You are on page 1of 4

Sumber : manfaat Fosfor banyak digunakan sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri keramik, minyak pelumas,

produk minuman dan makanan, katalis, dan sebagainya. Dalam industri, polifosfat ditambahkan secara langsung untuk mencegah terjadinya pembentukan karat dan korosi pada peralatan logam (Barry, 1985). Fosfor tidak bersifat toksik bagi manusia, hewan, dan ikan.

Lain penyebab pencemaran air dari pestisida. Pertanian tanaman air racun pestisida dan hewan. kotoran hewan, pupuk kimia, deterjen fosfat mencemari air dengan memberikan nutrisi yang berlebih. polusi ini dikenal sebagai eutrofikasi. Hal ini sangat meningkatkan pertumbuhan alga dalam air sehingga mengurangi jumlah kadar oksigen dalam air menyebabkan kematian banyak organisme air.

Polusi air bersih karena nitrogen dan fosfor menelan kerugian US$4,3 miliar per tahunnya. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Kansas di AS menemukan bahwa polusi dari nitrogen dan fosfor ditanggung oleh negara dengan kerugian lebih dari US$4,3 miliar setahun. Para ilmuwan mengatakan bahwa itu berada di luar perkiraan, perhitungan itu berasal dari kontaminasi persediaan air bersih, tambahan dana untuk perawatan air, dan kehilangan pendapatan dari berkurangnya rekreasi. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB melaporkan bahwa akar masalah dari polusi ini adalah nitrogen dan fosfor sintetis (pupuk buatan) yang digunakan pada tanaman.

Ppolusi Terakhir di antara penyebab air perawatan diri dan produk rumah tangga. Shampo, lotion, pelembab, pewarna rambut, pemutih, deterjen, pelembut kain, dan banyak lainnya berkontribusi terhadap polusi air. limbah manusia bukanlah satu-satunya yang masuk ke selokan. Produk ini juga bergabung dengan air limbah mencemari sungai, sungai, dan danau.
Parameter : Kadar fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan air minum adalah 0,2 mg/liter dalam bentuk fosfat (PO4). Kadar fosfor pada perairan alamai berkisar sekitar 0,02 mg/liter P-PO4 (UNESCO/WHO/UNICEP, 1992). Kadar fosfor dalam ortofosfat (P-PO4) jarang melebihi 0,1 mg/liter, meskipun pada perairan eutrof. Kadar fosfor total pada perairan alami jarang melebihi 1 mg/liter (Boyd, 1988).

Siklus : Keberadaan fosfor secara berlebihan yang disertai dengan keberadaan nitrogen dapat menstimulir ledakkan pertumbuhan algae di perairan (algae bloom). Algae yang berlimpah ini dapat dapat membentuk lapisan pada permukaan air, yang selanjutnya dapat menghambat penetrasi oksigen dan cahaya matahari sehingga kurang menguntungkan bagi ekosistem perairan. Pada saat perairan cukup mengandung fosfor, algae mengakumulasi fosfor di dalam sel melebihi kebutuhannya. Fenomena yang demikian dikenal dengan istilah konsumsi lebih (luxury consumption). Kelebihan fosfor yang diserap akan dimanfaatkan pada saat perairan mengalami defisiensi fosfor, sehingga algae masih dapat tumbuh beberapa waktu selama periode kekurangan pasokan fosfor Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP, seagai sumber energi untuk metabolisme sel. Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO4)3-. Ion fosfat terdapat di alam dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat masuk dalam permukaan . didarat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapat fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan fosfor kemudian diambil oleh tumbuhan. Penanggulangan:

5R itu Reduce, Reuse, Recycle, Recharge dan Recovery. Dua yang terakhir adalah usaha pemulihan, misalnya dengan pembuatan lubang biopori dan sumur resapan. Sedangkan contoh recycle yaitu dengan memanfaatkan air mandi untuk menyiram tanaman atau nyuci kendaraan. Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada. 2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai 3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan untuk menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan air sungai oleh penduduk. 4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik. B. EUTROFIKASI Pengertian Eutrofikasi Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan (enrichment) air dengan nutrien atau unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Nutrient yang dimaksud adalah nitrogen dan fosfor. Eutrofikasi diklasifikasikan menjadi dua yaitu artificial atau cultural eutrophication dan natural eutrophication. Eutrofikasi diklasifikasikan sebagai artificial (cultural eutrophication) apabila peningkatan unsure hara di periaran disebabkan oleh aktivitas

manusia dan diklasifikasikan sebagai natural eutrophication jika peningkatan unsure hara di perairan disebabkan oleh aktivitas alam (Effendi, 2003). Beberapa elemen (misalnya silikon, mangan, dan vitamin) merupakan factor pembatas bagi pertumbuhan algae. Akan tetapi, elemen-elemen tersebut tidak dapat menyebabkan terjadinya eutrofikasi meskipun memasuki badan air dalam jumlah yang cukup banyak. Hanya elemen tertentu, misalnya fosfor dan nitrogen, yang dapat menyebabkan perairan mengalami eutrofikasi (Mason 1993 in Effendi 2003). Eutrofikasi merupakan suatu problem yang mulai muncul pada dekade awal abad ke-20, ketika banyak alga yang tumbuh di danau dan ekosistem lainnya. Meningkatnya pertumbuhan algae dipengaruhi langsung oleh tingkat kesuburan perairan oleh adanya aktivitas manusia biasanya berasal dari limbah organik yang masuk ke perairan. Algae memiliki peran dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air sebagai dasar mata rantai makanan di perairan. Namun apabila keberadaan Algae di perairan dalam jumlah berlebih, maka dapat menurunkan kualitas perairan. Tingginya populasi fitoplankton (algae) beracun di perairan dapat menyebabkan berbagai akibat negatif yang merugikan perairan, seperti berkurangnya oksigen perairan dan menyebabkan kematian biota perairan lainnya. Dampak Eutrofikasi Kondisi eutrofik sangat memungkinkan algae, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan pesat (blooming) akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bisa dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini. Akibatnya, kualitas air di banyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut, bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan. Algal bloom juga menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya (Anonim, 2009). Strategi Penanggulangan Eutrofikasi

Menyadari bahwa senyawa fosfatlah yang menjadi penyebab terjadinya eutrofikasi, maka perhatian para saintis dan kelompok masyarakat pencinta lingkungan hidup semakin meningkat terhadap permasalahan ini. Ada kelompok yang condong memilih cara-cara penanggulangan melalui pengolahan limbah cair yang mengandung fosfat, seperti detergen dan limbah manusia, ada juga kelompok yang secara tegas melarang keberadaan fosfor dalam detergen. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengontrol eutrofikasi : 1. a. Attacking symptoms

Mencegah pertumbuhan vegetasi penyebab eutrofikasi Menambah atau meningkatkan oksigen terlarut di dalam air

Bila menggunakan cara ini, ada beberapa metode yang dapat digunakan :

Chemical treatment yang dimaksudkan untuk mengurangi kandungan nutrien yang berlebihan di dalam air Aerasi Harvesting algae (memanen alga) yang dimaksudkan untuk mengurangi alga yang tumbuh subur di permukaan air

1. b. Getting at the root cause

Mengurangi nutrient dan sedimen berlebih yang masuk ke dalam air

Bila menggunakan cara ini, ada beberapa metode yang dapat digunakan :

Pembatasan penggunaan fosfat Pembuangan limbah fosfat dari rumah tangga dan permukiman. Upaya untuk menyubstitusi pemakaian fosfat dalam detergen

Cara ini dapat diwujudkan apabila pemerintah dapat menerbitkan suatu peraturan pemerintah atau suatu undang-undang dalam pembatasan penggunaan fosfat untuk melindungi ekosistem air dari cultural eutrofikasi. Di Ameriak Serikat sudah lahir peraturan perundangan mengenai hal ini yang diusahakan oleh sebuah institusi St Lawrence Great Lakes Basin. Di Indonesia sendiri belum terdapat perundangan yang mengatur tentang penguunaan fosfat.

You might also like