Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan program yang dapat membantu Anda dan pasangan mengatur jumlah anak dan jangka waktu kelahiran anak yang diinginkan. Salah satu metode KB yang dapat Anda pilih ialah suntikan KB. Jika Anda menginginkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau mungkin belum siap untuk memiliki anak bahkan bisa juga untuk memiliki jumlah anak sesuai harapan, maka Anda dapat memilih kontrasepsi suntik. Kontrasepsi ini juga cocok untuk Anda yang tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari, saat Anda sedang menyusui, mendekati masa menopause, dan sedang menunggu proses sterilisasi.
Alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh ibu-ibu di Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahulu ibu diperiksa kondisi badannya untuk memastikan kesehatan si ibu itu sendiri, dan memastikan kondisi ibu sedang dalam kondisi tidak hamil. Suntikan KB memang membantu para wanita untuk mengontrol kehamilan dan merencanakan keturunan mereka. Namun KB selalu dibarengi dengan efek samping seperti kegemukan. Selain menyebabkan efek samping seperti bertambahnya berat badan dan mood yang tidak stabil, para peneliti menemukan satu lagi efek dari suntikan KB, yaitu bertambahnya risiko terkena kanker payudara hingga 50%.
Seperti dilansir oleh The Stir (cafemom.com), wanita yang mendapatkan suntikan hormon selama setahun memiliki tingkat risiko terkena kanker payudara dua kali lipat daripada wanita yang tidak. Efek ini bahkan tidak dipengaruhi oleh sejarah keluarga, obesitas, umur, dan sejarah melahirkan. Menakutkan bukan? Sisi baiknya adalah risiko ini kembali menurun sejak para wanita itu tidak menggunakan suntikan hormon atau suntikan KB lagi. Ditambah lagi, risiko ini lebih rendah jika suntikan KB atau hormon diberikan pada usia muda, misalkan pada usia pertengahan 20 hingga 30 tahun. Ini bukan berarti pengontrol kelahiran yang lain lebih aman daripada suntikan KB atau hormon.
Walaupun suntikan hormonal dihentikan terkadang tidak langsung berdampak (langsung bisa haid) karena akumulasi obat tadi yang tersimpan dalam lemak tubuh yang butuh waktu untuk terurai. Walaupun telah berhenti ber-KB hormon biasanya butuh waktu tubuh untuk menguraikan obat yang terakumulasi dan biasanya membutuhkan 6 bulan lebih. Efektivitas kontrasepsi hormonal tidak berbeda pada pasangan yang sudah mempunyai anak atau yang belum pernah memiliki anak (baru menikah). Perbedaannya adalah pada pasangan yang belum pernah memiliki anak, belum terbukti baik suami maupun istrinya memiliki sistem reproduksi yang sehat dan mampu menghasilkan kehamilan, namun sudah menggunakan kontrasepsi hormonal.
Dengan efektivitas yang sama artinya kemampuan kontrasepsi hormonal tersebut baik suntik maupun pil dapat mencegah kehamilan dan pada saat penggunaannya dihentikan, setelah masa bekerjanya habis, akan dapat menghasilkan kehamilan seperti halnya sebelum penggunaan. Bila menggunakan kontrasepsi hormonal selama total 6 bulan, artinya kadar hormon estrogen/progesteron di dalam tubuh akan mengalami kumulasi dan akan pulih seperti sebelum penggunaan dalam kurun waktu beberapa bulan.
Sebaiknya melakukan hubungan seksual rutin. Agar lebih mudah terjadinya kehamilan hubungan seksual sebaiknya dilakukan pada saat masa subur. (bisa dengan bantuan Fertile Focus). Akan lebih baik lagi apabila siklus menstruasi yang teratur, peluang untuk kehamilan juga akan lebih besar.
B. Tujuan Tujuan dari pembuatan dan pembahasan dalam makalah ini: Mengetahui defenisi Kontrasepsi Mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan kontrasepsi Mengetahui Jenis Kontrasepsi devo (suntik) Mengetahui defenisi kontrasepsi devo (suntik) Mengetahui yang boleh dan tidak menggunakan kontrasepsi devo (suntik) Mengetahui cara kerja kontrasepsi (suntik)
A. Pengertian Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
C. Jenis KB Suntik Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: Suntikan KB 1 Bulan. Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui. Jangan menggunakan KB Suntik 1 bulan, jika 1. 2. 3. 4. 5. 6. Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif Ibu hamil atau diduga hamil Pendarahan vaginal tanpa sebab Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis Sedang menyusui kurang dari 6 minggu Penderita kanker payudara
Suntikan KB 3 Bulan. Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu).
D. Cara Kerja 1. 2. 3. 4. 5. Menghalangi ovulasi (masa subur) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka waktu tertentu (antara 1 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap menerima hasil pembuahan. Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik. Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan berakhir.
E. Keuntungan Secara prinsip, kedua metode Suntikan KB 3 Bulan maupun 1 Bulan efektif mencegah kehamilan sampai 99% bila digunakan sesuai dengan anjuran. Metode KB Suntikan dapat menjadi pilihan bagi Anda yang ingin menggunakan metode hormonal, namun sulit untuk mengingat jadwal minum Pil KB. Dengan satu kali suntikan, Anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan. Anda dan pasangan bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi hamil. Bila Anda ingin kembali memiliki anak, Anda cukup menghentikan penggunaan Suntikan KB. Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya.
F. Kerugian Dan Efek Samping Seperti metode KB hormonal pada umumnya, Suntikan KB memiliki efek samping terutama pada awal penggunaan. Yang harus Anda ingat adalah efek samping ini akan berbeda untuk setiap individu, dan akan hilang begitu tubuh Anda telah dapat menyesuaikan diri.
Beberapa efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan Suntikan KB 3 Bulan adalah:
1.
Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. 3.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. Kemungkinan kenaikan berat badan 1 2 kg. Namun hal ini dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang tepat.
4. 5. 6. 7.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
8.
Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga sering dilaporkan pada awal penggunaan. Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun penggunaan namun bisa lebih cepat). Namun, tidak semua wanita yang menggunakan metode ini terhenti haid nya
9.
10. Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini terjadi karena tingkat hormon yang tinggi dalam suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)
G. Indikasi Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.
H. Kontra Indikasi Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis.
I.
Cara Pemberian 1. Waktu Pemberian a. b. c. d. 2. Setelah melahirkan : hari ke 3 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi). Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
J.
Cara Penyuntikan Kontrasepsi Injeksi 1. Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan. 2. Memberikan kontrasepsi suntikan Noristerat dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama ( = 3 kali suntikan pertama ), kemudian untuk selanjutnya sekali setiap 12 minggu. 3. Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg secara intramuskuler dalam-dalam di daerah pantat ( bila suntikan terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat, tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan setiap 90 hari. Jangan melakukan massae pada tempat suntikan. 4. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yamg telah dibasahi dengan isopropyl alcohol 60%-90%. Tunggu dulu sampai kulit kering, baru disuntik. 5. Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung udara. Bila terdapat endapan putih di dasar ampul, hilangkan dengan cara menghangatkannya. Kontrasepsi suntikan ini tidak perlu didinginkan. 6. Semua obat harus diisap kedalam alat suntikannya.
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone. Obat disimpan pada suhu 20-25C.
N. Yang harus diperhatikan dalam memilih Suntikan KB Sebelum Anda memilih metode Suntikan KB ataupun metode kontrapsepsi yang tepat untuk Anda, pastikan bahwa Anda sudah memperoleh informasi selengkapnya dari dokter kandungan atau bidan Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih menggunakan kontrasepsi terutama metode suntikan KB 1. Apakah Anda sedang hamil? Sebelum Anda memulai Suntikan KB, pastikan Anda memang sedang tidak dalam kondisi hamil. Dokter atau Bidan Anda akan melakukan tes kehamilan sebelum menggunakan metode kontrasepsi tertentu. Selain itu, memulai penggunaan kontrasepsi pada awal periode menstruasi juga dapat membantu memastikan bahwa Anda memang sedang tidak hamil. dan
3.
Perhatikan riwayat kesehatan Anda Metode Suntikan KB pada dasarnya aman digunakan oleh setiap wanita, namun sangat tidak disarankan bagi Anda yang pernah ataupun sedang mengalami gejalagejala berikut: a. b. Pendarahan vagina yang tidak diketahui jelas penyebabnya. Diduga memiliki kanker yang perkembangannya di stimulan oleh hormon, terutama dalam waktu 5 tahun terakhir. c. Memiliki riwayat migrain, masalah dengan liver (hati), thrombosis, atau riwayat penyakit jantung. d. Memiliki resiko osteoporosis tidak disarankan untuk menggunakan metode Suntikan KB, terutama Suntikan KB 3 Bulan. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, terutama untuk penggunaan Suntikan KB 1 Bulan. Bila Anda memiliki riwayat darah tinggi dan ingin menggunakan Suntikan KB 3 Bulan, Dokter atau Bidan Anda hendaknya melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan memonitor tekanan darah Anda terlebih dahulu
Penting bagi Anda untuk membicarakan secara terbuka mengenai riwayat penyakit yang Anda miliki sebelum memutuskan menggunakan kontrasepsi jenis tertentu. Keterangan yang Anda berikan dapat membantu Dokter atau Bidan untuk memberikan rekomendasi yang terbaik bagi Anda.
Selain itu, bila Anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya Anda komunikasikan dengan dokter/bidan Anda. Interaksi dengan beberapa jenis obatobatan tertentu dapat mengurangi efektifitas kontrasepsi Suntikan KB.