwa konveksi melalui udara misalnya terjadinya angin darat, angin laut, angin gunung, angin lembah. 10. Angin terjadi karena terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara. Daerah yang suhunya rendah bertekanan udara tinggi, sedangkan daerah yang suhunya tinggi bertekanan udaran rendah. Angin merupakan udara yang bergerak dari yang bersuhu rendah (dingin) ke yang bersuhu tinggi (panas).

51

52

LEMBAR KERJA SIKLUS I Petunjuk Kerja: 1. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas secara konduksi! 2. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah kesimpulannya! Judul percobaan: PERPINDAHAN PANAS SECARA KONVEKSI Alat dan Bahan : 1. gelas erlenmeyer
2. pembakar spirtus

3. standar 4. kotak konveksi 5. koil obat nyamuk 6. potongan kertas kecil-kecil 7. spirtus 8. lilin 9. termometer 10. penggulung asap / koil obat anti nyamuk Prosedur Kerja

Kegiatan I: Konveksi pada zat cair

52

53

1. Siapkan potongan kertas kecil-kecil 2. isi gelas erlenmeyer sekitar setengah bagian dan masukkan potongan-

potongan kertas kecilnkedalam erlenmeyer tersebut


3. pasang gelas erlenmeyer pada standar seperti pada gambar 4. hidupkan pembakar spirtus dan tempatkan dibawah gelas erlenmeyer 5. amati apa yang terjadi pada potonganpotongan kertas kecil yang berada

dalam gelas erlenmeyer. Gambarkan arah pergerakan potongan-potoangan kertas pada kertas kerjamu
6. Geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kanan gelas erlenmeyer, dan

amati pula perubahan apa yang terjadi pada gerakan potongan kertas.
7. Gambarkan pula bagaimana arah pergerakan potongan-potongan kertas pada

buku kerjamu.
8. Dengan cara yang sama, geser pembakar spirtus ke arah sisi sebelah kiri

gelas erlenmeyer. Amati dan gambarkan arah pergerakan potongan kertas tersebut.
9. Amati perubahan apa sajakah yang terjadi pada setiap kegiatan yang Anda

lakukan. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.

Kegiatan II: Konveksi pada Udara

53

54

1. Buka tutup kotak konveksi. Masukkan lilin ke dalam kotak konveksi dan

tempatkan persis dibawah salah satu cerobong.


2. Nyalakan lilin, upayakan lilinnya tidak terlalu tinggi sehingga tida menyentuh

cerobong
3. Nyalakan obat anti nyamuk dan tempatkan menggunakan penjepit rambut pada

cerobong di atas lilin. Amati apa yang terjadi


4. Sekarang pindahkan obat anti nyamuk pada cerobong yang satu lagi

5. Bagaimana arah pergerakan asap koil anti nyamuk ? 6. Gambarkan hasil pengamatanmu pada kertas kerja ! 7. Berikan penjelasan terhadap hasil pengamatanmu !.

54

55

Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) SIKLUS 2


Sekolah Kelas Mata Pelajaran Semester Alokasi Waktu Hari/tanggal : SD Negeri 1 Rejasari : IV : Ilmu Pengetahuan Alam : II (dua) : 2 jam pelajaran (2x 35 menit) : Jumat, 17 Maret 2010

Standar Kompetensi 9. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar 8.2. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Indikator 1. Melakukan percobaan adanya perpindahan panas secara konduksi. 2. Mengidentifikasi benda konduktor dan benda isolatro panas 55

56

A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui percobaan siswa dapat menjelaskan peristiwa perpindahan panas secara konduksi. 2. Melalui percobaan panas. 3. Melalui percobaan siswa dapat mengidentifiksi benda isolator panas. B. Materi Pembelajaran 1. Perpindahan panas secara konduksi.:
a. Perpindahan panas melalui zat perantara berupa benda padat, tidak

siswa dapat mengidentifikasi benda konduktor

disertai perpindahan zat yang dilalui. 2. Konduktor panas: a. Benda yang dapat menghantarkan panas, misalnya besi, aluminium, tembaga, baja. 3. Isolator panas: a. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas ,misalnya kayu, kertas, kain, plastik, ebonit. C. Metode Pembelajaran 3. Model f. g. h. i. j. CTL (Contextual Teaching and Learning) Ceramah Percobaan Diskusi/kerja kelompok Penugasan Tanya jawab 4. Metode

D. Langkah-Langkah Kegiatan 4. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit ) 56

57

1) Doa bersama dan absensi 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Apersepsi: Tanya jawab materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

Sebutkan benda yang termasuk sumber panas! Apakah panas? panas dapat berpindah? Bagaimana cara perpindahan

Apa yang dimaksud dengan konveksi? Apakah benda padat dapat menjadi perantara perpindahan panas?

4) Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan memotivasi siswa agar memperhatikan pelajaran. 5) Pengetahuan prasyarat: Siswa telah memahami bahwa panas dapat berpindah.. 5. Kegiatan inti: 1) Siswa dibentuk kelompok untuk diskusi dan kerja kelompok. 2) Guru memperlihatkan beberapa alat peraga berupa sumber panas (api), besi, dan lidi, kemudian mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 3) Apa yang terjadi jika salah satu ujung besi dimasukan kedalam api? 4) Apa yang terjadi jika salah satu ujung lidi dimasukkan ke dalam api? 5) Apakah semua benda dapat menjadi perantara perpindahan panas?
6) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan gari guru. 7) Siswa mennyampaikan jawaban. Jawaban dari tiap kelompok siswa

ditampung untuk dibuktikan kebenarannya.

57

58

8) Guru memberikan lembar kerja yang berisi langkah-langkah percobaan. 9) Guru menjelaskan cara melakukan percobaan. 10) 11) 12) 13) lain. 14) 15) Refleksi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Melaksanakan evaluasi. Tiap kelompok melakukan percobaan Guru membimbing siswa dalam kegiatan percobaan Siswa melaporkan hasil percobaan. Siswa memberikan tanggapan hasil percobaan kelompok

6. Penutup (15 menit) 1. Guru memberi penguatan atas hasil kerja peserta didik.
2. Guru membimbing siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran

E. Sumber Belajar 1. Buku IPA Kelas IV SD/MI, Penerbit Erlangga. 2. Buku IPA SBI Kelas IV SD/MI, Penerbit Intan Pariwara. 3. Kit IPA (energi panas) F. Penilaian 4. d. e. f. d. e. f. Prosedur penilaian Penilaian Awal (dilaksanakan dalam kegiatan apersepsi) Penilaian Proses (tanya jawab selama proses pembelajaran) Penilaian Hasil Belajar (Post tes) Tes lisan Tes tertulis Ter kinerja

5. Teknik Penilaian

6. Soal evaluasi (terlampir) 58

59

Purwokerto, 14 April 2010 Guru Kelas

Sri Handayani NIM 1404907053

LEMBAR KERJA I SIKLUS II Petunjuk Kerja: 3. Lakukan percobaan untuk membuktikan peristiwa perpindahan panas secara konduksi! 4. Laporkan hasil percobaan yang kalian lakukan dan buatlah kesimpulannya! Judul percobaan: PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI Alat dan Bahan:

59

60

KIT yang terdiri dari: 1. Standar 2. batang tembaga, dan aluminium sepanjang 12 cm. 3. plastisin atau mentega 4. pembakar spirtus 5. stopwatch Tujuan: Percobaan dilakukan untuk memperlihatkan penyebaran panas pada benda padat. Prosedur Kerja:

1. Siapkan tiga buah bola-bola pastisin dengan ukuran yang sama (diameter 0,5 cm) 2. Tempelkan bola-bola plastisin yang sudah disiapkan pada batang tembaga masing-masing pada jarak 6, 9, dan 12 cm. 3. Pasangkan batang tembaga pada standar lihat gambar di atas) 4. Hidupkan pembakar spirtus, dan pada saat yang sama jalankan stopwatch. 5. Lalu amati apa yang terjadi, dan catat waktu jatuhnya bola-bola plastisin. Isikan datanya ke dalam tabel pengamatan
6. Tariklah kesimpulan dari data dan grafik yang sudah dibuat hasil

pengamatan. Tabel pengamatan percobaan penyebaran panas pada benda padat:

60

61

61

You might also like