You are on page 1of 13

PESANHIKMAH.

COM

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa; dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan muslim (QS. Ali Imron: 102)

[Ulasan Tentang Taqwa Sebagai Hasil Proses Peribadatan] Dari Abu Dzarr, Jundub ibnu Junadah dan Abu Abdirrahman, Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma. Dari Rasulullah sholallahu alaihi wasalam beliau bersabda : Bertaqwalah kepada Allah dimana pun kamu berada, ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapus perbuatan buruk tersebut, dan pergaulilah sesama manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi)

...Agar Kalian Bertaqwa...

HAK CIPTA HANYA MILIK ALLAH


Maka memperbanyak dan mengedarkan materi ebook ini tanpa izin dari tim penyusun adalah TIDAK TERLARANG. DIHARAP KERAS mereproduksi, mengcopy, menggandakan dan mendistribusikan sebanyak-banyaknya tanpa atau dengan izin penerbit. Semoga Allah membalas kebaikan anda dengan pahala berlipat ganda. Amiin.

Bertaqwalah! Demikian seruan setiap khotib saat berdiri di mimbar pada hari jumat. Atau ketika bulan Ramadhan, kita sering mendengar para penceramah selalu mengutip sebuah ayat dengan akhiran ...agar kalian bertaqwa. Apa dan bagaimana sebenarnya taqwa? Seperti apakah orang bertaqwa? Apa ciri-ciri mereka? Anugerah apa saja yang akan mereka terima? Rangkai kata di halaman berikutnya sedikit akan mengulas tentang itu semua, selamat membaca...

=========================================================

=========================================================

Sebuah Pengantar Tentang Taqwa

Taqwa merupakan tema paling sentral dalam konsep etika. Bahkan mungkin sekali taqwa adalah istilah tunggal yang terpenting dalam Al Qur'an, sehingga wajar bila kata taqwa disebutkan sebanyak 258 kali dan 70 di antaranya adalah dalam bentuk amr (perintah). Setidaknya ada dua hal penting yang terdapat dalam taqwa. Yang pertama, taqwa merupakan totalitas antara iman dan islam. Iman selalu berkaitan dengan kegiatan batiniah meskipun berujung pada perilaku lahiriyah dan islam selalu berkaitan dengan perilaku lahiriyah sedang taqwa mencakup keduanya. Hal ini terlihat dalam QS. Al Baqoroh: 177. "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa."

Kedua, taqwa merupakan suatu dambaan ideal yang harus dituju. Bahkan taqwa disebut sebagai pakaian terbaik dan sebagai bekal terbaik bagi seseorang yang dapat digunakan di masa depan. "...dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS. Al A'raf:26) "...berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al Baqarah:197) Oleh karena pentingnya taqwa bagi kehidupan seseorang sehingga dimanapun ia berada hendaklah selalu bertaqwa kepada Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw. "Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." Manusia yang berhasil mencapai derajat taqwa dan kemudian berusaha terus mempertahankannya dipandang sebagai orang yang sukses dalam agamanya. Allah pun menempatkan orang yang bertaqwa sebagai manusia paling mulia di sisi dan dalam pandanganNya. Taqwa inilah yang membedakan derajat seseorang di sisi Allah swt. Sebagaimana firmannya; "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal." (QS. Al Hujurat:13).
---o---

=========================================================

Pengertian Taqwa

=========================================================
Dalam lisanul arab kata taqwa memiliki arti menjaga dan melindungi diri, artinya melindungi diri dari neraka dengan ketaatan dan shadaqoh. Di samping itu taqwa juga bermakna menahan diri dari berbuat kerusakan dan kebinasaan. Taqwa memang memiliki cakupan yang sangat luas, maka penafsiran tentang taqwa hadir dalam bentuk sangat beragam. Umumnya taqwa didefinisikan sebagai "takut kepada Allah". Misalnya Imam Qurthubi yang mengatakan bahwa taqwa adalah takut terhadap hal-hal yang dibenci yang menghalangi antara manusia dengan Allah. Atau Ar Razi yang pada dasarnya juga mendefinisikan makna taqwa dengan takut. Namun menurutnya dalam penggunaan di dalam Al Qur'an tidak semua kata taqwa bermakna takut. Selain makna takut di dalam Al Qur'an, kata taqwa setidaknya punya lima makna yang lain, yaitu: iman (QS. Al Fath:26), taubat (QS. AL A'raf: 96), taat (QS. An Nahl : 2 dan 52, QS Almukminun:52), meninggalkan maksiat (QS. Al Baqarah:189), dan ikhlas (QS. Al Hajj : 32). Al Khazin mendefinisikan taqwa dengan menjaga atau melindungi diri dari sesuatu yang ditakuti. Selengkapnya, melindungi diri dari sesuatu yang dapat menyakitinya dengan cara meninggalkan semua hal yang diharamkan dan sebagian hal yang dihalalkan. Al Lusi memaknai kata taqwa dengan menjaga diri, yaitu menjaga diri dari sesuatu yang dapat mencelakakannya di akhirat. Lebih lanjut Al Lusi membagi taqwa ke dalam tiga tingkatan yaitu : pertama, menjaga diri dari syirik, kedua, menjaga diri dari dosa-dosa besar, ketiga, menjaga diri dari dosa-dosa kecil. Imam Ar Raghib Al Ashfahani mendefinisikan: "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan." Imam An Nawawi mendefinisikan taqwa dengan "mentaati perintah dan laranganNya." maksudnya, menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah subhanahu wata'ala. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al Jurjani, "Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya." Hamka justru menyatakan bahwa kata taqwa mengandung kesan berani dan melawan takut. menurutnya takut hanyalah sebagian kecil dari taqwa. Dalam taqwa terkandung cinta, kasih, harap cemas, tawakkal, ridho, sabar dsb. Taqwa adalah pelaksanaan dari iman dan amal shaleh. Perbedaan pemaknaan para mufassir (ahli tafsir) tentang taqwa bukan berarti menunjukkan adanya pertentangan dalam memaknai taqwa, justru perbedaan itu menjadi pelengkap antara satu dengan yang lain dan ini juga mengisyaratkan luasnya pembahasan itu sendiri. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa taqwa mengandung arti waspada, menjaga diri dan takut. Taqwa kepada Allah menurut pengertian yang diberikan para ulama mengacu pada sikap mental positif terhadap-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Ia merupakan kesadaran diri agar tidak terjatuh ke dalam dosa atau perbuatan bernilai buruk. Maka akan lebih tepat untuk menafsirkan taqwa sebagai "lurus." Mutaqqi, orang yang bertaqwa, orang yang lurus pada jalan Allah. Orang yang tidak menyimpang dari jalan Allah. Di dalamnya, kita akan mendapati sikap menghindari kerusakan, menangkal kejahatan, dan kehati-hatian. Orang yang bertaqwa adalah orang yang memiliki mekanisme atau daya penangkal terhadap penyimpangan yang merusak diri sendiri dan orang lain. Sikap taqwa dibentuk dengan mensucikan diri dan pikiran. Prof. Usman Muhammady mendefinisikan orang yang bertaqwa sebagai manusia berilmu dan beriman, mampu memelihara diri dari kejahatan dan memakai Al Qur'an sebagai pemimpin.

---o---

=========================================================

Kedudukan Taqwa

=========================================================

1. Wasiat seluruh Nabi


"... dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah." (QS. Annisaa:131) "Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya), Datangilah kaum yang zalim itu. yaitu kaum Fir'aun, mengapa mereka tidak bertaqwa?" (QS. Asy Syu'ara:10-11) Buka juga :
QS. Asy Syu'ara:123-124, 141-142, 160-161, 176-177; QS Ash Shaffat:123-124

2. Taqwa adalah sebaik-baik bekal


"...berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al Baqarah:197)

3. Taqwa adalah pakaian yang paling baik


"... dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS. Al A'raf: 26)

4. Taqwa adalah tolak ukur kedudukan manusia di sisi Allah


"...sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al Hujurat:13)

5. Taqwa mendatangkan keselamatan

"... demikianlah telah kami selamatkan orang yang beriman dan mereka itu selalu bertaqwa." (An Naml: 53)

6. Yang diterima dari amal adalah karena taqwanya


"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhoan Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya..." (Al Hajj: 22)

=========================================================

Anugerah Bagi Orang Yang Bertaqwa


"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. An Nahl: 128)

=========================================================

1. Mendapatkan kebersamaan dengan Allah

2. Mendapat kecintaan Allah

"(bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ali Imron: 76)

3.Mendapatkan rahmat dan nur dari Allah

"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang." (QS. Al Hadid: 28)

4. Diberi jalan keluar dan rizki yang tak disangka-sangka arahnya


"... barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangkasangkanya..." (QS. Ath Tholaq: 2-3)

5. Dimudahkan dalam setiap urusan

"Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. Ath Tholaq: 4)

6. Tidak ada kekhawatiran dan tidak bersedih hati

"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari pada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati." (QS. Al A'raf: 35)

7. Dihapuskan kesalahannya dan diampuni dosanya

"Hai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al Anfaal: 29)

8. Dilimpahi berkah Allah dari langit dan bumi

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. Al A'raf: 96)

9. Mendapatkan surga
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (tamantaman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir)." (QS. Al Hijr:45) "Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertaqwa." (QS. Maryam: 63) "Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan dimana ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." (QS. Az Zumar: 73)
..............................................................................................................................................................................................................

Mari Ke Surga Berbekal Taqwa

..............................................................................................................................................................................................................

katakanlah:"inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertqwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhoan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hambahamba-Nya. (QS. Ali Imron:15) Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan pada sisi mereka (ada bidadaribidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rizki dari Kami yang tiada habis-habisnya. (QS. Shaad:49-54) Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air- mata air, mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran) mereka tidak merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. Ad Dukhan:51-57)
Buka juga:
Ath Thuur: 17-20; Al Qomar: 54-55; Al Qolam: 34; Al Mursalat: 41-44; Qaf: 31-35; An Naba': 31-36; Ar Ra'du: 35; Al Furqon: 15; Ali Imron: 133, 198; An Nahl: 31; Muhammad:15; Qaf: 31-35.

=========================================================

Ciri Khas Orang Yang Bertaqwa

========================================================= Beriman kepada yang ghoib Mendirikan Sholat Berinfaq Beriman pada apa yang diwahyukan kepada Rasulullah saw Beriman pada apa yang diwahyukan kepada para Rasul Beriman akan adanya kehidupan akhirat Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitabkitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Al Baqarah:1-5) ---o-- Beriman kepada Allah swt Beriman kepada hari kiamat Beriman kepada malaikat Beriman kepada para nabi Memberikan sebagian hartanya kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan anak-anak yatim. Memberikan pertolongan kepada musafir yang memerlukan pertolongan. Memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memintaminta. Memerdekakan hamba sahaya. Menunaikan zakat. Menepati janji apabila ia berjanji dan bersabar di saat dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah:177) ---o---

Orang-orang yang selalu memohon ampunan kepada Allah swt. dan mengikrarkan bahwa dia telah beriman serta bermunajat kepada-Nya agar dia terpelihara dari siksa neraka. Orang-orang yang benar. Orang-orang yang tetap taat. Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah swt. Orang-orang yang minta ampun di waktu sahur. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo'a: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka," (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur (QS. Ali Imron: 15-17) ---o-- Orang-orang yang segera minta ampun kepada Allah swt atas kesalahan yang telah ia lakukan. Orang-orang yang menafkahkan harta bendanya baik dalam waktu sempit maupun lapang. Orang-orang yang bisa menahan amarahnya. Orang-orang yang memafkan kesalahan orang lain. Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan yang keji atau mendholimi dirinya sendiri secepatnya ia ingat kepada Allah lalu mohon ampun kepada-Nya atas segala dosa yang telah ia lakukan itu. Dan mereka tidak melakukan perbuatan yang keji itu lagi. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri , mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. (QS. Ali Imron:133-136) ---o-- Orang-orang yang takut akan adzab Allah. Orang-orang yang takut akan tibanya hari kiamat. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. (QS. Al Anbiya:48-49) ---o---

Orang-orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. Az Zumar: 33) ---o-- Orang-orang yang waktu di dunia berbuat baik. Orang-orang yang sedikit tidur di waktu malam (untuk beribadah). Orang-orang yang di akhir malam memohon ampun kepada Allah. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS. Adz Dzariyat: 15-19) ---o-- Menunaikan ibadah puasa. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al Baqarah: 183) ---o-- Menunaikan ibadah haji. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaikbaik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al Baqarah: 197) ---o-- Merendahkan suaranya di sisi Rasulullah. Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Hujurat : 3) ---o-- Berlaku Adil. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Maidah: 8) ---o-- Mengagungkan syiar-syiar Allah. Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al Hajj: 32) ---o---

=========================================================

Jalan Menuju Taqwa

========================================================= Sayyid Quthb dalam tafsir fi Dzilalil Qur'an menjelaskan bahwa taqwa merupakan kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa takut terus-menerus, selalu waspada dan hati-hati terhadap duri yang bertebaran di sepanjang jalan kehidupan. Taqwa merupakan sumber segala kebaikan kehidupan masyarakat, satu-satunya cara untuk mencegah kejahatan, kerusakan, dan perbuatan dosa. Taqwa merupakan pilar utama dalam pembinaan jiwa dan akhlak seseorang untuk menghadapi berbagai fenomena kehidupan. Untuk itu, Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Ruhaniyatud Da'iyah (Tarbiyah Ruhiyah) mengajak setiap muslim melakukan aktivitas yang dapat menggapai derajat taqwa. Setiap muslim perlu mengokohkan ruhiyahnya dengan melakukan mu'ahadah, muraqabah, muhasabah, mu'aqabah, dan mujahadah.

Mu'ahadah (Mengingat Perjanjian)


Setiap muslim, sesungguhnya telah melakukan perjanjian dengan Rabbnya saat ia melakukan shalat. Ketika kita melaksanakan shalat, kita sudah pasti mengucapkan kalimat, "Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan." Ayat keempat dalam surat al fatihah ini merupakan perjanjian seorang hamba kepada rabbnya. sebuah perjanjian untuk tidak akan menyembah selain Allah dan sebuah perjanjian tidak akan melakukan kesyirikan kepada-Nya. Karenanya, kita seharusnya mengingat perjanjian (mu'ahadah) ini. Hendaklah kita berkhalwat (menyendiri), lalu melakukan introspeksi. Sudahkah kita melaksanakan semua konsekuensi dari perjanjian yang kita ikrarkan minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam itu? Sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk komitmen terhadap semua perjanjian yang dilakukannya. Allah swt berfirman, "Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (QS. An Nahl:91)

Muroqobah (Merasakan Kesertaan Allah)


Muraqabah ialah merasakan keagungan Allah azza wa jalla di setiap waktu dan keadaan serta merasakan kebersamaan-Nya di kala sepi atau pun ramai. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim Rasulullah saw. ditanya oleh malaikat Jibril tentang ihsan, beliau bersabda, "Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika memang kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihat kamu."

Menjaga niat agar selalu dalam niat yang benar, terbebas dari niat yang ditunggangi syahwat duniawi, adalah sebuah cara dalam melakukan muraqabah. Beberapa jenis muraqabah yang harus kita pahami, yaitu muraqabah dalam melaksanakan ketaatan adalah dengan ikhlas kepada-Nya. Muraqabah dalam kemaksiatan adalah dengan taubat, penyesalan dan meninggalkan secara total. Muraqabah dalam hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab terhadap Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya. Dan muraqabah dalam musibah adalah dengan ridha terhadap ketentuan Allah dan memohon pertolongan kepada-Nya dengan penuh kesabaran.

Muhasabah (Introspeksi Diri)


Melakukan muhasabah (introspeksi diri) bagi seorang mukmin merupakan keharusan. Sebab, setiap amal yang telah kita lakukan akan dihisab di akhirat kelak. Maka hendaknya kita menghisab diri terhadap setiap perbuatan. Sudah luruskah niatnya? Benarkah caranya? Dan bermanfaatkah bagi kita dan orang lain? Berkaitan dengan hal ini, Umar bin Khattab ra. berkata: "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan bersiap-siaplah untuk pertunjukkan yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan kepada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang satu pun."

Mu'aqobah (Memberi sanksi)


Bila kita melakukan sebuah kesalahan maka tidak pantas kita membiarkannya. Sebab membiarkan diri dalam kesalahan akan mempermudah melakukan pelanggaran-pelanggaran berikutnya dan akan semakin sulit meninggalkannya. Sepatutnya kita memberikan sanksi (mu'aqobah) atas setiap kesalahan yang kita lakukan. Namun hendaknya, sanksi yang kita berikan baik kepada diri atau pun orang lain merupakan sebuah sanksi yang mubah, yang dapat diterapkan untuk memberikan peringatan dan membuat kita termotivasi menghindari setiap kesalahan sekecil apa pun. Memberikan sanksi bertujuan agar kita selalu ingat bahwa di akhirat kelak setiap perbuatan dosa akan mendapat balasannya kecuali sudah diampuni Allah yang Maha pengampun.

Mujahadah (Mengoptimalkan Kemampuan)


Mujahadah (optimalisasi) merupakan sebuah upaya agar kita memiliki kesungguhan, ketegasan, keseriusan dan semangat yang tinggi bila suatu waktu kita dihinggapi penyakit malas, santai, atau futur dalam melaksanakan amalamal sunnah dan ketaatan lainnya.

Para sahabat dan salafus shalih telah memberikan contoh cara mereka bermujahadah. Misalnya, Umar bin Khattab pernah ketinggalan sholat berjama'ah, maka malam harinya beliau isi dengan ibadah dan tidak tidur. Namun hendaknya dalam bermujahadah kita harus memperhatikan dua hal penting berikut: pertama, hendaknya amal-amal yang sunnah tidak membuat lupa akan kewajiban-kewajiban yang lainnya. Misalnya, mengerjakan suatu sunnah tertentu jangan sampai mengabaikan hak-hak keluarga (nafkah), atau mengabaikan hak dirinya. Kedua, tidak memaksakan diri dengan amal-amal sunnah yang di luar kemampuannya. Rasulullah saw bersabda, "Hendaklah kalian beramal sesuai dengan kemampuan kalian. Demi Allah, Allah tidak akan bosan sehingga kalian merasa bosan." (HR. Bukhori dan Muslim)

Wallahu a'lam...
sumber tulisan: - Skripsi sdr. Muhammad Iskandar, S.ThI (lulusan STAIN Surakarta) berjudul: Konsep Perintah Taqwa dalam Al Quran (kajian konprehensif terhadap ayat-ayat yang didalamnya terdapat perintah taqwa) - Akhlak dan Adab (LESAT AL Huda/STAI AL Hidayah, Bogor) - kotasantri.com - KPTDI Materi Tarbiyah / Isnet.org - dll.

====================

Dari Kami:

Alhamdulillah dengan izin Allah ebook sederhana ini bisa tersusun. Kami sadar dengan keterbatasan ilmu yang kami miliki menjadikan ebook ini jauh dari sempurna. Kritik dan saran sungguh kami harapkan. Kirim kritik saran dan komentar anda ke :
email : pesanhikmah2012@gmail.com grup FB : PesanHikmah.com (http://www.facebook.com/groups/hikmahpagi) website : http://pesanhikmah.com

======================== Diterbitkan oleh: www.PesanHikmah.com [diketik ulang dari booklet "Mujaddid" dengan penambahan pada Juli 2012] ==============================================================

You might also like