You are on page 1of 8

BAB II KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

A. Manajemen Sekolah
Istilah manajemen terdiri dari tiga pandangan yaitu: 1. Mengartikan administrasi lebih luas daripada manajemen (manajemen merupakan inti dari administrasi) 2. 3. Melihat manajemen lebih luas daripada administrasi Pandangan yang menganggap bahwa manajemen identik dengan administrasi.

Berdasarkan fungsi pokoknya istilah manajemen memiliki dan mempunyai fungsi yang sama. Oleh karena itu perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisiten dan tidak signifikan. Gaffer (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, sisitemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang berkenan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efisien dan efektif. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pengajaran , merencanakan, mengorganisasi, mengawasi, mempertanggung jawabkan, mengatur serta memimpin sumber-sumber daya insan serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah. Manajemen berbasis sekolah juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan minat peserta didik, guru-guru serta kebutuhan masyarakat setempat. Untuk itu perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen yaitu; 1. Perencanaan Merupakan proses yang sistematis dalam peengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan juga merupakan kumpulan kebijakan yang secara sistematik di susun dan dirumuskan berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan serta dapat digunakan sebagai pedoman kerja.
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5 October 15, 2011

Perencanaan program pendidikan sedikitnya

memiliki 2 fungsi utama. Pertama,

perencanaan merupakan upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan rangkaian tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan pertimbangan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan. Kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengerahkan atau menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pelaksanaan Merupakan kagiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang efektif dan efisien. 3. Pengawasan Dapat diartikan sebagai upaya untuk mengamati secara sistematis dan

berkesinambungan, merekam, memberi penjelasan, petunjuk, pembinaan dan meluruskan berbagai hal yang kurang tepat, serta memperbaiki kesalahan. Pengawasan merupakan kunci keberhasilan dalam keseluruhan proses manajemen, perlu dilihat secara komprehensif, terpadu dan tidak terbatas pada hal-hal tertentu. 4. Pembinaan Merupakan rangkaian upaya pengendalian secara profesional semua unsur organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terencana secara efektif dan efisien.

Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbang dikbud (1991) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam

manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan yaitu sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi, segala sesuatu yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan diatur secara ketat oleh pemerintah pusat. Sementara dalam sistem desentralisasi wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini juga berlaku dalam manajemen pendidikan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UUSPN 1989 bahwa pendidikan nasional diatur secara tepusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentralisasi). Ada 4 hal yang harus dipersiapkan demi terwujudnya desentralisasi;

BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5

October 15, 2011

1. Pengaturan perundang- undangan yang mengatur desentralisasi pendidikan dari tingkat daerah, provinsi, sampai tingkat kelembagaan. 2. Pembinaan kemampuan daerah. 3. Pembentukan perencanaan unit perencanaan pendidikan. 4. Perangkat sosial, berupa kesiapan masyarakat setempat untuk menerima dan membantu menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan desentralisasi tersebut. yang bertanggung jawab untuk menyusun

MBS memerlukan upaya-upaya penyatupaduan atau penyelarasan sehingga pelaksanaan pengaturan berbagai komponen sekolah tidak tumpang tindih, berbenturan, saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

B. Manajemen Berbasis Sekolah


Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari school based management. Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan mempertanggung jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik. Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektifitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut: 1. Kebijaksanaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru. 2. Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumberdaya lokal 3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah 4. Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan perubahan perencanaan (Fattah, 2000).

BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5

October 15, 2011

1.

Tujuan MBS MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN. MBS, yang ditandai dengan otonomi sekolah dan perlibatan masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.

2.

Manfaat MBS Memberikan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan

masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah.

3.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan a. Kewajiban sekolah Oleh karena itu, pelaksanaanya perlu disertai seperangkat kewajiban, serta monitoring dan tuntutan pertanggung jawaban (akuntabel) yang relatif tinggi untuk menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan masyarakat sekolah. b. Kebijakan dan prioritas pemerintah Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan dengan program peningkatan melek huruf dan angka (literacy and numeracy), efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. c. Peranan orang tua dan masyarakat MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkuaitas untuk membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat serta mengefisiensikan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. d. Peranan profesionalisme dan manajerial Untuk kepentingan tersebut kepala sekolah harus : 1. Memilki kemampuan untuk berkolaburasi dengan guru dan masyarakat sekitar sekolah 2. Memiliki pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pengajaran

BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5

October 15, 2011

3.

Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi sekarang berdasarkan apa yang seharusnya serta mampu memperkirakan kejadian dimasa depan berdasarkan situasi sekarang

4.

Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan efektifitas pendidikan di sekolah

5.

Mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan sebagai peluang, serta mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan.

6.

Pengembangan profesi Agar sekolah dapat mengambil manfaat yang ditawarkan MBS, perlu dikembangkan adanya pusat pengembangan profesi, yang berfungsi sebagai penyedia jasa pelatihan bagi tenaga kependidikan untuk MBS.

4.

Karakteristik manajemen berbasis sekolah Karakteristik MBS bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.

C. MBS Sebagai Proses Pemberdayaan


Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya dan memiliki posisi yang seimbang dengan kaum lain yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya. Melalui pemberdayaan, kaum idealis atau pejuang demokratis, keadilan dan HAM menginginkan adanya tata kehidupan yang lebih adil, demokratis, serta tegaknya kebenaran dan keadilan. Kindervatter (1979) memberikan batasan pemberdayaan sebagai peningkatan pemahaman manusia untuk meningkatkan kedudukannya dimasyarakat. Peningkatan kedudukan itu meliputi kondisi-kondisi sbb; 1. Akses, memiliki peluang yang cukup besar untuk mendapatkan sumber-sumber daya dan sumber dana 2. Daya pengungkit, meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya 3. Pilihan-pilihan, mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan 4. Status, meningkatnya citra diri, kepuasan diri, dan memiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya

BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5

October 15, 2011

5. Kemampuan refleksi kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah 6. Legitimasi, ada pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi membenarkan masyarakat 7. Disiplin, menetapkan sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain 8. Persepsi kreatif, sebuah pandangan yang lebih positif dan inovatif terhadap hubungan dirinya dengan lingkungannya. terhadap alasan-alasan rasional atas atau yang

kebutuhan-kebutuhan

Kondisi-kondisi tersebut dapat dipandang sebagai hasil dari pemberdayaan. Dengan perkataan lain, pembedayaan dikatakan berhasil jika pada diri khalayak sasaran dapat diamati atau dapat menunjukkan keadaan permukaan (indikator) sebagaimana tersebut diatas. Ada beberapa langkah pemberdayaan dalam kaitannya dengan MBS yaitu; 1. Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan 2. Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik disekolah 3. Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara langsung dalam implementasi MBS 4. Membentuk dewan sekolah, yang terdiri dari unsur sekolah, unsur masyarakat dibawah pengawasan pemerintah daerah. 5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan para anggota dewan sekolah 6. Mendukung aktifitas kelompok yang tengah berjalan 7. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat 8. Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi

Untuk memahami dan menerapkan MBS sebagai proses pemberdayaan terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, seperti dijelaskan berikut ini; 1. Pemberdayaan berhubungan dengan upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk memegang kontrol (atas diri dan lingkungannya); dari konsepsi itu perlu dilakukan upaya yang memperhatikan prinsip-prinsip: a. Melakukan pembangunan yang bersifat lokal, b. Mengutamakan dan merupakan aksi sosial, c. Menggunakan pendekatan organisasi kemasyarakatan setempat
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5 October 15, 2011

2. Adanya kesamaan dan kesepadanan kedudukan dalam hubungan kerja, dari konsepsi itu perlu dilakukan upaya yang memperhatikan prinsip-prinsip : a. Manajemen yang swakelola oleh para guru dan kepala sekolah, b. Kepemilikan oleh masyarakat (tumbuhnya rasa memiliki pada masyarakat terhadap program sekolah), c. Pemantauan langsung oleh pemerintah daerah, d. Tumbuhnya rasa kebersamaan (collectives), e. Bekerja secara kolaborasi antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah, baik dari pihak sekolah, masyarakat, pemerintah, lembaga swasta, maupun pihak-pihak lain. f. Menggunakan pendekatan partisipatif, dari konsepsi tersebut beberapa prinsip yang perlu diaktualisasikan adalah a. Merumuskan tujuan bersama, antara sekolah dan masyarakat b. Menyikapi proses peluncuran program mbs sebagai proses dialog c. Melakukan pembangunan sendiri. g. Pendidikan untuk keadilan, dari konsepsi tersebut beberapa prinsip perlu diimplementasikan adalah. a. Mengembangkan kesedaran kritis b. Menggunakan metode diskusi dalam kelompok kecil c. Menggunakan stimulus berupa masalah-masalah d. Menggunakan sarana seperti permainan sebagai alat untuk membantu masyarakat melihat kembali dan membuat refleksi tentang reaitas yang dihadapi. e. Memusatkan perhatian pada pengembangan sistem sosial daripada individu-individu f. Mengutamakan penyelesaian konflik secara menang-menang (win-win solution) g. Menjalin hubungan antar manusia yang bersifat non-hierarkis, termasuk melalui dialog dan pembagian kepemimpinan. h. Menggunakan fasilitator yang komit terhadap pembebasan.

Empat hal yang merupakan ciri proses pemberdayan yaitu: community organization, self management and collaboration, participatory approaches dan education and justice. Ciri inilah yang merupakan tahapan dasar dalam MBS. Berikut rincian ungkapan
BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5 October 15, 2011

karakteristik pemberdayaan Kindervatter (1979) yang disebutnya dalam bahasa orang awam (commonalities). 1. Penyusunan kelompok kecil, pemberdayaan menekankan aktifitas pada kelompok kecil yang mandiri. 2. Pengalihan tanggung jawab, dalan MBS terjadi pengalihan dari pemerintah kepada sekolah untuk memberdayakan diri dari lingkungannya. 3. Pimpinan oleh para partisipan, kepemimpinan dan pemimpin akan muncul secara alamiah atau dipilih oleh masyarakat sendiri. 4. Guru sebagai fasilitator, merupakan pembimbing proses, orang sumber, orang yang menunjukkan dan mengenalkan pada peserta didik tentang masalah yang dihadapi. 5. Proses bersifat demokratis dan hubungan kerja yang luwes, segala sesuatu dalam MBS dirundingkan bersama dalam kedudukan yang sederajat dan diputuskan melalui pemungutan suara atau musyawarah. 6. Merupakan integrasi antara refleksi dan aksi, analisis terhadap aksi dan reaksi secara bersama mendorong kearah perubahan yang melibatkan setiap orang pada berbagai resiko pemecahan masalah, perencanaan, pengembangan keterampilan, dan pertentangan 7. Metode yang mendorong kepercayaan diri, metode yang digunakan bersifat meningkatkan keterlibatan aktif, dialog dan aktifitas kelompok secara mandiri. 8. Meningkatkan derajat kemandirian sosial, ekonomi dan politik, sebagai hasil proses pemberdayaan kedudukan partisipan dalam masyarakat meningkat dalam hal-hal khusus tertentu.

Sumber: Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

BAB II [ Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah ] By : kelompok 5

October 15, 2011

You might also like