You are on page 1of 4

Sulfonamida

Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.Penggunaan sulfonamide kemudian terdesak oleh antibiuotik.Pertengahan tahun 1970 penemuan kegunaan sedian kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamide untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu Sulfonamid merupakan kelompok zat antibakteri dengan rumus dasar yang sama, yaitu H2N-C6H4-SO2NHR dan R adalah bermacam-macam substituen. Pada prinsipnya, senyawasenyawa ini digunakan untuk menghadapi berbagai infeksi.Namun, setelah ditemukan zat-zat antibiotika, sejak tahun 1980an indikasi dan penggunaannya semakin bekurang.Meskipun demikian, dari sudut sejarah, senyawa-senyawa ini penting karena merupakan kelompok obat pertama yang digunakan secara efektif terhadap infeksi bakteri Selain sebagai kemoterapeutika, senyawa-senyawa sulfonamide juga digunakan sebagai diuretika dan antiodiabetika oral. Perkembangan sejarah, pada tahun 1935, Domank telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, brontosil rubrum, bersifat bakterisid in vivo tetapi inektif in vitro.Ternyata zat ini dalam tubuh dipecah menjadi sulfanilamide yang juga aktif in vitro.Berdasarkan penemuan ini kemudian disintesa sulfapiridin yaitu obat pertama yang digunakan secara sistemis untuk pengobatan radang paru (1937). Dalam waktu singkat obat ini diganti oleh sulfathiazole (Cobazol) yang kurang toksik (1939), disusul pula oleh sulfaniazine , sulfmetoksazole, dan turunan-turunan lainnya yang lebih aman lagi. Setelah diintroduksi derivate-derivat yang sukar resorbsinya dari usus (sulfaguanidin dan lain-lain), akhirnya disintesa sulfa dengan efek panjang, antara lain sulfadimetoksil (Madribon),

sulfametoksipiridazine (Laderkyn), dan sulfalen.

Sulfonamida bersifat amfoter, artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. Sulfonamide berbentuk Kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah :

Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugvus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibakteri sulfonamid. Sulfonamid mempunyai spektrum antibakteri yang luas, meskipun kurang kuat dibandingkan dengan antibiotik dan strain mikroba yang resisten semakin meningkat. Golongan obat ini umumnya hanya bersifat bakteriostatik, namun pada kadar yang tinggi dalam urin, sulfonamide dapat bersifat bakterisida. Obat-obat ini memiliki daya kerja bakteriostatik yang luas terhadap bakteri Gram positif dan Gram negative tetapi Pseudomonas, Proteus, dan Streptococcus faecalestidak aktif

MEKANISME AKSI
Struktur dari Sulfonamide mirip dengan p-aminobenzoic acid (PABA) yang merupakan prekursor DHF. Mekanisme kerja dari sulfonamide adalah sebagai substrat palsu dimana sulfonamide berkompetisi dengan PABA pada sintesis DHF. Karenanya efeknya

berupa bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan dan replikasi bakteri.

Bakteri memerlukan PABA (p-aminobenzoicacid) untuk membentuk asam folat yang digunakan untuk sitesis purin dan asam-asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat kompetitif PABA.

Efek antibakteri sulfonamide dihambat oleh adanya darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin. Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfonamide karena mamalia mensintesis asam folat yang diperoleh dari dalam makanan. Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA digantikan oleh sulfonamide, maka akan terbentuk asam folat yang tidak berfungsi. Mekanisme kerjanya berdasarkan sintesis (dihidro) folat dalam bakteri dengan cara antagonisme saingan dengan PABA. Banyak jenis bakteri membutuhkan asam folat untuk membangun asam-asam intinya DNA dan RNA. Asam folat ini dibentuknya sendiri dari bahan pangkal PABA (para-aminobenzoicacid) yang terdapat dimana-mana dalam tubuh manusia. Rumus PABA menyerupai rumus dasar sulfonamide. Bakteri keliru menggunakan sulfa sebagai bahan untuk mensintesa asam folatnya, sehingga DNA / RNA tidak terbentuk lagi sehingga pertumbuhan bakteri terhenti.

Manusia dan beberapa bakteri (misalnya str. faecalis dan Enterococci lainnya) tidak membuat asam folat sendiri, tetapi menerimanya dalam bentuk jadi yaitu dalam bentuk makanan, sehingga tidak mengalami gangguan pada metabolismenya. Dalam nanah terdapat banyak PABA, sehingga sulfonamide tidak dapat bekerja dilingkungan ini. Begitu pula sulfa tidak boleh diberikan dengan obat-obat lain yang rumusnya mirip PABA misalnya, prokain, prokain penisilin, benzokain, PAS, dll.

Struktur

Sulfametoxazol Sulfasetamid

http://dc388.4shared.com/doc/lpwH72PK/preview.html

You might also like