You are on page 1of 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA AKTIVITAS MENONTON ACARA REALITY SHOW TERMEHEK - MEHEK DENGAN SIKAP REMAJA DI KALANGAN

PELAJAR SMA JENIS KEGIATAN: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP) Oleh: DHYANAYU LUTHFIA A . D0208020 KEVIN APRILIO PRITA ADITYA LILIYANA NATSIR D0208034 D0208088 D0208152

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSTAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan 2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas e. Alamat Rumah f. Alamat email 5. Anggota Pelaksana 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. No. Handphone d. Jurusan e. Universitas 7. Dana DIKTI 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : Aktivitas Menonton Acara Reality Show Termehek-Mehek dengan Sikap Remaja di Kalangan Pelajar SMA : ( ) PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM : ( ) Kesehatan ( ) Hukum ( ) MIPA () Humaniora ( ) Pertanian ( ) Sosial Ekonomi : Dhyanayu Luthfia Almitra : D0208020 : Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret Surakarta : Jl. Sibela Dalam no.32 Mojosongo Surakarta Jawa Tengah 57127 : dhyanayu@ymail.com : 3 orang : Dra. Prahastiwi Utari, Ph. D : 131 658 541 : 081329109361 : Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret Surakarta : Rp 7.500.000,00 : 3 (tiga) bulan Surakarta, 5 April 2009 Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana

Dra. Suyatmi, M.S NIP. 130 814 595 Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

Dhyanayu Luthfia A. NIM. D0208020

Dosen Pendamping

Drs. Dwi Tiyanto, SU NIP. 130 814 593 2

Dra. Prahastiwi Utari, Ph.D NIP. 131 658 541

A. JUDUL PROGRAM AKTIVITAS MENONTON ACARA REALITY SHOW TERMEHEK MEHEK DENGAN SIKAP REMAJA DI KALANGAN PELAJAR SMA B. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan teknologi saat ini adalah jelmaan aktivitas intelektual manusia yang sudah sangat maju. Kegiatan intelektual ini telah memacu peningkatan ilmu pengetahuan dalam berbagai lingkup segmentasi dan menghasilkan perkembangan yang pesat pada sistem ilmu dan teknologi industri. Ketakjuban yang paling baru dalam peradaban manusia muncul tatkala globalisasi teknologi menyerbu ke seluruh pelososk dunia hingga kemudian setiap perkembangan di dunia dapat disaksikan lewat televisi. Media televisi sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi, kini semakin berkembang dan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyrakat. Karena televisi mampu mengisi waktu luang masyarakat dengan berbagai acara hiburan serta alat kontrol sosial untuk melihat realitas yang ada di sekitar kita maupun di belahan dunia lain. Untuk televisi Indonesia sendiri penekanan sajian program televisi lebih banyak di acara hiburan. Namun keistimewaan program-program hiburan di televisi tidak selamanya membawa keuntungan. Bagaikan dua sisi mata uang, kebaikan dan keburukan selalu ada. Televisi di sisi positif mampu mengobati stress dengan sajian hiburan yang ditawarkan. Namun di sisi lain televisi menyimpan potensi konflik yang besar. Hal ini dikaitkan dengan peran televisi sebagai salah satu sarana pewaris nilai-nilai budaya antar generasi. Kita sadari dewasa ini banyak program-program acara televisi yang menyuguhkan berbagai relitas kehidupan masyarakat kota besar baik dengan segala sisi baik dan buruknya. Baik berupa kasus kriminal, gaya hidup bebas yang di antaranya ada seks diluar nikah hingga perilaku seks yang menyimpang, bahkan kasus-kasus pribadi yang dianggap aib dan tabu untuk dibicarakan diungkap dalam acara di televisi. Salah satu program reality show yang mengupas hiburan secara sisi riil kehidupan masyrakat perkotaan berikut konfliknya adalah acara TERMEHEK-

MEHEK di TRANS TV yang ditayangkan setiap Sabtu dan Minggu pukul 18.15 WIB. Acara ini mengupas berbagai kehidupan sosial masyrakat dengan mengangkat salah satu kisah seseorang berikut lika-liku dan konfliknya. Acara berdurasi 45 menit ini mengangkat kisah yang berbeda-beda dan disajikan dalam bentuk narasi disertai pengejaran sasaran yang dianggap bersangkutan dengan kasus si pelapor dalam hal ini disebut klien. Biasanya tim termehek mehek melakukan pengejaran dengan melakukan aksinya melalui in formasi dari klien yang memiliki seorang kenalan yang behubungan dengan target utama. Dari satu target kemudian berantai menuju targettarget lain yang diinformasikan hingga akhirnya menuju pada target utama. Setelah bertemu dengan target utama biasanya akan terjadi konflik antara klien dengan target utama dan terungkaplah kasus sebenarnya. Kasus-kasus yang diungkap dalam acara Termehek-Mehek biasanya berupa kasus pribadi yang oleh sebagian besar masyarakat dianggap aib dan tabu untuk dibicarakan. Namun di sini kasus tersebut diungkap dan dikemas secara komersiil sebagai sarana hiburan dan tontonan masyarakat. Hal ini menimbulkan kersahan di mana dapat mempengaruhi pola piker remaja yang dianggap masih labil. Mereka menjadi sangat terbuka akan masalah mereka, terang-terangan menceritakan masalah keluarga yang merupakan rahasia. Bahkan bisa saja mereka meniru tingkah laku para klien atau target-target dalam acara Termehek-Mehek. Sudah tentu kecemasan ini tertuju pada remaja yang sebagian besar waktunya dihabiskan di depan televisi. Sesuai data lapangan mengungkapkan remaja biasanya mengatasi kejenuhan dengan menonton televisi (40%), sekolah (29%), tidur (30%) dan aktivitas lain (12%). Dari sini kita menilai bahwa remaja adalah salah satu lapisan masyarakat yang menggandrungi televisi dengan segala program acaranya. Mereka adalah kaum yang selalu ingin tahu dan sangat merespon hal-hal baru disekelilingnya tanpa pikir panjang. Maraknya acara hiburan di media televisi yang tidak diimbangi dengan pondasi pendidikan keluarga yang memadai serta lemahnya kontrol sosial tentu memberikan dampak fatal bagi generasi muda. Salah satunya adalah tayangan yang tidak mendidik serta acara berbau seks yang dikemas untuk dewasa serta

pengungkapan aib keluarga. Tidak meresahkan jika acara yang disajikan tepat sasaran, namun kenyataannya hal itu menyimpang jauh. Realitas memaparkan media televisi telah mengantisipasi hal ini dengan memberikan kode-kode seperti 17+ atau dewasa dalam acara film atau acara reality show. Namun kenyataannya khalayak yang bukan sasaran tetap terjaring dalam lingkup sasaran tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan mereka adalah kaum remaja yang masih labil. Yang menurut sarlito wirawan adalah orang-orang berusia antara 12 25 tahun yang sedang mengalami masa topan badai (strum and drug) yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak. Tidak bisa kita pungkiri bahwa semakin hari akses-akses yang menjurus pada pengrusakan moral generasi muda semakin nyata. Bisa berbentuk atas nama seni artistik maupaun gaya yang dianggap tren. Maraknya kasus-kasus yang terjadi di kalangan remaja tidak lepas dari stimuli lingkungan baik media massa maupun faktor pergaulan yang dikenal dengan istilah peer group (interaksi sosial). Mulamula berasal dari individu kemudian keluarga dan mulai meluas ke pergaulan atau kelompok lain. Peer group bahkan menjadi patokan kegagalan seorang anak jika dia tidak mendapat pengakuan sosial dan pengintegrasian hubungan dalam kelompok tertentu. Tidak mengherankan jika kemudian sikap remaja sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial, karena remaja selalu menggunakan bentuk interaksi ini sebagai pertukaran pengalaman dan informasi untuk membahas persoalan mereka. Banyak studi yang menunjukkan bahwa pada usia di anatara 15 tahun peer group telah menjadi kelompok interaksi yang dominan dan mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap sikap, tujuan serta norma perilaku. Hal ini disebabkan remaja adalah individu yang banyak membutuhkan pemenuhan emosi dalam rangka membentuk kepribadiannya. Bukan mustahil kelak sesuatau yang tadinya tabu atau aneh kemudian bisa menjadi hal yang biasa saja karena sebuah kebiasaan menonton acara-acara tersebut. Berangkat dari sisi ini penulis termotivasi untuk mengetahui sejauh mana aktivitas menonton program reality show Termehek-Mehek mempengaruhi sikap remaja dan hubungannya dengan peer group.

C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanya an berikut: 1. Apakah hubungan yang signifikan antara aktivitas menonton program acara reality show Termehek-Mehek dan sikap remaja terhadap acara tersebut di kalangan pelajar SMA? 2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap remaja terhadap program relity show Termehek-Mehek dengan interaksi sosial di kalangan pelajar SMA? D. TUJUAN PROGRAM Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Ada tidaknya hubungan yang signifikan antara aktivitas menonton program reality show Termehek-Mehek dengan sikap remaja terhadap acara tersebut di kalangan pelajar SMA. 2. Ada tidaknya hubungan yang signifikan anatar sikap remaja terhadap acara reality show Termehek-Mehek dengan interaksi sosial di kalangan pelajar SMA. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari program ini adalah berupa meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai dampak baik dan dampak buruk program televisi, terutama bagi kaum remaja. Sehingga dapat menyeleksi program apa yang patut ditonton dan program tersebut dapat tepat sasaran. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi para orang tua dan kalangan pertelevisian.

F. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan pertelevisian agar dapat membuat program yang lebih bermutu dan sesuai sasaran.

2. Secara praktis penelitian ini dapat digunakan orang tua sebagai acuan dalam mengarahkan anaknya dalam memilih progam tontonan televisi. 3. Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi mengenai media massa terutama bidang pertelevisian. G. TINJAUAN PUSTAKA Manusia adalah makhluk bermasyarakat yang hidup secara berkelompok. Keinginan berkelomok merupakan kebutuhan, sifat dan identitasnya. Tak ada seorang pun yang mau terpisah atau terisolasi dari sesamanya. Karena hal inilah manusia melakukan hubungan yang lebih luas dengan komunikasi dan mempertahankan eksistensinya dalam mewujudkan peradaban yang terus berkembang. Pengertian komunikasi massa adalah komunikasi yang menjangkau banyak audience dalam waktu yang serentak, dalam jumlah tak terbatas dengan menggunakan media. Komunikasi massa tidak hanya bersifat informatif namun juga persuasif. Komunikasi massa oleh Jalaludin Rakhmat dalam bukunya psikologi komunikasi adalah sebagai berikut komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim. Dalam pembahasan kali ini penulis lebih meyoroti mengenai televisi. Televisi sendiri sebagai salah satu media komunikasi massa telah menjadi bagian hidup masyarakat. Banyak program yang ditawarkan oleh stasiun televisi. Mulai dari hiburan hingga informasi dapat kita peroleh melalui televisi. Televisi memenuhi syarat sebagai media komunikasi massa sesuai pendapat dari Jalaludin Rakhmat. Menurut Onong fungsi penerangan televisi ada 2 faktor yaitu immediacy yaitu pengertian langsung dan dekat. Serta realism yang berarti kenyataan. Acara televisi sebagai pesan yg disajikan dan dikirim kepada khalayak sebagi sumber informasi. Albert Bandura dalam social learning theory beranggapan bahwa media massa sebagai agen sosialisasi utama disamaping keluarga, guru, sahabat juga memiliki peran dalam membentuk perilaku seseorang. Menurut Darwanto format hiburan pada televisi antara lain documenter, feature, magazine, fragmen, dan ssebagainya.

Feature adalah penyuguhan suatu topik tertentu dengan gaya wawancara, komentar, narasi dan sebagainya yang disajikan secara utuh. Feature mengangkat suatu paket program yang mengangkat suatu tiopik seperti ekonomi, sosial, hukum dan sebagainya dengan memadukan format dasar berupa musik, sound effect, voice dan gambar yang merupakan bagian dari integral menjadi kesatuan karya artistik audiovisual. Menurut Slamet Suseno ada empat poin feaure yaitu kreatif, informatif, menghibur dan subjektif. Dalam satu feature minimal harus terdapat tiga unsur. H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM 1. Jenis Penelitian Tipe penelitian penjelasan (explanatory / confirmatory research). Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi penelitian penjelasan menyoroti hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Penelitian menggunakan metode survey di mana informasi dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner. 2. Populasi Jumlah keseluruhan dari unit analisa yang cirri-cirinya akan diduga. Populasi sasaran penelitian adalah pelajar SMA. 3. Penentuan sampel Merupakan bagian dari kumpulan objek yang diamati. Sampel adalah wujud kongkret yang terajdi dalam suatu populasi atau individu yang merupakan bagian dari keseluruhan item penelitian. Sampel diambil secara sampel acak berstatifikasi (Masri Singarimbun) berdasar jenis kelamin.

4. Jenis data a. Data Primer Adalah data yang didapatkan secara langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Data primer berasal dari pelajar SMA. b. Data Sekunder

Adalah yang mengutip dari sumber data lokasi penelitian dengan tujuan untuk melengkapi data primer. 5. Cara pengumpulan data a. Kuesioner: yaitu suatu daftar pertanyaan atau angket yang diajukan kepada responden guna memperoleh data dan informasi yg dibutuhkan. b. Observasi: yaitu menggunakan pemakaian bahasa dari responden untuk menjelaskan atau menjawab masalah penelitian. c. Dokumentasi: yaitu informasi data-data yang diperoleh dari tempat penelitian yang bersifat resmi dalam bentuk tulisan, laporan, catatan dan formulir d. Kepustakaan: yaitu berasal dari teori di buku, majalah, surat kabar dan media cetak yg isinya sesuai dengan permasalahan. 6. Analisis data Menggunakan metode kuantitatif maka dalam penelitian data yang sudah terkumpul akan dianalisis dengan teknik statistik.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Demi kelancaran program maka disusun jadwal sebagai berikut:

Mei

Juni
4 1 2 3 4 1

Juli
2 3 4

-penentuan responden -penyediaan penelitian kuesioner)


Menyebar angket dan

1 X

2 X

bahan (pembuatan

X X X

melakukan survey Rekap data (informasi hasil pelaksanaan angket dan survey) Evaluasi penelitian berdasar hasil angket Publikasi hasil dari hasil angket setelah

X X X

diadakn evaluasi dan revisi

10

J. ORGANISASI PELAKSANA 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM 3. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM 4. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk kegiatan PKM : Liliyana Natsir : D0208152 : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret : 10 jam/minggu : Prita Aditya : D0208088 : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret : 10 jam/minggu : Kevin Aprilio : D0208034 : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret : 10 jam/minggu : Dhyanayu Luthfia Almitra : D0208020 : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/ Ilmu Komunikasi : Universitas Sebelas Maret : 10 jam/minggu

11

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama Lengkap dan Gelar NIP Jabatan Struktural Fakultas/Program Studi Perguruan Tinggi Bidang Keahlian No. Handphone : Dra. Prahastiwi Utari, Ph. D : 131 658 541 : Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi : FISIP/ Administrasi Negara : Universitas Sebelas Maret : Komunikasi : 081329109361

Waktu untuk Kegiatan PKM : 10 jam/minggu

12

L. RINCIAN BIAYA KEGIATAN Sumber Dana: DIKTI Jumlah Dana: Rp 7.500.000,00 Adapun rincian biaya yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Bahan Habis Pakai
a. Kertas HVS b. Tinta Printer

5 rim x @ Rp. 34.000,-

: Rp. 170.000,: Rp. 200.000,: Rp. 50.000,: Rp. 200.000,: Rp 100.000,: Rp 60.000,: Rp. 100.000,: Rp. 60.000,: Rp. 250.000,Rp. 100.000,- + Rp 1.530.000,-

6 pcsx @ Rp. 40.000,- : Rp. 240.000,5 buah x Rp. 10.000,1 set 10 buah x @ Rp 10.000,20 buah x Rp 3.000,4 pcs x @ Rp. 15.000,10 pcs x @ Rp. 10.000,-

c. Kaset Tape Recorder 10 pcs x @ Rp. 20.000,-

d. Kaset CD-R/W
e. Alat Tulis Kantor f. Note book

g. Map plastik
i. j.

h. Batu baterai AA 20 buah x Rp. 5.000,-

Cleaner Disk

Catrider komputer 1 pcs x @ Rp. 250.000,-

k. Spidol

2. Operasional di Lapangan
a.

Perijinan dan administrasi

Rp. 500.000,Rp. 350.000,Rp. 500.000,:Rp. 400.000,:Rp. 800.000,:Rp 2.550.000,-

b. Alat peraga : c. Konsumsi : Rp. 5.000,-X 100 = d. Transport Survei Lokasi e. Transport Pelaksanaan Penelitian 3. Peralatan Penunjang Penelitian
a.

Sewa Komputer 1 pcs x 7 hari @ Rp. 100.000,- : Rp. 700.000,420.000,Rp. 920.000,-

b. Sewa Handrecord 5 pcs x 7 hari @ Rp. 12.000,- : Rp.

4. Laporan Penelitian
a. Pengolahan dan analisis data

: Rp. 500.000,-

13

b. Penggadaan dan penjilidan Proposal c. Penggadaan dan penjilidan Laporan

: Rp. 150.000,: Rp. 600.000,Rp.1.250.000,-

5. Lain-lain
a. Fotokopi Dokumen b. Olah dokumentasi c. Internet/Telephon/Fax

: Rp. 400.000,: Rp. 300.000,: Rp. 550.000.Rp.1.250.000,-

6. Rekapitulasi Biaya Penelitian


a.

Bahan Habis Pakai Peralatan Penunjang Penelitian Lain-lain

: Rp 1.530.000,: Rp 2.550.000.: Rp 920.000,: Rp 1.250.000,: Rp.1.250.000,: Rp 7.500.000,-

b. Operasional di Lapangan c.

d. Laporan Penelitian e.

Jumlah

14

DAFTAR PUSTAKA Azwar, Saitudin. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jogja: Pustaka Pelajar. Arifin, Anwar. 1992. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Rajawali Pers. Bungin, Burhan. 2001. Erotika Media Massa. Surakarta: UMS Press. Effendi, Onong. 1993. Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: Mandar Maju. Effendi, Onong. 1993. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Bakti. Effendi, Onong. 1995. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. Liliweri, Alo.1991. Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung: Cipta Bakti. Mc Quail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa . Jakarta: Erlangga. Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur. Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosdakarya. Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Jogja: Dutawacana Press. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metodologi PenelitainSsurvey. Jakrta: LP2S. Seokanto, Soerjono. 1996. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Grafindo. Wawan, Kuswandi. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: Rineka Cipta. Wirawan, Sarlito.1991. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali. http://www.kompas.com

15

You might also like